Kelompok 1 BAB 7
Kelompok 1 BAB 7
DOSEN PEMBIMBING:
NUNUK SULISRUDATIN, S.H., S.IP., M.Si
DISUSUN OLEH :
1. JENRIKO MANGAPUL S (225-228)
2. ALECSIUS SHARAJA (229-232)
3. JALU ATMA RAMADHAN (233-236)
4. DEBBY CINTHIA (237-240)
5. KOMALASARI (241-244)
6. KARTINI RANI ARMIDA (245-248)
7. RICHO WIRA P (249-253)
1. SIMETRIS 2. ASIMETRIS
A. HUBUNGANPERSAHABATAN A. POPULARITAS
B. HUBUNGANSEHARI-HARI B. PENIRUAN
F. PERTENTANGANANTARAMEREKA
YANGTIDAKSEJAJARKEDUDUKANNYA
G. HUBUNGANSEHARI-HARI
Kekuasaandapatbersumberpadabermacam-macamfaktor.Apabilasumber-
sumberkekuasaantersebutdikaitkandengankegunaannya,
makadapatdiperolehgambaransebagaiberikut.
SUMBERKEKUASAAN 2. KEGUNAAN
1. SUMBER A. PENGENDALIANKEKERASAN
C. POLITIK C. PENGAMBILANKEPUTUSAN
E. TRADISI MELANCARKANINTERAKSI
F. PANDANGANHIDUP, INTEGRASI
KEKUASAANTERTINGGI:
G. KEPENTINGANREKREATIF
KEKUASAANTERTINGGIDALAMMASYARAKATDINAMAKAN PULA KEDAULATAN
(SOVEREIGNITY) YANG BIASANYADIJALANKANOLEHSEGOLONGANKECILMASYARAKAT.OLEH
GAETANO MOSCA, DISEBUTTHE RULING CLASS.
C. Unsur–unsurSaluranKekuasaandanDimensinya
Kekuasan yang
dapatdijumpaipadainteraksisosialantaramanusiamaupunantarkelompokmempunyaib
eberapaunsurpokok, yaitusebagaiberikut.
1. Rasa Takut
Perasaantakutpadaseseorang (yang merupakanpenguasa, misalnya)
menimbulkansuatukepatuhanterhadapsegalakemauandantindakan orang yang
ditakutitadi. Rasa takutmerupakanperasaannegatifkarenaseseorangtundukkepada
orang laindalamkeadaanterpaksa. Orang yang mempunyai rasa
takutakanberbuatsegalasesuatu yang sesuaidengankeinginan orang yang
ditakutinya agar terhindardarikesukaran-kesukaran yang akanmenimpadirinya,
seandainyadiatidakpatuh. Rasa takutjugamenyebabkan orang yang
bersangkutanmenirutindakan-tindakan orang yang ditakutinya.Gejalaini yang
dinamakan matched dependent behavior, yang takmempunyaitujuankonkretbagi
yang melakukannya. Rasa takutmerupakangejala universal yang terdapatdimana-
manadanbiasanyadipergunakansebaik-baiknyadalammasyarakat yang
mempunyaipemerintahanotoriter.
2. Rasa Cinta
Rasa cintamenghasilkanperbuatan-perbuatan yang padaumumnyapositif.
Orang-orang lainbertndaksesuaidengankehendakpihak yang
berkuasauntukmenyenangkansemuapihak. Artinyaadatitik-
titikpertemuanantarapihak-pihak yang bersangkutan. Rasa
cintabiasanyatelahmendarahdaging (internalized)
dalamdiriseseorangatausekelompok orang. Rasa cinta yang
efisienseharusnyadimulaidaripihakpenguasa.Apabilaadasuatureaksipositifdarimasya
rakat yang dikuasai, kekuasaanakandapatberjalandenganbaikdanteratur.
3. Kepercayaan
Kepercayaandapattimbulsebagaihasilhubunganlangsungantaradua orang
ataulebih yang bersifatasosiatif.Misalnya, B sebagai orang yang
dikuasaimengadakanhubunganlangsungdenganAsebagaipemegangkekuasaan. B
percayasepenuhnyakepadaAkalau A akanselalubertindakdanberlakubaik.
Dengandemikian, setiapkeinginanAakanselaludilaksanakanoleh B.
Kemungkinansekalibahwa B samasekalitidakmengetahuikegunaantindakan-
tindakannyaitu. Akan tetapi, karenadiatelahmenaruhkepercayaankepadasi A,
diaakanberbuathal-hal yang sesuaidengankemauan A yang
yangmerupakanpenguasa agar A semakinmempercayai B. Padacontohtersebut,
hubungan yang terjadibersifatpribadi,
tetapimungkinsajahubungandemikianakanberkembang di
dalamsuatuorganisasiataumasyarakatsecaraluas.
