Anda di halaman 1dari 43

1.

menganalisi konsep geografi yang berkaitan dengan fenomna geosfer

Geosfer merupakan satu istilah yang tidak pernah lepas dari ilmu geografi, karena pada dasarnya geografi adalah ilmu
yang mempelajari tentang terjadinya gejala-gejala maupun fenomena geosfer berdasarkan unsur unsur
geosfer.Sedangkan, Fenomena-fenomena geosfer adalah kejadian-kejadian alam yang menyangkut Atmosfer, litosfer,
biosfer, antroposfer, serta hidrosfer.

Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan yang menyelimuti dan melindungi sebuah planet di tata surya dari permukaan planet tersebut
sampai jauh di luar angkasa.

Atmosfer Bumi terdiri atas:

 Nitrogen (78.17%)
 Oksigen (20.97%)
 Argon (0.9%)
 Karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%)
 Uap air dan gas

1. Troposfer – Dengan adanya lapisan ini kehidupan bumi terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-
benda langit lain.
2. Stratosfer – Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi. Disini juga tempat terbangnya pesawat udara.
3. Mesosfer – Lapisan ini jaraknya kurang lebih 20 mil/40 km diatas permukaan bumi, disini terdapat lapisan transisi
menuju lapisan mesosfer.
4. Termosfer – Di lapisan termosfer ini dapat memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya erat satelit, lapisan ini
berguna untuk memancarkan gelombang radio jarak jauh.
5. Eksosfer – Lapisan Eksosfer berada pada bagian terluar dari atmosfer. Tempat adanya refleksi cahaya matahari yang
dipantulkan oleh partikel debu meteoritic.

Contoh Fenomena Atmosfer


Untuk contoh dari Atmosfer dalam bentuk materialnya yaitu : adanya Awan, udara beserta materi penyusun lainnya.
Sedangkan contoh Atmosfer dalam bentuk gejala atau fenomena yaitu terjadinya perubahan unsur-unsur cuaca yang
terjadi di belahan bumi.

Litosfer

Litosfer berasal dari dua kata berbahasa Yunani, yaitu Lithos yang berarti berbatu dan sphere yang berarti padat. Jadi,
secara harfiah lithosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau yang biasa disebut dengan kulit bumi.

Litosfer terdapat 2 tipe:

 Litosfer Benua : ini berhubungan dengan kerak benua


 Litosfer Samudera : ini berhubungan dengan kerak samudera
 Litosfer Benua memiliki kedalaman 40-200 km, sedangkan Litosfer Samudera memiliki ketebalan 50-100 km.

Contoh Fenomena Litosfer


Untuk contoh litosfer dalam bentuk materialnya yaitu: batuan dengan semua jenisnya, gunung-gunung dan
ketinggiannya.
Hidrosfer

Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari dua kata hidros yang berarti air
dan sphere yang berarti lapisan.

Contoh Fenomena Hidrosfer


Contoh Hidrosfer dalam bentuk materinya yaitu: air, salju, uap (gas). Contoh Hidrosfer dalam bentuk fenomena dan
gejala geografi yaitu: Tumpukan salju di pegunungan Jaya Wijaya, Papua-Indonesia.

Biosfer (flora dan fauna)

Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air yang memungkinkan kehidupan dan
proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang
menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antar mereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer,
hidrosfer, dan atmosfer bumi.

Contoh Fenomena Biosfer


Untuk contoh Biosfer dalam bentuk materinya yaitu: adanya flora dan fauna

Sedangkan contoh Biosfer dalam bentuk fenomena dan gejala yaitu: persebaran flora dan fauna di belahan bumi,
habitatnya meliputi kondisi ruangan yang mendukungnya.

Antroposfer

Antroposfer adalah lapisan manusia yang merupakan tema sentral diantara sfera-sfera.

Contoh Fenomena Antroposfer


Contoh Anthroposfer dalam bentuk materinya yaitu: kehidupan biologis manusia meliputi kelahiran dan kematian
Contoh Anthroposfer dalam bentuk fenomena dan gejalanya yaitu: kehidupan sosial manusia, aktivitas ekonomi,
budaya dan lain-lain.

2.menganalisi prinsip geografi ysng berkaitan dengan fenomena geosfer

Seperti yang kita tahu bahwa ada empat prinsip dasar dalam Geografi yaitu:

1. Prinsip Deskripsi

→ Prinsip deskripsi merupakan prinsip yang berkaitan dengan gambaran gejala atau fenomena geosfer. Biasanya
prinsip deskripsi pada soal ditandai dengan kata merupakan, adalah.

2. Prinsip Interelasi

→ Prinsip interelasi merupakan prinsip yang menunjukkan hubungan sebab akibat antara suatu fenomena dengan
fenomena lainnya. Biasanya prinsip interelasi pada soal ditandai dengan kata disebabkan, diakibatkan, menimbulkan,
ditimbulkan.

3. Prinsip Distribusi

→ Prinsip distribusi merupakan prinsip yang menunjukkan persebaran tempat dari suatu fenomena geografis.

4. Prinsip Korologi
→ Prinsip korologi merupakan prinsip yang menunjukkan deskripsi, persebaran, dan keterkaitan antar fenomena
geosfer.

3.mentukan pendekatan geografi untuk mengkaji gejala geosfer

Mendeskripsikan Pendekatan Geografi dalam Mengkaji Fenomena Geosfer


Pendekatan geografi digunakan untuk menganalisis dalam mengkaji fenomena geosfer. Terdapat tiga macam
pendekatan geografi yaitu pendekatan keruangan (spasial), kelingkungan (ekologi), dn kompleks wilayah. Berikut
penjelasan mengenai pendekatan geografi.

4.menentukan ruang lingkup kajian geografi dalam kehidupan

1. Geografi Fisik

Lingkungan Fisik atau Abiotik adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang terdiri dari makhluk hidup, tanah, udara,
udara, dan sinar matahari.

2. Geograli Sosial

Aspek Lingkungan yang berkaitan dengan isu-isu yang berkaitan dengan aktivitas manusia di dalam ruang, yang terkait
dengan aktivitas sebagai mahluk sosial yang harus dibahas dengan yang lain, aktivitas ekonomi untuk memenuhi
semua kebutuhan yang terkait, dan budayanya yang terkait karya cipta.

3. Geografi Regional

Geografi Regional adalah ilmu geografi yang membahas topik tertentu atau bahasan khusus yang disertakan pada
suatu wilayah atau wilayah tertentu.

5.mengganmabr sketsa hakikat dan informasi geografi

Sketsa (peta mental/denah)

Sektsa atau peta mental sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat kamu ditanya seseorang untuk
menunjukan letak suatu tempat, bila kamu mengetahui tempat yang dimaksud maka kamu akan menerangkan dimana
letak tempat tersebut berada, dekat dengan kenampakan apa, berapa belokan dan tempat kamu sekarang, dan
keterangan-keterangan lain yang diperlukan.
Mengapa kamu bisa mengingat tempat tersebut? Hal ini disebabkan oleh beberapa kemungkinkan. Pertama, mungkin
tempat tersebut sering atau biasa kamu lalui. Kedua kamu membaca dan peta wilayah tersebut. Ketiga kamu pernah
membaca keterangan tentang wilayah tersebut.

Peta datar

Dalam peta datar segala bentuk kenampakan yang ada di atas permukaan bumi, seperti gunung, pegunungan, bukit,
sungai, laut, selat, danau, kota, jalan, dan sebagainya digambarkan datar atau tidak menunjukkan ketinggian sesuai
bentuk nyata.

Prinsip utama yang diperlukan pada saat membuat peta datar adalah simbol dan skala, karena hal tersebut akan
mewakili kondisi objek geografi di lapangan sebenarnya.

Peta timbul

Kamu tentu pernah melihat gunung, pantai, perbukitan, dan dataran rendah,kenampakan objek geografi tersebut jika
digambarkan dalam bentuk peta mental dan peta datar akan ditampilkan dalam bentuk garis, titik, atau simbol
tertentu yang mewakilinya. kita jarang menjumpai kenampakan objek geografi pada peta mental ataupun datar dibuat
sesuai dengan bentuk asli yang diperkecil. Untuk mewujudkannya, maka dibuatlah peta timbul.

Peta tematik

Pada prinsipnya unsur-unsur peta tematik sama dengan peta pada umumnya. Peta tematik tetap harus mempunyai
judul, tetapi judulnya khusus. Peta tematik hanya menyajikan atau unsur-unsur tertentu saja.Simbol yang digunakan
pada peta disesuaikan dengan kebutuhannya sehingga simbol disesuaikan dengan jenis petanya.Simbol khusus yang
digunakan peta tematik merupakan bentuk yang digambarkan sesuai dengan kenampakannya.

6. Pengertian Proyeksi Peta


Proyeksi merupakan cara memindahkan garis paralel dan meridian dari globe atau bidang lengkung menuju ke bidang
datar. Bidang lengkung (globe) yang digambarkan ke bidang datar (peta) tentu akan mengalami beberapa kesalahan
atau penyimpangan dalam penggambaran. Penyimpangan atau kesalahan yang terjadi pada saat penggambaran
disebut dengan distorsi

7. Garis kontur atau disebut dengan garis tranches, garis tinggi, atau garis tinggi horizontal, adalah garis imajiner pada
suatu wilayah atau area di atas peta yang menghubungkan dan memperlihatkan beberapa titik pada peta yang
memiliki ketinggian yang sama. Garis ini selanjutnya menunjukkan pergerakan atau perkembangan naik turunnya
suatu keadaan tanah.
Misalnya, suatu garis kontur ditunjukkan dengan angka + 25 meter, berarti garis kontur ini menghubungkan titik-titik
yang memiliki sudut elevasi atau ketinggian yang sama + 25 meter terhadap sudut elevasi atau ketinggian tertentu.
Garis kontur ini dapat dibuat dengan membuat suatu proyeksi garis tegak berpotongan pada bidang datar dengan
permukaan bumi ke bidang mendatar pada suatu peta. Garis kontur yang dibuat pada peta akan terkait langsung
dengan skala yang mana garis kontur ini dibuat sesuai dengan skala peta yang diinginkan.

8. Pengindraan jauh (kadang dieja penginderaan jauh atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data
dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut
atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya
dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari pengindraan jauh antara lain satelit
pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet
dari orbit. Indraja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Prancis télédétection, bahasa
Jerman Fernerkundung, bahasa Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa
Rusia distangtionaya. Pada masa modern, istilah pengindraan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen
di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan pengindraan lainnya seperti pengindraan
medis atau fotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan
dari pengindraan jauh (faktanya merupakan pengindraan jauh yang intensif), istilah "pengindraan jauh" umumnya
lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca

. Komponen – komponen Pengindraan Jauh

1. Sumber Tenaga
2. Atmosfer
3. Interaksi antar tenaga dan objek
4. Sensor dan wahana
5. Perolehan data
6. Penggunaan data

9. interpretasi citra dan foto udara adalah upaya untuk memahami atau menafsirkan citra dan foto udara sehingga
mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai mengenai objek yang terekamciri-ciri interpretasi citra foto udara
1. Ciri Spektral
ciri spektral terjadi karena adanya interaksi energi elektromagnetik dengan objek yang direkam. Ciri spektral antara
lain:

 rona (tingkat kecerahan) = gelap, cerah atau terang


 warna (spektrum sinar tampak) = semakin dalam lautan, maka warna biru akan semakin gelap
2. Ciri Temporal
ciri temporal berhubungan dengan waktu perakaman objek dan unsur objek. ciri spektral dapat digunakan untuk
mengetahui evaluasi kerusakan lahan karena tsunami dengan cara membandingkan citra sebelum dan citra sesudah
tsunami.

 citra sebelum tsunami tahun 2000


 citra setelah tsunami tahun 2005
10. Keunggulan SIG

1. SIG dapat memvisualisasikan informasi spasial dalam berbagai tampilan.


2. SIG dapat digunakan dalam berbagai keperluan terkait geografi.
3. SIG dapat menyediakan solusi terhadap masalah dan dapat memodelkan bencana alam secara akurat.
4. SIG sangat efisen dalam manajemen waktu.
5. SIG dapat mengumpulkan data secara cepat.
6. SIG dapat membaut katalog data.
7. SIG dapat menyajikan informasi spasial di segala bidang.
8. Data spasial dapat disajikan dengan akurasi tinggi dan dengan prediksi dan analisa yang handal.
9. Memiliki kemampuan mengorganisasi atau integrasi dengan software lain.
10. SIG mampu menginterpretasi data kedalam beberapa model seperti diagram, grafik, peta dan lainnya.
11. SIG mampu menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah dengan cara menganalisa data secara otomatis dan
bermakna

Kelemahan SIG
1. SIG adalah software yang relatif mahal.
2. Membutuhkan jumlah data yang banyak dan seringkali eror.
3. Resolusi gambar kadang buram.
4. Dapat merusak privasi seseorang.
5. Biaya perawatan SIG sangat mahal.
6. Memerlukan tenaga ahli yang benar-benar handal.
7. Seringkali digunakan untuk memunculkan berita hoax tentang suatu lokasi.wwww
8. Memerlukan komputer yang sangat cepat dan canggih.
9. Tidak semua komputer support SIG kareana ada minimal requirenments nya.
10. Selalu harus update data waktu ke waktu yang memakan memori sebuah hardware.
11. Mengurutkan proses Sistem Informasi Geografis

Tahapan Kerja SIG

Dalam tahapan kerja SIG ada beberapa hal yaitu: masukan (input), proses dan keluaran atau hasil (output). Secara
simpel, tahapan kerja SIG adalah sebagai berikut:

1. Masukan Data (Data Input)


Subsistem masukan data bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai
sumber. Subsistem ini juga bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentranspormasikan format-format data asli
ke format atau bentuk yang dapat diterima dan dapat dipakai dalam SIG.
Masukan data yang tepat merupakan prasyarat dalam analisis dan pemodelan SIG. Masukan data di dalam SIG adalah
semua data spasial informasi geosfera yang dapat berwujud tabel, grafik, data digital, foto udara, peta dan lain-lain.
Informasi litosfera yang merupakan masukan dalam SIG tersebut meliputi informasi litosfera, pedosfera, hidorfera,
biosfera, antroposfera dan atmosfera.

