Anda di halaman 1dari 21

COVER

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Tahap dan
Tugas Perkembangan Keluarga”.
Meskipun banyak kekurangan di dalamnya, Semoga makalah sederhana ini dapat di
pahami bagi siapapun yang membacanya. Dan sekiranya dapat berguna bagi kami maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan mohon kritik dan saran yang membangun demi perrbaikan makalah ini.

Mataram, Juli 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 5
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 6
A. Definisi Keluarga .............................................................................................................................. 6
B. Tipe Keluarga.................................................................................................................................... 7
C. Fungsi Keluarga ................................................................................................................................ 7
D. Dimensi Struktur Dasar Keluarga ................................................................................................... 11
E. Struktur Keluarga ............................................................................................................................ 11
F. Ciri - Ciri Keluarga ......................................................................................................................... 12
G. Bentuk Keluarga ............................................................................................................................. 12
H. Peranan Keluarga............................................................................................................................ 15
I. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga ........................................................................................... 15
BAB III ....................................................................................................................................................... 20
PENUTUP .................................................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini perkembangan di bidang kesehatan sudah begitu pesat, serta sudah
menjadi sebuah hal yang sangat diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan lainnya.
Melihat kondisi yang demikian, sudah seharusnya bukan hanya tenaga kesehatan saja
yang menjadi penanggung jawab kesehatan, tetapi kesehatan merupakan tanggung jawab
semua masyarakat.

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Ini berarti keluarga merupakan
kelompok yang secara langsung berhadapan dengan anggota keluarga selama 24 jam
penuh. Menurut Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. (2007) peran keluarga adalah mampu
mengenal masalah kesehatan, mampu membuat keputusan tindakan, mampu melakukan
perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mampu memodifikasi lingkungan rumah,
dan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena


tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah seluruh kekuatan
sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan
perubahan-perubahan yang dialami anggita keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang
dialami anggota keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua
atau pengambil keputusan dalam keluarga (Suprajitno, 2004).

Menurut Notoadmojo (2003) diartikan sebagai pengingat sesuatu yang sudah


dipelajari atau diketahui sebelumnya. Sesuatu tersebut adalah sesuatu spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dalam mengenal
masalah kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang sakit yang dialami
pasien.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud keluarga?


2. Apa saja Fungsi keluarga terutama dalam fungsi perawatan kesehatan ?
3. Bagaiman tahap-tahap dan tugas perkembangan dalam keluarga ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kesehatan keluarga.
2. Mengetahui Fungsi keluarga terutama dalam fungsi perawatan kesehatan.
3. Memahami tahap-tahap dan tugas perkembangan dalam keluarga.
.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Departemen Kesehatan RI, 1988).

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan


adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Duvall
dan Logan, 1986).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. (Bailon dan Maglaya, 1978).

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah: Keluarga didefinisikan dalam


berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda, tergantung kepada orientasi teoritis
“pendefinisi” yaitu dengan menggunakan menjelaskan yang penulis dari untuk
menghubungkan keluarga. Burgess dkk (1963) membuat definisi yang berorientasi pada
tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas:

1) Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah
dan ikatan adopsi.

2) Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah
tangga, atau jika mereka hidup secra berpisah, mereka tetap menggangap rumah
tangga tersebut sebagai rumah mereka.

6
3) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran
peran sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan
perempuan, saudara dan saudari

4) Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil
dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

B. Tipe Keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang yang
mengelompokan. Secara tradisional keluarga dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan

anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

2) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga

lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek/nenek, paman/bibi).

C. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi,
fungsi ekonomi, fungsi perawatan kesehatan. (friedman, 1998, hal 349-401)

1) Fungsi Afektif, berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga yaitu sebagai


perlindungan dan dukungan psikososial bagi para anggotanya. Pemenuhan fungsi
afektif merupakan basis sentral bagi pembentukan dan kelanjutan dari unit
keluarga (Stair, 1972).
2) Fungsi Sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain di luar rumah.
3) Fungsi Reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
4) Fungsi Ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
7
5) Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan
kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi, fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan. Sesuai dengan fungsi
pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai 5 peran dan tugas di bidang
kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang meliputi:
1) Mengenal Masalah Kesehatan

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh


diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena
kesehatanlah seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.
Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan perubahan-perubahan yang
dialami anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang
tua atau pengambil keputusan dalam keluarga (Suprajitno, 2004).

Menurut Notoadmojo (2003) diartikan sebagai pengingat sesuatu yang


sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya. Sesuatu tersebut adalah
sesuatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Dalam mengenal masalah kesehatan keluarga haruslah
mampu mengetahui tentang sakit yang dialami pasien.

2) Memutuskan Tindakan Yang Tepat Bagi Keluarga

Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari


pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai keputusan untuk
memutuskan tindakan yang tepat (Suprajitno, 2004).

Friedman (1998), menyatakan kontak keluarga dengan sistem akan


melibatkan lembaga kesehatan profesional ataupun praktisi lokal (Dukun)
dan sangat bergantung pada:

1) Apakah masalah dirasakan oleh keluarga?

8
2) Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang

dihadapi salah satu anggota keluarga?

3) Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang dilakukan

terhadap salah satu anggota keluarganya?

4) Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?

5) Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau

fasilitas kesehatan?.

3) Memberikan Perawatan Terhadap Keluarga Yang Sakit

Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran


atau tangung jawabnya secara penuh, Pemberian perawatan secara fisik
merupakan beban paling berat yang dirasakan keluarga (Friedman, 1998).

Suprajitno, 2004 menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan


dalam mengatasi masalah perawatan keluarga. Dirumah keluarga memiliki
kemampuan dalam melakukan pertolongan pertama. Untuk mengetahui
dapat dikaji yaitu :

1) Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?

2) Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang

perawatan yang diperlukan pasien?

3) Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien? (Aktif mencari

informasi tentang perawatan terhadap pasien).

4) Memodifikasi Lingkungan Keluarga Untuk Menjamin Kesehatan

Keluarga

9
1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar

lingkungan rumah

2) Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan

manfaatnya.

3) Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan

rumah yang menunjang kesehatan.

5) Menggunakan Pelayanan Kesehatan

Menurut Effendy (1998), pada keluarga tertentu bila ada anggota


keluarga yang sakit jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantri atau
dukun. Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan
sarana kesehatan perlu dikaji tentang:

1) Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat

dijangkau keluarga

2) Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan

3) Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada

4) Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga.

Tenaga kesehatan dapat menjadi hambatan dalam usaha keluarga dalam


memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Hambatan yang dapat muncul
terutama komunikasi (Bahasa) yang kurang dimengerti oleh petugas
kesehatan. Pengalaman yang kurang menyenangkan dari keluarga ketika
berhadapan dengan petugas kesehatan ketika berhadapan dengan petugas
kesehatan.

10
D. Dimensi Struktur Dasar Keluarga
Struktur keluarga dapat menggambar bagaimana keluarga melaksanakan fungsi
keluarga di masyarakat sekitarnya. Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi oleh Friedman
mengatakan ada empat struktur keluarga, yaitu:

1) Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga


dalam keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat atau peran formal dan
informal.

2) Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan
diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.

3) Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi


ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga
lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.

4) Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk


mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga
yang mendukung kesehatan.

E. Struktur Keluarga
1. Patrilineal: Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

2. Matrilineal: Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal: Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu

4. Patrilokal: Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

5. Keluarga Kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.

11
Dari struktur keluarga diatas, maka dapat dipahami bahwa struktur keluarga
memiliki ciri-ciri yaitu :

1) Terorganisasi: Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota


keluarga.

2) Ada keterbatasan: Setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga


mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

3) Ada perbedaan dan kekhususan: Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.

F. Ciri - Ciri Keluarga


1) Suami sebagai pengambil keputusan.

2) Merupakan suatu kesatuan yang utuh.

3) Berbentuk monogram.

4) Bertanggung jawab.

5) Pengambil keputusan.

6) Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.

7) Ikatan kekeluargaan sangat erat.

G. Bentuk Keluarga
1) Tradisional:

a) The Nuclear Family (Keluarga Inti), Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak.

b) The Dyad Family, Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah.

c) Keluarga Usila, Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak
sudah memisahkan diri.
12
d) The Childless Family, Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir /
pendidikan yang terjadi pada wanita.

e) The Extended Family (Keluarga Luas / Besar), Keluarga yang terdiri dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai :
paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll).

f) The Single-Parent Family (Keluarga Duda / Janda), Keluarga yang terdiri dari
satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).

g) Commuter Family, Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah
satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end).

h) Multigenerational Family, Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok


umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.

i) Kin-Network Family, Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama. Misalnya: dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll).

j) Blended Family, Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

k) The Single Adult Living Alone / Single-Adult Family, Keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi),
seperti : perceraian atau ditinggal mati.

2) Non-Tradisional:

a) The Unmarried Teenage Mother, Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

b) The Stepparent Family, Keluarga dengan orangtua tiri.


13
c) Commune Family, Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok / membesarkan anak bersama.

d) The Nonmarital Heterosexual Cohabiting Family, Keluarga yang hidup bersama


berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.

e) Gay and Lesbian Families, Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners).

f) Cohabitating Couple, Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.

g) Group-Marriage Family, Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat


rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.

h) Group Network Family, Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan / nilai-nilai,
hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah
tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.

i) Foster Family, Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga /
saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

j) Homeless Family, Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan


yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

k) Gang, Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

14
H. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :

1) Peranan Ayah. Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.

2) Peranan Ibu. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.

3) Peranan Anak. Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat


perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

I. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap stabil.
Menurut Rodgers Cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapan
perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang
sama. Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998).

1) Pasangan Baru

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan


perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti
psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan
orang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian
15
peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan
sebagainya. Adapun tugas perkembangan keluarga, yaitu :

 Membina hubungan intim dan memuaskan.

 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.

 Mendiskusikan rencana memiliki anak.

Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga : Keluarga Suami, Keluarga,
Istri dan Keluarga Sendiri.

2) Keluarga “Child Bearing” Kelahiran Anak Pertama

Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak
berumur 30 bulan atau 2,5 tahun. Tugas perkembangan kelurga yang penting pada
tahap ini adalah:

 Persiapan menjadi orang tua.

 Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual


dan kegiatan.

 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

 Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang
tuanberinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang
tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi
dan orang tuadapat tercapai.

3) Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah

Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun. Tugas perkembangan keluarga:

16
 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi
dan rasa aman.

 Membantu anak untuk bersosialisasi.

 Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus
terpenuhi.

 Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan


masyarakat.

 Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.

 Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

 Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

4) Keluarga Dengan Anak Sekolah

Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah) dan berakhir pada
saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah
maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing
anak memiliki minat sendiri. Demikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang
berbeda dengan anak. Tugas perkembangan keluarga :

 Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.

 Mempertahankan keintiman pasangan.

 Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk

kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

 Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan
pada

anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.

17
5) Keluarga Dengan Anak Remaja

Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun


kemudian.Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih
besaruntuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa. Tugas perkembangan
keluarga:

 Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.

 Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

 Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

 Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

 Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya


danmembimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang
tuadan remaja.

6) Keluarga Dengan Anak Dewasa

Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada
atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan keluarga:

 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

 Mempertahankan keintiman pasangan.

 Membantu orang tua memasuki masa tua.

 Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.

 Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

18
7) Keluarga Usia Pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini
dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan
gagalsebagai orang tua. Tugas perkembangan keluarga :

 Mempertahankan kesehatan.

 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-


anak.

 Meningkatkan keakraban pasangan.

 Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga
rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

8) Keluarga Usia Lanjut

Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya
meninggal. Tugas perkembangan keluarga :

 Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

 Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan


pendapatan.

 Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.

 Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

 Melakukan life review.

 Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga


pada tahap ini.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga
disepanjang waktu.
Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu.Pada
setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan
tersebut dapat dilalui dengan sukses
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat

B. Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan keluarga melalui
penyuluhan mengenai peran anggota keluarga dan perkembangan keluarga sesuai jenjang
merupakan langkah yang tepat dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga
yang optimal. Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan
oleh pihak - pihak yang peduli terhadap kesehatan keluarga.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. EGC: Jakarta.

Freeman, R. B. 1981. Community Health Nursing Practice. Philadelphia: W.B.

Saunders

Friedman, M.M. 1998. Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktek. EGC: Jakarta.

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses

Belajar Mangajar dalam Pendidikan. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:

Jakarta

Setiawati, S. 2008. Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan. Trans

Info Media: Jakarta

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktik. EGC:

Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai