Anda di halaman 1dari 13

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) dan

Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

F.5 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT


MENULAR DAN TIDAK MENULAR

PENYULUHAN TENTANG DIABETES MELLITUS DI DESA


TAMALANREA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh


Program Dokter Internsip Indonesia

Oleh:
dr. Sudarmini
Pembimbing:
dr. Ika Hartati

PUSKESMAS BONTOMATENE
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PERIODE JUNI-OKTOBER 2019

0
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Sudarmini

Judul laporan : Penyuluhan tentang Diabetes mellitus di Desa Tamalanrea

Laporan “Penyuluhan tentang Diabetes mellitus di Desa tamalanrea” ini telah


disetujui guna melengkapi tugas Dokter Internsip dalam Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Primer (PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) di bidang
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular.

Selayar, 01 Oktober 2019

Mengetahui,

PENDAMPING

dr. Ika Hartati

1
LAPORAN KEGIATAN (F5)

Nama Peserta : dr. Sudarmini Tanda tangan:

Nama
: dr. Ika Hartati Tanda tangan:
Pendamping

Nama Wahana : Puskesmas Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

: Penyuluhan tentang Diabetes Mellitus (DM) di Desa


Tema Penyuluhan
Maharayya
: Memberikan pengetahuan mengenai penyakit Diabetes
Tujuan
Mellitus (DM)
Penyuluhan

Hari/Tanggal : Rabu, 24 Juli 2019

Waktu : 10.00 – 12.00 WITA

Tempat : Dusun Bone-Bone, Desa Maharayya

Jumlah Peserta : 20 Orang

A. LATAR BELAKANG

2
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau
ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya.
Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting, menjadi salah satu
dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh
para pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama
beberapa dekade terakhir. (WHO Global Report, 2016).
Data WHO menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit tidak menular pada
tahun 2004 yang mencapai 48,30% sedikit lebih besar dari angka kejadian penyakit
menular, yaitu sebesar 47,50%. Bahkan penyakit tidak menular menjadi penyebab
kematian nomor satu di dunia (63,50%). (Faktor Risiko Diabetes Mellitus di Indonesia
(Analisis Data Sakerti 2007), Dita Garnita, FKM UI, 2012). Sebagai bagian dari agenda
untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, negara anggota telah menetapkan
target untuk mengurangi angka kematian akibat penyakit tidak menular (termasuk
diabetes), menjadi sepertiganya, agar dapat mencapai Universal Health Coverage
(UHC) dan menyediakan akses terhadap obat-obatan esensial yang terjangkau pada
tahun 2030. Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan
diabetes pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980.
Prevalensi diabetes di dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah meningkat
hampir dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada
populasi orang dewasa. Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait
seperti kelebihan berat badan atau obesitas. Selama beberapa dekade terakhir,
prevalensi diabetes meningkat lebih cepat di negara berpenghasilan rendah dan
menengah daripada di negara berpenghasilan tinggi.
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995-2001 dan Riskesdas 2007
menunjukkan bahwa penyakit tidak menular seperti stroke, diabetes mellitus,
diabetes melitus, tumor, dan penyakit jantung merupakan penyebab kematian
utama di Indonesia. Pada tahun 2007, sebesar 59,5% penyebab kematian di
Indonesia merupakan penyakit tidak menular. Selain itu, persentase kematian akibat
penyakit tidak menular juga meningkat dari tahun ke tahun, yaitu 41,7% pada tahun
1995, 49,9% pada tahun 2001, dan 59,5% pada tahun 2007. Jika dibandingkan

3
dengan tahun 2013, prevalensi DM berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk
umur ≥ 15 tahun hasil Riskesdas 2018 meningkat menjadi 2%.
Selain penyakit kardiovaskuler, DM juga merupakan salah satu penyebab utama
penyakit ginjal dan kebutaan pada usia di bawah 65 tahun, dan juga amputasi
(Marshall dan Flyvbjerg, 2006 dalam Hill, 2011). Selain itu, diabetes juga menjadi
penyebab terjadinya amputasi (yang bukan disebabkan oleh trauma), disabilitas,
hingga kematian. Dampak lain dari diabetes adalah mengurangi usia harapan hidup
sebesar 5-10 tahun. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter,
paramedis, kader maupun masyarakat diperlukan agar diabetes dan
komplikasinya dapat dikendalikan khususnya di wilayah kerja Puskesmas
Bontomatene.

