صب ِْر
َّ ص ْوا بِال ِ ِّ ص ْوا بِ ْال َح
َ ق َوت ََوا َ ت َوت ََوا
ِ صا ِل َحا َ ) إِ ََّّل الَّذِينَ آ َ َمنُوا َو2( سانَ لَ ِفي ُخس ٍْر
َّ ع ِملُوا ال َ اْل ْن ْ ََو ْالع
ِ ْ ) إِ َّن1( ص ِر
ASBABUN NUZUL
Diturunkan karena kebiasaan orang Arab pada waktu ashar atau sore hari
yang nongkrong tanpa ada ilmu yang jelas.
Banyak orang yang mengutuk waktu ‘Ashar. Mereka mengatakan bahwa
waktu ashar adalah waktu yang celaka atau waktu nahaas. Menurut mereka
banyak bahaya yang terjadi pada waktu Ashar.
Menurut sebagian besar ahli tafsir, Tidak ada waktu yang mulia atau
waktu yang hina. Tidak ada tempat yang suci dan tidak ada pula tempat yang
kotor. Seluruh waktu sama derajatnya dan seluruh tempat juga sama
derajatnya. Lalu apa yang menyebabkan satu waktu memiliki nilai lebih
tinggi dari waktu lain? hal demikian karena adanya peristiwa yang berkaitan
dengan waktu itu. Satu tempat juga menjadi lebih mulia dari tempat-tempat
yang lainnya bukan karena tempatnya melainkan karena tempat itu berkaitan
dengn suatu kejadian atau peristiwa.
Ada perbedaan di kalangan ahli tafsir dalam mengartikan ayat ini. Ada yang
mengatakan bahwa al-Ashr itu adalah waktu asar dan Sebagian lagi ada
yang berpendapat bahwa al-ashr itu ialah masa.
Belum tentu kita bisa bertemu di waktu yang sama, di jam yang sama, di posisi
yang sama pada jumat nanti.
Yang pertama, kerugian mutlak yaitu orang yang merugi di dunia dan
akhirat. Ia luput dari nikmat dan mendapat siksa di neraka.
Dan keimanan ini tidak akan terwujud tanpa ilmu, karena keimanan
merupakan cabang dari ilmu dan keimanan tersebut tidak akan sempurna jika
tanpa ilmu. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar’i (ilmu agama).
”Seorang yang berilmu akan tetap menjadi orang bodoh sampai dia
dapat mengamalkan ilmunya. Apabila dia mengamalkannya, barulah
dia menjadi seorang alim”
”Seorang hamba tidak akan beranjak dari tempatnya pada hari kiamat
nanti hingga dia ditanya tentang ilmunya, apa saja yang telah ia
amalkan dari ilmu tersebut.”
Iman tanpa amal saleh berarti belum diterapkan ilmunya dan amal shaleh
tanpa iman tidak berarti di hadapan Allah.
”Maka dengan dua hal yang pertama (ilmu dan amal), manusia dapat
menyempurnakan dirinya sendiri. Sedangkan dengan dua hal yang terakhir
(berdakwah dan bersabar), manusia dapat menyempurnakan orang lain.
Dan dengan menyempurnakan keempat kriteria tersebut, manusia dapat
selamat dari kerugian dan mendapatkan keuntungan yang besar”