Masukan data tersebut perlu untuk dikontrol kualitasnya karena masukan tersebut sangat menentukan kualitas hasil
yang diperoleh. Di dalam SIG, cara pemasukan data dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu: (a) Penyiaman, (b) Digitasi,
dan (c) Tabulasi. Masing-masing cara tersebut memberikan data dengan struktur dan karakteristik yang berbeda.

 Penyiaman: yaitu proses pengubahan data grafis kontinue menjadi data grafis diskrit yang terdiri atas sel-sel
penyusun gambar/piksel (penyiaman dapat dari sensor atau penyiaman data grafos analog/peta). Ciri hasil penyiaman
berupa struktur data raster, informasi bersifat implisit (setiap warna/rona yang berbeda diwakili oleh nilai piksel yang
berbeda).
 Digitasi: yaitu proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis digital. Dari proses digitas ini
dihasilkan struktur data vektor, data disimpan dalam bentuk titik (point), garis atau segmen (line) dan bidang (area,
polygon)
 Tabulasi: yaitu pemasukan data atribut (semua informasi non grafis yang dirujukan pada posisi geografis)
melalui pembuatan tabel

2. Pengelolaan Data
Subsistem pengelolaan data pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk menimbun dan menarik kembali dari arsip data
dasar. Pengorganisasian data dalam bentuk arsip dapat dimanfaatkan dalam subsistem pengelolaan data. Fungsi dari
sistem pengelolaan data adalah untuk pengorganisasian data keruangan, pengambilan dan analisis data. Masukan data
dalam SIG, selanjutnya disimpan di dalam basis data (data base) pada memori komputer. Jika diperlukan, data yang
tersimpan dapat dipanggil, dikoreksi, dilakukan klasifikasi, pengharkatan, manipulasi dengan data lain atau diproses
dengan formula tertentu, sehingga diperoleh keluaran baru.
Basis data geografis merupakan koleksi data bereferensi spasial (geografis), disimpan secara bersama-sama, tanpa
terjadinya pengulangan, untuk aplikasi pada berbagai kajian seoptimal mungkin. Data geografis mempunyai 3
komponen: lokasi geografis (berupa lokasi absolut dan lokasi relatif), atribut (dapat berupa data nominal, ordinal,
interval dan ratio), serta waktu (yang menunjukkan saat data dimasukkan). SIG secara bertahpa dibangun berdasarkan
sistem pengelolaan basis data (data base management system). Menurut Valenzuela (1991), ada dua pendekatan
dalam menggunakan sistem pengelolaan basis data yaitu (a) sistem pengelolaan basis data yang mengelola data
spasial dan data non spasial bersama-sama, sedangkan data spasial dikelola langsung olehSIG.

3. Analisis Data dan Simulasi


Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG dan berfungsi untuk membedakan data
yang akan diproses dalam SIG. Subsistem ini dapat digunakan untuk merubah format data, mendapatkan parameter
dan melalui proses dalam pengelolaan data dapat pula diketahui hambatan yang timbul. Salah satu kelebihan SIG
adalah pada stimulasi dan menghasilkan informasi baru berdasarkan data yang ada. Contoh simulasi dan analisis data
dalam SIG adalah:

 Penyuntingan untuk pemutakhiran data. Penyuntingan dalam hal ini dikaitkan dengan pemutakhiran (up
dating) data, misalnya dalam revisi peta tematik digital, dapat dilakukan secara langsung tanpa perlu menditigasi dari
awal lagi.
 Interpolasi spasial. Pada interpolasi spasial, dimungkinkan pembuatan peta baru dengan menggunakan peta
yang tersedia pada basis data. Misalnya dalam pembuatan peta lereng dan peta ketinggian, dapat diperoleh dari
interpolasi data kontur dan data ketinggian yang ada dalam basis data.
 Tumpangsusun (Overlay) peta. Peta-peta dari berbagai tema dapat ditumpang susun, sehingga menghasilkan
satuan-satuan pemetaan baru, dengan informasi baru. Operasi tumpang susun dapat dilakukan melalui map crossing,
kalkulasi peta dan tumpang susun dengan bantuan tabel 2 dimensi.
4. Keluaran Data (Data Output)
Subsistem ini berfungsi untuk menayangkan maupun hasil analisis data geografis secara kualitatif ataupun kuantitatif.
Keluaran SIG dapat berupa peta cetakan (hardcopy), rekaman (softcopy), dan tayangan (display). Keluaran data ini
dapat diwujudkan dalam bentuk, grafik, peta, tabel atau hasil olahan statistik. Melalui keluaran ini pengguna dapat
melakukan identifikasi informasi yang diperlukan sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan maupun perencanaan.

Keempat subsistem tersebut merupakan komponen-komponen di dalam SIG yang menopang jalannya proses
pengolahan data, sehingga dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat.

12. Menentukan informasi keruangan berdasarkan overlay peta

Overlay adalah prosedur penting dalam analisis SIG (Sistem Informasi Geografis). Overlay yaitu kemampuan untuk
menempatkan grafis satu peta diatas grafis peta yang lain dan menampilkan hasilnya di layar komputer atau pada plot.
Secara singkatnya, overlay menampalkan suatu peta digital pada peta digital yang lain beserta atribut-atributnya dan
menghasilkan peta gabungan keduanya yang memiliki informasi atribut dari kedua peta tersebut.
Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai
operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.

Pemahaman bahwa overlay peta (minimal 2 peta) harus menghasilkan peta baru adalah hal mutlak. Dalam bahasa
teknis harus ada poligon yang terbentuk dari 2 peta yang di-overlay. Jika dilihat data atributnya, maka akan terdiri dari
informasi peta pembentukya. Misalkan Peta Lereng dan Peta Curah Hujan, maka di peta barunya akan menghasilkan
poligon baru berisi atribut lereng dan curah hujan.

Teknik yang digunaan untuk overlay peta dalam SIG ada 2 yakni union dan intersect. Jika dianalogikan dengan bahasa
Matematika, maka union adalah gabungan, intersect adalah irisan. Hati-hati menggunakan union dengan maksud
overlay antara peta penduduk dan ketinggian. Secara teknik bisa dilakukan, tetapi secara konsep overlay tidak.

Ada beberapa fasilitas yang dapat digunakan pada overlay untuk menggabungkan atau melapiskan dua peta dari satu
daerah yang sama namun beda atributnya yaitu :

1. Dissolve themes
Dissolve yaitu proses untuk menghilangkan batas antara poligon yang mempunyai data atribut yang identik atau sama
dalam poligon yang berbeda

Peta input yang telah di digitasi masih dalam keadaan kasar, yaitu poligon-poligon yang berdekatan dan memiliki
warna yang sama masih terpisah oleh garis poligon

Kegunaan dissolve yaitu menghilangan garis-garis poligon tersebut dan menggabungkan poligon-poligon yang terpisah
tersebut menjadi sebuah poligon besar dengan warna atau atribut yang sama.

2. Merge Themes
Merge themes yaitu suatu proses penggabungan 2 atau lebih layer menjadi 1 buah layer dengan atribut yang berbeda
dan atribut-atribut tersebut saling mengisi atau bertampalan, dan layer-layernya saling menempel satu sama lain.

3. Clip One Themes


Clip One themes yaitu proses menggabungkan data namun dalam wilayah yang kecil, misalnya berdasarkan wilayah
administrasi desa atau kecamatan.
Suatu wilayah besar diambil sebagian wilayah dan atributnya berdasarkan batas administrasi yang kecil, sehingga layer
yang akan dihasilkan yaitu layer dengan luas yang kecil beserta atributnya.

4. Intersect Themes
Intersect yaitu suatu operasi yang memotong sebuah tema atau layer input atau masukan dengan atribut dari tema
atau overlay untuk menghasilkan output dengan atribut yang memiliki data atribut dari kedua theme.

5. Union Themes
Union yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input dengan poligon dari tema overlay untuk menghasilkan
output yang mengandung tingkatan atau kelas atribut.

6. Assign Data Themes


Assign data adalah operasi yang menggabungkan data untuk fitur theme kedua ke fitur theme pertama yang berbagi
lokasi yang sama Secara mudahnya yaitu menggabungkan kedua tema dan atributnya.

13. Mengidentifikasi manfaat penginderaan jauh dalam bidang tertentu

Sudah ada yang tau tentang penginderaan jauh? Tujuan utama dari sebuah sistem penginderaan jauh adalah untuk
mengumpulkan data pada obyek tertarget. Data dari penginderaan jauh dapat diimplementasikan dalam bentuk data
numerik (digital) dan data visual (manual). Data visual dapat dibedakan lagi menjadi data citra yaitu merupakan
gambaran planimetriknya dan data non-citra yaitu dalam bentuk grafik yang mencerminkan beda suku yang direkam
disepanjang daerah penginderaan. Secara umum, penginderaan jauh dapat sangat bermanfaat secara signifikan dalam
mengurangi kegiatan survey terestrial saat melakukan inventarisasi dan monitoring sumberdaya alam dan lingkungan.

Penginderaan jauh makin banyak dimanfaatkan karena berbagai macam alasan diantaranya adalah karena:

1) Dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh melalui daratan, contohnya hutan, rawa dan
pegunungan.

2) Dapat menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak objek yang mirip dengan aktualnya,
mencakupan daerah yang luas, gambar relatif lengkap, dan sifat gambar yang permanen.

3) Dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu
sangat menguntungkan karena menyajikan model obyek yang jelas, pengukuran lereng dan pengukuran volume,
memungkinkan pengukuran beda tinggi, dan relief lebih jelas.

4) Dapat memvisualisasikan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.

Penginderaan jauh (Inderaja) memiliki manfaat yang sangat besar dalam sistem informasi data dan pengelolaannya,
antara lain untuk mendeteksi perubahan data dan pengembangan model di berbagai kepentingan. Di bawah ini
disajikan beberapa manfaat penginderaan jauh diberbagai bidang.
Manfaat Inderaja di Bidang Meteorologi dan Klimatologi

Pemanfaatan aplikasi penginderaan jauh untuk bidang meteorologi dan klimatologi memiliki acuan yang sangat luas.
Output data dari inderaja sangat penting diaplikasikan untuk mengetahui keadaan lingkungan atmosfer. Untuk
memperoleh data lingkungan tentang atmosfer melalui inderaja, wahana yang diperlukan adalah satelit. Di antara
satelit-satelit yang digunakan untuk informasi lingkungan atmosfer misalnya Synchronous Meteoroligical Satellite
(SMS). Generasi ke-tiga dari satelit tersebut diganti namanya menjadi Geosyncronous Operational Environment
Satellite (GOES). Aplikasi penginderaan jauh untuk bidang meteorologi dan klimatologi antara lain sebagai berikut :

1) Melakukan perekaman terhadap pola awan guna mengetahui bidang pergerakan tekanan udara.

2) Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air dalam udara.

3) Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan daerah tekanan tinggi dan tekanan
rendah serta daerah hujan badai dan siklon.

4) Mengamati sistem/pola angin permukaan.

5) Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi.

Manfaat Inderaja di Bidang Pemetaan

Pemanfaatan foto udara/citra hasil penginderaan untuk kegiatan pemetaan merupakan kegiatan yang umum
dilakukan pada saat sekarang. Informasi spasial yang disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang bersumber
dari hasil perekaman citra satelit secara kontinu. Tahapan dalam pemetaan menggunakan hasil inderaja ini dengan
membuat pola dengan menggunakan data inderaja yang diawali dengan penggabungan foto udara dalam bentuk
mozaik guna membatasi wilayah yang akan dipetakan. Salah satu contoh pemanfaatan teknologi inderaja untuk
kegiatan di bidang pemetaan misalnya untuk pemetaan daerah rawan banjir. Beberapa keunggulan pemetaan
menggunakan teknologi inderaja antara lain :

1) Hasil inderaja dapat digunakan untuk memetakan daerah yang sangat luas dengan cepat, pemetaan manual
biasanya hanya digunakan untuk memetakan daerah yang sangat sempit.

2) Berbiaya lebih murah.

3) Dapat memetakan bermacam-macam peta tematik sekaligus.


4) Proses pembuatan lebih cepat.

Manfaat Inderaja di Bidang Kependudukan dan Perencanaan Wilayah

Pengeinderaan jauh menghasilkan data yang ringkas tentang lingkungan yan berkenaan dengan bumi. Salah satu
aplikasi yang nyata dari pemanfaatan hasil pengeinderaan jauh dalam bidang kependudukan adalah untuk memetakan
distribusi spasial penduduk. Selain pemetaan distribusi spasial kependudukan, data inderaja juga dapat dimanfaatkan
untuk meneliti dampak keberadaan manusia dalam lingkungan hidup. Oleh karena ukuran penduduk terlalu kecil, pola
distribusinya hanya dapat diinterpretasi secara tidak langsung, yaitu berdasarkan pola permukiman penduduk atau
bukti lain yang tampak. Pola permukiman penduduk itu sendiri dapat diketahui dengan menginterpretasikan bentuk
lahan dan penggunaanya.

Manfaat Inderaja di Bidang Kehutanan

Bidang kehutanan berkenaan dengan pengelolaan hutan untuk kayu termasuk perencanaan pengambilan hasil kayu,
pemantauan penebangan dan penghutanan kembali, pengelolaa dan pencacahan margasatwa, inventarisasi dan
pemantauan sumber daya hutan, rekreasi, dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap
bahaya kebakaran maka penggunaan citra inframerah akan sangat membantu dalam penyediaan data dan informasi
dalam rangka monitoring perubahan temperatur secara kontinu dengan aspek geografis yang cukup memadai
sehingga implementasi di lapangan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat.

Manfaat Inderaja di Bidang Kelautan (Oseanografi)

Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan) adalah:

1) Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak (0-200 m).

2) Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi).

3) Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.

4) Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).

Manfaat Inderaja di Bidang Ilmu Bumi dan Lingkungan

Manfaat penginderaan jauh di bidang ilmu bumi (geofisika, geologi, dan geodesi) diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan menggunakan aplikasi GIS.

2) Menentukan struktur geologi dan macam batuan.

3) Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitasgunung berapi, dan pemantauan
persebaran debu vulkanik.

4) Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, macam, kepadatan, dan perusakan),
bahan tambang (uranium, emas, minyak bumi, dan batu bara.

5) Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.

6) Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut.

Manfaat Inderaja di Bidang Penggunaan Lahan

Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk mengetahui apakah pemetaan lahan yang dilakukan oleh
aktivitas manusia sesuai dengan potensi ataupun daya dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh hasil
yang baik, tetapi lambat laun hasil yang diperoleh akan menurun sejalan dengan menurunnya potensi dan daya
dukung lahan tersebut. Integrasi teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial dalam
penyusunan arahan fungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk berbagai
kepentingan penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah. Contohnya penggunaan lahan untuk usaha
pertanian atau budidaya dan permukiman.

Beberapa bidang disiplin ilmu tersebut menggunakan


citra satelit sumber daya. Data satelit sangat beragam
tergantung pada jenis satelitnya, misalnya, satelit sumber daya
ditujukan untuk memperleh data sumber daya alam. Contoh
satelit SDA yang lain adalah :

1) Landsat (Land recources Satellite) diluncurkan dan dimiliki


oleh Amerika Serikat.

2) SPOT (System Probotaire de Observation de la


Terra)diluncurkan dan dimiliki oleh Perancis.

3) MOS (Marine Observation Stellite)diluncurkan dan dimiliki oleh Jepang.

4) Seasat (Sea Satellite)diluncurkan oleh Amerika Serikat.

5) ERS (Earth Recources Satellite)diluncurkan dan dimiliki oleh Eropa.

6) Lunadiluncurkan dan dimiliki oleh Rusia. (Pai)

14. Menentukan pemanfaatan SIG dalam bidang tertentu dalam kehidupan

Sistem Infomasi Geografi adalah kumpulan beberapa komponen-komponen SIG yang berkolaborasi menjadi
satu untuk melakukan kajian secara spesifik dan mendalam, dari tahapan penelitian yang telah direncanakan
sebelumnya.
Arti ini sejalan dengan keunggulan SIG yang bisa dilihat dalam berbagal bidang pemanfaatannya, sehingga menjadi
pembeda dengan manfaat penginderaan jauh (Indraja) yang dapat memperkuat hasil penelitian dalam Ilmu Geografi.
Selengkapnya, baca; Pengertian SIG, Manfaat, dan Komponennya

Manfaat SIG

Adapun pemanfaatan SIG secara umum, dapat diterapkan pada berbagai bidang berikut;

 Tata Guna Lahan


 Telekomunikasi
 Transportasi
 Perencanaan Pembangunan
 Pengelolaan SDM
 Pengawasan Bencana Alam

Penjelasan dari pemanfaatan SIG dalam berbagai bidang tersebut, beserta dengan contohnya antara lain adalah
sebagai berikut;

ya untuk tata kelola dalam lahan, antara lain sebagai berikut;

 Penentuan kesesuaian lahan melalui zoning sesuai karakteristik lahan.


 SIG secara umum dapat bermanfaat untuk proses penentuan lokasi untuk pembangunan fasilitas-fasilitas
umum agar penggunaannya berjalan efektif.
 Manfaat SIG dapat menjadi penentuan atas arahan pengembangan kawasan, misalnya kawasan budi daya,
konservasi, dan pertanian.
 Keutumaan SIG dapat dijadikan sebagai landasan awal dalam informasi spasial untuk pembangunan ruang
terbuka hijau (RTH) dan jalur hijau.

Bidang Telekomunikasi dan Transportasi

Adapun kegunaan SIG yang menjadi simbul fasilitas telekominikasi serta transportasi, antara lain adalah sebagai
berikut;

 Penentuan lokasi pembangunan Base Transceiver Station (BTS) pada jaringan seluler
 SIG dapat dijadikan sebagai lahan manajemen jaringan kabel dan pengguna layanan telekomunikasi.
 SIG dapat dijadikan sebagai alat identifikasi untuk jaringan atau sambungan yang mengalami kerusakan.
 SIG dapat dipergunakan untuk proses penentuan jaringan transportasi dan rekayasa lalu untas.
 SIG dapat bermanfaat untuk penentuan tingkat aksesibilitas suatu wilayah.

Bidang Perencanaan Pembangunan

Kebermanfaat dalam SIG, khususnya untuk perencanaan pembangunan dalam upaya mendorong terjadi pendapatan
perekonomian masyarakat yang tinggi. Antara lain adalah sebagai berikut;

 SIG dapat dimanfaatkan untuk penentuan lokasi pembangunan kawasan permukiman, industri, dan fasilitas
umum.
 SIG dalam perencanaan pembangunan sejatinya bisa dimaksimalkan untuk pariwisata misalnya dalam proses
inventarisasi serta analisis potensi pariwisata untuk pengmbangan ekonomi masyarakat. Kasus ini misalnya
saja khusus dalam hal ini dapat di contohkan sebagai NTB, yang dikenal dengan Wisata Halal dengan dinasti
beberapa wilayah Pulau Lombok.
 SIG dapat dimanfaatkan dalam pendataan dan pengembangan pusat pusat pertumbuhan dan pembangunan.
Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam

Adapun manfaat lainnya, dalam proses pengelolaan SDA (Sumber Daya Alam) yang dikelola oleh manusia, baik Bahan
Bakar, Minyak, Gas Bumi, dan lainnya. Antara lain sebagai berikut;

 Dipergunakan sebagai analisis dan pengembangan potensi daerah.


 SIG dapat dimanfaatkan sebagai inventarisasi atas beragam sumber daya alam.
 SIG dapat dipergunakan sebagai proses penentuan tingkat kekritisan lahan.
 Penentuan kelas kemampuan lahan yang dijadikan sebagai upaya melihat potensi SDA nya.

Pengawasan Bencana Alam

Selanjutnya, untuk manfaaat SIG dalam pengawasan bancana alam dapatlah dipergunakan untuk keperluan sebagai
berikut;

 Pemantauan wilayah yang terkena dampak bencana di suatu wilayah/daerah, baik di Indonesia atupun di
dunia.
 SIG dapat dihadikan sebagai proses penentuan tindakan preventif untuk mengurangi dampak bencana alam.
 SIG dipergunakan untuk menganalisis penentuan zona kawasan rawan bencana sesuai tingkat kerentanannya.
 SIG diperlukan untuk proses penyusunan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi daerah pasca bencana yang
terjadi di dalam suatu daerah.

Dari serangkaian penjelasan tentang manfaat SIG diatas, secara umum tidak terlepas dari keunggulan yang diberikan.
Salah satunya SIG bisa dengan mudah menganalisas data spasial dan nonspasial sehingga seolah mengefensinesi
peranan peneliti untuk lebih mempergunakan SIG.

15. Menentukan pemanfaatan citra dalam bidang terterntu dalam kehidupan

Letak Indonesia yang berada pada pertemuan antar lempeng tektonik menjadi penyebab utama Indonesia rawan
terjadi bencana geologi. Bencana geologi yang sering melanda wilayah Indonesia meliputi erupsi gunungapi, gerakan
tanah (tanah longsor), gempa bumi dan tsunami. Hal tersebut membuat penduduk harus tetap siaga dan tanggap
dalam menghadapi bencana. Banyak hal yang bisa kita tempuh untuk mengurangi risiko bencana, salah satunya
dengan cara mencukupkan informasi dan pengetahuan kita tentang bencana yang kerap terjadi di negeri ini, dengan
cara yang mudah dan cepat. Seiring perkembangan zaman, teknologi informasi komputer dan smartphone terus
berkembang dari hari ke hari, sehingga mudah bagi setiap orang untuk mendapatkan berbagai informasi dengan cepat.
Salah satu teknologi yang dapat membantu untuk mendeteksi bencana alam dan bagaimana cara mitigasinya adalah
dengan menggunakan penginderaan jauh. Dengan menggunakan data penginderaan jauh, wilayah yang sulit untuk
diakses oleh penduduk sekalipun dapat terdeteksi dengan aktual dan cukup baik tanpa kontak langsung dengan objek
atau daerah tersebut.

Secara prinsip, setiap obyek dan fenomena alam yang berada di ruang permukaan bumi dapat dideteksi dari citra
satelit. Kemampuan citra satelit dalam mendeteksi objek dan fenomena alam yang terjadi sangat tergantung dari
resolusinya, baik spasial, spektral, radiometrik, dan temporal. Bencana geologi pada umumnya berhubungan dengan
proses geologi, yaitu proses – proses yang berasal dari permukaan bumi (eksogen) atau di bawah permukaan bumi
(endogen) yang melibatkan material batuan penyusunnya. Dengan bantuan citra penginderaan jauh, dapat dibuat
pemetaan berupa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bencana dan manajemen dalam menghadapi
bencana pada suatu daerah. Hal ini sangat penting dalam pengelolaan suatu wilayah yang rawan dengan bencana,
sehingga dapat mengurangi dampak dari bencana yang terjadi.

Mengapa Citra Penginderaan Jauh Semakin Banyak Digunakan??


Sutanto (1986:18) menyebutkan sekurang-kurangnya ada enam alasan yang melandasi meningkatnya penggunaan
citra penginderaan jauh, yaitu :

1. Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan :

 Wujud dan letak obyek yang mirip wujud dan letaknya di permukaan bumi
 Relatif lengkap
 Meliputi daerah yang luas
 Permanen

2. Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila penamatannya menggunakan alat yang
disebut stereoskop.
3. Karakteristik obyek yang tidak tampak dapa diwujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkingkan pengenalan
obyeknya.
4. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terrestrial.
5. Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.

Citra sering dibuat pada periode ulang yang pendek, yaitu misal 16 hari bagi citra Landsat 4 dan 5, dua kali tiap hari
bagi citra NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration). Dengan demikian maka citra erupakan alat yang
baik sekali untuk pemantauan perubahan cepat seperti pembukaan daerah hutan, pemekaran kota, perubahan
kualitas lingkungan, dan perluasan lahan garapan.

Informasi permukaan bumi yang diperoleh dari citra penginderaan jauh, antara lain adalah :

1. bentuk dan penggunaan lahan


2. perubahan penggunaan lahan
3. kondisi geologi dan geomorfologi
4. lokasi kebakaran hutan

Informasi bawah permukaan bumi yang diperoleh dari citra penginderaan jauh, antara lain :

1. lokasi benda-benda yang terpendam atau terkubur seperti candi, bekas bangunan kuno, mineral bijih
2. lokasi timbunan air bawah tanah dangkal (perched ground water) dan sungai bawah tanah dangkal
3. lokasi kebakaran tambang batubara bawah tanah
4. aliran uap air panas yang diinjeksikan dari sumur injeksi ke sumur produksi minyak bumi
5. lokasi sumber panas bumi

Informasi geologi yang dapat diperoleh dari citra penginderaan jauh, yaitu:

1. pola topografi
2. lokasi sumberdaya geologi
3. macam dan persebaran satuan batuan
4. pola penyaluran, tekstur penyaluran, dan densitas penyaluran
5. pola erosi
6. persebaran banjir
7. lokasi lipatan, sesar, dan kekar di permukaan bumi
8. lokasi bencana geologi potensial seperti gerakan massa, banjir, gempabumi, dan gunungapi

Data penginderaan jauh yang diperoleh dari satelit adalah teknik yang baik dalam pemetaan daerah bencana yang
menggambarkan distribusi spasial pada suatu periode tertentu. Banyak satelit dengan perbedaan sistem sekarang ini,
dengan karakteristik resolusi spasial, temporal, dan spektral tertentu. Data penginderaan jauh dapat direlasikan
dengan data lain, sehingga dapat juga digunakan untuk penyajian data bencana. Metode perolehan data dapat dengan
2 cara, yaitu dengan interpretasi visual dan pengolahan citra digital seperti teknik klasifikasi.

Managemen bencana memerlukan disiplin pengetahuan lain dan perlu integrasi. Melalui integrasi data dan disiplin
bidang tertentu akan memperkuat SIG. Contoh aplikasi hasil integrasi tersebut antara lain :

 Data fenomena bencana seperti: tanah longsor, banjir, gempabumi, dengan informasi lokasi kejadian, frekuensi, dan
besarnya
 Data lingkungan di mana kejadian bencana terjadi : topografi, geologi, geomorfologi, tanah, hidrologi, penggunaan
lahan, vegetasi, dan sebagainya
 Data elemen yang hancur karena bencana : infrastruktur, permukiman, penduduk, sosial ekonomi dan sebagainya
 Data sumber-sumber pertolongan seperti rumah sakit, pemadam kebakaran, kantor pemerintahan, dan sebagainya.

Penggunaan data satelit untuk managemen bencana banyak mengunakan satelit sumberdaya (Earth Resource
Satellites) dan satelit cuaca/meteorologi (meteorological satellites). Satelit sumberdaya dengan sistem orbit polar yang
dapat digunakan, yaitu :

1. Satelit dengan sensor optik, yang tidak dapat menembus awan dengan resolusi rendah (AVHRR), menengah (LANDSAT,
SPOT, IRS), dan resolusi spasial tinggi (IKONOS)
2. Satelit dengan gelombang mikro, yang dapat menembus awan, dengan resolusi tinggi seperti Synthetic Aperture
Radar (SAR) (RADARSAT, ERS, JERS) dan sensor pasif resolusi rendah (SSMI) .

Sedangkan satelit meteorologi yang sering digunakan untuk aplikasi kebencanaan antara lain:

1. Orbit geostasioner (GOES: METEOSAT, GMS, INSAT, GOMS) menghasilkan citra gelombang tampak (VIS) dan
inframerah (IR) setiap setengah jam
2. Orbit polar (POES: NOAA and SSM/I), memutari bumi dua kali satu hari dan menyediakan citra VIS dan IR, serta
gelombang mikro.

Dengan kemampuan merekam kejadian dan wilayah dengan tingkat kerincian dan kemampuan tertentu serta periode
ulang tertentu maka data penginderaan jauh dapat digunakan dalam managemen bencana.

Berdasar beberapa kemampuan penginderaan jauh dan SIG di atas yang digunakan dalam managemen bencana atau
penanggulangan bencana, beberapa hal yang mendasar yang dapat disimpulkan dari integrasi tersebut, adalah :

Data bencana alam (natural disaster) dapat di spasialkan

 Mayoritas informasi adalah spasial/ruang dan dapat direkam dan dipetakan


 Data yang dihasilkan berbagai organisasi pada dasarnya dapat digunakan dan dibagi bersama.

Integrasi Penginderaan Jauh dan SIG dapat digunakan dalam mengelola dan visualisasi data

 Data dapat dikumpulkan, ditata, dianalisa, dan ditayangkan


 Visualisasi situasi darurat atau bencana secara efektif
 Membawa banyak sumber informasi pada suatu fokus (konsolidasi data).

Integrasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dapat digunakan dalam analisis dan modeling spasial

 Analisa dan mengestimasi kondisi (sebelum, selama, setelah) bencana alam


 Mengetahui di mana dan bagaimana caranya menanggapi bencana
 Mengetahui dengan baik lokasi yang merupakan daerah berbahaya melalui proses analisis dan modeling.
16. Mengidentifikasi informasi yang berkaitan teori perkembangan

A. Teori Kontraksi (Contraction Theory)

Teori ini menyebutkan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut akibat adanya proses pendinginan.
Proses ini mengakibatkan bagian permukaan bumi membentuk pegunungan dan lembah-lembah. Teori ini
dikemukakan oleh Descrates (1596 – 1650) dan didukung kemudian oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant
(1852).

B. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)

Teori ini menyatakan bahwa dahulu bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu Laurasia dan Gondwana.
Laurasia berada di dekat kutub utara dan Gondwana berada di dekat kutub selatan bumi. Kedua benua tersebut
kemudian bergerak dan berpecah menjadi beberapa benua. Laurasia terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara.
Gondwana terpecah menjadi Australia, Afrika dan Amerika Selatan. Teori ini dikemukakan oleh Edward Zuess pada
tahun 1884.

Sejarah Pembentukan Muka


Bumi

C. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)

Teori ini menyebutkan bahwa bumi pada awalnya terdiri dari satu benua yang sangat besar, disebut Pangea. Benua ini
kemudian terpecah dan berpencar ke arah barat karena gaya sentrifugal yang disebabkan oleh gerak rotasi bumi. Teori
ini dikemukakan oleh Alfred Wagener pada tahun 1912.

D. Teori Konveksi (Convection Theory)

Teori ini menyatakan bahwa di dalam bumi yang masih panas terjadi aliran konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang
ada di atasnya. Arus konveksi yang membawa lava sampai ke permukaan bumi kemudian membeku dan membentuk
lapisan kulit bumi yang baru. Kulit bumi yang baru ini menggantikan kulit bumi yang sudah tua. Teori ini dikemukakan
oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz.
E. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)

Teori ini menyatakan bahwa kulit bumi terdiri dari lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer. Astenosfer
adalah lapisan bumi yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik tersebut selalu bergerak karena adanya
arus konveksi. Gerakan lempeng dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu konvergensi (saling bertumbukan antar-lempeng),
divergensi (saling menjauh antar-lempeng), dan transform (sesar mendatar, saling bergesekan berlawanan arah antar-
lempeng). Teori ini dikemukakan oleh Tozo Wilson.

Lempeng Tektonik

17. Menentukan bentuk muka bumi di Indonesia sebagai akibat pergerakan lempeng

Lempeng- lempeng dapat bergerak dengan penyebabnya yang belum diketahui secara pasti. Dugaan yang banyak
diterima saat ini mengenai penyebab pergerakan lempeng adalah adanya arus konveksi yang terdapat dalam selubung
atau mantel. Indonesia terletak di antara beberapa lempeng besar dunia yaitu lempeng Pasifik, lempeng India-
Australia dan juga lempeng Eurasia. Lempeng- lempeng ini terus bergerak setiap tahunnya akibat arus konveksi Bumi.
Pergerakan lempeng ini tentunya akan memberikan banyak pengaruh atau akibat bagi Indonesia. Adapun dampak
nyata akibat pergerakan lempeng di Indonesia antara lain adalah:

a.Indonesia menjadi daerah yang rawan gempa bumi

b.Banyaknya jajaran gunung berapi yang aktif di Indonesia

Dampak yang dihasilkan akibat pergerakan lempeng erhadap Indonesia tampak begitu nyata karena disamping
menyebabkan banyak kerusakan, juga menimbulkan banyak korban jiwa. Sementara itu beberapa jenis pergerakan
lempeng di Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Saling menggelangsar (Slide Each Other)

Pergerakan lempeng yang pertama adalah saling menggelangsar yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah.
Kedua lempeng tidak saling memberai maupun saling menumpu satu dengan yang lainnya.

2. Saling memberai (Break Apart)


Ketika sebuah lempeng tektonik pecah maka lapisan litosfer menipis dan terbelah membentuk batas divergen sebagai
hasil pergerakan saling memberai. Saling memberai apabila terjadi di lempeng samudera maka akan menyebabkan
pemekara dasar laut. Sementara bila terjadi di lempeng benua maka akan menyebabkan terbentuknya lembah retakan
akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.

3. Saling menumpu

Pergerakan ini disebabkan apabila dua lempeng tektonik tertelan ke arah kerak Bumi. Pergerakan ini terjadi dimana
suatu lempeng samudera terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudera lain yang disebut dengan zona
tunjaman.

18. Mengidentifikasi dampak rotasi/revolusi bumi sesuai informasi tersebut

Akibat Revolusi Bumi

Revolusi bumi adalah gerakan bumi mengelilingi matahari sesuai garis edarnya. Waktu yang dibutukan bumi untuk
mengelilingi matahari disebut kala revolusi bumi. Lamanya waktu yang dibutuhkan bumi untuk mengelilingi matahari
untuk satu putaran adalah 365 hari. Biasanya, dalam satu tahun digenapkan menjadi 365 hari. Hasil pembulatan ini
kemudian digenapkan menjadi satu pada setiap tahun kabisat, yaitu tahun yang dapat dibagi empat. Tahun kabisat
terjadi setiap empat tahun sekali.

Pada tahun kabisat, ada penambahan jumlah hari pada bulan Februari. Pada tahun biasa, jumlah hari pada bulan
Februari adalah 28. Sedangkan pada tahun kabisat, jumlah hari pada bulan Februari adalah 29. Hasil pembulatan hari
selama empat tahun.

Akibat Revolusi Bumi:

1. Adanya Perbedaan Lamanya Waktu Siang dan Malam


2. Adanya Perubahan Rasi Bintang
3. Adanya Gerak Semu Tahunan Matahari
4. Adanya Perubahan Musim

Akibat Rotasi Bumi

Rotasi adalah gerakan bumi berputar pada sumbu porosnya. Meskipun bumi berputar, namun penduduk bumi tidak
merasakan adanya perputaran ini. Hal ini dikarenakan adanya gravitasi bumi dan kecepatan rotasi bumi yang sangat
cepat. Sehingga, penduduk bumi tidak merasakan adanya perputaran ini.

Waktu yang dibutuhkan bumi, disebut kala rotasi bumi, untuk berputar pada porosnya dalam satu kali putaran
membutuhkan waktu 23 jam 56 menit 41 detik, dibulatkan menjadi 24 jam dalam satu hari.

Akibat rotasi bumi:

1. Terjadinya siang dan malam

2. Adanya perbedaan waktu di berbagai daerah


3. Gerak semu harian matahari

4. Pembelokan arah arus laut

5. Perbedaan percepatan gravitasi bumi

19, Mengidentifikasi bentuk muka bumi sesuai pergerakan lempeng

a. Konvergensi Konvergensi, yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng tektonik.

b. Divergensi Divergensi yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik contohnya gerakan saling menjauh
antara lempeng Afrika dengan Amerika bagian selatan

c. Sesar mendatar Sesar mendatar (Transform), yaitu gerakan saling bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng
tektonik.

20. Mengidentifikasi manfaat vulkanisme

vulkanisme merupakan peristiwa naiknya magma kepermukaan bumi melalui gunung berapi. vulkanisme sendiri
memiliki manfaat di dalam kehidupan seperti berikut :

1. sebagai sumber bahan galian yg bermanfaat bagi pembangunan. bahan galian tsb seperti belerang, batu apung,
timah, intan, alumunium dll.

2. sebagai sumber energi, manfaat dari vulkanik yaitu sebagai penyedia energi dimana sumber panas dari gunung
berapi dapat dijadikan sebagai pembangkit listrik. contohnya PLTPB (pembangkit listrik tenaga panas bumi) yg ada di
jawa barat dan jawa tengah sekitar pegunungan dieng

3. dapat bermanfaat sebagai daerah pertanian, hal ini di sebankan material yg dikeluarkan gunung berapi banyak
mengandung mineral dan unsur hara yg bermanfaat bagi tanaman

4. sebagai tempat objek wisata, maupun tempat olahraga, gunung berapi biasanya banyak memiliki sumber sumber air
panas yg dapat dijadikan sebagai tempat untuk berwisata. dan gunung berapi juga dapat dijadikan sebagai sarana
tempat untuk berolahraga seperti panjat tebing atau sepeda gunung.

21. Menentukan daerah persebaran gempa tektonik

Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng (daerah subduction) sehingga daerah yang dekat dengan zona
subduction tersebut rawan gempa, daerah- daerah tersebut antara lain adalah:

• Sepanjang pantai barat sumatera dan pant

• Pantai selatan jawa

• Daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan sebelah selatan Pulau Jawa

• Daerah kepulauan Nusa Tenggara dan Pulau Bali

• Pulau Sulawesi dan Maluku


• Irian bagian utara

22. menentukan lapisan atmosfer tertentu dan fungsinya

Troposfer

Lapisan ini paling dekat dengan permukaan bumi. Letaknya 8 sampai 14 kilometer dari permukaan bumi.

Stratosfer

Setelah troposfer, ada stratosfer. Batas lapisan ini sampai di ketinggian 50 kilometer dengan tebal mencapai 35
kilometer. Namanya berasal dari kata Strat yang artinya lapisan.

Mesosfer

Naik ke atas lagi, ada mesosfer. Diberi nama meso atau tengah karena posisinya di tengah. Tebalnya sekitar 35
kilometer atau terletak di ketinggian 50 kilometer sampai 85 kilometer.Udara di lapisan ini sangat tipis sehingga kita
tidak bisa bernapas jika sampai di lapisan ini. Namun ada lebih banyak gas selain oksigen di lapisan ini.

Thermosfer

Di atas mesosfer, ada thermosfer. Thermo berarti panas, persis menggambarkan temperatur lapisan ini.Suhu di
thermosfer bisa mencapai 1.500 derajat celsius. Namun jika kita sampai ke sini, kita akan merasa dingin. Sebab, tak
ada molekul gas untuk menghantarkan panas ke tubuh kita. Itu juga artinya gelombang suara tidak bisa didengar.

Ionosfer

Nah, berbeda dengan lapisan lainnya, ionosfer merupakan lapisan yang unik karena posisinya bertumpuk di mesosfer,
thermosfer, dan eksosfer.Lapisan ini bergerak dan bergejolak, tergantung dari energi yang diserapnya dari matahari.

Eksosfer

Paaling jauh dan paling tebal adalah eksosfer. Lapisan ini disebut ekso karena letaknya yang paling luar.

23. Mengidentifikasi karakteristik jenis hujan tertentu

Hujan Siklonal

Hujan Orografis

Hujan Frontal

Hujan Muson

Hujan Zenithal

Hujan Buatan

24.menganalisis jenis aktivitas perekonomian manusia yang sesuai dengan ciri-ciri iklim

Para nelayan, terutama nelayan tradisional, banyak yang memanfaatkan angin darat untuk melaut dan memanfaatkan
angin laut untuk mendarat. Namun ini sangat bertolak belakang dengan nelayan modern. Pada nelayan modern sudah
tidak terpengaruh oleh cuaca, karena mereka dapat menggunakan perahu bermotor. Jadi sewaktu -waktu jika
merekaingin melaut mereka tidak perlu memperhatikan pergerakan angin, yaitu salah satu dari unsur iklim.

. Bidang pertanian sangat bergantung sekali pada tipe iklim suatu wilayah. Karena penentuan awal tanam dan awal
panen harus sesuai dengan tipe iklminya. Penduduk di daerah dataran rendah memanfaatkan awal musim penghujan
untuk pengolahan tanah pertanian. Sedangkan penduduk di daerah pegunungan sebagian besar bercocok tanam
sayuran (holtikultura)

25.menganalisis berbagai proses siklus hidrologi

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke
atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus
menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es dan salju (sleet),
hujan gerimis atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang
kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak
secara terus menerus dalam tiga cara yang berbeda:

Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, daratan, sungai, tanaman, dan sebagainya menguap ke angkasa (atmosfer)
dan menjadi awan. Pada keadaan jenuh, uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(presipitasi) dalam bentuk hujan, salju, hujan es.

Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan
menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di
bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan
makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya
pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh
air permukaan di sekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan
akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi
dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi
secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Tempat terbesar terjadi di laut.

26.mengidentifikasi pola aliran sungai di aliran sungai

Pola aliran sungai adalah bentuk aliran sungai yang dipengaruhi pola aturan tertentu baik dari struktur bebatuan
maupun struktur morfologi alami sungai.

1.POLA PARALEL

Paralel merupakan pola alirann sungai yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan sangat miring. Akibat
kemiringan ini, gradien sungai menjadi besar sehingga dapat mengalirkan air ke tempat terendah dengan arah yang
hampir lurus. Pola ini biasanya terbentuk di daratan pantai yang masih muda dengan lereng asli yang sangat miring ke
arah laut.

2.POLA DENDRITIK

Pola aliran sungai paling sederhana yaitu pola dendritik. Pola dendritik mempunyai banyak anak cabang yang menjuru
ke segala arah lalu berkontribusi membentuk menyerupai ranting pohon yang akhirnya bermuara ke sungai induk.
Aliran sungai pola ini mengikuti kemiringan lereng dengan tipe bebatuan homogen dan berada pada lembah
berbentuk V. Pola sungai jenis ini menyesuaikan dengan jenis-jenis susunan bebatuan yang ada.

Bentuk pola aliran sungai dendritik memiliki artikulasi sebagai panjang sungai per satuan wilayah. Hal ini dapat
dikaitkan dengan adanya aliran sungai yang mengalir diatas bebatuan yang kurang resisten terhadap erosi lambat laun
akan membentuk sungai yang rapat. Sementara ketika aliran sungai terjadi pada bebatuan yang resisten terhadap
erosi maka akan membentuk pola aliran sungai yang cenderung lebih renggang. Proses pembentukan aliran sungai ini
dipengaruhi oleh pengaruh resistensi bebatuan. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan bebatuan yang resisten lebih
mudah mengalami erosi sehingga membentuk aliran-aliran sungai.

3 POLA RADIAL

Radial mempunyai arti kata yaitu menyebar ke segala arah. Sesuai dengan arti namanya, pola ini merupakan pola
aliran sungai dengan satu pusat sungai memiliki sebaran aliran sungai yang menyebar ke segala arah.Pola aliran sungai
semacam ini dapat ditemui di beberapa sumber mata air di gunung maupun pegunungan yang menyebarkan sumber
mata air nya ke segala arah aliran sungai.

4.POLA SENTRIPENTAL

Aliran radial sentripetal mempunyai pola aliran percabangan anak sungai ke segala arah yang berpusat pada satu mata
air. Bentuk dari pola radial sentripetal hampir menyerupai pola aliran radial. Jika pola radial merupakan percabangan
anak sungai yang berasal dari satu mata air atau induk sungai, pola radial sentripetal sebaliknya, yaitu sebaran anak
sungai yang berkumpul pada satu induk sungai.

5.POLA REKTANGULAR

Aliran rectangular memiliki pola aliran yang dipengaruhi dan dikontrol oleh struktur geologi seperti struktur rekahan
dan patahan.

6.POLA TRELLIS

Kata trellis biasa diartikan sebagai pagar. Pola aliran trellis mempunyai bentuk aliran yang menyerupai pagar yang
dikontorl oleh struktur geologi yait lipatan sinklin dan antiklin.

7.POLA ANNULAR
Pola aliran annular merupakan variasi dari pola aliran radial. Pola ini biasanya terdapat pada dome atau kaldera
stadium dewasa serta terdapat sungai konsekuen, subsekuen, resekuen, dan obesekuen.

27.mengidentifikasi pengaruh arus laut

Beberapa pengaruh laut terhadap iklim antara lain sebagai berikut:

Arus laut yang dingin akan menyebabkan penurunan suhu udara di sekitar daratan, sedangkan arus laut panas akan
menaikkan suhu di sekitar daratan. Arus yang mengarah ke wilayah kutub pada umumnya bersifat lebih panas
daripada lingkungan di sekitarnya, sehingga dinamakan arus panas. Sebaliknya, arus yang menuju ke wilayah equator
pada umumnya bersifat lebih dingin daripada lingkungan yang ada di sekitarnya, sehingga dinamakan arus dingin.
Sebagai contoh misalnya Arus Teluk Atlantik Utara mempertahankan suhu musim dingin di sepanjang pantai di Eropa
Barat di atas 0 serajat Celcius. Selain itu pengaruh arus panas Kuroshiwo pada pantai- pantai yang ada di sekitarnya.

Arus panas pada umumnya mengakibatkan peningkatan curah hujan, karena udara yang berada di atas lautan banyak
membawa uap air. Sebaliknya, arus dingin yang sedikit membawa uap air dan bergerak ke daerah lebih panas,
kelembaban menjadi turun.Udara yang terbentuk di atas macam- macam arus terkadang dapat bertemu dan sebagian
akan terkondensasi membentuk sebuah kabut.

28.mengidentifikasi jenis batuan berdasarkan siklus batuan

Berikut akan dijelaskan siklus batuan di tiap langkah-langkah proses dari awal sampai akhir beserta pembahasan
lengkap dan detail.

1. Magma Mengkristal dan Membeku

Proses pertama proses terjadinya siklus batuan terjadi saat magma mengkristal. Magma merupakan sumber utama
batuan yang ada di permukaan bumi. Setelah itu magma akan membeku dan mengkristal di gunung berapi saat
mengalami erupsi.

Magma yang keluar saat erupsi dan sampai ke permukaan bumi dikenal dengan sebutan magma ekstrusif. Magma
yang keluar akan membeku dan kemudian akan berubah menjadi batuan beku. Jenis-jenis batuan beku pun banyak
ditemui di sekitar gunung berapi.

2. Batuan Beku Mengalami Pelaupukan dan Erosi Menjadi Sedimen

Setelah kristalisasi magma, proses kedua dalam siklus batu-batuan adalah pelapukan batuan. Proses ini terjadi saat
batuan beku mengalami pelapukan karena pengaruh berbagai hal seiring berjalannya waktu. Perubahan cuaca menjadi
faktor utama pelapukan batuan beku.

Batuan beku yang berada di permukaan bumi mengalami pelapukan lebih cepat karena sering terkena hujan, angin
dan panas matahari. Sementara batuan beku yang tidak ada di permukaan bumi juga akan melapuk, meski jangka
waktunya lebih lama

3. Endapan Material Menjadi Batuan Sedimen

Berikutnya akan terjadi proses pengendapan pada batuan. Material yang terangkut air hasil pelapukan dan erosi akan
berkumpul pada satu tempat secara terus menerus. Akhirnya material tersebut akan mengendap hingga menimbulkan
tumpukan material dalam satu titik.
Endapan dari hasil pelapukan batuan beku itu akan mengeras dan terus menumpuk. Lama kelamaan endapan batuan
tersebut akan membentuk batuan sedimen atau batuan endapan. Ketika ada air atau molekul lain yang masuk, butir
batuan sedimen akan semakin terikat lebih erat satu dengan yang lain.

4. Batuan Sedimen Menerima Tekanan dan Panas Bumi Menjadi Batuan Metamorf

Batuan sedimen awalnya akan berada di bawah permukaan bumi, namun lama kelamaan akan mengalami proses
pengangkatan lalu akan terkubur dan bergerak semakin dalam. Hal ini membuat batuan tersebut menerima tekanan
dan energi panas bumi yang meningkat.

Batuan sedimen kemudian akan berubah menjadi batuan jenis lain yaitu metamorf karena pengaruh tekanan dan suhu
tinggi tersebut. Sementara itu sebagian dari batuan sedimen juga bisa melapuk karena waktu. Hasil pelapukannya
mengendap dan mengeras. Yang menghasilkan batuan sedimen jenis baru.

5. Batuan Metamorf Meleleh Menjadi Magma

Proses terakhir pada siklus batuan adalah kembali ke magma. Batuan metamorf atau malihan juga mengalami
pelapukan dan kembali berubah menjadi batuan sedimen. Struktur yang berbeda juga membuat batuan metamorf
akan meleleh dan kembali menjadi magma.

Magma yang membeku lalu mengalami pelapukan diikuti dengan erosi dan pengendapan hingga terbentuknya
sedimen dan metamorf. Proses siklus batuan ini akan terus berulang, dari awalnya adalah magma hingga kemudian
kembali berubah menjadi magma lagi.

29.menentukan jenis tanah utama di pulau tertentu

1. Tanah alluvial

tanah alluvial ditemukan di wilayah dataran rendah. Di Indonesia, tanah alluvial banyak ditemukan di wilayah timur
Sumatera, Bagian utara Jawa, Kalimantan bagian selatan dan tengah, bagian utara dan selatan Papua.

2.Tanah vulkanis

Tanah vulkanis banyak ditemukan di wilayah Jawa, Bali, dan Sumatera di sekitaran Danau Toba.

3.Tanah humus

Tanah jenis ini sangat cocok untuk ditanami tanaman padi, nanas dan kelapa. Tanah humus banyak terdapat di Pulau
Sulawesi, Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan dan Papua.

4. Tanah organosol

Tanah gambut banyak terdapat di daerah pasang surut, seperti di Papua bagian barat, Kalimantan Barat, Sumatra
bagian timur, Jawa, pantai barat Sumatra, dan pantai Kalimantan Timur.

5. Tanah Inseptisol

Serta untuk berbagai lahan perkebunan lainnya seperti karet. Tanah inseptisol tersebar di berbagai daerah di
Indonesia seperti di Sumatera, Kalimantan dan Papua.

30.menentukan hewan endemik di wilayah tertentu di indonesia


a.Wilayah fauna Indonesia bagian barat (asiatis), terdapat di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan

Hewan-hewan yang terdapat di daerah ini mirip dengan daerah di Asia atau Oriental,antara lain gajah, beruang, kera,
banteng, dan badak.

b. wilayah fauna Indonesia bagian tengah (peralihan), dinamakan juga zona Wallace karena di antara garis Wallace
(sebelah barat) dan garis Weber (sebelah timur). Wilayah ini mulai dari Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kepulauan
Maluku. Fauna yang endemik di Zona wallace antara lain anoa. babirusa, burung maleo, dan komodo.

c.wilayah fauna Indonesia bagian timur (australis), dibatasi oleh garis Weber dan terdapat di pulau Papua. Laut
halmahera, Laut Seram, dan Laut Tumor. Jenis fauna yang terdapat di wilayahini antara lain buaya air tawar, katak
pohon, landak semut, kuskus, kanguru. kanguru pohon (Walabi). burung kasuarr dan burung cendrawasih.

31.Mengidentifikasi Fauna endemik di Kawasan tertentu dan fungsinya.

Fauna, dari bahasa Latin, atau alam hewan artinya adalah khazanah segala macam jenis hewan yang hidup di bagian tertentu atau
periode tertentu. Istilah yang sejenis untuk tumbuhan adalah flora/nabatah. Nabatah, alam hewan dan bentuk kehidupan lain
seperti fungi dalam suatu kesatuan disebut biota. Penulisan nabatah dan alam hewan biasanya ditulis di depan nama geografis,
misalnya alam hewan peralihan, alam hewan Asia atau alam hewan Australia. Wilayah persebaran fauna pertama kali
diperkenalkan oleh Sclater (1858) dan kemudian dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace (1876). Ada beberapa faktor alam
yang mempengaruhi persebaran fauna di dunia yang bersifat menghambat, yaitu faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan
keadaan di bumi, misalnya perairan (sungai, danau, laut), daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir, dll), iklim (suhu, tekanan
udara, kelembaban, dll).

32.Mengidentifikasi konservasi yang ada di Indonesia.

Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, conservation yang artinya
pelestarian atau perlindungan.
Di Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya pada Pasal 1 angka 2, pengertian konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam
hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Cagar alam dan suaka margasatwa merupakan Kawasan
Suaka Alam (KSA), sementara taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam merupakan Kawasan Pelestarian Alam
(KPA).
Cagar alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi
dan perkembangannya berlangsung secara alami. Suaka margasatwa mempunyai ciri khas berupa spesies langka endemik serta
keunikan yang dimilikinya.
Taman nasional mempunyai ekosistem asli yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman hutan raya untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa yang dimanfaatkan
bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Taman
wisata alam dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

33. Mengklasifikasi sumberdaya alam tertentu.

Terdapat beberapa macam sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara. Sumber daya alam tersebut dapat
diklasifikasikan menurut beberapa hal.
a. Sumber Daya Materi,
Yaitu sumber daya alam yang berbentuk materi. Contohnya mineral magnetit, limonit, siderit. Mineral-mineral tersebut
dapat dilebur menjadi baja.
b. Sumber Daya Hayati
Yaitu sumber daya alam yang berbentuk makhluk hidup, yaitu hewan dan tumbuhan.
c. Sumber Daya Energi
Yaitu sumberdaya alam yang berguna untuk menghasilkan energi. Contohnya, bahan bakar fosil, gas alam, batu bara.
d. Sumber Daya Ruang
Yaitu ruang atau tempat yang diperlukan manusia untuk melakukan aktivitas hidup.

e. Sumber daya waktu,


yaitu keterkaitan waktu dengan pamanfaatan sumber daya alam lainnya. Contohnya, air sulit didapatkan pada musim
kemarau sehingga perkembangan tanaman pertanian terganggu.

34.Menentukan alasan barang tambang dimanfaatkan untuk bidang tertentu.

 Sebagai bahan bakar kendaraan

Salah satu manfaat dari barang tambang adalah sebagai bahan bakar dari kendaraan. Kendaraan adalah salah satu
barang yang sangat penting karena menjadi alat mobilitas penduduk di Bumi. Barang tambang memiliki salah satu
kegunaan yaitu sebagai bahan bakar kendaraan yang menyebabkan kendaraan dapat digunakan. Adapun barang
tambang yang dapat digunakan untuk membuat bahan bakar adalah minyak bumi.

 Sebagai bahan dasar minyak gas

Minyak gas adalah satu barang yang penting bagi kehidupan manusia. salah satu barang tambang yang digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan minyak gas adalah minyak bumi. Minyak bumi memang merupakan barang tambang
yang posisinya sangat vital. Jadi, minyak Bumi sangat dibutuhkan oleh manusia untuk melakukan berbagai macam
kegiatan. Piersediaan minyak bumi sangat terbatas dan minyak bumi sendiri terbentuk karena adanya sisa- sisa fosil
dari makhluk hidup zaman dahulu sehingga terbentuknya ini harus melalui masa yang panjang, yaitu sekitar ratusan
hingga jutaan tahun lamanya. Oleh sebab itulah sekarang ini digalakkan upaya- upaya penggunaan energi alternatif,
terutama untuk mengganti penggunaan minyak bumi agar tidak cepat habis.

 Sebagai bahan bakar pembangkit listrik

Barang tambang juga digunakan sebagai pembangkit listrik. Listrik adalah hal yaang sangat penting, bahkan menjadi
tumpuan hidup manusia. manusia siang dan malam menggunakan listrik. Kita bisa membayangkan tempat tidak
terjamah listrik pasti masih sangat tradisional dan selalu dalam keterbatasan. Biasanya pembangkit listrik
menggunakan energi alternatif seperti angin, air dan cahaya matahari. Namun ada pula barang tambang yang menjadi
pembangkit listrik, yaitu batu bara.

 Produksi pembuat besi dan baja

Besi dan baja adalah salah satu barang tambang yang sangat penting kegunaannya terutama dalam bidang
pembangunan. Besi dan baja memiliki sifat yang kokoh sehingga banyak dimanfaatkan untuk konstruksi bangunan.
Dalam pengolahannya, yaitu ketika masih menjadi biji besi hingga besi dapat digunakan memerlukan berbagai peranan
dari barang tambang lainnya. Salah satu barang tambang yang berperan dalam pembuatan besi dan baja adalah batu
bara.dll.

35.Menentukan permanfaatan sumber daya alam sesuai prinsip pembangunan berkelanjutan.


Pembangunan berkelanjutan dapat diartikan sebagai pembangunan yang dilakukan berdasarkan pada prinsip -prinsip
pembangunan jangka panjang dan juga memperhatikan aspek keberlanjutan. Dalam proses pembangunan berkelanjutan harus
diperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Tujuannya adalah agar kualitas lingkungan dapat selalu terjaga.

Ciri-ciri pembangunan berkelanjutan secara umum:

• menjamin terciptanya pemerataan dan keadilan;

• menghargai keanekaraman hayati;

• menggunakan pendekatan berbasis integratif;

• menerapkan perspektif jangka panjang.

Pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan adalah pemanfaatan sumber daya alam
harus mengutamakan prinsip optimal dan prinsip lestari, berikut ini penjelasannya:

Prinsip Optimal
Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam adalah pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan dengan cara mengambil
kekayaan alam dengan memaksimalkan keuntungan dan mengurangi resiko akan kerugian, memperhatikan keberlanjutan
sumber daya alam tersebut dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan negara.
Pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekarang dan juga
mempertimbangkan kebutuhan generasi yang akan datang.

Prinsip Lestari
Prinsip lestari adalah segala usaha yang dilakukan untuk menjaga keberadaan sumber daya alam tetap ada baik ditinjau dari
sifat dan juga bentuknya. Pemanfaatan sumber daya alam harus mempertimbangkan kelestarian dan juga kualitas lingkungan.
Contoh pemanfaatan sumber daya alam dengan prinsip lestari ini antara lain menggunakan pupuk alami atau organik,
menggunakan pestisida sesuai dengan kebutuhan, menggunakan jala untuk menangkap ikan, dan sebagainya.
36.menentukan barang tambangyang di hasilkan dari daer ah tertentu sesuai peta

1. Sumatera

Pulau Sumatera, pulau yang berada di sebelah barat ini mempunyai banyak tempat pertambangan
dengan aneka macam hasil tambang. Antara lain:

Aceh: Minyak bumi (Lhoksumawe dan Peureula), emas (Meulaboh), batu bara, dan gas alam (Arun).

Sumatera Utara: Minyak bumi (Tanjung Pura, Langkat), dan gas alam.

Riau: Minyak bumi (Sungai Pakning, Dumai), emas (Logos), granit, timah, dan gas alam.

Kepulauan Riau: bauksit (Pulau Bintan, Pulau Kayang, Pulau Koyang), timah (Pulau Singkep, Dabo).

Sumatera Barat: Batu Bara (Ombilin, Sawahlunto), grafit (Payakumbuh, Singkarak), kapur, marmer.

Bengkulu: Emas dan perak (Rejang Lebong).

Kepulauan Bangka Belitung: Timah (Sungai Liat, Manggar).

Sumatera Selatan: Minyak bumi (Plaju, Sungai Gerong, Muara Enim), batu bara (Bukit Asam,
Tanjungenim), dan gas alam.
Jambi: Batu bara (Muara Bungo), emas, dan tembaga.

Lampung: Biji Besi (Gunung Tegak), emas, granit, kapur, mangan, dan marmer.

2. Jawa

Jawa Barat: minyak bumi ( Jatibarang, Majalengka), emas ( Cikotok, Pongkor, Tasikmalaya,
Jampang), mangan (Tasikmalaya), belerang (Gunung Patuha, Telaga Bodas), fosfat (Bogor,
Pangandaran), gas alam, gips (Cirebon), dan tembaga (Cikotok).

Jawa Tengah: minyak bumi (Cilacap, Cepu), biji besi (Cilacap), yodium (Sema rang), pasir besi
(Cilacap), marmer (Bayat), tembaga (Wonogiri, Tirtomoyo), belerang (Dieng), fosfat (Gombong,
Purwokerto, Rembang, Jepara), gips (Rembang, Kali Anget), tembaga (Tirtamaya) dan kapur.

Daerah Istimewa Yogyakarta: Mangan (Kliripan), dan grani t.

Jawa Timur: minyak bumi (Delta, Wonokromo), marmer (Trenggalek, Tulungagung), belerang
(Gunung Welirang), yodium (Mojokerto), batu gamping atau batu kapur (Bojonegoro, Ngawi,
Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Tuban, Nganjuk, Lamongan, Jember, Banyuwangi,
Bangkalan, Bondowoso, Sumenep, Sampang, Gresik, Pamekasan), aspal (Wonokromo), dan fosfat
(Bojonegoro).

3. Kalimantan

Kalimantan Timur: minyak bumi (Pulau Tarakan, Balikpapan, Pulau Bunyu, Sungai Mahakam), batu
bara (Lembah Sungai Berau, Samari nda), intan (Martapura), biji besi (Pulau Dermawan, Pulau
Sebuku, Pulau Suwang), emas dan perak, dan gas alam (Bontang).

Kalimantan Selatan: minyak bumi (Rantau, Amuntai, Tanjung), batu bara (Kota Baru), besi (Pulau
Sebuku), mangan (Martapura), batu bara ( Pulau Laut), emas dan perak.

Kalimantan Barat: bauksit (Singkawang), emas dan perak (Sambas), batu bara, intan, dan nikel.

Kalimantan Tengah: batu bara (Purukcahu), bauksit, dan intan.

4. Sulawasi

Sulawesi Selatan: batu bara (Makassar), besi (Pegunungan Verbeek), marmer (Makassar), nikel
(Kolaka, Danau Towuti, Danau Matana), belerang, gips, mika (Pulau Peleng), dan tembaga
(Sangkarapi).

Sulawesi Utara: emas (Bolaang Mongondow, Minahasa), biji besi, gips, mangan, dan perunggu.

Sulawesi Tenggara: nikel (Sor oako), aspal (Pulau Buton), dan kapur.

Sulawesi Tengah: nikel (Muara Sipeng), mika (Kepulauan Banggai, Donggala), biji besi (Longkana,
Lengkabana), dan tembaga.

5. Maluku
Minyak bumi (Pulau Seram, Tenggara, Pulau Kai), mangan (Pulau Doi), nikel, dan asbes (Pulau
Seram, Pulau Halmahera).

6. Papua

Marmer, tembaga (Kompara, Tembagapura), minyak bumi (Klamono, Sorong, Babo), batu bara
(Klamono), dan emas (Timika).

37.menganalisis upaya mengatasi permasalahan pertambangan sesuai prinsip pembangunan


berkelanjutan

Untuk mengatasi masalah tersebut, pendekatan yang dapat kita lakukan diantaranya dengan
pengembangan Sumber Daya Manusia yang handal, pembangunan lingkungan berkelanjutan, dan
kembali kepada petunjuk Allah SWT dan Rasul -Nya dalam pengelolaan lingkungan hi dup. Adapun
syarat SDM handal antara lain SDM sadar akan lingkungan dan berpandangan holistis, sadar
hukum, dan mempunyai komitmen terhadap lingkungan.

38.mengkaji upaya pencegahan sesuai pembangunan berkelanjutan

Penerapan Prinsip Pembangunan Berkelanjuta n

39.menganalisis permasalahan penduduk pada piramida penduduk

1.Pertumbuhan Penduduk

2. Kepadatan Penduduk

3. Angka Beban Ketergantungan.

4. Usia Harapan Hidup

5. Angka Perbandingan Laki-Laki dan Perempuan

40.mendeskripsikan kaitan sumberdaya manusia dengan pembangunan indonesia

Kedua sumber daya ini sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu pembangunan.
Namun untuk mendukung suatu pembangunan, SDM adalah yang terpenting , karena jika sebuah
negara memiliki suatu SDM yang terampil dan berkua litas maka ia akan mampu mengelola SDA yang
jumlahnya terbatas.

Untuk Negara-negara berkembang, dimana terdapat “Labour Surplus Economy” artinya modal
pembangunan tak dapat dituangkan hanya pada tersedianya atau kemungkinan tersedianya dana
investasi.Pembanguan tersebut akan terlalu mahal dan juga akan mengalami hambatan apabila
sesuatu waktu sumber investasi menjadi terbatas, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari
masyarakat. Selain itu jumlah SDM yang besar hendaknya dijadikan sebagai keunggulan k arena
jumlah penduduk yang besar apabila dapat dibina dan dikerahkan sebagai tenaga kerja yang efektif
akan merupakan modal pembangunan yang besar yang sangat menguntungkan bagi usaha – usaha
disegala bidang. Antara dinamika jumlah penduduk dan proses pert umbuhan ekonomi terdapat
hubungan timbal balik yang erat. Hubungan ini dicerminkan dalam hal bahwa penduduk merupakan
factor dinamika pokok pertumbuhan ekonomi memberikan pengaruh yang aktif terhadap dinamika
besarnya penduduk di pihak lain, sehingga pada saat tertentu akan terjadi suatu keseimbangan
rasional antara jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.

Pengaruh jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi timbul pada dasarnya dalam bentuk :
Pertama, penduduk sebagai konsumen. Syarat -syarat terpenting untuk pertumbuhan ekonomi yang
seimbang adalah bahwa barang -barang yang dihasilkan betul -betul dibutuhkan masyarakat, sebab
justru penduduk merupakan konsumen tunggal barang -barang dan jasa-jasa. Dalam hal ini
penduduk merupakan factor utama perumbuhan eko nomi. Dengan adanya pengaruh penduduk
terhadap pertumbuhan ekonomi dari sudut pandang konsumen perlu dibedakan antara momen -
momen positif dan negative dari pengaruh tersebut. Pengaruh positif pertumbuhan jumlah
penduduk terhadap perkembangan ekonomi berkai tan dengan

timbulnya tambahan permintaan baru, yang dapat terjadi jika dalam sector produksi ditarik sumber -
sumber tambahan. Timbulnya permintaan tambahan itu pda akhirnya tercermin di dalam produksi,
karena pemuasan kebutuhan penduduk meningkat dengan ada nya perbaikan penggunaan sumber -
sumber produksi. Tetapi pengaruh jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi bersifat
episodic. Pengaruh tersebut biasanya mempunyai arti apabila dalam negeriterdapat simpanan yang
secara nyata belum digunakan atau sumber -sumber lain yang mungkin ditarik ke dalam perputaran
perekonomian. Dan Pertumbuhan penduduk yang cepat akan berpengaruh secara negative terhadap
pertumbuhan perekonomian nasional, jika penduduk yang tidak bekerja disbanding yang bekerja
bertambah sampai tingkat tertentu. Misalnya pada Negara -negara yang tingkat perekonomianya
masih rendah. Kedua, penduduk sebagai sumber tenaga kerja. Pertambahan jumlah penduduk
merupakan sumber tenaga kerja baru, oleh karena itu merupakan factor pertumbuhan ekonomi.
Dalam hal ini tenaga kerja tersebut dapat bekerja secara produktif dan akhirnya dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi. Secara Umum tingkat pertumbuhan ekonomi harus lebih tinggi daripada
tingkat pertumbuhan penduduk atau tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita har us lebih tinggi
dari pada tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian penekanan pada pertumbuhan ekonomi
itu sangat penting, tetapi harus dikoreksi dengan azas keadilan soaial melalui kesempatan kerja dan
pemerataan pendapatan.

41. mengindentifikasi faktor-faktor pusat pertumbuhan

Perkembangan pusat pertumbuhan di suatu wilayah ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut.

1. Sumberdaya Alam

Daerah yang mempunyai kekayaan sumber daya alam berpotensi menjadi pusat pertumbuhan. Sebagai contoh,
penambangan bahan tambang yang bernilai ekonomi tinggi di suatu wilayah merangsang kegiatan ekonomi,
memberikan kesempatan kerja, dan meningkatkan pendapatan daerah serta berpengaruh terhadap munculnya
kegiatan ekonomi penunjang.

2. Sumberdaya Manusia

Sumber daya manusia sangat berperan dalam pembentukan pusat pertumbuhan di suatu wilayah. Tenaga kerja yang
ahli, terampil, andal, kapabel, dan professional dibutuhkan untuk mengelola sumber daya alam. Pusat pertumbuhan
akan berkembang dan pembangunan berjalan lancar apabila tersedia sumber daya manusia yang andal.

3. Kondisi Fisiografi/Lokasi
Kondisi fisiografi/lokasi memengaruhi perkembangan pusat pertumbuhan. Lokasi yang strategis memudahkan
transportasi dan angkutan barang, sehingga pusat pertumbuhan berkembang cepat. Sebagai contoh, daerah dataran
rendah yang berelief rata memungkinkan pusat pertumbuhan berkembang lebih cepat dibanding daerah pedalaman
yang berelief kasar atau berpegunungan.

4. Fasilitas Penunjang

Pusat pertumbuhan akan lebih berkembang apabila didukung oleh fasilitas penunjang yang memadai. Beberapa
fasilitas penunjang antara lain jalan, jaringan listrik, jaringan telepon, pelabuhan laut dan udara, fasilitas air bersih,
penyediaan bahan bakar, serta prasarana kebersihan.

42.mengidentifikasi zona sesuai gambar pola teori keruangan

1) Teori Konsentris (ConcentricTheory)

Teori tentang struktur ruang kota yang pertama adalah teori konsentris yakni teori yang dikemukakan oleh Ernest W.
Burgess, seorang sosiolog asal Amerika Serikat yang meneliti kota Chicago pada tahun 1920. Ia berpendapat bahwa
kota Chicago telah mengalami perkembangan dan pemekaran wilayah seiring berjalannya waktu dan bertambahnya
jumlah penduduk. Perkembangan itu semakin meluas menjauhi titik pusat hingga mencapai daerah pinggiran. Zona
yang terbentuk akibat pemekaran wilayah ini mirip sebuah gelang yang melingkar.

Teori ini memungkinkan terjadi pada daerah eropa dan amerika seperti london, kalkuta, chicago dan Adelaide
(Australia) dimana lingkungannya yang sangat mudah untuk dibangunnya jalur transportasi. Di Indonesia, teori seperti
ini sangat sulit terwujud (hanya di kota-kota besar) karena lingkungan di Indonesia banyak yang merupakan daerah
pegunungan, berlembah, memiliki sungai besar dan daerah yang terpisah laut.

2) Teori Sektoral (SectorTheory)


Teori tentang struktur ruang kota yang kedua adalah teori sektoral yakni teori yang dikemukakan oleh HommerHoyt
dari hasil penelitiannya yang dilakukannya pada tahun 1930-an di kota Chicago. HommerHoyt berpendapat bahwa
unit-unit kegiatan di perkotaan tidak menganut teori konsentris melainkan membentuk unit-unit yang lebih bebas. Ia
menambahkan bahwa daerah dengan harga tanah yang mahal pada umumnya terletak di luar kota sedangkan harga
tanah yang lebih murah biasanya merupakan jalur-jalur yang bentuknya memanjang dari pusat kota (pusat kegiatan)
menuju daerah perbatasan.

3) Teori Inti Ganda (MultipleNucleusTheory)

Teori tentang struktur ruang kota yang ketiga adalah teori inti ganda yakni teori yang dikemukakan oleh dua orang ahli
geografi yang bernama Harris dan Ullman pada tahun 1945. Mereka berdua berpendapat bahwa teori konsentris dan
sektoral memang terdapat di perkotaan namun apabila dilihat lebih dalam lagi, maka akan didapati kenyataan yang
lebih kompleks.Kenyataan yang kompleks ini disebabkan karena dalam sebuah kota yang berkembang akan tumbuh
inti-inti kota yang baru yang sesuai dengan kegunaan sebuah lahan, misalnya adanya pabrik, universitas, bandara,
stasiun kereta api dan sebagainya. Nah, inti-inti kota tersebut akan menciptakan suatu pola yang berbeda-beda karena
kita tentunya akan tahu bahwa sebuah tempat yang dibuka (misalnya pabrik), maka disekitarnya akan tumbuh
pemukiman kos-kosan, perdagangan kecil dan sebagainya yang tentunya semua ini akan ikut mempengarui struktur
ruang kota. Biasanya faktor keuntungan dari segi ekonomilah yang melatar belakangi munculnya inti-inti kota ini.

4) Teori Konsektoral (Tipe Eropa)

Teori tentang struktur ruang kota yang keempat adalah teori konsektoral (tipe Eropa) yakni teori yang dikemukakan
oleh Peter Mann di Inggris pada tahun 1965. Peter Mann mencoba untuk menggabungkan teori konsentris dan
sektoral, akan tetapi disini teori konsentris lebih ditonjolkan.
5) Teori Konsektoral (Tipe Amerika Latin)

Teori tentang struktur ruang kota yang kelima adalah teori konsektoral (tipe Amerika Latin) yakni teori yang
dikemukakan oleh Ernest Griffin dan Larry Ford saat melakukan penelitian di Amerika Latin pada tahun 1980.

6) Teori Poros

Teori tentang struktur ruang kota yang keenam adalah teori poros yakni teori yang dikemukakan oleh Babcock pada
tahun 1932. Teori ini menekankan bahwa jalur tranportasi dapat memberikan pe7)

7) Teori Historis

Teori tentang struktur ruang kota yang terakhir yakni teori historis yang dikemukakan oleh Alonso. Teorinya didasari
atas nilai sejarah yang berkaitan dengan perubahan tempat tinggal penduduk di kota tersebut. ngaruh yang sangat
besar terhadap struktur ruang kota.

43.mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan tata ruang wilayah


Aspek-aspek penataan ruang

Aspek-aspek yang mempengaruhi dalam penataan ruang meliputi, aspek teknis, ekonomi, sosial, budaya, hukum,
kelembagaan dan lingkungan. Kegiatan ekonomi suatu wilayah yang sangat pesat akan mempengaruhi tingkat
kerusakan lingkungan. Para produsen umumnya mengeksploitasi alam terutama lahan dan air dalam mengembangkan
usahanya. Dalam menanggulangi masalah tersebut, para pelaku ekonomi diharapkan mampu membuat produk yang
lebih ramah lingkungan dan dalam mengembangkan usahanya harusmemperhatikan tata guna lahan wilayah
setempat.Selain itu pihak pemerintah juga ikut berperan mengenai masalah lingkungan. Pemerintah
bertanggungjawab dalam pembuatan peraturan, penetapan batas administrasi, penetapan standar dan pedoman
teknis, penetapan zoning, penetapan pajak. Disamping peran pemerintah, masyarakat juga diharapkan ikut berperan
aktif dalam pemeliharaan lingkungan (Kodoatie dan Sjarief, 2010).

a. Teknis atau Rekayasa

Aspek teknis atau rekayasa menjelaskan proses mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan terutama yang
berhubungan dengan konstruksi suatu infrastruktur. Evaluasi manusia dan interaksi lingkungan untuk melindungi dan
dapat meningkatkan kesehatan lingkungan dan kualitas lingkungan membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana
sistem alam bekerja dan bagaimana mendesain sistem dan teknologi dapat mengurangi dampak-dampak yang
merugikan dari interaksi dan meningkatkan kualitas lingkungan. (Randolph dalam Kodoatie dan Sjarief, 2010).

b. Ekonomi

Dari segi ekonomi penataan ruang tidak hanya dipengaruhi oleh biaya tetapi juga kegiatan ekonomi dan potensi baik
sumber daya alam maupun buatan pada wilayah tersebut. Dari segi ekonomi misalnya penetapan kawasan industri,
perdagangan, pertanian, daerah pariwisata, permukiman, penetapan pasar dan pusat-pusat kegiatan ekonomi lainnya.
Penataan ruang umumnya berkembang dari terbentuknya wilayah pasar secara spasial berlandaskan kaidah
permintaan (ekonomi) hasil dari aktivitas suatu monopoli (Kodoatie dan Sjarief, 2010).

c. Sosial dan Budaya

Aspek ini meliputi karakteristik sosial penduduk, karakteristik budaya (adat) masyarakat, kehidupan sosial masyarakat,
jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan penyebaranya sehingga dalam pelaksanaannya tidak bertentangan,
dengan kehidupan sosial dan budaya penduduk sosial.Analisis sosial diperlukan diantaranya untuk mengetahui
dampak sosial yang akan muncul akibat adanya pembangunan. Analisis sosial tersebut meliputi, pemahaman dan
pengertian sosial terhadap pentingnya proyek, analisis terhadap dampak sosial dari proyek terutama yang menyangkut
keuntungan dan kerugian sosial, partisipasi sosial terhadap proyek (Kodoatie dan Sjarief, 2010).

d. Hukum dan Kelembagaan

Aspek hukum memberikan justifikasi dari suatu proses pembangunan. Dengan kata lain produk pembangunan akan
berdampak pada produk hukum yang ada serta dimungkinkan dilakukan perubahan -perubahannya. Persoalan hukum
menjadi sangat penting ketika terjadi konflik, baik konflik kepentingan, konflik antar pengguna dll. Sedangkan aspek
kelembagaan memberikan peran yang besar pada penataan ruang.Pada prinsipnya para stakeholdersdapat
dikelompokkan menjadi 6 grup, yaitu penyedian pelayanan (serviceprovider), pengatur (regulator), organisasi
pendukung (supportorganizations), perencana (planner), operator dan pemakai (user) (Kodoatie dan Sjarief, 2010).

e. Lingkungan
Penetapan kebijakan-kebijakan dan perencanaan penataan ruang harus memperhatikan sistem ekologiglobal dan lokal,
serta sumber daya alam yang terkandung dalam suatu wilayah. Setiap pembangunan harus memperhatikan aspek-
aspek lingkungan sebagai berikut (Kodoatie dan Sjarief, 2010) :

(1) Meminimalisasi dampak dari pembangunan dan kegiatan-kegiatan pada perubahan ekologi.

(2) Meminimalisasi risiko akibat adanya perubahan-perubahan terhadap bumi, seperti kerusakan lapisan ozon,
pemanasan global yang disebabkan emisi karbon dioksida, perubahan iklim lokal yang disebabkan banjir, kekeringan,
penebangan liar.

(3) Meminimalisasi polusi udara, air dan tanah.

(4) Adanya jaminan dan pembangunan yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.

44.menentukan pola pemukiman di suatu wilayah

Pola Persebaran dan Permukiman Desa - Bentuk persebaran desa yang terdapat di permukaan bumi berbeda satu
sama lain. Hal ini sangat bergantung pada keadaan alamiah wilayahnya. Sebagai contoh, bentuk desa yang terletak di
wilayah pegunungan tentunya sangat berbeda dibandingkan dengan di kawasan pantai. Pola persebaran ini berkaitan
erat dengan kondisi tata ruang di desa itu sendiri.

Ciri-ciri pola tata ruang di perdesaan antara lain sebagai berikut:

 Tempat untuk memberi kehidupan kepada manusia cukup luas.


 Wilayah perdesaan dekat dengan areal pertanian.
 Di daerah subur, pola penyebarannya cenderung mengelompok.
 Pola penyebaran desa di daerah kurang subur cenderung memencar.
 Perdesaan umumnya dekat dengan sumber air.
 Perdesaan terlihat hijau karena banyak tanaman pertanian.
 Daerah perdesaan umumnya berlokasi di daerah pedalaman.
 Masyarakatnya berhubungan erat dengan kondisi alam yang berpengaruh terhadap tata kehidupan desa.
 Kondisi alam yang berpengaruh erat dengan masyarakat perdesaan antara lain tanah, tata air, iklim, dan
hujan.
 Udara perdesaan masih segar karena belum terkena polusi.

Beberapa contoh pola persebaran dan permukiman desa antara lain sebagai berikut:

 Pola desa mengikuti bentuk alur sungai, dengan tujuan memudahkan transportasi dan mencari air.
 Pola desa mengikuti bentuk tepi pantai, dengan tujuan memudahkan dalam mencari ikan dan hasil laut
lainnya.
 Pola desa berkelompok di daerah pertanian, dengan tujuan memudahkan perjalanan ketegalan atau sawah,
baik untuk mengolah ataupun mengawasi areal pertanian.
 Pola desa terpencar-pencar, biasanya dikarenakan keadaan alam yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan
mencari tempat yang dekat dengan air, tanah yang subur, kaya mineral, iklim yang cocok, dan daerah yang
aman.

Daldjoeni (1987) mengemukakan bahwa ditinjau dari pola tata guna lahannya, ada empat bentuk perdesaan yang
banyak dijumpai di Indonesia. Keempat bentuk desa tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bentuk desa linear atau memanjang mengikuti jalur jalan raya atau alur sungai.

Pola semacam ini dapat dijumpai di daerah dataran, terutama dataran rendah. Tujuan utama bentuk desa yang linear
atau memanjang adalah mendekati prasarana transportasi (jalan atau alur sungai) sehingga memudahkan mobilitas
manusia, barang, dan jasa.

b. Bentuk desa terpusat.

Bentuk desa semacam ini banyak dijumpai di wilayah pegunungan. Wilayah pegunungan biasanya dihuni oleh
penduduk yang berasal dari keturunan yang sama sehingga antara sesama warga masih merupakan saudara atau
kerabat.

c. Bentuk desa yang mengelilingi fasilitas tertentu.

Bentuk semacam ini banyak dijumpai di wilayah dataran rendah dan memiliki fasilitas umum yang banyak
dimanfaatkan oleh penduduk setempat, seperti mata air, danau, waduk, dan fasilitas-fasilitas lainnya.

45.Mengidentifikasi manfaat interaksi desa-kota dalam usaha pemerataan pembangunan

Beberapa manfaat interaksi desa dan kota, antara lain sebagai berikut:

 Hubungan sosial ekonomi penduduk desa dan kota meningkat.


 Pengetahuan penduduk desa meningkat, terutama dalam penggunaan teknologi di bidang pertanian.
 Kesadaran masyarakat desa tentang pendidikan dan keterampilan kerja untuk meningkatkan taraf hidup
semakin tumbuh.
 Heterogenitas atau keanekaragaman mata pencaharian penduduk semakin beragam.
 Pendapatan penduduk semakin meningkat.
 Kebutuhan penduduk di desa dan kota juga meningkat.
 Kemajuan di bidang perhubungan dan lalu lintas antarkota.

Pada masa ini, ada kecenderungan masayarakat untuk meninggalkan desanya pergi ke kota (urbanisasi). Urbanisasi
merupakan proses dimana adanya peningkatan proporsi penduduk yang tinggal diperkotaan. Urbanisasi adalah
perpindahan penduduk dari desa kekota. Urbanisasi merupakan masalah yang cukup serius bagi kita
semua.persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan
kehidupan sosial kemasyarakatan.

Perpindahan penduduk dari desa ke kota disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang secara garis besarnya
dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor pendorong dari desa (daya tolak desa) dan faktor penarik dari kota (daya
tarik kota). Salah satu faktor pendorong dari desa adalah pemilikan tanah di desa semakin sempit sebagai akibat
pertambahan penduduk yang cepat sehingga pendapatan rendah, kesempatan kerja atau lapangan kerja di desa
terbatas, lebih bersifat homogen. Sedangkan faktor penarik dari kota adalah kesempatan kerja di kota lebih banyak,
misalnya di sektor industri, perdagangan, bidang jasa, dan sebagainya. Serta kota memiliki kemudahan fasilitas,
misalnya fasilitas pendidikan, kesehatan, hiburan, penerangan, dan transportasi.

46. Menentukan titik henti antara dua buah tempat

Pada tahun Pada tahun 1931, William J Reilly mengemukakan sebuah teori yang sekarang dengan teori titik henti.
Teori titik henti adalah teori yang digunakan untuk mengetahui jarak maksimal daerah hinterland perdagangan sebuah
kota. Reilly menerapkan hukum fisika tentang gravitasi untuk mengukur kekuatan perdagangan barang antara dua
kota. Reilly menemukan sebuah konsep yang menunjukkan bahwa jika kedua kota memiliki jumlah penduduk sama
maka batas area perdagangan mereka tepat ditengah-tengan jarak yang memisahkan keduanya. Jika salah satu kota
memiliki jumlah penduduk yang lebih besar maka jarak area pemasaran akan semakin mendekati kota yang lebih kecil.
Pengukuran jarak batas area pemasaran ini telah dirumuskan dengan rumus titik henti secara matematis.

Teori titik henti adalah teori yang dapat dimanfaatkan dalam kajian keruangan geografi. Teori titik henti dapat menjadi
dasar pembatasan wilayah-wilayah fungsional. Penggunaan teori titik henti dapat menggeser metode krigging (Poligon
Thiessen) untuk kasus atau tema tertentu. Pembatasan wilayah fungsional menggunakan teori titik henti akan
menghasilkan wilayah-wilayah fungsional yang luasnya disesuaikan dengan ukuran masing-masing nodal yang
membentuknya. Nodal berukuran besar memiliki wilayah yang lebih luas dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan hukum
fisika yang dipakai oleh Reilly dalam merumuskan teori titik henti.

Penerapan teori titik henti dalam geografi mempermudah pembatasan wilayah fungsional yang terlalu sulit dilakukan
dengan metode survei lapangan. Sehingga, penerapan teori titik henti dapat menjadi alternatif pembatasan wilayah
sosial. Penggunaan teori titik henti dalam pembuatan wilayah geografi dapat dilakukan terhadap banyak hal, seperti:
analisis terhadap wilayah pemasaran, analisis konflik, analisis pengaruh pusat industri, dan sebagainya.

Teori Titik Henti (Breaking Point Theory) merupakan hasil modifikasi dari Model Gravitasi Reilly. Teori ini memberikan
gambaran tentang perkiraan posisi garis batas yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan dari dua kota atau
wilayah yang berbeda jumlah dan komposisi penduduknya. Teori Titik Henti juga dapat digunakan dalam
memperkirakan penempatan lokasi industri atau pusat pelayanan masyarakat. Penempatan dilakukan di antara dua
wilayah yang berbeda jumlah penduduknya agar terjangkau oleh penduduk setiap wilayah.

Teori ini digunakan untuk:

1. Menentukan lokasi suatu unit usaha ekonomi (pasar, SPBU, shopping center)

2. Menentukan lokasi sarana kesehatan (rumah sakit, klinik)

3. Menentukan lokasi sarana pendidikan (sekolah, kampus, pusdiklat)

Teori ini dapat digunakan jika memenuhi beberapa syarat yaitu:

1. Keadaan ekonomi penduduk relatif sama

2. Topografi wilayah datar

3. Sarana prasarana transportasi memadai

4. Daya beli masyarakat sama

47. Menentukan lokasi yang tepat sesuai ilustrasi penggunaan tataguna lahan untuk kegiatan ekonomi penduduk

1. Pemetaan Penggunaan Lahan

Untuk mengetahui apakah lahan yang ada digunakan sesuai dengan peruntukannya. Misalnya pemetaan lahan
pertanian, permukiman, atau kawasan industri.
2. Penentuan Arahan Lahan

Penentuan lokasi ketersediaan sumber daya air dapat digunakan untuk pertimbangan dalam menetapkan arahan
penggunaan lahan sebagai kawasan lindung, kawasan penyangga, kawasan budidaya, kawasan pertanian, kawasan
pemukiman, atau bahkan sebagai kawasan penunjang untuk kegiatan pertambangan.

3. Kajian Lahan Pertanian dan Perkebunan

Kajian untuk penentuan area yang tepat untuk pembukaan lahan pertanian dan lahan perkebunan harus
memperhatikan beberapa faktor, seperti: kemiringan lereng, kondisi tanah, kondisi lingkungan sekitar, ketersediaan
sumber daya air, dan kondisi iklim. Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga kelestarian lahan pertanian, stabilitas
lingkungan (analisis degradasi lahan dan identifikasi sumber air), serta analisa keruangan.

4. Kajian Lahan Permukiman

Kajian lahan permukiman dimanfaatkan untuk mengkaji distribusi permukiman, kepadatan permukiman, zonasi area
permukiman, permukiman kumuh, permukiman elit, serta variasi pola permukiman di desa dan di kota.

5. Kajian Lahan Permukiman

Kajian lahan permukiman dimanfaatkan untuk mengkaji distribusi permukiman, kepadatan permukiman, zonasi area
permukiman, permukiman kumuh, permukiman elit, serta variasi pola permukiman di desa dan di kota.

48. Menganalisis dampak pola pemanfaatan ruang berdasarkan ilustrasi

Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam RTRW Kota/RDTR Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/RTR Kawasan Perkotaan,
dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi:

 kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;


 kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;

 area pengembangan keanekaragaman hayati;


 area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan;
 tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;
 tempat pemakaman umum;
 pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan;
 pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;
 penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria pemanfaatannya;
 area mitigasi/evakuasi bencana; dan
 ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan perundangan dan tidak mengganggu
fungsi utama RTH tersebut.
 Elemen lansekap, adalah segala sesuatu yang berwujud benda, suara, warna dan suasana yang merupakan
pembentuk lansekap, baik yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Elemen lansekap yang berupa
benda terdiri dari dua unsur yaitu benda hidup dan benda mati; sedangkan yang dimaksud dengan benda
hidup ialah tanaman, dan yang dimaksud dengan benda mati adalah tanah, pasir, batu, dan elemen-elemen
lainnya yang berbentuk padat maupun cair.

Garis sempadan, adalah garis batas luar pengaman untuk mendirikan bangunan dan atau pagar yang ditarik
pada jarak tertentu sejajar dengan as jalan, tepi luar kepala jembatan, tepi sungai, tepi saluran, kaki tanggul,
tepi situ/rawa, tepi waduk, tepi mata air, as rel kereta api, jaringan tenaga listrik, pipa gas.

Hutan kota, adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam
wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh
pejabat yang berwenang.

Jalur hijau, adalah jalur penempatan tanaman serta elemen lansekap lainnya yang terletak di dalam ruang
milik jalan (RUMIJA) maupun di dalam ruang pengawasan jalan (RUWASJA). Sering disebut jalur hijau karena
dominasi elemen lansekapnya adalah tanaman yang pada umumnya berwarna hijau.

Kawasan, adalah kesatuan geografis yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional serta
mempunyai fungsi utama tertentu.

Kawasan perkotaan, adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Koefisien Dasar Bangunan (KDB), adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar
bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata
ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.

Koefisien Daerah Hijau (KDH), adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di
luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah
perencanan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.

Lansekap jalan, adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan, baik yang
terbentuk dari elemen lansekap alamiah seperti bentuk topografi lahan yang mempunyai panorama yang
indah, maupun yang terbentuk dari elemen lansekap buatan manusia yang disesuaikan dengan kondisi
lahannya. Lansekap jalan ini mempunyai ciri-ciri khas karena harus disesuaikan dengan persyaratan
geometrik jalan dan diperuntukkan terutama bagi kenyamanan pemakai jalan serta diusahakan untuk
menciptakan lingkungan jalan yang indah, nyaman dan memenuhi fungsi keamanan.

Penutup tanah, adalah semua jenis tumbuhan yang difungsikan sebagai penutup tanah.

Peran masyarakat, adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul atas kehendak dan keinginan sendiri di
tengah masyarakat sesuai dengan hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan penataan ruang.

Perdu, adalah tumbuhan berkayu dengan percabangan mulai dari pangkal batang dan memiliki lebih dari satu
batang utama.

Pohon, adalah semua tumbuhan berbatang pokok tunggal berkayu keras.

Pohon kecil, adalah pohon yang memiliki ketinggian sampai dengan 7 meter.

Pohon sedang, adalah pohon yang memiliki ketinggian dewasa 7-12 meter.

Pohon besar, adalah pohon yang memiliki ketinggian dewasa lebih dari 12 meter.

Ruang terbuka, adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk area/kawasan
maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada
dasarnya tanpa bangunan. Ruang terbuka terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.
Ruang Terbuka Hijau (RTH), adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih
bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam.

Ruang terbuka non hijau, adalah ruang terbuka di wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori
RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun yang berupa badan air.

Ruang terbuka hijau privat, adalah RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan yang
pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik
masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.

Ruang terbuka hijau publik, adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten
yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum.

Sabuk hijau (greenbelt), adalah RTH yang memiliki tujuan utama untuk membatasi perkembangan suatu
penggunaan lahan atau membatasi aktivitas satu dengan aktivitas lainnya agar tidak saling mengganggu.

Semak, adalah tumbuhan berbatang hijau serta tidak berkayu disebut sebagai herbaseus.

Tajuk, adalah bentuk alami dari struktur percabangan dan diameter tajuk.

Taman kota, adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi
atau kegiatan lain pada tingkat kota.

Taman lingkungan, adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif,
edukasi atau kegiatan lain pada tingkat lingkungan.

Tanaman penutup tanah, adalah jenis tanaman penutup permukaan tanah yang bersifat selain mencegah
erosi tanah juga dapat menyuburkan tanah yang kekurangan unsur hara. Biasanya merupakan tanaman
antara bagi tanah yang kurang subur sebelum penanaman tanaman yang tetap (permanen).

Tanggul, adalah bangunan pengendali sungai yang dibangun dengan


persyaratan teknis tertentu untuk melindungi daerah sekitar sungai terhadap limpasan air sungai.

Vegetasi/tumbuhan, adalah keseluruhan tetumbuhan dari suatu kawasan baik yang berasal dari kawasan itu
atau didatangkan dari luar, meliputi pohon, perdu, semak, dan rumput.

Wilayah, adalah kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya, yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan kondisi geografis.

49. Menentukan ciri negara maju / berkembang

CIRI-CIRI NEGARA MAJU

1. Angka Pengangguran Rendah. ...


2. Pendapatan Per Kapita Tinggi. ...
3. .Laju Pertumbuhan Hidup Rendah. ...
4. Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Semakin Cepat Dan Pesat. ...
5. Industri Dan Jasa Menjadi Sektor Perekonomian Utama. ...
6. Menghargai Waktu Dan Kesetaraan Gender Dijunjung Tinggi. ...
7. Sistem Pendidikan Yang Baik.

Ciri Negara Berkembang

1. Memiliki pendapatan berkapita rendah. photobucket.com. ...


2. Perekonomian Masih Mengandalkan Sektor Primer. ...
3. Tingkat Pendidikan Rendah. ...
4. Tingginya Tingkat Pengangguran. ...
5. Budaya displin Kurang. ...
6. Kurang Penguasaan IPTEK. ...
7. Tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk. ...
8. Import Lebih Banyak Dari Pada Eksport.
50. Mengkategorikan kelompok negara maju dan berkembang
Negara maju adalah sebutan untuk negara yang menikmati standar hidup yang relatif tinggi melalui teknologi tinggi
dan ekonomi yang merata. Kebanyakan negara dengan GDP per kapita tinggi dianggap negara maju.

 Hong Kong.
 Israel.
 Jepang.
 Korea Selatan.
 Makau.
 Singapura.
 Siprus.
 Taiwan.
Daftar negara ekonomi awal dan berkembang

 Afghanistan.
 Albania.
 Aljazair.
 Angola.
 Antigua dan Barbuda.
 Argentina.
 Armenia.
 Azerbaijan.

Anda mungkin juga menyukai