B. PERMASALAHAN
Dari sekian banyak masyarakat yang datang ke Puskesmas Bontomatene
masih banyak pasien yang menderita diabetes mellitus. Keadaan ini tentunya
sudah tidak asing dijumpai mengingat pola hidup masyarakat yang masih jauh
dari pola hidup sehat seperti gizi tidak seimbang (tinggi gula, garam dan
lemak), berat badan berlebih, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi
alkohol.
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai faktor risiko diabetes
mellitus menyebabkan minimnya tindakan pencegahan terhadap diabetes
mellitus. Selain itu, pada masyarakat yang telah terdiagnosis diabetes mellitus,
kurangnya pengetahuan mengenai aturan minum obat jangka panjang untuk
mengontrol gula darah menyebabkan mereka tidak rutin minum obat sehingga
rentan mengalami komplikasi.
Oleh karena itu diadakan penyuluhan mengenai diabetes mellitus sehingga
dengan mengetahui gejala dan faktor risiko terjadinya diabetes mellitus
diharapkan masyarakat Kecamatan Bontomatene khususnya di Desa
Maharayya dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan dengan
modifikasi diet/gaya hidup ataupun obat-obatan sehingga komplikasi yang
terjadi dapat dihindarkan.

4
C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
1) Kegiatan
Strategi atau pendekatan yang ditempuh yaitu pemberdayaan
(empowerment). Pemberdayaan ini dilakukan dengan memberikan
kemampuan kepada individu (sasaran) melalui penyuluhan yang
dirangkaikan dengan kegiatan Puskesmas Keliling dan Penjaringan
Katarak. Pesan-pesan pokok materi penyuluhan antara lain: definisi,
gejala, faktor risiko, klasifikasi, penatalaksanaan, komplikasi, konseling
dan edukasi dari Diabetes Mellitus (DM).
2) Menentukan Sasaran
Sasaran yang dipilih pada kegiatan penyuluhan ini adalah sasaran
primer, orang yang sangat berisiko terhadap diabetes mellitus, yang
merupakan warga Desa Maharayya.
3) Menetapkan Tujuan
Tujuan utama dari penyuluhan ini adalah memberikan pengetahuan
mengenai penyakit diabetes mellitus.
Tujuan Khusus: Secara khusus, penyuluhan ini memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan tentang definisi diabetes mellitus dan angka
normal gula darah .
2. Memberikan pengetahuan tentang gejala diabetes mellitus.
3. Memberikan pengetahuan tentang faktor risiko diabetes mellitus.
4. Memberikan pengetahuan tentang klasifikasi diabetes mellitus.
5. Memberikan pengetahuan tentang penatalaksanaan diabetes mellitus.
6. Memberikan pengetahuan tentang komplikasi diabetes mellitus.
7. Memberikan konseling dan edukasi terhadap pasien diabetes mellitus.
4) Menetapkan Metode dan Saluran Komunikasi KIE
Metode komunikasi yang digunakan berupa penyuluhan. Media atau
saluran komunikasi yang digunakan adalah adalah slide power point
melalui LCD.
5) Penanggung Jawab
Penanggung jawab dari kegiatan ini terdiri dari:
1. Dokter pendamping internsip : dr.Ika Hartati
2. Dokter internsip : dr. Sudarmini
3. Pemegang program PTM : Suhaeni, Amd.Keb.

5
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan : Penyuluhan tentang Diabetes Mellitus (DM)
Hari/tanggal : Rabu, 24 Juli 2019
Waktu : pukul 10.00-12.00 WITA
Tempat : Dusun Bone-Bone, Desa Maharayya
Jumlah peserta : 20 orang
Pemberi materi : dr. Sudarmini
Bahan dan alat : file presentasi menggunakan Ms. Power Point, laptop, dan
proyektor LCD.

Secara garis besar kegiatan ini dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu:

1. Persiapan, dalam rangka menyiapkan pelaksanaan kegiatan ini terlebih


dahulu tim lapangan beserta dokter internsip melakukan koordinasi dengan
kader posbindu setempat tentang akan diadakannya penyuluhan yang
dimaksud sekaligus menjelaskan latar belakang dan tujuan
dilaksanakannya penyuluhan.

