Anda di halaman 1dari 9

HEMOSTASIS SEDERHANA

Hemostasis adalah istilah untuk semua mekanisme faal yang digunakan oleh tubuh untuk
melindungi diri dari kehilangan darah. Hemostasis adalah proses tubuh yang secara simultan
menghentikan perdarahan pada pembuluh darah yang luka atau dari tempat yang cedera,
sekaligus mempertahankan darah dalam keadaan cair di dalam kompartemen vascular.
Hemostasis melibatkan kerjasama terpadu antara beberapa sistem fisiologi yang saling berkaitan.

Mekanisme hemostasis mempunyai dua fungsi primer yaitu untuk menjamin bahwa
sirkulasi darah tetap cair ketika di dalam pembuluh darah, dan untuk menghentikan perdarahan
pada pembuluh darah yang luka.

Kegagalan hemostasis menimbulkan perdarahan, dan kegagalan mempertahankan darah


dalam keadaan cair menyebabkan thrombosis, baik perdarahan maupun thrombosis sangat sering
terjadi dan merupakan masalah klinis yang berbahaya. Menentukan gangguan / defek yang
menyebabkan perdarahan saat ini lebih mudah dari pada menentukan keadaan - keadaan yang
memudahkan terjadinya thrombosis.

Hemostasis normal tergantung pada keseimbangan yang baik dan interaksi yang
kompleks, yang terdiri dari paling sedikit antara 5 (lima) komponen – komponen berikut :

1. Sistem pembuluh darah (vaskular).


2. Trombosit
3. Sistem pembekuan (faktor - faktor koagulasi)
4. Sistem fibrinolisis
5. Inhibitor

Dalam hemostasis sederhana ini hanya dibahas tentang tiga komponen pertama yaitu system
pembuluh darah, trombosit, dan faktor koagulasi.

Ad.1 Sistem pembuluh darah


Pembentukan sumbat hemostasik dimulai dengan kerusakan pembuluh darah, kerusakan
jaringan, atau keduanya, yang menyebabkan terjadinya suatu proses yang berantai. Cedera
vaskular biasanya berkaitan dengan vasokonstriksi, aktivasi kontak trombosit diikuti oleh
agregasi trombosit, dan pengaktifan jenjang koagulasi. Pada keadaan normal, lapisan endotel
pembuluh darah bersifat halus dan tidak terputus. Kerusakan terhadap lapisan endotel ini
menyebabkan kolagen dibawahnya terpajan, dan menjadi tempat melekatnya trombosit dalam
sirkulasi. Hal ini pada gilirannya memicu rekrutmen lebih banyak trombosit untuk menyumbat
pembuluh yang cedera.
Ad.2 Trombosit

Trombosit memiliki 2 (dua) fungsi yang berbeda yaitu :

1. Melindungi integritas endotel pembuluh darah.


2. Memulai perbaikan apabila terjadi kerusakan pada dinding pembuluh darah.

Interaksi trombosit dengan dinding pembuluh darah ini disebut hemostasis primer. Orang
yang trombositnya terganggu dalam jumlah atau fungsi akan mengalami petechie di kulit dan
selaput lender, selain itu juga mereka tidak dapat menghentikan perdarahan yang terjadi akibat
cedera sengaja atau yang tidak disengaja pada pembuluh darah.
Trombosit adalah fragmen sitoplasma sel induk prekursor, yaitu megakariosit, tidak
berinti dan berbentuk piringan (diskoid) dengan diameter rata – rata 1,5–3 µm. Trombosit
dihasilkan dan dilepas dari megakariosit yang ada di sumsum tulang dengan waktu maturasi
sekitar 4-5 hari dan masa hidup di dalam sirkulasi kira-kira 9-10 hari. Tiap megakariosit
bertanggung jawab untuk menghasilkan sekitar 400 trombosit. Jumlah trombosit dalam vena
orang dewasa normal rata-rata 250.000/ µL (140-400 x 10³ / µL).
Trombopoietin adalah pengatur utama produksi trombosit dan dihasilkan oleh hati dan
ginjal. Trombopoietin akan meningkatkan jumlah dan kecepatan maturasi megakariosit.
Trombosit yang baru dibentuk akan disimpan di dalam limpa selama 24-48 jam sebelum masuk
ke sirkulasi umum. Kira-kira dua pertiga dari massa trombosit total berada dalam sirkulasi, dan
sepertiga lagi dalam limpa atau ekstravaskular lain.
Apabila pembuluh darah rusak, struktur subendotel termasuk basement membrane,
kolagen, dan mikrofil terbuka. Trombosit akan menempel ke permukaan yang rusak untuk
membentuk sumbat. Reaksi trombosit yaitu berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi serta
aktivitas prokoagulannya.

Adhesi trombosit adalah perlekatan trombosit ke permukaan non trombosit. Proses ini
terjadi setelah trauma vascular, dimana trombosit menempel (melekat) terutama pada serat
kolagen di subendotelium. Adhesi trombosit sangat bergantung pada vWF (von Willebrand
Factor), suatu protein plasma yang dihasilkan dan disekresi oleh sel-sel endotel dan terdapat
pada matriks subendotelium, serta disekresi juga oleh trombosit yang aktif.
Setelah adhesi, trombosit mengalami perubahan bentuk dari bentuk discoid menjadi
bentuk yang lebih sferis dengan membentuk pseudopodia. Pada waktu yang sama terjadi proses
sekresi dimana beberapa substansi yang aktif secara biologis yang disimpan dalam granul
trombosit secara aktif dikeluarkan dari sel-sel yang melekat (reaksi pelepasan).
Adapun zat-zat yang dilepaskan termasuk ADP, serotonin, enzim lisosom, beta-
tromboglobulin (β-TG), platelet factor 4 (PF4), platelet derived growth factor (PDGF),
fibrinogen, fibronectin, tromboxan – A2 (TX-A2), dan vWF (von Willebrand Factor). Substansi-
substansi yang dilepaskan mempercepat pembentukan sumbat trombosit dan berperan dalam
proses perbaikan jaringan.
Agregasi trombosit adalah kemampuan trombosit untuk melekat satu sama lain untuk
membentuk suatu sumbatan. Agregasi awal terjadi akibat kontak permukaan dan pembebasan
ADP dari trombosit lain yang melekat ke permukaan endotel. Hal ini disebut gelombang
agregasi primer, kemudian seiring dengan makin banyaknya trombosit yang terlibat, maka
makin banyak ADP yang dibebaskan sehingga terjadi gelombang agregasi sekunder disertai
rekrutmen yang lebih banyak dari trombosit. Gelombang agregasi sekunder merupakan suatu
fenomena irreversibel, sedangkan perubahan bentuk awal dan agregasi primer masih reversible.
Agregasi primer melibatkan perubahan bentuk trombosit dan disebabkan oleh kontraksi
mikrotubulus. Sedangkan gelombang agregasi trombosit sekunder, terutama melibatkan
pelepasan-pelepasan mediator kimiawi yang terdapat didalam granula padat. Reaksi pembebasan
diperkuat oleh peningkatan kalsium intrasel, yang semakin mengaktifkan dan meningkatkan
pembebasan tromboksan A2.

Ad.3 Faktor Pembekuan Darah


Faktor-faktor pembekuan darah adalah glikoprotein, yang kebanyakan diproduksi di
hepar dan disekresi ke sirkulasi darah. Tabel dibawah ini menunjukkan daftar faktor-faktor
pembekuan darah yang dinyatakan dalam angka Romawi, sinonim serta bentuk aktifnya. Faktor-
faktor pembekuan darah yang disintesis di hepar adalah faktor II, V, VII, IX, X, XI, XII, XIII.

Faktor-faktor pembekuan darah

Faktor Sinonim Bentuk aktif


I Fibrinogen Subunit fibrin
II Protrombin Serin protease
III Fc.Jaringan Reseptor/Kofaktor
V Fc.Labil Kofaktor
VII Fc.Konvertin/stabil Serin protease
VIII Fc.Antihemofilik Kofaktor
IX Fc.Chistmas Serin protease
X Fc.Stuart-Power Serin protease
XI Prekursor tromboplastin plasma Serin protease
XII Fc.Hageman (kontak) Serin protease
XIII Fc.Penstabil fibrin Transglutaminase
Prekallikrein (Fc.Fletcher) Serin protease
HMWK (Fc.Fitzgerald) Kofaktor

Sebagian besar faktor-faktor pembekuan darah ada dalam plasma, dan pada keadaan
normal ada dalam bentuk inaktif dan nantinya akan dirubah menjadi bentuk enzim yang aktif
atau bentuk kofaktor selama koagulasi.

