Anda di halaman 1dari 8

F3 : pemeriksaan dini kanker payudara

Latar Belakang

Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita setelah kanker mulut
rahim dan merupakan kanker yang paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2010). Tingginya
angka kematian akibat kanker payudara dikarenakan para penderita datang ke pelayanan kesehatan
sudah dalam stadium lanjut atau sudah sulit disembuhkan, padahal pemeriksaan secara dini terhadap
kemungkinan adanya gejala kanker payudara dapat dilakukan sendiri dan tanpa biaya (Rasjidi, 2009).
Kanker payudara yang termasuk penyakit tidak menular, saat ini menjadi masalah kesehatan utama baik
di dunia maupun di Indonesia. Menurut WHO (2012) kejadian kanker payudara sebanyak 1.677.000
kasus. Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak di derita oleh kaum wanita dengan
jumlah 883.000 kasus. Di negara berkembang dan terdapat 794.000 kasus. Kanker payudara merupakan
penyebab kematian pada wanita di negara berkembang sebanyak 324.000 kasus. Insidennya semakin
tinggi diseluruh dunia (Houghton, 2012). Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) dilakukan untuk
mendeteksi atau mengindentifikasi secara dini kemungkinan adanya kanker payudara. Pemeriksaan
sadari dapat dimulai sejak seorang wanita sudah masuk pada masa pubertas. Hal ini perlu dilakukan agar
dapat mengetahui kelainan yang terjadi pada payudara. Dengan pemeriksaan payudara sedini mungkin
maka penanganan kanker dapat ditangani dengan tepat sehingga meningkatkan umur harapan hidup.
tindakan ini sangat penting karena hampir 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri

Untuk mendeteksi adanya kanker payudara dapat dilakukan dengan SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri). Tindakan ini sangat penting karena hampir 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita
sendiri. Pada wanita normal, American Cancer Society menganjurkan wanita berusia diatas 20 tahun
untuk melakukan SADARI setiap satu bulan, usia 35-40 tahun melakukan mamografi, diatas 40 tahun
melakukan check up pada dokter ahli, lebih dari 50 tahun check up rutin dan mamografi setiap tahun,
dan wanita yang beresiko tinggi pemeriksaan dokter lebih sering dan rutin. Tujuan dari program deteksi
dini kanker payudara yaitu untuk menurunkan angka kematian pada penderita, karena kanker yang
diketemukan pada stadium awal tentu memberikan harapan hidup lebih lama daripada apabila
diketemukan pada stadium lanjut

Permasalahan

Masih banyak ibu-ibu yang masih belum memahami cara pemeriksaan dini kanker payudara dan masih
blm bisa memahami apa itu kanker payudara

Perencanaan

Melakukan intervensi secara pasif dan aktif secara bersamaan yakni dengan melakukan edukasi
kesehatan dan pelatihan ketrampilan kader – kader serta menggalakkan pemeriksaan sadari.

Pelaksanaan
Melakukan penyuluhan tentang penyakit kanker payudara dan membedakannya dengan mastitis pada
ibu menyusui serta bagaimana cara melakukan pemeriksaan sadari dirumah dan pemeriksaan-
pemeriksaan khusus apa saja yang bisa dilakukan jika dicurigai suatu kanker.

Monitoring

Secara Keseluruhan kegiatan penyuluhan ini berjalan cukup lancar. Banyak ibu-ibu yang merespon
dengan bertanya-tanya seputar pemeriksaan sadari dan para kader tidak kalah ingin tau agar bisa
mengajari atau member informasi kepada ibu-ibu yang tidak ikut dalam penyuluhan hari ini
Pemeriksaan antenatal care

Latar belakang

Di dunia setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan
dan persalinan. Dengan kata lain, 1400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000
perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan. Di Indonesia 2 orang ibu
meninggal setiap jam karena kehamilan, persalinan dan nifas. Berdasarkan perhitungan oleh BPS
diperoleh Angka Kematian Ibu tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup.

Antenatal Care (ANC) adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan, sekaligus upaya
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu. Tujuannya adalah mengoptimalisasikan
kesehatan mental dan fisik ibu, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. ANC juga dapat untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. ANC dilakukan untuk semua ibu hamil baik pada
kehamilan normal maupun kehamilan dengan risiko tinggi. Pengawasan antenatal memberikan manfaat
dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini, sehingga dapat
diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa
janin dalam rahim dan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, dan
perkembangan janin. ANC juga berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil
maupun bayinya dengan jalan menegakkan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat
mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. Pelayanan
antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan
laboratorium atas indikasi, serta intervensi dasar dan khusus. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan antenatal minimal 4 kali yaitu setiap trimester, sedangkan trimester akhir sebanyak dua
kali.

Dengan adanya kunjungan yang teratur dan pengawasan yang rutin dari bidan atau dokter, maka selama
masa kunjungan tersebut, diharapkan komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan dapat dikenali secara lebih dini dan dapat ditangani
dengan cepat dan tepat. Hal ini dapat mengurangi risiko kesakitan dan kematian bagi ibu hamil.

