Anda di halaman 1dari 27

BAB III

PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Rumah Tahanan Kelas II A Batam

1. Rumah Tahanan Kelas II A Batam

Rutan Kelas IIA Batam dibangun pada tahun 1990 beralamat dijalan

Jenderal Sudirman Kota Batam dan mulai beroperasi sebagai Rumah Tahanan

Negara Kelas IIB Batam pada tahun 1991 dan pada tahun 2001 berubah status

menjadi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Batam.

Pada bulan Juni tahun 2007, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Batam

pindah kelokasi bangunan baru di Jalan Raya Trans Barelang Tembesi Kota

Batam. Oleh karena perpindahan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Batam

tersebut maka bangunan eks. Rutan Kelas IIA Batam yang berada di jalan

Jenderal Sudirman Kota Batam dikosongkan selama ±10 (sepuluh) bulan sambil

menunggu Surat Keputusan untuk dioperasionalkan kembali.

Keseluruhan bangunan Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Batam didirikan

di atas tanah seluas 29.000 m2 dengan status hibah dari Badan Pengusahaan Batam

dan belum memiliki sertifikat dan luas bangunan kantor 1500m2 serta luas

bangunan hunian 2529m2 dengan kapasitas isi blok hunian 285 orang.1

Bangunan Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Batam berbentuk segi empat

dan disetiap sudutnya terdapat pos jaga atas. Bangunan Rumah Tahanan Negara

Kelas IIA Batam terbagi menjadi dua bagian, terdapat adanya lapangan kecil dari

pintu putar kantor sampai pintu putar penghubung blok hunian pria. Hal ini untuk

1
Profil Rumah Tahanan Naegara Klas IIA Batam

56
57

kepentingan sistem keamanan dan dapat dipergunakan sebagai fasilitas olahraga

bagi tahanan atau narapidana serta diantara gedung blok-blok tersebut terdapat

kebun mini yang ditanami cabai dan terong serta taman-taman yang asri sehingga

menambah asri suasana di dalam Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Batam.

Rumah Tahanan Negara IIA Batam terdiri dari beberapa bangunan,2 yaitu :

1. Ruang Perkantoran.

2. Rumah Dinas Pegawai.

3. Bangunan Blok Pria yang terdiri dari 4 Blok dengan 36 Kamar

Hunian dan 1 Kamar Hunian Aula.

4. Bangunan Blok Isolasi yang terdiri dari 4 kamar Hunian.

5. Ruang Poliklinik.

6. Ruang Keterampilan dan Bimbingan Kerja.

7. Ruang Kunjungan.

8. Ruang Dapur dan Kamar Mandi.

9. Tempat Ibadah (Masjid dan Gereja).

10. Lapangan Olahraga.

11. 4 Pos Penjagaan Atas.

12. Gudang dan Ruang Genset.

13. Lapangan Parkir.

14. Ruang CCTV dan Server Sistem Database Pemasyarakatan (SDP).

Adapun batas-batas lingkungan Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Batam

adalah sebagai berikut :

2
Ibid
58

a. Sebelah Utara : Bukit dan Tanah Kosong.

b. Sebelah Barat : Rumah Tahanan Kelas IIA Batam.

c. Sebelah Timur : Perumahan Rexvin Boulevard Tembesi.

d. Sebelah Selatan : Perumahan Pegawai Rumah Tahanan

Negara Kelas IIA Batam.

Pada tanggal 18 April 2015 sampai dengan sekarang berdasarkan

Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor:

M.HH-06.OT.01.02 Tahun 2014 tentang pembentukan Lembaga Pemasyarakatan

Kelas IIA Batam, Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Batam berpindah kelokasi

bangunan baru di Jalan Raya Trans Barelang Km.2 Tembesi Kota Batam yang

dibangun pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014. Rutan Batam memiliki visi

misi dan motto menjadi lembaga yang PASTI: Profesional, Akuntabel, Sinergi,

Transparan dan Inovatif dengan didukung oleh petugas yang SMART : yakni

serious, minded, active, responsive, dan talk yang memiliki kompetensi tinggi

sehingga mampu mewujudkan tertib pemasyarakatan.

Profesional, yaitu setiap petugas pemasyarakatan harus memiliki

pengakuan sebagai petugas yang berintegritas, menjalankan tugas sesuai dengan

SOP yang benar secara konsisten dengan mengedepankan penghormatan terhadap

hukum dan Hak Asasi Manusia dan bebas dari intervensi pihak manapun.

Akuntabel, berarti bekerja berdasarkan perhitungan yang tepat dan penuh

kepastian. Sinergi, berarti setiap insan pemasyarakatan harus dapat bekerja sama

seiring sejalan dengan mengoptimalkan keterlibatan berbagai stakeholderguna

membangun pemasyarakatan yang lebih baik.


59

Transparan, berarti terbuka, terlihat, dan dapat dipantau oleh masyarakat.

Inovatif, berarti petugas pemasyarakatan harus bekerja dengan melakukan

terobosan yang efektif serta mengembangkan kompetensi dan potensi sumber

daya petugas secara konsisten dan berkesinambungandalam melaksanakan tugas

dan fungsinya. Rutan Batam sendiri memiliki motto yaitu: RUSI BERTUAH

(Rutan Tembesi Bersih Tumbuh Aman dan Harmonis).

Bersih : Kebersihan itu sebagian dari iman, karenanya Rutan Batam

seoptimal mungkin melaksanakan peningkatan kebersihan di lingkungan kantor,

halaman, ruang-ruang kantor, blok hunian, kamar hunian, dapur, ruang kegiatan

kerja dan tempat ibadah serta semua fasilitas yang dimilikinya, agar dengan

lingkungan yang bersih akan dengan mudah membersihkan hati, sikap dan prilaku

sesuai dengan tuntunan agama yang dianut dan ketentuan yang berlaku.

Tumbuh : Rutan Batam akan selalu melakukan proses perubahan kearah

yang lebih baik dari waktu kewaktu sehingga akan selalu lahir dan tumbuh

sumber daya petugas yang berkualitas dan berdaya saing.

Aman : Merupakan suatu kondisi dimana Rutan Batam senantiasa

terlindung dan terbebas dari bahaya dan gangguan baik dari internal maupun

eksternal sehingga tercipta peri kehidupan yang tenteram tanpa ada penekanan

penekanan serta rasa ketakutan.


60

Tabel 2.1 Ruang Tata Kelola Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Batam

No Nama Bangunan
1 RuangKepalaRutan
2 Ruang Aula Prof Yusril Ihza Mahendra
3 Ruang Arsip
4 Ruang Staf Pengelolaan
5 Ruang Keuangan dan Perlengkapan
6 Ruang Menyusui
7 Ruang P2U
8 Ruang Kunjungan
9 Ruang Staf Kunjungan
10 Ruang Staf Pengamanan
11 Ruang Staf Pelayanan Tahanan
12 Ruang Arsip Pelayanan Tahanan 2 (dua) Ruangan
13 Ruang Kepala Pengamanan
14 Ruang Fitnes
15 Ruang Staf Bimbingan Kegiatan
16 Ruang Dapur
17 Ruang Staf dapur 2 (dua) Ruangan
18 Ruang Gudang Beras
19 Ruang Gudang Peralatan dapur
20 Ruang Kamar pekerja dapur
21 Ruang Rawat inap
22 Ruang Persediaan Obat
23 Ruang Isolasi Penyakit Menular
24 Ruang Masjid
25 Ruang Genset
26 Toilet
27 Blok Hunian
28 Ruang Pos menara 4 (empat) pos

Sumber: Sub Seksi Pengelolaan Rutan Kelas IIA Batam


61

Gambar 2.2 Denah Rutan

Sumber: Sub Seksi Pengelolaan Rutan Kelas IIA Batam

2.3 Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Sumber: Sub Seksi Pengelolaan Rutan Kelas IIA Batam

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No:

M.04-PR.07.03 Tahun 1985 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Tahanan
62

Negara Dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara dalam Pasal 18 Bagian

Ketiga, tata kerja Rumah Tahanan Kelas IIA Batam dipimpin oleh seorang kepala

dan 4 (empat) pejabat struktural serta dibantu oleh 1 (satu) Petugas Tata Usaha3

yaitu :

1. SubSeksi Pelayanan Tahanan

2. Sub Seksi Bimbingan Kegiatan

3. Sub Seksi Pengelolaan Rutan

4. Kesatuan Pengamanan Rutan

5. Petugas Tata Usaha

Adapun tugas dan fungsi masing-masing sub Seksi adalah sebagai berikut:

a. Sub. Seksi Pelayanan Tahanan.

Sub. Seksi Pelayanan Tahanan mempunyai tugas melakukan

pengadministrasian dan perawatan, mempersiapkan pemberian bantuan hukum

dan penyuluhan hukum, memberikan pelayanan berupa layanan pendidikan,

pemberian Cuti Bersyarat (CB), Pembebasan Bersyarat (PB), Asimilasi.4

Memiliki tugas yaitu mengkoordinasikan, mengorganisasikan dan

mengawasi penerimaaan, pendaftaran tahanan baru dan barang-barang bawaan

dengan cara meneliti keabsahan surat penahanan dan barang-barang bawaan untuk

perawatan, penempatan dan penyusunan statistik dan dokumentasi serta mengurus

kesehatan tahanan.

3
Data dokumentasi Rutan Kelas II A Batam.
4
https://jakarta.kemenkumham.go.id/layanan-publik/185-layanan-pemasyarakatan.
63

Seperti telah dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun

1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Wewenang, Tugas, dan Tanggung

Jawab Perawatan Tahanan.

Berikut adalah tugas dari sub seksi pelayanan tahanan, antara lain:

1. Penerimaan

Setiap penerimaan tahanan di RUTAN/Cabang RUTAN wajib didaftar

serta dilengkapi surat penahanan yang sah yang dikeluarkan oleh pejabat yang

bertanggung jawab secara yuridis atas tahanan yang bersangkutan sesuai dengan

tindakan pemeriksaan. Penerimaan tahanan sebagaimana dimaksud di atas berlaku

bagi tahanan sipil.

2. Pendaftaran

Pendaftaran tahanan di dalam Rumah Tahanan Negara meliputi pencatatan

tahanan, surat perintah atau surat penetapan penahanan, jati diri tahanan, barang

dan uang yang di bawa, pemeriksaan kesehatan, pembuatan pas photo,

pengambilan sidik jari, pembuatan berita acara serah terima tahanan, pencatatan

sebagaimana dimaksud dalam harus dilakukan dalam buku register yang

disediakan sesuai dengan tingkat pemeriksaannya.

3. Penempatan

Penempatan tahanan ditentukan berdasarkan penggolongan sesuai dengan

umur yang bersangkutan, jenis kelamin, jenis tindak pidana, tingkat pemeriksaan

perkara, untuk kepentingan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan.

Dan di Rumah Tahanan Kelas IIA Batam terdapat Pos Bantuan Hukum
64

dan Penyuluhan serta Pos Balai Pemasyarakatan, yang memiliki tugas yaitu

melaksanakan pelayanan penyuluhan dan bantuan hukum atau pendidikan bagi

para tahanan mempersiapkan, mengurus pelaksanaan pemberian bantuan hukum,

oleh pengacara kepada para tahanan yang memerlukan.

Berikut ini adalah tugas-tugas dari Petugas Pos Bantuan Hukum dan

Penyuluhan serta Pos Balai Pemasyarakatan, antara lain:

- Mempersiapkan pemberian penyuluhan hukum bagi para tahanan.

- Menyelenggarakan bimbingan rohani atau keagamaan bagi para tahanan.

- Menyelenggarakan bimbingan jasmani, olah raga, kesenian bagi para

tahanan.

- Menyelenggarakan pembinaan pendidikan bagi tahanan.

- Mempersiapkan, mengurus penyediaan bahan bacaan bagi para tahanan.

- Melaksanakan pelayanan LITMAS (Penelitian Kemasyarakatan).

- Melakukan pendampingan, pembimbingan dan pengawasan klien

pemasyarakatan.

- Menghadiri Sidang TPP di LAPAS/RUTAN/Cabang RUTAN.

- Membuat laporan berkala setiap bulan yang ditujukan kepada

Kepala Balai Pemasyarakatan dengan tembusan

KALAPAS/KARUTAN/KACABRUTAN dan Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM cq. Kepala Divisi Pemasyarakatan.

Dalam menunjang kesehatan para tahanan, pihak Rumah Tahanan Negara

menyediakan pelayanan kesehatan, obat-obatan dan petugas medis, dan juga

sudah bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum guna penanganan tahanan
65

maupun narapidana yang mengalami penyakit yang sudah tidak bisa ditangani

oleh dokter rumah tahanan negara/petugas medis dan harus segera dibawa ke

Rumah Sakit tersebut, sedangkan untuk pengawalan dan penjagaan Tahanan yang

dirawat di Rumah Sakit di luar rumah tahanan negara dilakukan oleh Pihak

Kepolisian atas permintaan instansi yang menahan dan juga petugas rumah

tahanan dimana tempat tahanan itu.

b. Sub Seksi Bimbingan Kegiatan

Sub. Seksi Bimbingan Kegiatan mempunyai tugas memberikan bimbingan

kegiatan dan mempersiapkan bahan bacaan bagi tahanan. Berfungsi memberikan

bimbingan kegiatan, membuat peraturan kerja serta pengelolaan hasil kerja warga

binaan, termasuk menjalin kerjasama dengan pihak luar agar lebih memudahkan

dalam pemasaran hasil karya warga binaan tersebut dan juga meningkatkan bakat

dan keterampilan tahanan5 dalam Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Batam.

Adapun persyaratan bagi Warga Binaan Permasayarakatan yang mau

bergabung atau mengikuti Program Bimbingan Kerja adalah sebegai berikut6 :

1. WBP mendaftar ke Petugas Pemasyarakatan;

2. Memiliki minat/ bakat;

3. Berkelakuan baik; dan

4. Telah menjalani 1/3 dari masa pidana.

Tugas dari sub seksi bimbingan kegiatan, antara lain:

5
Harsono.C.I, sistem baru pembinaan narapidana, (Jakarta: Djambatan, 1995)
6
https://kepri.kemenkumham.go.id/layanan-publik/pemasyarakatan/layanan-bidang-
pembinaan-narapidana-dan-pelayanan-tahanan/layanan-bimbingan-kerja
66

- Membuat konsep rencana kegiatan Sub Seksie Sarana Kerja sebagai

pedoman pelaksanaan tugas.

- Melakukan penyiapan prasarana dan sarana kerja.

- Melakukan pemeliharaan dan perbaikan sarana kerja.

- Melakukan inventarisasi sarana kerja.

- Menyelenggarakan, melaksanakan kegiatan bimbingan pemanduan bakat

sebagai usaha mengembangkan bakat tahanan dan narapidana.

- Melaksanakan bimbingan dan kegiatan keterampilan berdasarkan data,

informasi yang diterima sebagai usaha menyalurkan keterampilan para

tahanan dan narapidana.

- Mengadministrasikan, mengelola hasil kerja, keterampilan tahanan dan

usaha penyalurannya untuk mendapatkan kemungkinan pemberian upah /

premi bagi para tahanan dan narapidana.

- Berkoordinasi dengan pihak lain untuk program pengembangan bakat

tahanan dan narapidana.

- Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Sub

Seksi Sarana Kerja sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

Kegiatan penyuluhan yang dijalankan di Rumah Tahanan Negara Kelas

IIA Batam sudah berjalan dengan apa adanya kegiatan-kegiatan yang diberikan

oleh pihak Rumah Tahanan Negara antara lain:

- Penyuluhan Rohani

Penyuluhan tentang kerohanian seperti kegiatan keagamaan yang


67

dilaksanakan pada hari Selasa dan Jumat untuk agama islam dan hari

Senin, Rabu, Sabtu dan Minggu untuk agama Nasrani.

- Penyuluhan Jasmani

Sarana dan prasarana untuk penyuluhan jasmani seperti olahraga sudah

ada dan sangat menunjang sekali. Disini kegiatan olah raga diadakan

setiap hari dan wajib di ikuti dan dilaksanakan oleh penghuni Rumah

Tahanan Negara Kelas IIA Batam yaitu senam pagi. Adapun jenis-jenis

olah raga yang ada di Rumah Tahanan Kelas IIA Batam adalah seperti :

volley ball, futsal, tenis meja yang dilaksanakan setiap ada waktu

senggang.