Faktor-faktor pembekuan darah diklasifikasikan kedalam beberapa grup berdasarkan


fungsinya. Faktor protrombin, VII, IX, X, XI, XII, dan Prekallikrein merupakan zimogen dari
serin protease akan dirubah menjadi enzim yang aktif selama pembekuan darah. Sedangkan
faktor V, VIII, HMWK (High Molecular Weight Kininogen), dan tissue factor yang terdapat di
ekstravaskular dan harus kontak dengan darah untuk berfungsi, bukan merupakan proenzim
tetapi berfungsi sebagai kofaktor. Faktor V, VIII, dan HMWK harus diaktifasi agar berfungsi
sebagai kofaktor.

Faktor X, faktor IX, faktor VII, dan Protrombin disebut faktor-faktor yang tergantung
vitamin K karena untuk pembentukannya yang sempurna memerlukan vitamin K. Protein-protein
ini mengandung residu asam amino yang unik yaitu γ-carboxyglutamic acid (Gla).

PEMERIKSAAN FUNGSI HEMOSTASIS

Gangguan hemostasis dengan perdarahan abnormal dapat terjadi akibat :

1. Kelainan Vaskular.
2. Trombositopenia atau gangguan fungsi trombosit
3. Gangguan pembekuan darah.
Pola perdarahan yang terjadi relatif tergantung pada etiologinya. Kelainan vaskular dan
trombosit cenderung disertai oleh perdarahan dari selaput lendir dan pada kulit, sedangkan pada
kelainan pembekuan darah sering terjadi pada sendi atau jaringan lunak.
Pada pemeriksaan fungsi hemostasis sederhana ini akan dibahas mengenai uji
Tourniquet (Rumple Leed Test).
 Uji Torniquet ( Rumple Leed Test)
Percobaan ini dimaksudkan untuk menguji ketahanan kapiler darah terhadap bendungan
pada vena sehingga darah menekan dinding kapiler. Pada keadaan patologik, darah dalam kapiler
akan keluar kedalam jaringan sehingga Nampak bercak-bercak merah pada permukaan kulit
(Petechia).
Tes ini tidak spesifik dan tidak dianjurkan untuk menilai fungsi trombosit, walaupun tes
ini memberikan hasil abnormal pada berbagai kelainan trombosit, seperti trombositopenia,
penyakit von Willebrand, dan demam berdarah. Tes ini memberikan hasil spesifik pada purpura
yang tidak ada hubungannya dengan jumlah dan fungsi trombosit seperti pada kerusakan endotel
kapiler, defisiensi pada substansi semen intraseluler dan penyakit scorbut.

 Cara Pemeriksaan :
1. Buat lingkaran dengan diameter 5 cm pada bagian volar lengan bawah kira-kira 5 cm
dari fossa cubiti.
2. Pasang tensimeter pada tekanan 100 mmHg (antara tekanan sistole dan diastole),
pertahankan selama 5 menit.
3. Lepaskan tensimeter dan perhatikan kulit pada tempat yang telah dilingkari.
4. Lakukan pembacaan
Pembacaan :
1+ : Petechie halus yang hanya tampak dengan kaca pembesar.
2+ : Lebih kurang 10 buah petehie
3+ : Banyak petechie
4+ : Seluruh lengan bawah penuh petechie
 Cara Pengambilan Darah
Pengambilan darah dari kapiler maupun vena tidak banyak perbedaan, asalkan tusukan
pada kapiler cukup dalam sehingga darah dapat mengalir cukup deras. Apabila aliran darah
kurang lancer dan ujung jari ditekan-tekan akan terjadi pengenceran oleh cairan interstitial.
Dalam hal pengambilan darah, si pengambil darah tidak boleh terluka, terutama pada
tangannya. Gunakan sarung tangan plastik satu kali pakai dan pastikan alat-alat penusuk yang
digunakan benar-benar steril. Sebaiknya pengambil darah dalam posisi duduk dan penderita
dalam posisi telentang untuk punksi vena. Hindari terjadinya hematom dengan menekan
beberapa saat pada tempat bekas dilakukan punksi vena.
Lokasi punksi yaitu pada vena mediana cubiti untuk orang dewasa. Sedangkan pada bayi
dapat diambil pada vena jugularis eksterna, vena sagitalis superior atau vena femoralis.

Cara Pengambilan :
1. Siapkan peralatan punksi vena yang sesuai.
2. Tindakan septik dan antiseptik, cuci tangan dan pakai sarung tangan.
3. Tentukan letak vena yang akan di tusuk.
4. Daerah yang akan di punksi di bersihkan dengan alcohol 70%.
5. Bendung lengan atas dengan karet pengebat lengan dalam keadaan hiperekstensi dan
tangan dikepal.
6. Tusuklah kulit dengan jarum sampai menembus kulit dan jarum diarahkan kedalam vena.
7. Pengisapan darah dilakukan perlahan-lahan dan hindari terbentuknya gelembung udara.
8. Lepas bendungan sebelum jarum ditarik.
9. Letakkan kapas kering ditempat punksi sambil ditekan beberapa menit.
10. Kemudian darah dimasukkan kedalam botol penampung yang telah berisi antikoagulan,
dialirkan perlahan-lahan melalui dinding botol.
11. Darah dapat diperiksa.
CHECK LIST SKILL LAB:
VENA PUNKSI

Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Siapkan peralatan punksi dengan jarum yang sesuai.
2. Memperkenalkan diri, menyapa pasien dan menjelaskan tindakan
3. Mencuci tangan dengan teknik 6 langkah dan memakai sarung tangan
Tentukan letak vena yang akan ditusuk dan bersihkan daerah yang
4. akan dipunksi dengan alkohol 70% .
Bendung lengan atas dengan karet pengebat lengan (tourniquet) dalam
5. keadaan hiperekstensi dan tangan dikepal
Tusuklah kulit dengan jarum sampai menembus kulit dengan membuat
6. sudut 30-40º terhadap permukaan kulit, setelah tembus arahkan jarum
ke dalam vena yang telah dibersihkan.
Bila telah nampak darah di ujung spuit, lepaskan tourniquet lalu
7. pengisapan darah dilakukan perlahan-lahan dan hindari terbentuknya
gelembung udara
Letakan kapas kering ditempat punksi saat jarum akan ditarik lalu
8. tekan beberapa menitditempat punksi
Lepaskan jarum dari spuit dan masukkan darah kedalam botol
9. penampung yang telah berisi antikoagulan, dialirkan perlahan-lahan
melalui dinding botol
Homogen kan tabung tersebut secara perlahan-lahan dan tulis identitas
10. sample
Membuka sarung tangan dan mencuci tangan kembali dengan teknik 6
11. langkah

Keterangan Skor Aceh Besar, ................2019


0. Tidak Dilakukan sama sekali Instruktur,
1. Dilakukan tetapi kurang benar ( kesalahan > 50 %)
2. Dilakukan tetapi kurang benar ( kesalahan < 50 %)
3. Dilakukan dengan benar

NILAI : Skor Total X 100 = ....... (.........................................)


33
CHECK LIST SKILL LAB:
RUMPLE LEED

Skor
No. Aspek Penilaian
0 1 2 3
1. Memperkenalkan diri, menyapa pasien dan menjelaskan tindakan
2. Mencuci tangan dengan teknik 6 langkah dan memakai sarung tangan
Buat lingkaran dengan diameter 5 cm pada bagian volar lengan bawah
3. kira-kira 5 cm dr fossa cubiti.
Pasang tensimeter pada tekanan maksimal 100 mmHg sambil
4. dipertahankan selama 5 menit
Lepaskan tensimeter dan perhatikan kulit pada tempat yang telah
5. dilingkari selama 5 menit pertama dan 5 menit kedua.
6. Baca hasil : 1+ / 2+ / 3+ /4+ dan interpretasikan
Membuka sarung tangan dan mencuci tangan kembali dengan teknik 6
7.
langkah

Keterangan Skor Aceh Besar, ................2019


0. Tidak Dilakukan sama sekali Instruktur,
1. Dilakukan tetapi kurang benar ( kesalahan > 50 %)
2. Dilakukan tetapi kurang benar ( kesalahan < 50 %)
3. Dilakukan dengan benar

NILAI : Skor Total X 100 = ....... ( ...............................)


21

Anda mungkin juga menyukai