Soalkepercayaanmemangsangatpenting demi kelanggengansuatukekuasaan.
4. Pemujaan
Sistemkepercayaanmungkinmasihdapatdisangkaloleh orang-orang lain. Akan
tetapi, di dalam system pemujaan, seseorangatausekelompok orang yang
memegangkekuasaanmempunyaidasarpemujaandari orang–orang lain.
Akibatnyaadalahsegalatindakanpenguasadibenarkanatausetidak-
tidaknyadianggapbenar.
Keempatunsurtersebutmerupakansarana yang
biasanyadigunakanolehpenguasauntukdapatmenjalankankekuasaan yang ada di
tangannya.Apabilaseseoranghendakmenjalankankekuasaan,
biasanyadilakukansecaralangsungtanpaperantara.Keadaaansemacamitupadaumum
nyadapatdijumpaipadamasyarakat-masyarakatkecildanbersahaja,
dimanaparawarganyasalingmengenaldanbelumdikenaladanyadiferensisasi.Namun,
di dalammasyarakat yang sudahrumit, hubunganantarapenguasadengan yang
dikuasaimungkinterpaksadilaksanakansecaratidaklangsung.Misalnya di Indonesia,
takakanmungkinpresidensetiap kali berhubunganlangsungdenganrakyatnya yang
berjuta-jutaitudantersebartempatkediamannya.
Apabiladilihatdalammasyarakat, kekuasaan di
dalampelaksanaannyadijalankanmelaluisaluran-salurantertentu.Saluran-
salurantersebutbanyaksekali, tetapikitahanyaakanmembatasidiripadasaluran-
saluransebagaiberikutini.
a. SaluranMiliter
Apabilasaluranini yang dipergunakan,
penguasaakanlebihbanyakmempergunakanpaksaan (coercion) sertakekuatanmiliter
(military force) di dalammelaksanakankekuasaannya.
Tujuanutamaadalahuntukmenimbulkan rasa
takutdalamdirimasyarakatsehinggamerekatundukkepadakemauanpenguasaatausek
elompok orang-orang yang dianggapsebagaipenguasa.Untukkeperluantersebut,
sering kali dibentuk
b. Saluran ekonomi
c. Saluran politik
d. Saluran tradisional
Saluran tradisional biasanya merupakan saluran yang paling disukai. Dengan cara
menyesuaikan tradisi pemegang kekuasaan dengan tradisi yang dikenal didalam suatu
masyarakat, pelksanaan kekuasaan dapat berjalan dengan lebih lancar.
e. Saluran ideologi
f. Saluran-saluran lainnya
Selain saluran-saluran lain yang telah disebutkan diatas adapula yang dapat
dipergunakan penguasa, misalnya alat-alat komunikasi massa seperti surat kabar, radio,
televisi, dan lain-lainnya. Selain itu, dapat pula digunakan saluran rekreasi yang bisa
digunakan rekreasi yang biasa digunakan masyarakat mengisi waktu tenggangnya yaitu
seperti sandiwara rakyat. Apabila dimensi kekuasaan ditelaah, ada kemungkinan-
kemungkinan diantaranya :
Menurut Maclever , ada tiga pola umum sistem lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yaitu
sebagai berikut:
a. Tipe pertama adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku.
Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta, dimana hampir – hampir tak
mungkin ditembus
b. Tipe yang kedua (oligarkis) masih mempunyai garis pemisah yang tegas. Kelas menengah
lazimnya mempunyai warga yang paling banyak, kaum industri, perdagangan, dan keuangan
memegang peranan penting. Ada bermacam – macam cara dimana warga dari lapisan bawah
naik tingkat lapisan dan juga ada kesempatan bagi warga lapisan menengah untuk menjadi
penguasa. Variasi tipe kedua tersebut di atas dijumpai pada negara – negara yang didasarkan
pada aliran fasisme danterjadi gerak sosial vertikal. Garis pemisah antara masing- masing
lapisan hampir tak juga pada juga pada negara- negara totaliter ( seperti misalnya soviet
rusia)
Bedanya adalah bahwa kekuasaan yang sebenarnya berada di tangan partai politik yang
mempunyai kekuasaan menentukan.
c. Tipe yang ketiga (Tipe demokratis) menunjukan kenyataan akan adanya garis pemisah antara
lapisan yang sifatnya mobil sekali. Kelahiran tidak menentukan seseorang, yang terpenting
adalah kemampuan dan kadang – kadang juga faktor keberuntungan. Tipe ini terbukti dari
anggota – anggota partai politik. Yang dalam suatu masyarakat demokratis dapat mencapai
kedudukan – kedudukan tertentu melalui partai.
F. WEWENANG
Wewenang dimaksudkan sebagai suatuy hak yang telah ditetapkan dalam tata tertib sosial
untuk menetapkan kebijaksanaan, menentukan keputusan – keputusan mengenai masalah –
masalah penting,dan untuk menyelesaikan pertentangan – pertentangan.
Seseorang mempunyai wewenang bertindak sebagai orang yang memimpin atau
membimbing orang banyak. Apabila orang membicarakan tentang wewenang, maka yang
dimaksud adalah hak yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang. Tekanannya adalah
pada hak, dan bukan pada kekuasaan
G. Kepemimpinan( Leadership )
1. Umum
Kepemimpinan( leadership)adalahkemampuanseseorang ( yaitupemimpinanatauleader )
untukmemengaruhi orang lain ( yaitu yang dipimpinataupengikut-pengikutnya ) sehingga
orang lain tersebutbertingkahlakusebagaimanadikehendaki oleh pemimpintersebut.
Kadangkaladibedakanantarakepemimpinansebagaikedudukan dan
kepemimpinansebagaisuatu proses sosial. Sebagaikedudukan,
kepemimpinanmerupakansuatukompleksdarihak-hak dan kewajiban-kewajiban yang
dapatdimiliki oleh seseorangatausuatu badan. Sebagaisuatu proses sosial,
kepemimpinanmeliputisegalatindakan yang dilakukanseseorangatausesutau badan yang
menyebabkangerakdariwargamasyarakat.
Kepemimpinanada yang bersifatresmi (formal leadership), yaitukepemimpinan yang
tersimpul di dalamsuatujabatan. Ada pula
kepemimpinankarenapengakuanmasyarakatakankemampuanseseoranguntukmenjalankankepe
mimpinan. Suatuperbedaan yang mencolokantarakepemimpinan yang resmidengantidakresmi
(informal leadership) adalahkepemimpinan yang resmi di
dalampelaksanaannyaselaluharusberda di ataslandasan-landasanatauperaturan-
peraturanresmi. Kepemimpinantidakresmi, mempunyairuanglingkuptanpabatas-batasresmi,
karenakepemimpinandemikiandidasarkanataspengakuan dan kepercayaanmasyarakat.
Demikian beberapa Sikap atau syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
yang baik menurut mitolohi indonesia. Sifat-sifat tersebut dengan perubahan di
sana-sini dapat diterapkan pula dalam kepimpinan yang modern.
3. Kepemimpinan Menurut Ajaran Tradisional
Seorang Pemimpin dimuka harus memiliki idealisme kuat, serta harus dapat
menjelaskan cita-citanya kepada masyarakat dengan cara-cara sejelas mungkin
karena dia harus mampu menentukan suatu tujuan bagi masyarakat yang
dipimpinnya, serta merintis ke arah tujuan tersebut dengan menghilangkan segala
hambatan, antara lain dengan menghapus lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
telah usang. Bahayanya bagi pemimpin dimuka adalah kemungkinana berjalannya
terlalu cepat seningga masyarakat yang dipimpinnya tertinggal jauh.
Seorang pemimpin ditengah-tengah mengikuti kehendakan yang dibentuk
masyarakat. Ia selalu dapat mengamati jalannya masyarakat, serta dapat
merasakan suka dukanya. Dari dia diharapkan dapat merumuskan perasaan-
perasaan serta keinginan-keinginan masyarakat dan juga menimbulkan keinginan
masyarakat untuk memperbaiki keadaan yang kurang menguntungkan.
Kepemimpinan dibelakang diharapkan mempunyai kemampuan untuk
mengikuti perkembangan masyarakat. Dia berkewajiban untuk menjaga agar
perkembangan masyarakat tidak menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai yang
pada suatu masa dihargai oleh masyarakat. Kepemimpinan dibelakang masih jelas
tergambar dari istilah-istilah seperti “Pamong Praja”,”Pamong Desa” dan seterusnya,
yang mengambarkan bahwa fungsi pemimpin adalah untuk membimbing
masyarakat.
Memang kepemimpinan tradisional Indonesia pada umumnya bersifat
sebagai kepemimpinan dibelakang, yang hingga dewasa ini masih tetap
dipertahankan terutama pada masyarakat-masyarakat tradisional, yaitu masyarakat-
masyarakat hukum adat.