- Perpustakaan

Perpustakanan sebagai penunjang pendidikan serta pengetahuan

disediakan oleh pihak Rumah Tahanan Kelas IIA Batam sebagai salah satu

tempat untuk membaca buku-buku sebagai pengisi waktu bagi para

Tahanan. Adapun jenis-jenis buku yang tersedia di dalam perpustakaan

adalah buku-buku mengenai keagamaan, buku cerita, buku tentang

peternakan, pertanian, dan lain-lain. Minat baca para Tahanan di Rumah

Tahanan Kelas IIA Batam cukup tinggi, akan tetapi jumlah buku-buku

yang disediakan masih belum memadai untuk memenuhi keinginan minat

baca para Tahanan sebenarnaya pihak Rumah Tahanan Kelas IIA Batam

sangat mengharapkan pemerintah Kota Batam untuk mendatangkan

perpustakaan keliling atau hibah buku-buku, akan tetapi hal ini belum

terwujud.
68

Dalam hal ini kegiatan bimbingan kegiatan di Rumah Tahanan Kelas IIA

Batam, antara lain:

- Pertamanan dan Perkebunan.

- Pangkas rambut.

- Kerajinan tangan.

- Menjahit.

- Membuat baju boneka barbie

(kerja sama dengan pihak ketiga).

- Membuat bunga papan bunga

(kerja sama dengan pihak ketiga).

c. Sub Seksi Pengelolaan Rutan

Sub Seksi Pengelolaan Rutan Memiliki tugas yaitu melaksanakan tugas

urusan rumah tangga, peralatan kantor dan melaksanakan administrasi

kepegawaian sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk memberi pelayanan

kepada pegawai dan tahanan maupun narapidana.

Melaksanakan pengelolaan keuangan dan perlengkapan Rumah Tahanan

Negara Kelas IIA Batam sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk memberi

pelayanan dana dan perlengkapan dalam menunjang tugas juga merupakan

tupoksi dari Sub Seksie Pengelolaan

Tugas dari Sub Seksie Pengelolaan, antara lain:

- Membuat konsep rencana kegiatan Sub Seksie Pengelolaan sebagai

pedoman pelaksanaan tugas.

- Mempersiapkan konsep surat yang berkaitan dengan kerumah tanggaan


69

Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Batam.

- Menyelenggarakan pemeliharaan dan mengatur penggunaan kendaraan

dinas untuk menunjang kelancaran tugas.

- Menyelenggarakan pemeliharaan alat kantor, gedung kantor dan rumah

dinas sesuai dengan rencana dan anggaran sesuai yang telah ditetapkan.

- Melakukan pengusulan kenaikan pangkat pegawai Rumah Tahanan

Negara Kelas IIA Batam dan menyusun data Kepegawaian.

- Mengelola administrasi keuangan Rumah Tahanan Negara Kelas IIA

Batam berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

- Mengumpulkan data pengeluaran anggaran untuk menyusun surat

pertanggung jawaban pelaksanaan anggaran.

- Melaksanakan inventarisasi barang dan sejenis dengan menggunakan kartu

inventaris barang.

- Menyusun klasifikasi barang dan pengkodean barang sesuai ketentuan

yang berlaku untuk mendapat data jenis dan satuan barang.enyusun daftar

penggolongan rumah dinas dan kendaraan dinas.

- Membuat laporan kegiatan sub bagian keuangan dan perlengkapan.

Dalam bentuk petanggungan lainnya sub seksie pengelolaan bertugas

menyusun rancangan dan biaya segala bentuk kegiatan yang ada di Rumah

Tahanan Negara Kelas IIA Batam baik yang bersifat formal dan kedinasan.

Dalam rangka melaksanakan perawatan tahanan di Rumah Tahanan

Negara Kelas IIA Batam memiliki jumlah pegawai sebanyak 5611 orang per 4

September 2016, terdiri dari 6 orang pejabat struktural, 28 orang staff dan 21
70

orang regu pengamanan. Dengan kualifikasi Pangkat dan golongan adalah pada

golongan III/c sebanyak 2 (satu) orang dan pada golongan III/b sebanyak 3 (tiga)

orang, pada golongan III/a sebanyak 15 (lima belas), pada golongan II/d

sebanyak 2 (dua) orang, pada golongan II/c sebanyak 10 (sepuluh) orang, pada

golongan II/b sebanyak 10 (sepuluh) orang dan pada golongan II/a sebanyak 3

(tiga) orang.

d. Kesatuan Pengamanan Rutan

Iktisar dari tugas Kesatuan Pengamanan Rutan yaitu mengkoordinasikan

tugas pengamanan dan ketertiban dengan melakukan pengaturan jadwal

penjagaan, penggunaan peralatan pengamanan dan pembagian tugas jaga agar

tercipta suasana aman dan tertib dalam lingkungan Rumah Tahanan Negara Kelas

IIA Batam. Dalam hal ini petugas pengamanan di Rumah Tahanan Negara Kelas

IIA Batam terdiri dari 3 (tiga) regu jaga. Dalam Rumah Tahanan Kelas IIA Batam

terdapat 4 (empat) pos atas penjagaan, dalam hal ini petugas pengamanan Rumah

Tahanan Negara Kelas IIA Batam juga bertugas untuk menyerahkan surat-surat

dan barang-barang ke administrasi perawatan dan melakukan penggeledahan

barang dan barang bawaan pembesuk tahanan. Regu-regu pengamanan tersebut

bertugas mengamankan rumah tahanan negara dari pagi, siang, dan malam.

Dengan ketentuan jadwal piket sebagai berikut :

- Piket pagi dimulai pukul 07.00 WIB sampai 19.00 WIB.

- Piket malam dimulai pukul 19.00 WIB sampai 07.00 WIB.

Jumlah personil petugas pengamanan tiap regunya sebanyak 6 (enam)

orang dan 1 (satu) orang P2U. Dalam sistem penjagaan di Rumah Tahanan
71

Negara Kelas IIA Batam juga menetapkan sistem perwalian bagi tiap blok yang di

sebut wali blok, artinya bahwa tiap blok mempunyai wali bloknya masing-masing.

Wali blok ini dipilih dan ditentukan oleh Kepala Pengamanan Rutan. Adapun

tugas utama wali blok ini yaitu bertanggung jawab penuh atas tahanan dari blok

yang dibinanya. Dalam hal penempatan tahanan dan pemindahan antar blok

dilakukan berdasarkan tahap pembinaan, perkembangan kepribadian, jenis

kelamin, usia, pelanggaran dan berdasarkan perintah atau petunjuk Kepala Rumah

Tahanan Negara Kelas IIA Batam atas berbagai pertimbangan.

Pengawalan tahanan di luar lingkungan Rumah Tahanan Negara Kelas IIA

Batam pengawalan dilakukan oleh petugas Rumah Tahanan Negara Kelas IIA

Batam apabila kondisi kesehatan tahanan dan warga binaan dalam keadaan kritis

dan memerlukan perawatan segera dibawa ke Rumah Sakit. Pengawalan juga

dilakukan terhadap pengeluaran tahanan yang diminta oleh petugas

Kepolisian berdasarkan permintaan dari pihak-pihak yang bertanggung jawab

secara yuridis.

Berikut ini adalah tugas-tugas dari petugas keamanan, antara lain:

- Membuat rencana kerja di Kesatuan Pengamanan Rutan.

- Mengelola administrasi keamanan dan ketertiban di Rumah Tahanan

Negara Kelas IIA Batam.

- Melakukan penjagaan, pengawalan dan pengawasan terhadap tahanan.

- Mengawasi pelaksanaan penerimaan, penempatan, dan pengeluaran

tahanan

- Mengontrol sarana dan prasarana keamanan dan ketertiban Rumah


72

Tahanan Negara Kelas IIA Batam.

- Melaksanakan penggeledahan kamar atau blok tahanan.

- Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan Pimpinan.

- Mengkoordinir pembuatan laporan harian dan berita acara pelaksanaan

pengamanan.

- Memberikan informasi mengenai keamanan Rumah Tahanan Negara

Kelas IIA Batam. Secara transparan kepada pihak yang berkepentingan.

- Melaksanakan koordinasi dengan unit/instansi/lembaga terkait

pelaksanaan tugas Kesatuan Pengamanan Rutan.

- Menyediakan dan memberikan penilaian hasil kerja bawahan di

lingkungan Kesatuan Pengamanan Rutan.

- Mengevaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan

Kesatuan Pengamanan Rutan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan

tugas.

e. Petugas Tata Usaha

Petugas Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat

dan kearsipan.Tugas pokoknya adalah mengkoordinasikan pelaksanaan tugas

ketatausahaan yang meliputi tata persuratan, kepagawaian, keuangan dan

perlengkapan kerumahtanggaan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang

berlaku dalam rangka pelayanan administratif dan fasilitatif.


73

2.4 Data Substantif dan Data Fasilitatif

Pegawai Rumah Tahanan Negara per MEI 20197 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3.1

NO JENIS KELAMIN JUMLAH

1 LAKI-LAKI 89

2 PEREMPUAN 14

JUMLAH 103

Sumber: Sub Seksi Pengelolaan Rutan Kelas IIA Batam

Jumlah Penghuni Rutan Kelas IIA Batam


Tabel 2.3.2

DEWASA ANAK-ANAK
REG KETERANGAN JUMLAH
PRIA WANITA PRIA WANITA
A1 PENYIDIK 56 - - - 56
A2 PENUNTUT UMUM 119 - - - 119
A3 HAKIM/PN 344 - - - 344
A4 HAKIM TINGGI/PT 22 - - - 22
A5 HAKIM AGUNG/MA 11 - - - 11
552 - - - 552
HM HUKUMAN MATI - - - - -
SH SEUMUR HIDUP - - - - -
BI > 1 THN 419 - - - 419
BIIA > 3 BLN S/D 1 THN 79 - - - 79
BIIB 3 BLN ATAU KURANG 1 - - - 1
BIII PENGGANTI DENDA 1 - - - 1
C SANDERA - - - - -
500 - - - 500
1.052 - - - 1.052
Sumber: Pelayanan Tahanan Rutan Kelas IIA

B. Pengaturan Hukum Ijin Luar Biasa Bagi Narapidana

7
Data dokumentasi Rutan Kelas IIA Batam, Mei 2019
74

1. Dasar Hukum Ijin Luar Biasa Narapidana

Dasar hukum yang utama mengenai pemberian ijin luar biasa adalah

tertuang dalam Pasal 52 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 1999

Tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Hak Warga Binaan pemasyarakatan.

Dalam Pasal 52 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 1999 Tentang

Syarat dan Tata Cara Pemberian Hak Warga Binaan Pemasyarakatan antara lain

sebagai berikut :

1. Hak keperdataan lainnya dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi :

a) Surat menyurat dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya;

b) Izin keluar RUTAN dalam hal-hal luar biasa.

2. Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan dapat mengirim surat keluar

RUTAN dan menerima surat dari luar RUTAN sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) huruf a.

3. Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan dapat diberi izin keluar

RUTAN sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b.

4. Izin ke luar RUTAN sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan oleh

Kepala RUTAN.

2. Faktor, Hambatan dan Kendala Pemberian Ijin Luar Biasa

a. Pelaksanaan dan Prosedur Pemberian Ijin Luar Biasa

Menurut Bapak Trian Pratikta, selaku Kepala Sub. Seksi Pelayanan

Tahanan dalam Rumah Tahanan Kelas II A Batam, menyatakan bahwa :

“Pemberian Ijin Luar Biasa kepada Warga Binaan Pemasyarakatan


merupakan salah satu hak yang telah diatur didalam peraturan perundang-
undangan yang memberikan ijin bagi Narapidana untuk keluar Rutan
dikarenakan terdapat suatu alasan yang berkaitan dengan keluarga
75

Narapidana tersebut yang membutuhkan kehadiran Narapidana tersebut.


selain diatur dalam peraturan peraturan perundang-undangan, ijin luar
biasa ini juga terkait dengan pemenuhan hak asasi manusia yang melekat
kepada seluruh manusia termasuk Warga Binaan Pemasyarakatan yang
telah dilindungi oleh negara dan berkaitan langsung dengan nilai-nilai
kemanusiaan. Pemberian Ijin Luar Biasa Kepada Warga Binaan
Pemasyarakatan merupakan salah satu hak yang melekat kepada Warga
Binaan tersebut khususnya yang telah berstatus sebagai Narapidana, ijin
luar biasa ini memberikan kesempatan bagi Narapidana untuk bertemu
bersama keluarganya dengan alasan yang sangat penting yang memerlukan
kehadiran Narapidana tersebut. Namun sebelum Narapidana mendapatkan
hak tersebut ada beberapa persyaratan dan beberapa prosedur yang harus
dijalani agar ijin luar biasa yang diberikan tidak dijadikan sebagia alasan
bagi Narapidana untuk keluar dari Rutan”.8

Bapak Trian Pratikta pun menambahkan bahwa :

“Pemberian ijin luar biasa bagi Narapidana memiliki maksud dan tujuan,
yaitu agar Warga Binaan Pemasyarakatan yang sedang menjalani pidana
hilang kemerdekaan di UPT Pemasyarakatan tetap mendapat pemenuhan
hak-haknya baik hak hidup maupun hak perdatanya meskipun itu harus
keluar sementara waktu dari Rutan, namun hal tersebut harus mendapatkan
pengamatan yang sangat teliti untuk mempelajari ijin luar biasa yang
diajukan oleh pemohon (keluarga Narapidana) agar tidak terjadi
pemanfaatan situasi oleh Warga Binaan Pemasyarakatan yakni keluar
Rutan dengan keterangan yang tidak jelas, karena tersebut berkaitan
langsung dengan tugas dan fungsi petugas Pemasyarakatan yakni menjaga
Warga Binaan Pemasyarakatan untuk melaksanakan hukuman yang telah
diberikan kepadanya atas pelanggaran pidanaya.”9

Penjelasan mengenai ijin luar biasa yang diberikan kepada Narapidana

tidak diatur secara sangat jelas yang hanya memberikan penjabaran sedikit tentang

ijin luar biasa tersebut, namun secara tersirat sudah menjelaskan beberapa hal

pokok yang harus dilaksanakan dan prosedur yang sudah cukup jelas. Dalam

pelaksanaan ijin luar biasa tersebut diberikan kepada Narapidana yang

mendapatkan alasan-alasan yang telah diatur didalam ketentuan perundang-

8
Trian Pratikta, Kasubsi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas IIA Batam, wawancara,Batam.
9
Trian Pratikta, Kasubsi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas IIA Batam, wawancara,Batam.
76

undangan dan mengharuskan mereka untuk keluar dari Rutan untuk menghadiri

alasan keluarnya dan tidak dapat diwakilkan.

Pengeluaran Narapidana yang telah mendapatkan ijin luar biasa diputuskan

oleh Kepala Rutan sebagai penanggung jawab penuh Warga Binaanya, yang mana

sebelumnya diproses melalui sidang TPP (Tim Pengamat Pemasyarakatan) guna

memperoleh rekomendasi dari pejabat-pejabat di Rutan disetujui atau tidaknya

permohonan yang telah diajukan oleh keluarga (penjamin).

Syarat dan Tata cara pelaksanaan hak-hak tersebut telah diatur secara

lengkap dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan

Tata Cara Pemberian Hak Bagi Warga Binaan Rutan. Hak-hak yang tertuang

dalam Peraturan Pemerintah tersebut diberikan kepada Warga Binaan Rutan yang

telah berstatus sebagai Narapidana dan telah mendapatkan eksekusi oleh pihak

Kejaksaan. Dalam pelaksanaan pemberian hak-hak Narapidana yang telah diatur

oleh Undang-undang salah satunya memberikan ijin luar biasa yang syarat-

syaratnya telah diatur dalam peraturan tersebut.

Bagi Narapidana yang hendak melaksanakan ijin luar biasa diharuskan

untuk memenuhi beberapa persyaratan administratif yang berkaitan dengan ijin

keluarnya, setelah terpenuhinya beberapa persyaratan tersebut maka akan

diadakan Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) yang beranggotakan

pejabat struktural pada suatu UPT Pemasyarakatan yang dapat memberikan

rekomendasi kepada Kepala UPT Pemasyarakatan dalam hal ijin luar biasa

tersebut dapat diberikan kepada Narapidana yang bersangkutan atau ditolak.

Dalam pemberian ijin luar biasa kepada Warga Binaan Pemasyarakatan


77

yang penulis bahas adalah mengenai bagaimanakah pelaksanaan ijin luar biasa di

Rumah Tahanan Negara Kelas II A Batam sebagaimana yang dirumuskan dalam

PP No. 32 Tahun 1999. Dari rumusan Pasal 52 Peraturan Pemerintah tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ijin luar biasa merupakan suatu hak

yang dapat diberikan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan khususnya yang

sudah berstatus Narapidana, tetapi ijin luar biasa yang diberikan kepada

Narapidana tidak dengan dengan mudah diberikan tetap harus melalui beberapa

prosedur yang sangat membutuhkan ketelitian dan kewaspadaan agar ijin luar

biasa tersebut tidak disalahgunakan.

Adapun beberapa persyaratan yang harus dilengkapi untuk mendapat ijin

luar biasa sebagai berikut :

1) Permohonan tertulis dari Narapidana/keluarga/kuasa hukum tentang izin

luar biasa dalam hal:10

• Adanya keluarga yang sakit keras atau meninggal dunia;

• Menjadi wali nikah untuk anak kandungnya; atau

• Pembagian harta warisan.

2) Pernyataan jaminan secara tertulis dari penjamin;

3) Identitas penjamin Narapidana (KTP dan KK);

4) Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah yang Menerangkan kebenaran

terkait alasan izin luar biasa.

Ketentuan mengenai pemberian ijin luar biasa bagi Narapidana di dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia memiliki tingkat

10
https://kepri.kemenkumham.go.id/layanan-publik/pemasyarakatan/layanan-bidang-
pembinaan-narapidana-dan-pelayanan-tahanan/layanan-permohonan-izin-luar-biasa.
78

sensitifitas yang tinggi dan dapat menimbulkan salah persepsi bagi sebagian orang

yang masih awam dengan salah satu hak yang diberikan kepda Narapidana ini,

Rumah Tahanan Kelas II A Batam sangat berhati-hati untuk memberikan hak ini.

Selain dengan dari beberapa persyaratan secara administratif yang diajukan,

Rumah Tahanan Kelas II A Batam juga melakukan konfirmasi secara langsung

dilapangan mengenai kebenaran alasan yang diberikan oleh penjamin untuk

memohon ijin luar biasa ke Rumah Tahanan Kelas II A Batam.

Setelah narapidana mendapatkan ijin luar biasa tersebut maka akan

dilakukan pengeluaran oleh pihak Rutan, adapun prosedur pengeluaranya sebagai

berikut :

1) Narapidana/keluarga/kuasa hukum mengajukan permohonan izin luar

biasa dilengkapi dengan dokumen persyaratan;

2) Kepala Lapas/Rutan memberikan Izin Luar Biasa berdasarkan hasil

penelitian lapangan dan rekomendasi sidang TPP;

3) Narapidana memperoleh Surat Ijin dari Kepala Lapas/ Rutan;

4) Narapidana dikawal oleh Petugas Pemasyarakatan dan Polisi

Mengenai hasil dari persetujuan sidang TPP yang dilaksanakan untuk

memberikan ijin luar biasa kepada Narapidana, persetujuan itu belum bisa

dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan terakhir dari Kepala Rumah

Tahanan sebagai pemegang tanggung jawab penuh pemenuhan hak-hak Warga

Binaan Pemasyarakatan. Setelah Kepala Rumah Tahanan membubuhkan tanda

tangan, barulah dibuatkan surat perintah pengawalan kepada pegawai dan

kepolisian untuk mengawal jalanya ijin luar biasa dan untuk menghindari adanya
79

upaya pelarian yang dilakukan oleh Warga Binaan ketika mendapatkan ijin luar

biasa untuk keluar dari Rutan.11

b. Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Pemberian Ijin Luar Biasa

Di Rutan Kelas IIA Batam.

Menurut Bapak Trian Pratikta, selaku Kepala Sub. Seksi Pelayanan Tahanan

dalam Rumah Tahanan Kelas II A Batam, menyatakan bahwa :

“Faktor penghambat yang sering kami jalani dalam memberikan hak untuk
mendapatkan ijin luar biasa adalah penjamin dari pihak keluarga itu sendiri
yang terkadang tidak memiliki hubungan saudara yang cukup dekat
terutama apabila Narapidana tersebut berasal dari luar kota Batam,
sehingga mereka meminta tolong kepada keluarga yang memiliki
hubungan relatif jauh untuk menjamin Narapidana tersebut untuk
memperoleh ijin luar biasa, sehingga biasanya kami suruh ganti penjamin
tersebut dengan keluarga yang lebih dekat untuk menjaga keamanan warga
binaan kami yang diberikan ijin luar biasa.”12

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Sub. Seksi

Pelayanan Tahanan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemberian ijin luar biasa

di Rumah Tahanan Kelas II A Batam memang memerlukan beberapa tahapan

yang cukup banyak, Warga Binaan tidak langsung dapat keluar setelah

mengajukan permohonan. Pemberian ijin luar biasa di Rumah Tahanan Kelas II A

Batam mungkin dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian dan terutama sesuai

dengan prosedur yang telah berlaku, sehingga dapat menghindari adanya peluang

bagi Narapidana untuk dapat memanfaatkan ijin luar biasa ini untuk hal-hal yang

tidak semestinya.

11
Data observasi dan wawancara di Rutan Kelas IIA Batam.
12
Trian Pratikta, Kasubsi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas IIA Batam, wawancara,Batam.
80

Kemudian Bapak Trian Pratikta, selaku Kepala Sub. Seksi Pelayanan

Tahanan dalam Rumah Tahanan Kelas II A Batam , juga menambahkan bahwa :

“Sebagai Kepala Seksi yang mempunyai tugas dan fungsi untuk


mengusulkan ijin luar biasa bagi Narapidana sebelum diadakan sidang
TPP, kami selalu berusaha semaksimal mungkin untuk memeriksa
kelengkapan dan keabsahan berkas yang menjadi syarat administrasi ijin
luar biasa, hal ini kami lakukan untuk mengantisipasi upaya yang
dilakukan Narapidana untuk memanfaatkan ijin luar biasa ini untuk
kepentingan lain dan biasanya kami temukan beberapa persyaratan yang
kurang tepat yang diajukan oleh keluarga penjamin.”13

Berdasarkan wawancara dan pengetahuan peneliti yang juga merupakan

Staff Pelayanan tahanan disertai dokumen-dokumen Sub. Seksi pelayanan tahanan

Rumah Tahanan Kelas II A Batam , peneliti dapat menyimpulkan bahwa Rumah

Tahanan Kelas II A Batam berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan

pelayanan terhadap seluruh warga binaan sekalipun kepada Narapidana yang

mengajukan ijin luar biasa, hal ini dikarenakan Rumah Tahanan Kelas II A Batam

menginginkan seluruh hak-hak Warga Binaan dapat tersalurkan dengan merata

namun dengan didasari dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Sehingga dalam pelaksanaan permohonan ijin luar biasa harus dilakukan dengan

kehati-hatian dan penuh ketelitian agar tidak ada yang menyalahgunakan hak-hak

yang diberikan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan.

Menurut Bapak Siswo Edie yang merupakan salah satu Narapidana yang

mengajukan permohonan ijin luar biasa di Rumah Tahanan Kelas II A Batam,

mengatakan bahwa :

“Dalam pengurusan ijin luar biasa untuk menjenguk istri yang sedang sakit
kemarin penjamin saya harus bolak-balik dari Rutan, ke rumah sakit, ke
kelurahan dan kembali lagi di Rutan untuk menurus ijin keluar saya, dan
13
Trian Pratikta, Kasubsi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas IIA Batam, wawancara,Batam.
81

harus menunggu adanya sidang TPP di Rutan untuk menyetujui ijin keluar
saya. Memang prosesnya cukup lama, namun saya akhirnya bisa
mendapatkan ijin keluar dengan dikawal oleh petugas Rutan untuk
menjenguk istri yang sakit di Rumah Sakit”.14

Berdasarkan wawancara dengan bapak Siswo Edie penulis berpendapat

bahwa pemberian ijin luar biasa di Rumah Tahanan Kelas II A Batam memang

memerlukan beberapa tahapan yang cukup banyak, Warga Binaan tidak langsung

dapat keluar setelah mengajukan permohonan. Pemberian ijin luar biasa di Rumah

Tahanan Kelas II A Batam mungkin dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian dan

terutama sesuai dengan prosedur yang telah berlaku, sehingga dapat menghindari

adanya peluang bagi Narapidana untuk dapat memanfaatkan ijin luar biasa ini

untuk hal-hal yang tidak semestinya.

Berdasarkan penelitian, hasil wawancara dan dokumen-dokumen

pendukung yang telah penulis dapat, maka penulis dapat berpendapat hambata-

hambatan yang terjadi selama pemberian ijin luar biasa bagi Warga Binaan

Pemasyarakatan adalah sebagai berikut :

1. Peraturan Perundang-undangan.

Prosedur pengusulan permohonan ijin luar biasa bagi Warga Binaan

prosesnya cukup rumit dan tidak bedakan menurut tingkat urgensinya,

sehingga ketika ada ijin luar biasa ketika ada keluarga Narapidana yang

meninggal dunia harus melewati proses yang cukup lama sedangkan

keluarga dirumah sudah menunggu cukup lama Narapidana tersebut untuk

memakamkan saudaranya yang meninggal dunia.

2. Penjamin Warga Binaan bukan keluarga dekat


14
Siswo Edie, Tahanan Rutan Kelas IIA Batam, wawancara, Batam.
82

Masih terdapat warga binaan yang menggunakan penjamin bukan dari

keluarga dekat, sehingga di sidang TPP tidak disetujui dikarenakan alasan

keamanan selama ijin keluar.

3. Ijin luar biasa dihari libur.

Terkadang terdapat Warga Binaan yang melakukan permohonan di hari

libur apabila ada keluarganya yang meninggal dunia, sehingga penjamin

harus menunggu kedatangan pegawai seksi pelayanan tahanan untuk dapat

melakukan permohonan ijin luar biasa dan atau kantor kelurahan yang

tutup.

4. Kelengkapan administrasi.

Kelengkapan administrasi terkadang juga masih belum terpenuhi, terutama

keluarga Narapidana yang berasal dari daerah di luar kota Batam, biasanya

kartu keluarga penjamin atau narapidana hilang dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai