Anda di halaman 1dari 15

BAB 7

KEKUASAAN, WEWENANG, DAN KEPEMIMPINAN

DOSEN PEMBIMBING:
NUNUK SULISRUDATIN, S.H., S.IP., M.Si
DISUSUN OLEH :
1. JENRIKO MANGAPUL S (225-228)
2. ALECSIUS SHARAJA (229-232)
3. JALU ATMA RAMADHAN (233-236)
4. DEBBY CINTHIA (237-240)
5. KOMALASARI (241-244)
6. KARTINI RANI ARMIDA (245-248)
7. RICHO WIRA P (249-253)

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA
TAHUN 2019
Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta-juta manusia,
oleh karena itu, Kekuasan (Power) sangat menarik perhatian para ahli ilmu pengetahuan
kemasyarakatan, Kekuasaan senantiasa ada didalam masyarakat, baik yang masih bersahaja
maupun yang sudah besar atau rumit susunanya, akan tetapi walaupun selalu ada kekuasaan
tidak dapat dibagi rata kepada semua anggota masyarakat.
Kekuasaan dijelmakan pada diri seseorang, biasanya orang itu dinamakan pemimpin
dan mereka yang menerima pengaruhnya adalah pengikut, perbedaan antara kekuasaan
dengan wewenang adalah bahwa setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak
laindapat dinamakan kekuasaan, sementara itu, Wewenang adalah kekuasaan yang ada
pada seseorang atau kelompok orang yang mempunyai dukungan atau mendapat
pengakuan dari masyarakat.
Apabila setiap macam kekuasaan menjelma menjadi wewenang, susunan kekuatan
masyarakat akan menjadi kaku karena tidak dapat mengikuti perubahan-perubahan yang
senantiasa terjadi didalam masyarakat, adanya wewenang hanya dapat menjadi efektif
apabila didukung dengan kekuasaan yang nyata, kekuasaaan itu lambat laun
diidentifikasikan dengan orang yang memegangya. Contoh yang demikian itu dalam
masyarakat indonesia terdapat pada masyarakat hukum adat (misalnya desa) yang
letaknnya terpencil, sebaliknya didalam masyarkat yang besar dan rumit dimana terlihat
berbagai sifat dan tujuan hidup golongan yang berbeda-beda dan kepentingan yang tidak
selalu sama satu dengan lainya.
Adanya kekuasaaan dan wewenang pada setiap masyarakat merupakan gejala yang
wajar, walaupun wujudnya kadang-kadang tidak disukai oleh masyarakt itu sendiri karena
sifatnya yang mungkin abnormal, sebagai proses baik kekuasaan maupun wewenang
merupakan suatu pemgaruh yang nnyata atau potensial, mengenai pengaruh tersebut
lazimnya diadakan pembedaan diantara lain:
1. Pengaruh bebas yang didasarkan pada komunikasi dan bersifat persuasif.
2. Pengaruh tergantung atau tidak bebas menjadi efektif karena ciri tertentu
yang dimiliki oleh pihak-puhak yang berpengaruh,pada jenis ini pengaruh
ini, mungkin terjadi proses-proses sebagai berikut :
a. Pihak yang berpengaruh membantu pihak yang dipengaruhi untuk
mencapai tujuanya.
b. Pihak yang berpegaruh mempunyai ciri tertentu yang menyebabkan
pihak lain terpengaruh olehnya, Ciri-citi tersebut adalah
1) Kelebihan didalam kemampuan dan pengetahuan.
2) Sifat dan sikap yang dapat dijadikan pedoman perilaku yang
pantas.
3) Mempunyai kekuasaan resmi yang sah.
tertentu ataupun atas dasar peraturan-peraturan hukum yang tertentu. Jadi, kekuasaan
terdapat dimana-mana, dalam hubungan sosial maupun didalam organisasi-organisasi
sosial. Akan tetapi, pada umumnya kekuasaan yang tertinggi berada pada organisasi yang
dinamakan “negara”.
Secara formal negara mempunyai hak untuk melaksanakan kekuasaan tertinggi.
Kalauperlu, dengan paksaan. Juga negaralah yang membagi-bagikan kekuasaan yang lebih
rendah derajatnya. Itulah yang dinamakan kedaulatan (sovereignity). Kedaulatan biasanya
dijalankan oleh segolongan kecil masyarakat yang menamakan diri the ruling class. Ini
merupakan gejala yang umumd alamsetiap masyarakat. Dalam kenyataan, diantara orang-
orang yang merupakan warga the ruling class, pasti ada yang menjadi pemimpinnya,
meskipun menurut hukum dia tidak merupakan pemegang kekuasaan yang tertinggi.
Misalnya pada negara-negara yang terbentuk kerajaan, sering terlihat kenyataan bahwa
seorang perdana menteri mempunyai kekuasaan yang lebih besar dari raja dalam
menjalankan kedaulatan negara.
Gejalalain yang tampakjugaadalahperasaan yang tidakpuas (yaitumereka yang
diperintah) mempunyaipengaruhterhadapkebijaksanaan-kebijaksanaan yang
dijalankanolehthe ruling class. Golongan yang
berkuasatakmungkinbertahanterustanpadidukungolehmasyarakat.Olehkarenaitu,
golongantersebutsenantiasaberusahauntukmembenarkankekuasaannyaterhadapmasyarakat
agar kekuasaannyadapatditerimamasyarakatsebagaikekuasaan yang legal
danbaikuntukmasyarakat yang bersangkutan. Usaha-usahagolongan yang
memegangkekuasaansepertiditerangkanMosca, di dalammasyarakat-masyarakat yang
barusajabebasdaripenjajahandanmendapatkankemerdekaanpolitik, mengalamikesulitan-
kesulitansebabpokokkesulitan-
kesulitantersebutterletakpadaperbedaanalampikiranantargolongan yang berkuasa (yang
secararelatifmaju) danalampikiranantaragolongan yang dikuasai yang
masihtradisionaldankurangluaspengetahuannya. Olehsebabitu, golongan yang
berkuasaharusberusahauntukmenanamkankekuasaannyadenganjalanmenghubungkannyade
ngankepercayaandanperasaan-perasaanyang kuat di dalammasyarakatbersangkutan, yang
padadasarnyaterwujuddalamnilaidannorma.
Dengandemikian,
dapatlahdikatakanbahwasifathakikatkekuasaandapatterwujuddalamhubungan yang
simetrisdanasimetris.Masing-masinghubunganterwujuddalamkehidupansehari-
harisehinggadapatdiperolehgambaransebagaiberikut.
SIFATDANHAKIKATKEKUASAAN

1. SIMETRIS 2. ASIMETRIS

A. HUBUNGANPERSAHABATAN A. POPULARITAS

B. HUBUNGANSEHARI-HARI B. PENIRUAN

C. HUBUNGAN YANGBERSIFAT C. MENGIKUTIPERINTAH

AMBIVALEN D. TUNDUKPADAPIMPINAN FORMAL

D. PERTENTANGANANTARAMEREKA ATAU INFORMAL

YANG SEJAJARKEDUDUKANNYA E. TUNDUKPADASEORANGAHLI

F. PERTENTANGANANTARAMEREKA

YANGTIDAKSEJAJARKEDUDUKANNYA

G. HUBUNGANSEHARI-HARI
Kekuasaandapatbersumberpadabermacam-macamfaktor.Apabilasumber-
sumberkekuasaantersebutdikaitkandengankegunaannya,
makadapatdiperolehgambaransebagaiberikut.

SUMBERKEKUASAAN 2. KEGUNAAN

1. SUMBER A. PENGENDALIANKEKERASAN

A. MILITER, POLISI, KRIMINAL B. MENGENDALIKANTANAH, BURUH,

B. EKONOMI KEKAYAAN MATERIAL, PRODUKSI

C. POLITIK C. PENGAMBILANKEPUTUSAN

D. HUKUM D. MEMPERTAHANKAN, MENGUBAH,

E. TRADISI MELANCARKANINTERAKSI

F. IDEOLOGI E. SISTEM KEPERCAYAAN NILAI-

G. “DIVERSIONARY POWER” NILAI

F. PANDANGANHIDUP, INTEGRASI
KEKUASAANTERTINGGI:
G. KEPENTINGANREKREATIF
KEKUASAANTERTINGGIDALAMMASYARAKATDINAMAKAN PULA KEDAULATAN
(SOVEREIGNITY) YANG BIASANYADIJALANKANOLEHSEGOLONGANKECILMASYARAKAT.OLEH
GAETANO MOSCA, DISEBUTTHE RULING CLASS.

C. Unsur–unsurSaluranKekuasaandanDimensinya

Kekuasan yang
dapatdijumpaipadainteraksisosialantaramanusiamaupunantarkelompokmempunyaib
eberapaunsurpokok, yaitusebagaiberikut.

1. Rasa Takut
Perasaantakutpadaseseorang (yang merupakanpenguasa, misalnya)
menimbulkansuatukepatuhanterhadapsegalakemauandantindakan orang yang
ditakutitadi. Rasa takutmerupakanperasaannegatifkarenaseseorangtundukkepada
orang laindalamkeadaanterpaksa. Orang yang mempunyai rasa
takutakanberbuatsegalasesuatu yang sesuaidengankeinginan orang yang
ditakutinya agar terhindardarikesukaran-kesukaran yang akanmenimpadirinya,
seandainyadiatidakpatuh. Rasa takutjugamenyebabkan orang yang
bersangkutanmenirutindakan-tindakan orang yang ditakutinya.Gejalaini yang
dinamakan matched dependent behavior, yang takmempunyaitujuankonkretbagi
yang melakukannya. Rasa takutmerupakangejala universal yang terdapatdimana-
manadanbiasanyadipergunakansebaik-baiknyadalammasyarakat yang
mempunyaipemerintahanotoriter.

2. Rasa Cinta
Rasa cintamenghasilkanperbuatan-perbuatan yang padaumumnyapositif.
Orang-orang lainbertndaksesuaidengankehendakpihak yang
berkuasauntukmenyenangkansemuapihak. Artinyaadatitik-
titikpertemuanantarapihak-pihak yang bersangkutan. Rasa
cintabiasanyatelahmendarahdaging (internalized)
dalamdiriseseorangatausekelompok orang. Rasa cinta yang
efisienseharusnyadimulaidaripihakpenguasa.Apabilaadasuatureaksipositifdarimasya
rakat yang dikuasai, kekuasaanakandapatberjalandenganbaikdanteratur.

3. Kepercayaan
Kepercayaandapattimbulsebagaihasilhubunganlangsungantaradua orang
ataulebih yang bersifatasosiatif.Misalnya, B sebagai orang yang
dikuasaimengadakanhubunganlangsungdenganAsebagaipemegangkekuasaan. B
percayasepenuhnyakepadaAkalau A akanselalubertindakdanberlakubaik.
Dengandemikian, setiapkeinginanAakanselaludilaksanakanoleh B.
Kemungkinansekalibahwa B samasekalitidakmengetahuikegunaantindakan-
tindakannyaitu. Akan tetapi, karenadiatelahmenaruhkepercayaankepadasi A,
diaakanberbuathal-hal yang sesuaidengankemauan A yang
yangmerupakanpenguasa agar A semakinmempercayai B. Padacontohtersebut,
hubungan yang terjadibersifatpribadi,
tetapimungkinsajahubungandemikianakanberkembang di
dalamsuatuorganisasiataumasyarakatsecaraluas.
Soalkepercayaanmemangsangatpenting demi kelanggengansuatukekuasaan.

4. Pemujaan
Sistemkepercayaanmungkinmasihdapatdisangkaloleh orang-orang lain. Akan
tetapi, di dalam system pemujaan, seseorangatausekelompok orang yang
memegangkekuasaanmempunyaidasarpemujaandari orang–orang lain.
Akibatnyaadalahsegalatindakanpenguasadibenarkanatausetidak-
tidaknyadianggapbenar.
Keempatunsurtersebutmerupakansarana yang
biasanyadigunakanolehpenguasauntukdapatmenjalankankekuasaan yang ada di
tangannya.Apabilaseseoranghendakmenjalankankekuasaan,
biasanyadilakukansecaralangsungtanpaperantara.Keadaaansemacamitupadaumum
nyadapatdijumpaipadamasyarakat-masyarakatkecildanbersahaja,
dimanaparawarganyasalingmengenaldanbelumdikenaladanyadiferensisasi.Namun,
di dalammasyarakat yang sudahrumit, hubunganantarapenguasadengan yang
dikuasaimungkinterpaksadilaksanakansecaratidaklangsung.Misalnya di Indonesia,
takakanmungkinpresidensetiap kali berhubunganlangsungdenganrakyatnya yang
berjuta-jutaitudantersebartempatkediamannya.
Apabiladilihatdalammasyarakat, kekuasaan di
dalampelaksanaannyadijalankanmelaluisaluran-salurantertentu.Saluran-
salurantersebutbanyaksekali, tetapikitahanyaakanmembatasidiripadasaluran-
saluransebagaiberikutini.

a. SaluranMiliter
Apabilasaluranini yang dipergunakan,
penguasaakanlebihbanyakmempergunakanpaksaan (coercion) sertakekuatanmiliter
(military force) di dalammelaksanakankekuasaannya.
Tujuanutamaadalahuntukmenimbulkan rasa
takutdalamdirimasyarakatsehinggamerekatundukkepadakemauanpenguasaatausek
elompok orang-orang yang dianggapsebagaipenguasa.Untukkeperluantersebut,
sering kali dibentuk

b. Saluran ekonomi

Dengan menggunakan saluran saluran di bidang ekonomi, penguasa berusaha untuk


menguasai kehidupan masyarakat.

c. Saluran politik

Melalui saluran politik, penguasa dan pemerintah berusaha untuk membuat


peraturan peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat. Caranyaantara lain meyakinkan
atau memaksa masyarakat untuk menaati peraturan yang sudah dibuat.

d. Saluran tradisional
Saluran tradisional biasanya merupakan saluran yang paling disukai. Dengan cara
menyesuaikan tradisi pemegang kekuasaan dengan tradisi yang dikenal didalam suatu
masyarakat, pelksanaan kekuasaan dapat berjalan dengan lebih lancar.

e. Saluran ideologi

Penguasa-penguasa dalam masyarakat biasanya menemukan ajaran-ajaran atau


doktrin-doktrin, yang bertujuan untuk menerangkan dan sekaligus memberi dasar
pembenaran bagi pelaksanaan kekuasaannya.

f. Saluran-saluran lainnya

Selain saluran-saluran lain yang telah disebutkan diatas adapula yang dapat
dipergunakan penguasa, misalnya alat-alat komunikasi massa seperti surat kabar, radio,
televisi, dan lain-lainnya. Selain itu, dapat pula digunakan saluran rekreasi yang bisa
digunakan rekreasi yang biasa digunakan masyarakat mengisi waktu tenggangnya yaitu
seperti sandiwara rakyat. Apabila dimensi kekuasaan ditelaah, ada kemungkinan-
kemungkinan diantaranya :

a. Kekuasaan yang sah dengan kekerasan


b. Kekuasaan yang sah tanpa kekerasan
c. Kekuasaan tidak sah dengan kekerasan
d. Kekuasaan tidak sah tanpa kekerasan.

D. Cara-cara mempertahankan kekuasaan

Kekuasaan-kekuasaan yang telah dilaksanakan melalui saluran-saluran sebagaimana


diterangkan diatas memerlukan serangkaian cara atau usaha-usaha untuk
mempertahankannya. Cara-cara atau usaha-usaha yang dapat dilakukannya adalah antara
lain :

1. Dengan jalan menghilangkan segenap peraturan-peraturan lama, terutama dalam


bidang politik, yang merugikan kedudukan penguasa, dimana peraturan-peraturan
tersebut akan digantikan dengan peraturan-peraturan baru yang yang akan
menguntungkan penguasa, keadaan tersebut biasanya terjadi pada waktu pergantian
kekuasaan dari seseorang penguasa lama ke yang baru.
2. Mengadakan sistem-sistem kepercayaan yang akan dapat memperkokoh kedudukan
penguasa atau golongannya, yang meliputi agama, ideologi dan seterusnya.
3. Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang baik
4. Mengadakan konsolidasi horizontal dan vertikal
Seorang penguasa seharusnya dapatpula menguasai bidang-bidang lain, di samping keahlian
khususnya apabila dia sendiri tidak sanggup, dia harus berusaha mendekati pihak-pihak lain
yang ahli dan mengajak mereka untuk membentuk the ruling class sendiri. Akan terlihat
suatu kecenderungan kekuasaan yang bersifat kumulatif, artinya bertumpuk dalam satu
tangan atau kelompok.

Penguasa mempunyai beberapa cara untuk memperkuat kedudukannya (yang


khusus), yaiitu sebagai berikut :

1. Dengan menguasai bidang-bidang kehidupan tertentu cara ini biasanya dilakukan


dengan damai atau persuasif.
2. Dengan jalan menguasai bidang-bidang kehidupan masyarakat dengan paksa atau
kekerasan

Maksud dan tujuannya adalah untuk menghancurkan atau menguasai pusat-pusat


kekuasaan di bidang-bidang kehidupan lainnya. Biasanya cara-cara demikan tak akan
bertahan dengan lama karna suatu saat akan timbul suatu reaksi yang akan
menghancurkan kekuasaan yang telah ada itu. Cara-cara atau usaha-usaha
sebagaimana diuraikan diatas tidaklah bersifat liminatif. Akan tetapi, biasanya itulah
cara cara yang lazim digunakan dan dikenal

Beberapa Bentuk Lapisan Kekuasaan

Menurut Maclever , ada tiga pola umum sistem lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yaitu
sebagai berikut:

a. Tipe pertama adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku.
Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta, dimana hampir – hampir tak
mungkin ditembus
b. Tipe yang kedua (oligarkis) masih mempunyai garis pemisah yang tegas. Kelas menengah
lazimnya mempunyai warga yang paling banyak, kaum industri, perdagangan, dan keuangan
memegang peranan penting. Ada bermacam – macam cara dimana warga dari lapisan bawah
naik tingkat lapisan dan juga ada kesempatan bagi warga lapisan menengah untuk menjadi
penguasa. Variasi tipe kedua tersebut di atas dijumpai pada negara – negara yang didasarkan
pada aliran fasisme danterjadi gerak sosial vertikal. Garis pemisah antara masing- masing
lapisan hampir tak juga pada juga pada negara- negara totaliter ( seperti misalnya soviet
rusia)
Bedanya adalah bahwa kekuasaan yang sebenarnya berada di tangan partai politik yang
mempunyai kekuasaan menentukan.
c. Tipe yang ketiga (Tipe demokratis) menunjukan kenyataan akan adanya garis pemisah antara
lapisan yang sifatnya mobil sekali. Kelahiran tidak menentukan seseorang, yang terpenting
adalah kemampuan dan kadang – kadang juga faktor keberuntungan. Tipe ini terbukti dari
anggota – anggota partai politik. Yang dalam suatu masyarakat demokratis dapat mencapai
kedudukan – kedudukan tertentu melalui partai.

Di dalam kenyataan dan perwujudannya, tidak jarang mengalami penyimpangan –


penyimpangan, terutama disebabkan pada setiap masyarakat selalu mengalami perubahan –
perubahan sosial dan kebudayaan. Setiap peubahan sosial dan kebudayaan memerlukan
perubahan pula dalam pola – pola piramida kekuasaan agar kebutuhan – kebutuhan
masyakat terpenuhi sesuai dengan perkembangan yang dialami.

F. WEWENANG

Wewenang dimaksudkan sebagai suatuy hak yang telah ditetapkan dalam tata tertib sosial
untuk menetapkan kebijaksanaan, menentukan keputusan – keputusan mengenai masalah –
masalah penting,dan untuk menyelesaikan pertentangan – pertentangan.
Seseorang mempunyai wewenang bertindak sebagai orang yang memimpin atau
membimbing orang banyak. Apabila orang membicarakan tentang wewenang, maka yang
dimaksud adalah hak yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang. Tekanannya adalah
pada hak, dan bukan pada kekuasaan

1. Wewenang Kharismatis, Tradisional, dan Rasional (Legal)


Wewenang kharismatis merupakan wewenang yang didasarkan pada
charisma, yaitu suatu kemampuan khusus (wahyu,pulung) yang ada pada diri
seseorang. Kemampuan khusus tadi melekat pada orang tersebut karena
anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Orang-orang disekitarnya mengakui
akan adanya kemampuan tersebut atas dasar kepercayaan dan pemujaan
karena mereka menganggap bahwa sumber kemampuan tersebut merupakan
sesuatu yang berada di atas kekuasaan dan kemampuan manusia umumnya.
Manfaat serta kegunaan sumber kepercayaan dan pemujaan karena
kemampuan khusus tadi pernah terbukti bagi masyarakat.
Wewenang tradisional dapat dipunyai oleh seseorang maupun
sekelompok orang. Dengan kata lain, wewenang tersebut dimiliki oleh orang-
orang yang menjadi anggota kelompok, yang sudah lama sekali mempunyai
kekuasaan di dalam suatu masyarakat.
Wewenang rasional (legal) adalah wewenang yang disandarkan pada
system hukum yang berlaku dalam masyarakat. System hukum disini
dipahamkan sebagai kaidah-kaidah yang telah diakui serta diaati masyarakat
dan bahkan yang telah diperkuat oleh negara. Pada wewenang yang
didasarkan pada system hukum, harus dilihat juga apakah system hukumnya
berandar pada tradisi, agama, atau faktor-faktor lain. Kemudian, harus
ditelaah pula hubungannya dengan system kekuasaan serta diuji pula apakah
system hukum tadi cocok atau tidak dengan system kebudayaan masyarakat
supaya kehidupan dapat berjalan dengan tenang dan tenteram.

2. WewenangResmi dan TidakResmi


Di dalamsetiapmasyarakatakandapatdijumpaianekaragambentukkelompok.
Dalamkehidupankelompok-kelompoktadisering kali
timbulmasalahtentangderajatresmisuatuwewenang yang berlaku di dalamnya. Sering kali
wewenang yang berlakudalamkelompok-
kelompokkecildisebutsebagaiwewenangtidakresmikarenabersifatspontan, situasional dan
didasarkan pada factor salingmengenal.
Wewenangresmisifatnyasistematis, diperhitungkan,danrasional.
Biasanyawewenangtersebutdapatdijumpai pada kelompok-kelompokbesar yang
memerlukanaturan-aturan tata tertib yang tegas dan bersifattetap. Biasanyahaksertakewajiban
para anggotanya, kedudukansertaperanan, siapa-siapa yang menetapkankebijaksanaan dan
siapapelaksanaannya dan seterusnyaditentukandengantegas.walaudemikian, dalamkelompok-
kelompokbesardenganwewenangresmitersebut, mungkinsajaadawewenang yang tidakresmi.
Bahkan demi lancarnyasuatuperubahanbesar, misalnya, kadangkalaprosesnyadidasarkan pada
kebiasaanatauaturan-aturan yang tidakresmi.

3. WewenangPribadi dan Teritorial


Perbedaanantarawewenangpribadidengan territorial sebenarnyatimbuldarisifat dan
dasarkelompok-kelompok social tertentu. Kelompok-
kelompoktersebutmungkintimbulkarenafatorikatandarah,ataumungkin juga
karenafaktorikatantempattinggal, ataukarenagabungankeduafaktortersebut.
Wewenangpribadisangattergantung pada solidaritasantaraanggota-anggotakelompok, dan
unsurkebersamaansangatmemegangperan. Para
individudianggaplebihbanyakmemilikikewajibanketimbanghak.
Strukturwewenangbersifatkonsentris, yaitudarisatutitikpusatlalumeluasmelaluilingkaran-
lingkaranwewenangtertentu.
Pada wewenang territorial, wilayah tempattinggalmemegangperan yang sangatpenting. Pada
kelompok-kelompok territorial unsurkebersamaancenderungberkurangkarenadesakanfaktor-
faktorindividualisme. Pada wewenang territorial
adakecenderunganuntukmengadakansentralisasiwewenang yang
memungkinkanhubunganlangsungdengan para
wargakelompok.walaupundikemukakanpembedaantarwewenangprobadidengan territorial, di
dalamkenyataannyakeduabentukwewenangtadidapatsajahidupberdampingan.

4. wewenangTerbatas dan Menyeluruh


Suatudimensi lain
dariwewenangadalahpembedaanantarawewenangterbatasdenganwewenangmenyeluruh. Yang
dimaksuddenganwewenangterbatas, yaituwewenangtidakmencakupsemua sector
ataubidangkehidupantetapihanyaterbatas pada salah satu sector ataubidangsaja. Misalnya,
seorang Menteri dalam negeri tidakmempunyaiwewenanguntukmencampuriurusan-urusan
yang menjadiwewenang Menteri luar negeri.
Suatuwewenangmenyeluruhberartisuatuwewenangyngtidakdibatasioelhbidang-
bidangkehidupantertentu. Suatucontoh, misalnya, setiap negara mempunyaiwewenang yang
menyeluruhataumutlakuntukmempertahankankedaulatanwilayahnya. Jadi,
terbatasnyaataumenyeluruhnyasuatuwewenangbersifattergantungdarisudutpengelihatanpihak-
pihak yang inginmenyorotinya.
Keduabentukwewenangtadidapatberprosessecaraberdampingan, dimana pada situasi-
situasitertentu, salah satubentuklebihberperandaripadabentuklainnya.

G. Kepemimpinan( Leadership )
1. Umum
Kepemimpinan( leadership)adalahkemampuanseseorang ( yaitupemimpinanatauleader )
untukmemengaruhi orang lain ( yaitu yang dipimpinataupengikut-pengikutnya ) sehingga
orang lain tersebutbertingkahlakusebagaimanadikehendaki oleh pemimpintersebut.
Kadangkaladibedakanantarakepemimpinansebagaikedudukan dan
kepemimpinansebagaisuatu proses sosial. Sebagaikedudukan,
kepemimpinanmerupakansuatukompleksdarihak-hak dan kewajiban-kewajiban yang
dapatdimiliki oleh seseorangatausuatu badan. Sebagaisuatu proses sosial,
kepemimpinanmeliputisegalatindakan yang dilakukanseseorangatausesutau badan yang
menyebabkangerakdariwargamasyarakat.
Kepemimpinanada yang bersifatresmi (formal leadership), yaitukepemimpinan yang
tersimpul di dalamsuatujabatan. Ada pula
kepemimpinankarenapengakuanmasyarakatakankemampuanseseoranguntukmenjalankankepe
mimpinan. Suatuperbedaan yang mencolokantarakepemimpinan yang resmidengantidakresmi
(informal leadership) adalahkepemimpinan yang resmi di
dalampelaksanaannyaselaluharusberda di ataslandasan-landasanatauperaturan-
peraturanresmi. Kepemimpinantidakresmi, mempunyairuanglingkuptanpabatas-batasresmi,
karenakepemimpinandemikiandidasarkanataspengakuan dan kepercayaanmasyarakat.

2.Perkembangan Kepimpinan dan Sifat-sifat


Seorang Pemimpin

Kepemimpinan merupakan hasil organisasi sosial yang telah terbentuk atau


sebagai hasil dinamika interaksi sosial.sejak mula terbentuknya suatu kelompok
sosial,seseorang atau beberapa orang di antara warganya melakukan peranan yang
lebih efektif daripada rekan-rekannya sehingga orang tadi atau beberapa orang
tampak lebih menonjol dari lain-lainnya.itulah asal mula timbulnya kepemimpinan,
yang kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang kurang stabil.
Munculnya seorang pemimpin sangat diperkukan dalam keadaan-keadaan
dimana tujuan kelompok sosial yang bersangkutan terhalang atau apabila kelompok
tadi mengalami ancaman dari luar.dalam keadaan demikian, agak sulit bagi warga
kelompok menentukan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Muncullah seseorang yang mempunyai
kemampuan menonjol yang diharapkan akan menangulangi segala kesulitan-
kesulitan yang ada.
Sifat-sifat yang disyaratkan bagi seorang pemimpin tidaklah sama pada setiap
masyarakat, walaupun tidak jarang ada persamaan-persamaan disana-sini.
Dikalangan masyarakat Indonesia, sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh seorang
pemimpin, antara lain dapat dijumpai dalam apa yang merupakan warisan tradisional
indonesia, Misalnya “’Asta Brata” yang merupakan kumpulan seloka dalam
Ramayana.
Menurut Asta Brata, pada diri seseorang Raja terkumpul sifat-sifat dari
delapan dewa yang masing-masing mempunyai kepribadian tersendiri. Kedelapan
sifat dan kepribadian itulah yang harus di jalankan oleh seorang Raja (Pemimpin)
yang baik hati. Astra Brata dalam kakawin Ramayana tersendiri dari sepuluh
seloka,dimana seloka pertama dan kedua, pada pokoknya berisikan hal-hal sebagai
berikut :
A. Asta Brata merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat dipisah-pisahkan
B. Astra Brata memberikan kepastiab bahwa seseorang pemimpin yang
menjalalakannya akan mempunyai kekuasaan Dn kewibawaan sehingga
akan dapat menggerakkan bawahannya. Keadaan demikian dapat
menghindari terjadinya krisis kepemimpinan. Krisis kepemimpinan akan
terjadi oleh karena pemimpin yang tidak berani mengambil
keputusan,bertindak dan jujur.

Menurut Astra Brata tersebut, kepemimpinan yang akan berhasil harus


memenuhi syarat-syarat diantaranya :
1. Indra-Brata yang memberikan kesenangan dalam jasmani.
2. Yama-Brata, yang menunjuk pada keahlian dan kepastian Hukum
3. Surya-brata, yang menggerakkan bawahan untuk mengajak mereka untuk
bekerja persuasion.
4. Caci-brata, yang memberikan kesenangan rohaniah
5. Bayu-brata, yang menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak
segen-segen untuk turut merasakan kesukaran-kesukaran pengikut-
pengikutnya.
6. Dhani-brata, yang menunjukkan pada suatu sikap yang patut di hormati
7. Paca-brata, yang menunjukkan kelebihan di dalam ilmu
pengetahuan,kepandaian dan keterampilan.
8. Agni-Brata, yaitu sifat Memberikan semangat Untuk Anak buah.

Demikian beberapa Sikap atau syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
yang baik menurut mitolohi indonesia. Sifat-sifat tersebut dengan perubahan di
sana-sini dapat diterapkan pula dalam kepimpinan yang modern.
3. Kepemimpinan Menurut Ajaran Tradisional

Seorang Pemimpin dimuka harus memiliki idealisme kuat, serta harus dapat
menjelaskan cita-citanya kepada masyarakat dengan cara-cara sejelas mungkin
karena dia harus mampu menentukan suatu tujuan bagi masyarakat yang
dipimpinnya, serta merintis ke arah tujuan tersebut dengan menghilangkan segala
hambatan, antara lain dengan menghapus lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
telah usang. Bahayanya bagi pemimpin dimuka adalah kemungkinana berjalannya
terlalu cepat seningga masyarakat yang dipimpinnya tertinggal jauh.
Seorang pemimpin ditengah-tengah mengikuti kehendakan yang dibentuk
masyarakat. Ia selalu dapat mengamati jalannya masyarakat, serta dapat
merasakan suka dukanya. Dari dia diharapkan dapat merumuskan perasaan-
perasaan serta keinginan-keinginan masyarakat dan juga menimbulkan keinginan
masyarakat untuk memperbaiki keadaan yang kurang menguntungkan.
Kepemimpinan dibelakang diharapkan mempunyai kemampuan untuk
mengikuti perkembangan masyarakat. Dia berkewajiban untuk menjaga agar
perkembangan masyarakat tidak menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai yang
pada suatu masa dihargai oleh masyarakat. Kepemimpinan dibelakang masih jelas
tergambar dari istilah-istilah seperti “Pamong Praja”,”Pamong Desa” dan seterusnya,
yang mengambarkan bahwa fungsi pemimpin adalah untuk membimbing
masyarakat.
Memang kepemimpinan tradisional Indonesia pada umumnya bersifat
sebagai kepemimpinan dibelakang, yang hingga dewasa ini masih tetap
dipertahankan terutama pada masyarakat-masyarakat tradisional, yaitu masyarakat-
masyarakat hukum adat.

4. Sandaran-sandaran kepemimpinan dan


kepemimpinan yang dianggap efektif.

Kepemimpinan seorang (pemimpin) harus mempunyai sandaran-sandaran


kemasyarakatan atau social basis. Pertam-tama kepemimpinan erat hubungannya
dengan susunan masyarakat. Masyarakat-masyarakat yang agraris dimana belum
ada spesialisasi biasanya kepemimpinan meliputi seluruh bidang kehidupan
masyarakat.
Setiap kepemimpinan yang efektif harus memperhitungkan social basis
apabila tidak menghendaki timbulnya ketegangan-ketegangan atau setidak-tidaknya
terhindar dari pemerintahan boneka belaka.
Perlu juga dicatat bahwa kepemimpinan masyarakat-masyarakat tradisional
pada umumnya dilaksanakan secara kolegial (bersama-sama). Seorang penymbang
marga sebagai kepala adat di daerah lampung mislanya, tidak akan bertindak sendiri
sebelum dirundingkan dalam suatu rapat yang dinamakan proatin. Sifat kolegial dari
daerah minangkabau tercermin dari pepatah adatnya yang berbunyi sebagai berikut.
Air memancar dengan bulat karena pembuluh.
Dan putusan menjadi bulat karena mufakat.
Dengan demikian, keputusan para pemimpin tersebut sekaligus merupakan
pula rasa keadilan masyarakat yang bersangkutan. Pada umumnya para pemimpin
masyarakat tradisional adalah pemimpin-pemimpin dibelakang atau ditengah.
Jarang sekali menjadi pemimpin dimuka. Sebaliknya apabila ditinjau dan ditelaah
keadaan di kota-kota besar, susunan masyarakat kota tersebut menghendaki
kepemimpinan yang lain dari pada kememimpinan tradisional. Untuk memenuhi
kebutuhan setiap golongan masyarakat kota, tak lagi dapat dilaksanakan melalui
hubungan-hubungan pribadi. Kebijaksanan-kebijaksanaan rasionallah yang lebih
diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai