BAB I Tuberkulosissssssssss B
BAB I Tuberkulosissssssssss B
DISUSUN OLEH:
AHMAD ROFIQ
NIM. P0 5120217002
AHMAD ROFIQ
NIM. P05120217002
1
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
AHMAD ROFIQ
NIM. P05120217002
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk
Dipresentasikan Dihadapan Tim Penguji Program Studi DIII Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Pada Tanggal : 30 November 2019
Oleh
Dosen Pembimbing
Pembimbing
2
LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL
Pembimbing
3
LEMBAR PERNYATAAN
Ahmad Rofiq
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Penerapan Latihan Batuk Efektif Terhadap
Frekuensi Pernapasan Pada Pasien Tuberkulosis Paru ” di RSUD Dr M.Yunus
Kota Bengkulu.
Penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan
bimbingan dan bantuan baik materi maupun nasehat dari berbagai pihak sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-nya lah Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan
2. Bapak Darwis S.Kp., M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
3. Bapak Dahrizal S.Kp., MPH, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu.
4. Ibu Ns. Mardiani, S.Kep., MM selaku ketua program studi DIII keperawatan
Bengkulu
5. Ibu Ns Husni S.Kep.,M.Pd selaku pembimbing dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
arahan, dan masukan sehingga Laporan Karya Tulis Ilmiah ini bisa
terselesaikan dengan baik.
6. Seluruh Dosen dan Staf Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
7. Orang tua saya, orang yang paling berjasa, orang yang paling berpengaruh
dalam hidup penulis Bapak Wahirin dan Mahini Aiti serta keluarga tercinta
yang telah banyak memberikan dukungan moril dan spiritual yang sangat
berarti bagi penulis.
5
8. Saudara- saudara saya Wa Okta, KK Yeyen, Abang Joki, Cek Adif dan Adek
ali yang sudah memberikan saya motivasi dan semangat untuk menyelsaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan bersemangat.
9. Saudara dan adek-adek KP terbaik Dung Dora, Bella, Eva, Afifa, Tiara Ariska
dan Tiara Anugra yang telah menjadi motivasi dan yang telah memberi
dukungan moril dan spiritual
10. Sahabat-sahabat dan kakak senior saya Resky, Sist selly, KK Ikbal, Ayuk lola,
Tsania, Debi, Intan, Rosi, keluarga MNC yang telah memberikan bantuan
moril dan spritual
11. Kawan-kawan maam Husni squad 2020 Nurmala, Vemi, Ivana cece, Ghina
dan Darika yang telah memberikan banyak dukungan dan doa bagi penulis
12. Kawan-kawan Aliansi Bersaudara
13. Kawan-kawan seperjuangan ENC XII
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini masih banyak terdapat kekeliruan dan kekhilafan baik dari segi
penulisan maupun penyusunan dan metodelogi. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan bimbingan dari berbagai pihak agar penulis dapat
berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa yang akan datang.
Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah yang telah penulis susun
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat membawa perubahan
positif terutama bagi penulis sendiri dan mahasiswa Prodi Keperawatan
Bengkulu lainnya.
Penulis
6
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Halaman Pengesahan.............................................................................................vii
Halaman Persetujuan..............................................................................................vii
Kata Pengantar.......................................................................................................vii
Daftar Isi................................................................................................................vii
Daftar Tabel............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................vii
2.1.1.1 Pengkajian.............................................................................................viii
2.1.1.3 Perencanaan..........................................................................................viii
2.1.1.4 Implementasi.........................................................................................viii
2.1.1.5 Evaluasi.................................................................................................viii
2.1.2.1 Definisi..................................................................................................viii
7
2.1.2.3 Manfaat Batuk.......................................................................................viii
2.1.2.6 Pengkajian.............................................................................................viii
Daftar Pustaka.........................................................................................................ix
8
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan 14
Tabel 2.2 Standar Operasional Prosedur 22
9
10
BAB I
PENDAHULUAN
sinar matahari atau suhu udara yang panas droplet akan menguap, dibantu
dengan pergerakan angin droplet akan terbang yang apabilah terhirup oleh
orang sehat, maka orang ini berpotensi terinfeksi bakteri Tuberculosis.
Pada penderita Tuberkulosis paru dalam hal ini yang menjadi gejala
Tuberkulosis paru ialah penderita akan mengalami tanda dan gejalah seperti
berkurangnya berat badan, demam, keringat malam, mudah lelah, kehilangan
napsu makan, batuk, sputum berdarah, nyeri dada dan sesak napas (Asni
Hasaini, 2018). Selain itu gejala dini dan sering dikeluhkan oleh penderita
Tuberkulosis paru ialah batuk yang terus-menerus dengan disertai
penumpukan secret disaluran pernapasan bawah (Rahmad karyanto dan Nurul
Laili, 2018).
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, sipat batuk dimulai
dari batuk kering, kemudian setelah timbul peradangan, batuk akan menjadi
produktip (menghasilkan sputum). Batuk ini diperlukan untuk membuang
produk-produk radang keluar (sputum/secret), tetapi terkadang tidak mudah
mengeluarkan sputum/sekret sehingga dapat menyebabkan bersihan jalan
napas tidak efektif (Asni Hasaini, 2018). Akibat adanya penumpukan
sputum/secret yang tidak bisa dikeluarkan adalah pernapasan cuping hidung,
dsypneu, dan kesulitan bernapas. Kesulitan bernapas akan menghambat
pemenuhan suplai oksigen dalam tubuh yang akan membuat kematian sel,
hipoksia, dan penuranan kesadaran sehingga dapat mengakibatkan kematian
bila tidak ditangani (Sari, 2016).
Besarnya akibat yang timbul dari tertimbunya secret di saluran
pernapasan bawah, membuat secret harus dikeluarkan, upaya untuk
mengeluarkan secret yang tertimbun tersebut adalah dengan melakukan batuk
efektif (Rahmad karyanto dan Nurul Laili, 2018). Menurut Muttaqin (2014)
Batuk efektif adalah aktivitas perawat unktuk membersihkan sekresi pada
jalan nafas, yang bertujuan untuk meningkatkan mobilisasi sekresi dan
mencegah risiko tinggi retensi sekresi.
Menurut (Kapuk, 2012) batuk efektif merupakan latihan mengeluarkan
sekret yang terakumulasi dan mengganggu di saluran nafas dengan cara
4
f. Pemeriksaan Laboratorium.
1) Darah
2) Sputum
3) Tes Tuberculin
12
2.1.1.3 Perencanaan
Setelah mengidentifikasi diagnosa keperawatan dan kekuatannya, langkah berikutnya adalah perencanaan asuhan
keperawatan. Pada langkah ini, perawat menetapkan tujuan dan hasil yang diharapkan bagi pasien serta mencapai tujuan
dan kriteria hasil yang diharapkan (Potter & Perry, 2005).
Dalam teori ini, perencanaan keperawatan ditulis dengan rencana dan kriteria hasil berdasarkan SIKI dan
SLIKI (2018)
1 Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan asuhan Manajemen Jalan Napas
efektif berhubungan keperawatan .... x 24 jam Observasi
dengan peningkatan diharapkan : 1. Monitor pola napas (frekuensi, 1. Dengan memonitor pola napas kita dapat
produksi sputum ditandai SLKI : Bersihan jalan napas kedalaman, usaha napas) mengetahui frekuensi, kedalaman pernapasan
dengan batuk tidak Ditingkatkan ke level ... dan kita dpat mengetahui sejauh mana
efektif, perubahan pasien.
tidak mampu batuk, Dipertahankan ke level .... 2. Monitor bunyi napas tambahan 2. Penurunan bunyi napas menunjukan
sputum berlebih, (mis. gurgling, mengi, wheezing, atelectasis, ronkhi menunjukan akumulasi
suara napas ronchi , Keterangan Level : ronkhi kering) secret dan ketidakefektifan pengeluaran
ditandai dengan : 1. Menurun sekresi yang selanjutnya dapat mnimbulkan
2. Cukup menurun pengunaan oto bantu napas dan peningkat
Data Objektif : 3. Sedang kerja pernapasan .
1. Batuk tidak efektif 4. Cukup meningkat 3. Monitor sputum (jumlah, warna, 3. karakteristik sputum dapat menunjukan berat
2. Tidak mampu batuk 5. meningkat aroma) ringanya obstruksi, sputum berdarah
3. Sputum berlebih Dibuktikan dengan menunjukan adanya kerusakan (kavitasi)
4. Suara napas wheezing Indikator : paru atau luka bronkial.
dan /atau ronchi 1. Batuk efektif
Terapeutik
14
Data Subjektif : SLKI : Bersihan jalan napas 4. Pertahankan kepatenan jalan napas 4. Mempertahankan jalan napas yang paten
1. Dispnea Ditingkatkan ke level ... dengan head-tilt dan chin-lif (jaw- dapat membuat pernapasan pasien menjadi
2. Sulit berbicara thrust jika curiga trauma servikal). baik dan berguna untuk mempertahan agar
Dipertahankan ke level .... tidak terjadi sumbatan jalan napas .
5. Posisikan semi-fowler atau fowler 5. Posisi semi-fowler/fowler dapat
Keterangan Level : memaksimalkan ekspansi paru dan
1. Meningkat menurukan upaya napas, serta dapat membuat
2. Cukup meningkat ventilasi maksimal, membuka area atelectasis
3. Sedang dan meningkatkan gerakan secret ke jalan
4. Cukup menurun napas besar untuk dikeluarkan.
5. Menurun 6. Berikan minum hangat 6. Minuman hangat diberikan dapat membantu
Dibuktikan dengan pengenceran secret.
Indikator : 7. berikan oksigen, jika perlu 7. Pemberian oksigen mengurangi bebab otot-
1. Produksi sputum otot perrnapasan.
2. Mengi Edukasi
3. Wheezing 8. Anjurkan asupan cairan 2000
4. Dispnea ml/hari, jika tidak kontraindikasi 8. Hidrasi yang adekuat membantu
5. Ortopnea mengencerkan secret dan mengefektifkan
6. Sulit bicara 9. Ajarkan teknik batuk efektif pembersihan jalan napas
7. Sianosis 9. Batuk efektif dapat memberiskan jalan napas
8. Gelisah yang berfungsi untuk meningkatkan
mobilisasi sekresi dan mencegah resiko tinggi
SLKI : Bersihan jalan napas retensi sekresi.
Ditingkatkan ke level ... Kolaborasi
10. Kolaborasi, ekspektoran, mukolitik
Dipertahankan ke level .... bronkodilator, jika perlu 10. Agen ekspektoran, mukolitik, dan
bronkodilator dapat membantu pengeluaran
Keterangan Level : secret dengan cara menurunkan kekntalan,
1. Meburuk dan meningkatkan diameter lumen
2. Cukup memburuk Latihan Batuk Efektif percabanga trakeobronkhial.
3. Sedang Observasi
4. Cukup membaik
5. Membaik 11. Identifikasi kemampuan batuk
Dibuktikan dengan 11. Batuk diperlukan untuk mengeluarkan secret
15
Indikator : 12. Monitor adanya retensi sputum yang tertimbun di dalam paru-paru.
1. Frekuensi napas 12. memantau agar tidak terjadi kesulita
2. Pola napas bernapas, gangguan pertukaran gas, sianosis,
1. kelelahan, apatis, merasa lemah,serta dan
13. Monitor tanda dan gejala infenksi obstruksi jalan napas.
saluran napas 13. Memantau gejala infeksi saluran napas
dehingga bila ada gejala infeksi dappat segera
14. monitor input dan output cairan ditangani.
14. Hidrasi membantu menurunkan kekentalan
Terapeutik secret dan mempermudah pengeluaran secret.
15. Atur posisi semi-fowler atau
fowler 15. Posisi semi-fowler/fowler dapat
memaksimalkan ekspansi paru dan
menurukan upaya napas, serta dapat membuat
ventilasi maksimal, membuka area atelectasis
dan meningkatkan gerakan secret ke jalan
16. pasang perlak dan bengkok naps besar untuk dikeluarkan.
dipangkuan pasien 16. pemasangan perlak dan bengkok agar secret
dan cairan yang dikeluarkan pasien saat batuk
17. buang secret pada tempat sputum tidak berceceran.
17. secret dibuang pada tempat sputum untuk
dilakukan pemeriksaan sptum agar diketahui
Edukasi perkembangan penyakit.
18. jelaskan tujuan dan prosedur batuk
efektif 18. Tujuan batuk efektif dimana klien dapat
meningkatka mobilisasi sekresi dan mencegah
19. Anjurkan tarik napas dalam resiko tinggi retensi sekresi.
melalui hidung selama 4detik, 19. Membantu klien melakukan inspirasi secara
ditahan selama 2 detik, kemudian maksimal, dan membantu klien
keluarkan melalui mulut dengan mengumpulkan kekuatan sehingga batuk
bibir mencucu (dibulatkan) selama dapat efektif mengeluarkan secret dari jalan
8 detik napas.
