Oleh :
Idung Risdiyanto
Institut Pertanian Bogor
Secara umum sungai adalah suatu tempat aliran air. Dari difinisi tersebut, maka untuk
mempermudah pemahaman terdapat tiga kata kunci yaitu tempat, aliran dan air.
Ketiga kata tersebut harus dipenuhi pada saat kita akan mendifinisikan sungai. Selain
itu, karena didifinisikan sebagai suatu tempat, maka sungai dapat dianggap sebagai
suatu wadah dimana terdapat aliran air dan wadah tersebut bisa terdapat di permukaan
tanah maupun dalam tanah. Di dalam PP 38 tahun 2011 tentang sungai, difinisi
sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran
air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan
kiri oleh garis sempadan. Di dalam kajian Geografi Fisik, sungai (river) dan aliran air
(stream) didefinisikan sebagai sebuah saluran air yang memanjang di daratan sebagai
fungsi gravitasi dan ketinggian di seluruh permukaan bumi yang menuju ke sungai,
danau, laut atau samudra. Secara umum, antara stream dan river sering tidak
dibedakan karena belum ada batasan yang jelas baik mengenai ukuran/dimensi
(Glossary of Physical Geography Terms, 2012)
1
Tawang sebutan di Sanggau-Kalimantan Barat pada jenis tutupan lahan berupa tanaman keras dan
buah-buahan yang membentuk suatu poket atau kantung hutan di suatu areal.
Penetapan batas area HCV4 untuk tipologi sungai dan sempadannya menggunakan
dua pendekatan, yaitu (i) pendekatan fungsi dan (ii) pendekatan morphologi
penampang melintang sungai, hidraulika tinggi muka air dan ekologi.
Batas lebar sempadan sungai berdasarkan fungsi tersebut diatas dapat dilakukan
dengan mengacu pada Gambar Lampiran 2-1 dibawah ini.
Tipologi morphologi penampang melintang sungai dan hidraulik muka air sungai
dapat dibagi menjadi lima topologi, seperti yang ditunjukkan Gambar Lampiran 2.2
s.s 2.6, yaitu:
1. Sempadan sungai dengan tebing relatif vertikal pada kedua sisi
2. Sempadan sungai dengan tebing curam pada satu sisi dan terdapat bantaran banjir
di sisi yang lain
3. Sempadan sungai dengan tebing landai sampai curam di kedua sisi
4. Sempadan sungai dengan kemiringan < 33,70 pada kedua sisi
5. Sempadan sungai dengan bantaran banjir dan tebing longsor pada kedua sisinya
Atas dasar kedua pendekatan tersebut, maka area HCV indikatif di setiap sungai dapat
ditentukan. Tabel Lampiran 2.1 memberikan contoh format penetapan lebar
sempadan sungai sebagai area HCV berdasarkan berdasarkan pada pendekatan fungsi,
morphologi penampang melintang sungai dan hidraulika tinggi muka air.
Gambar Lampiran 2-1. Batas lebar sempadan sungai minimum dan maksimum
untuk menjamin keberlangsungai fungsi. (Diadopsi dari : USDA Natural Resources
Conservation Service. Where the Land and Water Meet: A Guide for Protection and Restoration of
Riparian Areas First Edition. USDA NRCS, September 2003)
Gambar Lampiran 2.3. Penentuan lebar sempadan sungai dengan tebing curam
pada satu sisi dan terdapat bantaran banjir di sisi yang lain (dimodifikasi dari :
Maryono, 2009)
Gambar Lampiran 2.4. Penentuan lebar sempadan sungai dengan tebing landai
sampai curam di kedua sisi (dimodifikasi dari : Maryono, 2009)
Gambar Lampiran 2.6. Penentuan lebar sempadan sungai dengan bantaran banjir
dan tebing longsor pada kedua sisinya (dimodifikasi dari : Maryono, 2009)
Maryono, Agus. 2009. Kajian Lebar Sempadan Sungai (Studi kasus sungai-sungai di
propinsi DIY). Jurnal Dinamika Teknik Sipil, Volume 9, Nomor 1, Januari 2009
: 56 – 66
PP no 38 Tahun 2011 Tentang Sungai.
Strahler, AN., 1973. Introduction to Physical Geography, Jhon Wiley & Sons, Inc
(Third Edition). New York-USA
Suripin, 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. PenerbitAndi, Jogyakarta.
USDA Natural Resources Conservation Service. 2003. Where the Land and Water
Meet: A Guide for Protection and Restoration of Riparian Areas First Edition.
USDA NRCS, September 2003)