Jawaban Nomer 5
Jawaban Nomer 5
Di Susun Oleh :
Anindita Ekaning. S 1701105121
Nur Fitri Yani 1701105110
Shofiyah 1601105145
Siti Nur Afifah 1601105108
Umu Umairoh 1701105098
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Pembelajaran Matematika Realistik yang berjudul “Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) atau dalam Bahasa inggris yaitu, Realistic Mathematics Education
(RME)”.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Sigid Edy Purwanto, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah ini atas bimbingannya serta pihak-pihak yang
terkait dalam pembentukan makalah yang telah membantu selama berlangsungnya
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kami menerima kritik dan saran yang membangun agar pembuatan makalah kami dapat
lebih baik lagi dimasa yang mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua dan menjadi salah satu sumber informasi yang layak diketahui terutama generasi
muda sekarang ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................. 18
A. Latar Belakang
Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan
interkasinya dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan teknologi.
Mengingat peranan matematika yang semakin besar dalam tahun-tahun mendatang,
tentunya banyak sarjana matematika yang sangat dibutuhkan yang sangat terampil,
andal, kompeten, dan berwawasan luas.
Dengan salah satu karakteristik matematika yang mempunyai objek yang
bersifat abstrak ini dapat menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam
matematika, maka dari itulah Pembelajaran Matematika Realistik ini kemudian
muncul.
Pembelajaran matematika relaistik pertama kali diperkenalkan dan
dikembangkan di Belanda pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal. Pembelajaran
matematika harus dekat dengan anak dan kehidupan nyata sehari-hari.
Biasanya ada sebagian siswa yang menganggap belajar matematika harus
dengan berjuang mati-matian dengan kata lain harus belajar dengan ekstra keras.
Hal ini menjadikan matematika seperti “monster” yang mesti ditakuti dan malas
untuk mempelajari matematika.
Cara mengurangi ketakutan siswa yaitu dengan pembelajaran matematika
realistik dimana pembelajaran ini mengaitkan dan melibatkan lingkungan sekitar,
pengalaman nyata yang pernah dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari, serta
menjadikan matematika sebagai aktivitas siswa. Dengan pendekatan RME tersebut,
siswa tidak harus dibawa ke dunia nyata, tetapi berhubungan dengan masalah
situasi nyata yang ada dalam pikiran siswa. Jadi siswa diajak berfikir bagaimana
menyelesaikan masalah yang mungkin atau sering dialami siswa dalam
kesehariannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah yang dimaksud pembelajaran matematika realistik?
2. Bagaimanakah sejarah dari pembelajaran matematika realistik?
3. Karakteristik apa saja yang ada dalam pembelajaran matematika realistik?
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang pembelajaran matematika realistik
2. Mengetahui sejaran terbentuknya pembelajaran matematika realistik
3. Mengetahui karakteristik-karakteristik yang terdapat dalam pembelajaran
matematika realistik
BAB II
PEMBAHASAN
Penjelasan lebih lanjut dikemukakan oleh Van den Heuvel (Wijaya, 2012:20)
bahwa penggunaan kata ”realistik” sebenarnya berasal dari bahasa Belanda ”zich
realiseren” yang berarti untuk dibayangkan. Jadi, RME tidak hanya menunjukkan
adanya keterkaitan dengan dunia nyata tetapi lebih mengacu pada fokus pendidikan
matematika realistik yaitu penekanan pada penggunaan situasi yang dapat
dibayangkan oleh siswa.
Hadi (2005:19) menjelaskan bahwa dalam matematika realistik dunia nyata
digunakan sebagai titik awal untuk pengembangan ide dan konsep
matematika.Penjelasan lebih lanjut bahwa pembelajaran matematika realistik ini
berangkat dari kehidupan anak, yang dapat dengan mudah dipahami oleh anak,
imajinasinya, dan dapat dibayangkan sehingga mudah baginya untuk mencari
kemungkinan penyelesaiannya dengan menggunakan kemampuan matematis yang
telah dimiliki. Tarigan (2006:3) bahwa pembelajaran matematika realistik
menekankan akan pentingnya konteks nyata yang dikenal siswa dan proses
konstruksi pengetahuan matematika oleh siswa sendiri.
Selain itu, RME menekankan pada keterampilan proses matematika,
berdiskusi dan berkolaborasi, beragumentasi dengan teman sekelas sehingga
mereka dapat menemukan sendiri dan akhirnya menggunakan matematika untuk
menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok. Namun, perlu
diketahui bahwa dalam RME tidak hanya berhenti pada penggunaan masalah
realistik. Masalah realistik hanyalah pengantar siswa untuk menuju proses
matematisasi.
Matematisasi adalah suatu proses untuk mematematikakan suatu fenomena.
Dalam penerapan RME terdapat dua jenis matematisasi yaitu matematisasi
horizontal dan matematisasi vertikal. Matematisasi horizontal berkaitan dengan
proses generalisasi (generalizing) yang diawali dengan pengidentifikasian konsep
matematika berdasarkan keteraturan (regularities) dan hubungan (relation) yang
ditemukan melalui visualisasi dan skematisasi masalah.
Jadi, pada matematisasi horizontal ini siswa mencoba menyelesaikan
soalsoal dari dunia nyata, dengan menggunakan bahasa dan simbol mereka sendiri,
dan masih bergantung pada model. Berbeda dengan matematisasi vertikal yang
merupakan bentuk proses formalisasi (formalizing) dimana model matematika yang
diperoleh pada matematisasi horizontal menjadi landasan dalam pengembangan
konsep matematika yang lebih formal melalui proses matematisasi vertikal. Dengan
kata lain, kedua jenis matematisasi ini tidak dapat dipisahkan secara berurutan,
tetapi keduanya terjadi secara bergantian dan bertahap (Wijaya, 2012: 41–43).
Jadi, dalam RME masalah realistik digunakan sebagai stimulator utama
dalam upaya rekonstruksi pengetahuan peserta didik. Selain itu, penerapan RME
diiringi oleh penggunaan model agar pembelajaran yang dilakukan benar-benar
dapat dibayangkan oleh siswa (imaginable), sehingga mengacu pada penyelesaian
masalah dengan berbagai alternatif melalui proses matematisasi yang dilakukan
oleh siswa sendiri.
a. Langkah-langkah Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)
Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik menurut Suharta
(Nurdini, 2014:12) disajikan dalam Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Guru memberikan masalah kontekstual Siswa secara mandiri atau
kelompok kecil mengerjakan
masalah dengan strategi
informal.
Guru merespon secara positif jawaban Siswa memikirkan strategi
siswa. Siswa diberi kesempatan untuk yang paling efektif
memikirkan strategi siswa yang paling
efektif
Guru mengarahkan siswa pada bebrapa Siswa secara sendiri-sendiri
masalah kontekstual dan selanjutnya atau berkelompok
mengerjakan masalah dengan menggunakan menyelesaikan masalah
pengalaman mereka tersebut
A. Kesimpulan
Pembelajaran matematika realistik merupakan teori belajar mengajar dalam
pendidikan matematika. Pembelajaran Matematika Realistik ditujukan untuk
mengurangi ketakutan siswa, yang dimana pengalaman nyata yang pernah dialami
siswa dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadikan matematika sebagai aktivitas
siswa. Dengan pendekatan RME tersebut, siswa tidak harus dibawa ke dunia nyata,
tetapi berhubungan dengan masalah situasi nyata yang ada dalam pikiran siswa.
Jadi siswa diajak berfikir bagaimana menyelesaikan masalah yang mungkin atau
sering dialami siswa dalam kesehariannya.
Dalam pembelajaran matematika realistik terdapat 5 karakteristik, yaitu The
use of context (Menggunakan konteks), Use models, bridging by vertical instrument
(Menggunakan model), Students constribution (Menggunakan kontribusi peserta
didik), Interactivity (Interaktif), Intertwinement (terintegrasi dengan topik pembelajaran
lainnya).
Penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik dapat dilakukan
dengan langkah-langkahnya yaitu:
1. Memahami masalah kontekstual
2. Menjelaskan masalah kontekstual
3. Menyelesaikan masalah kontekstual
4. Membandingkan dan mendiskusikan jawaban
5. Menyimpulkan
B. Saran
Akhir dari penyajian makalah ini penyusun menyarankan kepada rekan
sejawat khususnya guru mata pelajaran matematika agar dapat menerapkan metode
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) saat mengajar matematika dalam upaya
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.referensimakalah.com/2012/11/rme-realistic-matematics-education.html
Ria Noviana Agus. 2016. Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan
Realistics Mathematics Education (Rme) Dengan Pemecahan Masalah Ditinjau Dari
Gaya Belajar Siswa. JIP STKIP Kusuma Negara (ISSN: 2085-7144), vol. 7, No.2.
RS. Noviani. 2016. Penggunaan Pendekatan dan Metode dalam Pembelajaran