2. Perkenalan, tahap selanjutnya adalah dokter internsip yang akan


membawakan materi melakukan perkenalan singkat kepada peserta
penyuluhan setelah kegiatan inti posbindu selesai dilaksanakan.

3. Penyajian materi, materi penyuluhan tentang Diabetes Mellitus (DM)


dibawakan dengan metode dialog interaktif dengan bantuan media berupa
file presentasi menggunakan Ms. Power Point.

4. Tanya - jawab, setelah materi penyuluhan selesai, dilanjutkan dengan sesi


bertanya dan menjawab. Para peserta penyuluhan diberikan kesempatan
untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti terkait materi
penyuluhan yang dibawakan. Selain itu peserta penyuluhan diberi
beberapa pertanyaan seputar materi diabetes mellitus untuk menguji
pemahaman peserta terhadap materi yang dibawakan.

E. MONITORING DAN EVALUASI


Saat pemberian penyuluhan, peserta menyimak dengan tenang dan terlihat
antusias walaupun peserta terlihat sudah tidak asing lagi dengan penyakit gula

6
atau diabetes mellitus ini karena kebanyakan dari peserta pun menderita
penyakit diabetes mellitus sejak cukup lama. Setelah penyuluhan peserta
antusias menanyakan berbagai macam hal seputar diabetes mellitus. Pada
umumnya para peserta ingin mendapat kejelasan yang benar seputar
pencegahan dan cara mempertahankan gula darah di posisi aman mulai dari
sisi farmakologis dan non farmakologis.
Monitoring dilakukan dengan melihat seberapa banyak para peserta
memahami dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana seputar
materi yang telah disampaikan. Pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh
peserta penyuluhan merupakan bukti keberhasilan bahwa penyuluhan yang
telah dilakukan mampu diterima dan dipahami oleh peserta sehingga cukup
membantu untuk mengontrol gula darah masing-masing peserta. Dengan
adanya pemahaman tersebut diharapkan mampu untuk memberikan informasi
yang telah diberikan kepada anggota keluarga, tetangga, dan warga lainnya.
Monitoring dilakukan oleh petugas kesehatan bersama dengan masyarakat.
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara partisipatif dan berkala oleh
masyarakat.
Evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan adalah:

 Evaluasi struktur

Persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan seminggu sebelumnya yaitu


dengan melakukan koordinasi dengan kader pustu setempat tentang akan
diadakannya penyuluhan yang dimaksud. Selain itu juga dilakukan
persiapan bahan penyuluhan berupa file presentasi menggunakan Ms.
Power Point, laptop, dan proyektor LCD.

 Evaluasi proses

Kegiatan penyuluhan diikuti oleh sekitar 20 orang peserta yang terdiri dari
pasien puskesmas pembantu para kader puskesmas. Metode penyuluhan
adalah dialog interaktif dengan bantuan file presentasi menggunakan Ms.
Power Point sebagai media publikasi promotif. Penyajian materi dilakukan
secara singkat dan lugas dengan lebih menitikberatkan pada upaya

7
pencegahan diabetes mellitus dan komplikasinya dengan menerapkan pola
hidup sehat.

 Evaluasi hasil

Penyuluhan berjalan dengan lancar sebagaimana yang diharapkan, para


peserta terlihat antusias dalam menerima materi dan aktif menanyakan
perihal yang belum dimengerti.

Kesimpulan dari penyuluhan ini, semua peserta paham akan penyakit


diabetes mellitus. Diharapkan setelah penyuluhan ini, peserta mulai sadar diri
untuk menjaga pola hidup agar tehindar dari penyakit diabetes mellitus dan
komplikasinya. Penyuluhan rutin ulangan perlu dilakukan agar pemahaman
yang ada dapat selalu diingat.

F. MATERI PENYULUHAN DIABETES MELLITUS


1) Definisi
Diabetes mellitus adalah kondisi terjadinya peningkatan gula darah
sistolik lebih dari ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg. Kondisi ini
sering tanpa gejala. Peningkatan gula darah yang tidak terkontrol dapat
mengakibatkan komplikasi, seperti stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal.[4]

2) Gejala Klinis
Keluhan mulai dari tidak bergejala sampai dengan bergejala. Keluhan
diabetes mellitus antara lain: sakit/nyeri kepala, gelisah, jantung berdebar-
debar, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, dan rasa sakit di dada.
Keluhan tidak spesifik antara lain tidak nyaman kepala, mudah lelah dan
impotensi.

3) Faktor Risiko
Faktor risiko dibedakan dalam 2 kelompok, yaitu kelompok yang dapat
dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Hal yang tidak dapat
dimodifikasi adalah umur, jenis kelamin, riwayat diabetes mellitus dan

8
penyakit kardiovaskular dalam keluarga. Hal yang dapat dimodifikasi,
yaitu:
 Riwayat pola makan (konsumsi garam berlebihan).
 Konsumsi alkohol berlebihan.
 Aktivitas fisik kurang.
 Kebiasaan merokok.
 Obesitas.
 Dislipidemia.
 Diabetus Melitus.
 Psikososial dan stres.

4) Klasifikasi Tekanan Darah


Klasifikasi gula darah berdasarkan Joint National Committee VII (JNC
VII)

Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik

Normal < 120 mmHg < 80 mm Hg


Pre-Diabetes mellitus 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Diabetes mellitus stage -1 140-159 mmHg 80-99 mmHg
Diabetes mellitus stage -2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg

5) Penatalaksanaan
Peningkatan gula darah dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup.
Bila perubahan gaya hidup tidak mempan dapat dikombinasikan dengan
obat anti diabetes mellitus sesuai anjuran dokter.
Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan
 membatasi asupan garam tidak lebih dari ¼-1/2 sendok teh (6
gram/hari),
 menurunkan berat badan,
 menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol,
 olah raga juga dianjurkan bagi penderita diabetes mellitus, dapat
berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 me nit dengan
frekuensi 3-5 x per minggu

9
 penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress.
 Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan diabetes mellitus
disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita
diabetes mellitus adalah:
 Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
 Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
crackers,keripik dan makanan kering yang asin).
 Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
 Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
 Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
 Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya
mengandunggaram natrium.
 Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

6) Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus berupa hipertrofi ventrikel kiri,
proteinurea dan gangguan fungsi ginjal,aterosklerosis pembuluh darah,
retinopati, stroke atau TIA, infark myocard, angina pectoris, serta gagal
jantung

7) Konseling dan Edukasi


Edukasi individu dan keluarga tentang pola hidup sehat untuk
mencegah dan mengontrol diabetes mellitus seperti:

10
 Gizi seimbang dan pembatasan gula, garam dan lemak (Dietary
Approaches To Stop Hypertension).
 Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal.
 Gaya hidup aktif/olah raga teratur.
 Stop merokok.
 Membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum).
Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan antara obat-
obatan yang harus diminum untuk jangka panjang (misalnya untuk
mengontrol tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek untuk
menghilangkan gejala (misalnya untuk mengatasi mengi), cara kerja tiap-
tiap obat, dosis yang digunakan untuk tiap obat dan berapa kali minum
sehari.
Penjelasan penting lainnya adalah tentang pentingnya menjaga
kecukupan pasokan obat-obatan dan minum obat teratur seperti yang
disarankan meskipun tak ada gejala.
Individu dan keluarga perlu diinformasikan juga agar melakukan
pengukuran kadar gula darah , gula darah dan periksa urin secara teratur.
Pemeriksaan komplikasi diabetes mellitus dilakukan setiap 6 bulan atau
minimal 1 tahun sekali.

G. DOKUMENTASI

11
DAFTAR PUSTAKA

1) file:///C:/Users/Ami/Downloads/infodatin-diabetes mellitus.pdf
diakses tanggal 30/09/2019 pukul 16:16 WITA
2) http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf
diakses tanggal 30/09/2019 pukul 16:16 WITA
3) http://www.depkes.go.id/article/view/17051800002/sebagian-besar-penderita-
diabetes mellitus-tidak-menyadarinya.html
diakses tanggal 30/09/2019 pukul 16:16 WITA
4) Dirjen Penyakit Tidak Menular. Buku Pedoman Pengendalian Diabetes
mellitus. Kemkes. 2013.

12

Anda mungkin juga menyukai