Anda di halaman 1dari 4

Bagaimanakah menjadi orang yang sukses?

Sukses yang dimaksud di sini


bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga bisa menyelamatkan orang lain.
Sukses inilah yang selamat dari kerugian di dunia dan akhirat. Simak tafsir
surat Al ‘Ashr bersama.
Allah Ta’ala berfirman,

‫صب ِْر‬
َّ ‫ص ْوا بِال‬ ِ ِّ ‫ص ْوا بِ ْال َح‬
َ ‫ق َوت ََوا‬ َ ‫ت َوت ََوا‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ َ ‫) إِ ََّّل الَّذِينَ آ َ َمنُوا َو‬2( ‫سانَ لَ ِفي ُخس ٍْر‬
َّ ‫ع ِملُوا ال‬ َ ‫اْل ْن‬ ْ َ‫َو ْالع‬
ِ ْ ‫) إِ َّن‬1( ‫ص ِر‬

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali


orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).

ASBABUN NUZUL
Diturunkan karena kebiasaan orang Arab pada waktu ashar atau sore hari
yang nongkrong tanpa ada ilmu yang jelas.
Banyak orang yang mengutuk waktu ‘Ashar. Mereka mengatakan bahwa
waktu ashar adalah waktu yang celaka atau waktu nahaas. Menurut mereka
banyak bahaya yang terjadi pada waktu Ashar.

Menurut sebagian besar ahli tafsir, Tidak ada waktu yang mulia atau
waktu yang hina. Tidak ada tempat yang suci dan tidak ada pula tempat yang
kotor. Seluruh waktu sama derajatnya dan seluruh tempat juga sama
derajatnya. Lalu apa yang menyebabkan satu waktu memiliki nilai lebih
tinggi dari waktu lain? hal demikian karena adanya peristiwa yang berkaitan
dengan waktu itu. Satu tempat juga menjadi lebih mulia dari tempat-tempat
yang lainnya bukan karena tempatnya melainkan karena tempat itu berkaitan
dengn suatu kejadian atau peristiwa.

Jika Rasulullah tidak lahir di Mekkah atau Nabi Ibrahim tidak


membangun Kabah di situ, maka kota Mekkah itu sama nilainya dengan
jakarta misalnya. Mekah menjadi mulia karena di situ ada peristiwa besar.
Waktu-waktu dalam hidup kita sama semuanya, tetapi ada waktu-waktu
tertentu dalam sejarah hidup kita yang punya nilai lebih tinggi.
Dalam al-Quran, Allah sering bersumpah. Allah bersumpah dengan benda-
benda, misalnya: “Wasy syamsi; Demi matahari. Allah juga bersumpah
dengan waktu, wadh dhuha; demi waktu dhuha, “wal laili idza saja, demi
malam apabila sudah mulai gelap, Allah paling sering bersumpah dengan
waktu. Dalam surah al-Ashr, Allah bersumpah dengan waktu: “wal-ashr”.

Ada perbedaan di kalangan ahli tafsir dalam mengartikan ayat ini. Ada yang
mengatakan bahwa al-Ashr itu adalah waktu asar dan Sebagian lagi ada
yang berpendapat bahwa al-ashr itu ialah masa.
Belum tentu kita bisa bertemu di waktu yang sama, di jam yang sama, di posisi
yang sama pada jumat nanti.

Manusia Benar-Benar dalam Kerugian


Manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kerugian sendiri ada dua
macam :

Yang pertama, kerugian mutlak yaitu orang yang merugi di dunia dan
akhirat. Ia luput dari nikmat dan mendapat siksa di neraka.

Yang kedua, kerugian dari sebagian sisi. Allah mengglobalkan kerugian


pada setiap manusia kecuali yang punya empat sifat: (1) iman, (2) beramal
sholeh, (3) saling menasehati dalam kebenaran, (4) saling menasehati dalam
kesabaran.

1- Mereka yang Memiliki Iman


Yang dimaksud dengan orang yang selamat dari kerugian yang pertama
adalah yang memiliki iman.

iman merupakan hal mendasar yang tidak boleh dilupakan manusia.


Keimanan akan sangat berpengaruh pada kehidupan setiap manusia.
Siapapun yang memiliki keimanan yang kuat ia akan dapat mengamalkannya
dalam keseharian, sehingga jika iman sudah di hati maka tidak mungkin
manusia akan melupakan amal sholeh dan kebajikan, yaitu seluruh perbuatan
baik yang tidak melanggar norma-norma ajaran Islam.

Dan keimanan ini tidak akan terwujud tanpa ilmu, karena keimanan
merupakan cabang dari ilmu dan keimanan tersebut tidak akan sempurna jika
tanpa ilmu. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar’i (ilmu agama).

”Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)

betapa indahnya perkataan Fudhail bin ‘Iyadh

”Seorang yang berilmu akan tetap menjadi orang bodoh sampai dia
dapat mengamalkan ilmunya. Apabila dia mengamalkannya, barulah
dia menjadi seorang alim”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

”Seorang hamba tidak akan beranjak dari tempatnya pada hari kiamat
nanti hingga dia ditanya tentang ilmunya, apa saja yang telah ia
amalkan dari ilmu tersebut.”

2- Mereka yang Beramal Sholeh


Yang dimaksud di sini adalah yang melakukan seluruh kebaikan yang lahir
maupun yang batin, yang berkaitan dengan hak Allah maupun hak
manusia, yang wajib maupun yang sunnah.

Iman tanpa amal saleh berarti belum diterapkan ilmunya dan amal shaleh
tanpa iman tidak berarti di hadapan Allah.

Kita siapkan amal kebaikan seperti sunnah para sahabat

Abu bakar merencanakan amalannya seharian


3- Mereka yang Saling Menasehati dalam Kebenaran
Yang dimaksud adalah saling menasehati dalam dua hal yang disebutkan
sebelumnya. Mereka saling menasehati, memotivasi, dan mendorong
untuk beriman dan melakukan amalan sholeh.

Pada hakekatnya orang yang lalai akan kewajiban berdakwah masih


berada dalam kerugian meskipun ia termasuk orang yang berilmu dan
mengamalkannya. Ia masih berada dalam kerugian dikarenakan ia hanya
mementingkan kebaikan diri sendiri (egois) dan tidak mau memikirkan
bagaimana cara untuk mengentaskan umat dari jurang kebodohan terhadap
agamanya. Ia tidak mau memikirkan bagaimana cara agar orang lain bisa
memahami dan melaksanakan ajaran Islam yang benar seperti dirinya.

4- Mereka yang Saling Menasehati dalam Kesabaran


Yaitu saling menasehati untuk bersabar dalam ketaatan kepada Allah dan
menjauhi maksiat, juga sabar dalam menghadapi takdir Allah yang dirasa
menyakitkan. Karena sabar itu ada tiga macam: (1) sabar dalam melakukan
ketaatan, (2) sabar dalam menjauhi maksiat, (3) sabar dalam menghadapi
takdir Allah yang terasa menyenangkan atau menyakitkan.

”Maka dengan dua hal yang pertama (ilmu dan amal), manusia dapat
menyempurnakan dirinya sendiri. Sedangkan dengan dua hal yang terakhir
(berdakwah dan bersabar), manusia dapat menyempurnakan orang lain.
Dan dengan menyempurnakan keempat kriteria tersebut, manusia dapat
selamat dari kerugian dan mendapatkan keuntungan yang besar”

Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk menyempurnakan


keempat hal ini, sehingga kita dapat memperoleh keuntungan yang besar di
dunia ini, dan lebih-lebih di akhirat kelak. Amiin.

Anda mungkin juga menyukai