Tujuan kegiatan ANC antara lain:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang
secara normal.

Sangat sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah atau tidak, dan sistem
penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah atau tidak selama
kehamilannya. Salah satu upaya pokok puskesmas adalah program kesehatan ibu dan anak, di mana
pelayanan antenatal merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program tersebut.

Masalah

Perencanaan

Intervensi yang dipilih ialah melakukan pemeriksaan kehamilan rutin atau Antenatal Care (ANC). Ibu-ibu
dengan kehamilan berisiko tinggi ataupun yang tidak berisiko diperiksa kehamilannya secara
keseluruhan untuk mengetahui perkembangan kesehatan janin dan kondisi ibu, serta tanda-tanda
bahaya saat kehamilan atau setelah persalinan.

Pelaksanaan

Kegiatan ANC di Puskesmas Sangkrah dilaksanakan setiap hari Rabu dan Kamis mulai pukul 08.00 sampai
selesai. Kegiatan pemeriksaan diawali dengan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan ibu
hamil dan pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah, nadi,
frekuensi pernapasan, dan suhu. Dilakukan anamnesis pada pasien berupa identitas, keluhan yang
dirasakan saat itu, Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) dan penentuan Hari Perkiraan Lahir (HPL),
penentuan usia kehamilan, dan riwayat obstetri sebelumnya. Selanjutnya pasien diminta untuk
berbaring di bed pemeriksaan untuk dilakukan pemeriksaan abdomen berupa pengukuran tinggi fundus,
posisi janin, bagian terendah janin dan pengukuran denyut jantung janin. Pada pasien yang pertama kali
melakukan ANC serta ibu hamil yang berisiko sebelumnya, pasien juga diminta untuk melakukan
pemeriksaan hemoglobin, golongan darah, protein urine dan reduksi urine.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien, didapatkan hasil pengukuran tekanan darah ialah
120/70 mmHg dan hasil pemeriksaan laboratorium protein urin (-) dan reduksi urine (-). Karena usia
pasien saat kehamlan saat ini 42 tahun, maka disarankan juga untuk melakukan pemeriksaan ke dokter
spesialis kandungan untuk mengetahui perkembangan di dalam janin. Seluruh hasil pemeriksaan dicatat
di dalam buku kesehatan ibu hamil yang diberikan puskesmas.

Edukasi yang diberikan:

- Menghindari makan makanan yang dapat meningkatkan tekanan darah seperti garam, kopi

- Mengkonsumsi makanan yang memiliki kadar gizi seimbang.


- Mengkonsumsi suplemen dan vitamin yang sudah diberikan

- Menghindari makanan yang mengandung alkohol, rokok, obat-obatan, jamu, serta mengurangi
konsumsi lemak, gula, dan pemanis buatan.

- Makan makanan yang diproses dengan baik sampai matang dan bersih.

- Memberi informasi kepada pasien dan keluarga mengenai tanda-tanda bahaya dalam kehamilan,
tanda-tanda awal persalinan, dan risiko yang mungkin timbul saat persalinan dan setelah persalinan.

- Menyarankan kepada pasien datang ke dokter spesialis kandungan untuk melakukan pemeriksaan yang
lebih lanjut seperti USG.

- Memberi motivasi kepada pasien untuk selalu berpikir positif terhadap kehamilannya dan menghindari
stress selama kehamilan.

Evaluasi

Kegiatan ANC bertujuan untuk mengetahui ibu hamil yang memiliki risiko kehamilan maupun tidak. Ibu
hamil yang memiliki risiko akan selalu dimonitor setiap kunjungan sehingga akan menurunkan angka
kematian ibu, sedangkan ibu hamil yang tidak berisiko tinggi juga tetap dipantau untuk mencegah
munculnya tanda-tanda bahaya dalam kehamilan.

Hasil evaluasi kegiatan ANC ini adalah ditemukannya risiko pada pasien yaitu usia pasien saat kehamilan
yaitu lebih dari 35 tahun. Pasien termasuk ke dalam risiko tinggi sehingga pasien diberikan edukasi juga
untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit dengan peralatan yang lebih lengkap (seperti USG) dan
pengawasan dari dokter spesialis kandungan.
Penyuluhan menyusui dini

Latar belakang

Derajat kesehatan masyarakat yang baik ditandai dengan rendahnya Angka Kematian ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) dan peningkatan status gizi masyarakat. Saat ini kesehatan ibu dan anak
merupakan salah satu prioritas dari program kesehatan nasional. Diharapkan nantinya terdapat
penurunan AKI dan AKB sesuai dengan target nasional MDGs 2015.

Kematian ibu erat kaitannya dengan kehamilan yang berisiko tinggi. Tinginya AKI disebabkan infeksi
54,49%, hipertensi 23,95%, perdarahan 17,22%, lain lain 4,04%. Masih rendahnya deteksi dini kehamilan
risiko tinggi oleh masyarakat dan masih kurangnya kesiapsiagaan keluarga dalam rujukan persalinan
pada kehamilan risiko tinggi merupakan beberapa alasan tingginya AKI. Kondisi ini menggambarkan
derajat kesehatan masyarakat khususnya status kesehatan ibu masih perlu ditingkatkan terutama di
wilayah-wilayah dengan kasus kematian ibu tinggi. Sedangkan kematian bayi berhubungan erat dengan
kesehatan ibu ketika hamil, proses persalinan yang aman dan status gizi bayi tersebut.

Pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai kehamilan risiko tinggi dan IMD sangat diperlukan
bagi wanita usia subur mengingat pengetahuan yang baik akan mengarahkan pada tindakan dan
kebiasaan-kebiasaan baik yang secara tidak langsung dapat menurunkan AKI dan AKB. Masyarakat harus
memahami pentingnya merencanakan kehamilan dan persalinan agar ibu selamat dan bayi lahir sehat.
Selain itu perlu ditumbuhkan motivasi untuk melaksanakan berbagai cara untuk merencanakan
kehamilan tanpa komplikasi. Terkait dengan IMD dan ASI Eksklusif, penting bagi masyarakat untuk
memahami apa manfaat dari IMD dan memahami cara serta termotivasi melaksanakan IMD dan ASI
Eksklusif untuk bayinya.

Permasalahan

Permasalahan yang ditemukan di masyarakat yaitu masih kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai manfaat dan petingnya IMD. Selain itu juga masih kurang pemahaman mengenai kehamilan
risiko tinggi dan bagaimana melakukan perencanaan persalinan yang baik sehingga dapat mencegah
terjadinya komplikasi kehamilan dan komplikasi persalinan. Pemberian penyuluhan IMD dan kehamilan
risiko tinggi perlu dilakukan secara rutin dan berkala agar menjadi edukasi yang baik bagi masyarakat
khususnya wanita usia subur dan juga ibu hamil.

Perencanaan

Penyampaian informasi kepada sasaran yang tepat dan dengan metode yang baik dapat meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman masyarakat secara umum. Penyuluhan pada masyarakat luas merupakan
salah satu metode yang sering digunakan. Penyuluhan kali ini dilakukan pada sasaran seluruh ibu hamil
dan ibu dengan balita di daerah Singodutan. Kerjasama perlu dilakukan dengan ibu-ibu PKK (Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga), ibu-ibu kader Kelurahan Takatidung dan pengurus Desa Takatidung sehingga
tercipta kerjasama yang sinergis antar sektoral.
Media yang diberikan berupa slide berisi informasi penting dan juga pemutaran video mengenai IMD
sehingga dapat menarik perhatian para peserta dan informasi dapat tersampaikan dengan lebih baik.
Materi IMD yang diberikan pada penyuluhan kali ini antara lain mengenai :

1. Apa yang dimaksud dengan IMD?

2. Bagaimana cara melaksanakan IMD?

3. Apa manfaat IMD bagi bayi?

4. Apa manfaat IMD bagi ibu?

Sedangkan materi mengenai kehamilan risiko tinggi dan upaya pencegahan komplikasi antara lai
mengenai :

1. Siapkan perencanaan persalinan sejak awal kehamilan dibantu oleh kader PKK dan Dasawisma.

2. Lakukan minimal empat kali kunjungan pemeriksaan ke bidan selama masa kehamilan

3. Perhatikan gizi dan kesehatan selama kehamilan

4. Ikuti kelas ibu hamil

5. Pahami cara dan manfaat IMD danASI eksklusif

6. Jaga kebersihan pribadi dan lingkungan

7. Kenali tanda-tanda persalinan

8. Kenali tanda-tanda bahaya kehamilan dan persalinan

9. Rencanakan KB yang akan digunakan setelah persalinan

10. Dapatkan buku KIA

Pelaksanaan

Penyuluhan mengenai IMD dan Kehamilan risiko tinggi dan upaya pencegahan komplikasi telah berjalan
lancar pada :

Hari/ Tanggal : Rabu, 6 Maret 2019

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Kelurahan Takatidung

Kegiatan : Penyuluhan IMD, Kehamilan Risiko Tinggi dan Upaya Pencegahan Komplikasi
Monitoring

Kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar dan tampak antusiasme dari peserta penyuluhan.
Penyuluhan dilakukan oleh dua pemateri yaitu dokter internship dan juga bidan dari bagian KIA
Puskesmas Pekkabata. Peserta tampak antusias terutama ketika pemutaran video mengenai IMD. Dalam
video itu diceritakan bagaimana proses IMD yang benar dan apa saja manfaat IMD baik bagi ibu dan
bayinya. Media yang lebih atraktif seperti video atau pemutaran film dapat meberikan informasi yang
lebih mudah ditangkap oleh peserta.

Dalam penyuluhan kali ini masih ditemukan beberapa kekurangan, antara lain :

1. Suasana penyuluhan kurang kondusif di separuh akhir penyuluhan karena banyak balita yang
menangis.

2. Akan lebih baik apabila peserta dibekali leaflet yang dapat dibawa pulang sehingga info mengenai
materi penyuluhan dapat lebih dipahami dan dapat menjadi media penyampaian informasi pada kerabat
peserta di lingkungan tempat tinggalnya.

Anda mungkin juga menyukai