DISUSUN OLEH:
1. Urgency penelitian
Secara intuitif, urgensi penelitian ini dapat dikembangkan dari arti kata
“urgensi”, yakni tingkat pentingnya (kepentingan). Urgensi penelitian dapat dikatakan
sebagai tingkat pentingnya melakukan penelitian. Analog dengan kehidupan sehari-
hari, sesuatu akan dapat dikatakan urgen jika sesuatu tersebut tidak ada atau tidak
dilakukan atau semacamnya maka hasil optimal atau terbaik tidak dipeoleh.
Urgency penelitian berdasarkan jurnal diatas yaitu :
Berdasarkan data karateristik responden lansia dapat dilihat bahwa umur
lansia terbanyak yaitu umur 60-65 tahun sebanyak 56 orang (56%). Menurut
mendapat Wijayanti (2008) hal ini mungkin dikarenakan lansia mengalami perubahan
atau kemunduran dalam berbagai aspek kehidupannya, baik secara fisik maupun
psikis. Berdasarkan data karateristik responden lansia dapat dilihat bahwa jumlah
lansia perempuan lebih banyak yaitu 66 orang (66%) dari pada responden lansia yang
laki-laki yaitu 34 orang (34%). Menurut Hardiwinoto (2008) jumlah pennduduk lansia
usia wanita pada umumnya lebih banyak dibandingkan dengan pria, hal ini dapat
dilihat dari presentase pria dan wanita serta rasio jenis kelamin dari penduduk lanjut
usia pria dan wanita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 orang (100%)
responden hanya 29 orang (29%) lansia yang patuh menghadiri posyandu lansia
dengan dukungan keluarga baik dukungan keluarga tinggi maupun dukungan rendah.
Menurut hasil penelitian, sebagian besar lansia di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan
Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo tidak patuh dalam menghadiri posyandu
lansia yaitu sebanyak 71 orang (71%) dikarenakan karena lansia masih banyak yang
bekerja.
2. Implikasi penelitian
Implikasi adalah suatu konsekuensi atau akibat langsung dari hasil penemuan
suatu penelitian ilmiah. Pengertian lainnya dari implikasi menurut para ahli adalah
suatu kesimpulan atau hasil akhir temuan atas suatu penelitian.
Implikasi dari jurnal diatas yaitu :
Dukungan keluarga pada lansia di posyandu Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru
Kabupaten Sukoharjo mayoritas adalah rendah dan sebagian besar lansia mayoritas hanya
mempunyai dukungan instrumental. Kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di
posyandu lansia Jetis yaitu sebagian besar tidak patuh. Tidak terdapat hubungan yang
segnifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu
lansia di posyandu lansia jetis desa krajan kecamatan weru kabupaten sukoharjo.
11. Judul
Jurnal 2
1. Urgency penelitian
Secara intuitif, urgensi penelitian ini dapat dikembangkan dari arti kata
“urgensi”, yakni tingkat pentingnya (kepentingan). Urgensi penelitian dapat dikatakan
sebagai tingkat pentingnya melakukan penelitian. Analog dengan kehidupan sehari-
hari, sesuatu akan dapat dikatakan urgen jika sesuatu tersebut tidak ada atau tidak
dilakukan atau semacamnya maka hasil optimal atau terbaik tidak dipeoleh.
Urgency penelitian berdasarkan jurnal diatas yaitu :
Disiplin Waktu di Puskesmas Tataba Kec. Buko Kabupaten Banggai
Kepulauan Berdasarkan tabel 6, didapatkan bahwa jumlah kinerja petugas kesehatan
yang kategori baik ada 12 petugas kesehatan dengan presentase 37,5%, sedangkan
petugas kesehatan yang kategori kurang baik berjumlah 20 orang (62,5%). hal ini
menunjukkan disiplin waktu petugas kesehatan masih kurang baik. Kinerja pelayanan
kesehatan pada tabel 4 didapatkan kinerja pelayanan kesehatan di puskesmas tataba
total responden 32. Kategori baik sebesar 56.3% dengan jumlah 18 orang, sedangkan
kategori kuarang baik sebesar 48,2% dengan jumlah 14 orang. Penelitian di
puskesmas Tataba Kec. Buko Kabupaten Banggai Kepulauan menunjukkan ada 32
responden diantaranya perawat berjumlah 15, bidan 7 orang, farmasi 2 orang, dan
kesmas berjumlah 8 orang. Didapatkan tenaga kesehatan yang disiplin waktu baik
dengan kategori kinerja kurang baik berjumlah 2 orang (16,7%). Hal ini menunjukkan
bahwa kedatangan yang tepat waktu namun belum melakukan pekerjaan dalam
pelayanan sementara pasian sudah ada. Juga didapatkan petugas kesehatan yang
disiplin waktu kurang baik dengan katagori kinerja baik ada 8 orang (40%). Hal ini
karena pelayanan kepada pasien yang baik walaupun petugas kesehatan sudah
terlambat , petugas kesehatan tersebut langsung memberikan pelayanan kepada pasien
(caring).
2. Implikasi penelitian
Implikasi adalah suatu konsekuensi atau akibat langsung dari hasil penemuan
suatu penelitian ilmiah. Pengertian lainnya dari implikasi menurut para ahli adalah
suatu kesimpulan atau hasil akhir temuan atas suatu penelitian.
Implikasi dari jurnal diatas yaitu :
Disiplin waktu di Puskesmas Tataba Kec. Buko Kabupaten Banggai Kepuluan
dinilai baik disesuaikan dengan kedatangan yang tepat waktu 07.15 atau toleransi
07.30 dan pulang pada jam 14.00 atau toleransi 13.30, Kinerja pelayanan kesehatan di
Puskesmas Tataba Kec. Buko Kabupaten Banggai Kepuluan secara umum
baik.Terdapat hubungan yang bermakna antara disiplin waktu dengan kinerja
pelayanan kesehatan di Puskesmas Tataba Kec. Buko Kabupaten Banggai Kepuluan.
3. Ruang lingkup : keperawatan keluarga dan komunitas
4. Topik : Disiplin waktu dengan kinerja pelayanan kesehatan kesehatan di puskemas
5. Masalah kesehatan : Disiplin dan kinerja pelayanan
6. Data
- Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, dari jumlah petugas kesehatan
yang hadir hanya mencapai 30% petugas kesehatan yang hadir tepat waktu,
sedangkan 70% menunjuk pada hal yang sebaliknya. Hal ini tentunya menjadi
masalah bagaimana mungkin jika pasien sudah menunggu dari waktu yang
seharusnya klien mendapat pelayanan digunakan untuk menunggu petugas
kesehatan datang.
7. Masalah riset : Hubungan disiplin waktu dengan kinerja pelayanan kesehatan
kesehatan di puskemas
8. Rumusan Masalah :
a) Apakah faktor yang mempengaruhi disiplin waktu dengan kinerja pelayanan?
b) Bagaimana peran pelayanan dalam disiplin waktu?
c) Apakah hubungannya disiplin waktu dengan kinerja pelayanan kesehatan?
9. Tujuan
- Umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan disiplin waktu dengan
kinerja pelayanan kesehatan di puskemas
- Khusus
1) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi disiplin waktu dengan
kinerja pelayanan
2) Untuk mengetahui peran pelayanan dalam disiplin waktu
3) Untuk mengetahui hubungan disiplin waktu dengan kinerja pelayanan
kesehatan
1. Urgency penelitian
Secara intuitif, urgensi penelitian ini dapat dikembangkan dari arti kata
“urgensi”, yakni tingkat pentingnya (kepentingan). Urgensi penelitian dapat dikatakan
sebagai tingkat pentingnya melakukan penelitian. Analog dengan kehidupan sehari-
hari, sesuatu akan dapat dikatakan urgen jika sesuatu tersebut tidak ada atau tidak
dilakukan atau semacamnya maka hasil optimal atau terbaik tidak dipeoleh.
Urgency penelitian berdasarkan jurnal diatas yaitu :
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan membandingkan
dengan teori yang ada maka dapat dikemukakan bahwa distribusi responden yang
menderita diare berdasarkan umur 15– 30 tahun yaitu sebanyak 14 orang (35%),
responden dengan umur 31– 45 tahun yaitu sebanyak 15 orang (37,5%) dan
responden dengan umur 46 – 60 tahun sebanyak 11 orang (27,5%). Distribusi
responden yang menderita diare berdasarkan jenis kelamin lakilaki yaitu sebanyak 16
orang (40%), dan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 24 orang (60%).
Berdasarkan pendidikan terakhir, distribusi responden yang menderita diare dan tidak
sekolah yaitu sebanyak 17 orang (42,5%), pendidikan terakhir SD tidak tamat yaitu 8
orang (20%), SD tamat yaitu 4 orang (10%), responden dengan pendidikan terakhir
SMP tamat yaitu 5 orang (12,5%), SMA tamat yaitu 4 orang (10%), dan responden
dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi tamat yaitu sebanyak 2 orang (5%).
Sedangkan distribusi responden yang menderita diare berdasarkan pekerjaan PNS
yaitu sebanyak 7 orang (17,5%), responden dengan pekerjaan nelayan yaitu 11 orang
(27,5%), pekerjaan wiraswasta sebanyak 8 orang (20%), dan yang tidak bekerja yaitu
sebanyak 14 orang (35%). Penggunaan Jamban Dengan Kejadian Diare Hasil
Univariat menunjukkan bahwa distribusi responden yang mengalami diare yang
menggunakan jamban yaitu sebanyak 10 orang (41,7%), distribusi responden yang
mengalami diare dan tidak menggunakan jamban yaitu sebanyak 15 orang (93,8%).
Distribusi responden yang tidak beresiko terjadi diare dan menggunakan jamban yaitu
sebanyak 14 orang (58,3%), sedangkan distribusi responden yang tidak beresiko
terjadi diare dan tidak menggunakan jamban adalah 1 orang (6,3%). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa responden yang tidak menggunakan jamban lebih beresiko terjadi
diare dibandingkan dengan responden yang menggunakan jamban.
2. Implikasi penelitian
Implikasi adalah suatu konsekuensi atau akibat langsung dari hasil penemuan
suatu penelitian ilmiah. Pengertian lainnya dari implikasi menurut para ahli adalah
suatu kesimpulan atau hasil akhir temuan atas suatu penelitian.
Implikasi dari jurnal diatas ialah :