20. Anjurkan mengulangi tarik napas
dalam hingga 3 kali 20. Membantu klien melakukan inspirasi secara
16
2.1.1.4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter & Perry,
2005 ).
2.1.1.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual perawat untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh
diagnosa keperawatan, rancana keperawatan dan pelaksanaannya
sudah dicapai berdasarkan tujuan yang telah dibuat dalam
perencanaan keperawatan (Potter & Perry, 2005 ). Evaluasi
keperawatan terdiri dari :
1) S : ungkapan perasaan dan keluhan yang dikeluhkan secara
subjectif oleh keluarga maupun pasien setelah di beri tindakan
keperawatan.
2) O : keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif
3) A : analisa perawat setelah mengetahui respon pasien secara
objektif dan subjektif.
4) P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan
analisis.
2.1.2.1 Definisi
Batuk efektif adalah aktivitas perawat untuk
membersihkan sekresi pada jalan nafas, yang bertujuan untuk
meningkatkan mobilisasi sekresi dan mencegah risiko tinggi
retensi sekresi (Mutatqin, 2014).
Menurut teori Kapuk (2012) menyatakan bahwa standar
oprasional prosedur (SOP) tujuannya yaitu membebaskan jalan
nafas dari akumulasi sekret, mengeluarkan sputum untuk
pemeriksaan diagnostik laboratorium dan mengurangi sesak
nafas akibat akumulasi sekret. (Mardiyono sasono, 2016).
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar,
dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah
lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal.
Pada tahun 2011, Nugroho mengemukakan batuk efektif
merupakan salah satu upaya untuk mengeluarkan dahak
dan menjaga paru-paru agar tetep bersih, disamping dengan
pemberian tindakan nebulizer. Sedangkan menurut
(Kapuk,2012) Batuk efektif merupakan latihan mengeluarkan
sekret yang terakumulasi dan menggangu saluran di saluran
nafas dengan cara di batukkan. Pada indikasi tertentu, biasanya
nafas dalam dan batuk efektif dilakukan secara bersamaan
dalam satu periode.
2) Subakut
19
2.1.2.6 Pengkajian
Identifikasi tanda dan gejala yang mengindikasikan
bahwa klien membutuhkan terapi latihan batuk efektif, seperti
adanya secret, ketidakmampuan batuk efektif, kelemahan yang
diakibatkan masalah otot pernafasan, suara nafas yang
abnormal, ketidakmampuan melakukan nafas dalam.
a. Identifikasi alasan mengapa klien tidak mampu
melakukan batuk efektif.
22
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi pasien
2. Mempersiapkan pasien
3. Mengajurkan pasien minum air
hangat terlebih dahulu 30 menit
sebelum tindakan
4. Mengajurkan pasien duduk di
kursi atau di tempat tidur dengan
posisi tegak atau semifowler,
bantal dapat diletakan
diabdomen bila diperkukan
5. Meminta pasien meletakan
satu tangan di dada dan satu
tangan di abdomen
6. Melatih pasien menarik napas
dalam lalu menahanya hingga 3
detik, selanjutnya
menhembuskan napas secara
perlahan melalui mulut
7. Memeinta pasein untuk
mengulangi kegiatas daitas
sebanyak 3 kali
8. Meminta pasien melakukan
inspirasi dalam sebnyak 2 kali,
lalu pada inspirasi yang ke 3
pasien menahan napas kemudian
membatukkanya dengan kuat
9. Keluarkan sputum dan buang
pada tempat yang tersedia
10. Menutup pot penampung sputum
11. Bersikan mulut dengan tissue
12. Merapikan pasein
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evalusai tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Mencuci tangan
4. Dokumentasi kegiatan
Sumber: ( Sasano Mardiano, 2013).
2.1.2.8 Implementasi tindakan keperawatan
Mengajarkan latihan batuk efektif
Hasnaini, Asni. 2018. Pengaruh teknik relaksasi naps dalam dan batuk efektif
terhadap bersiha jalan napas pada klien dengan tb paru. Dinamika
Kesehatan, 240-251
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Tbc Ada Disekitar Kita : Kenali Gejalanya,
Temukan Dan Obati Sampai Sembuh
Mutaqqin, Arif. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses dan Praktik, Edisi 4, Volume 1. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
29
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat P
PNI
World Health Organization (WHO). 2018. Monitoring Health For The SDGs
.