Anda di halaman 1dari 20

Corporate Enabler Academy

Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal


1
4. SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO 14001)

1.1. MANAJEMEN LINGKUNGAN

1.1.1. Umum

Manajemen Lingkungan (Environmental Management) sering dikaitkan dengan Sistem Manajemen


Lingkungan (Environmental Management System-EMS) yang terdapat pada Standar ISO 14001.
Manajemen Lingkungan dapat memiliki pengertian tersendiri tanpa terkait dengan sistem pada EMS
atau skema pelaksanaan pada EMS Standar ISO 14001, demikian pula bahwa EMS bisa merupakan
sistem tersendiri tanpa terkait dengan skema pelaksanaan EMS pada Standar ISO 14001, misalnya
Manajemen Lingkungan yang dibahas dalam Siklus Deming atau EMS dalam British Standard-BS
7750. Manajemen Lingkungan dan EMS sudah ada dalam sistem manajemen konvensional ataupun
sebelum adanya konsep Standar ISO 14000.

Contoh-contoh manajemen lingkungan antara lain pengolahan “end of pipe” , pencegahan pencemaran,
minimisasi limbah, produksi bersih, pertukaran limbah, konsep nir limbah, dan lain-lain.

Manajemen Lingkungan atau sering disebut sebagai pengendalian pencemaran ( pollution control )
kadang-kadang masih terpisah dari manajemen utama (keseluruhan). Isu-isu lingkungan merupakan
masalah bagi perusahaan dan dilakukan untuk menghindari masalah yang lebih besar berkaitan dengan
para penegakan peraturan. Manajemen lingkungan pada awalnya hanya difungsikan untuk menangani
masalah-masalah lingkungan semata. Namun sejak dikenalnya pencegahan pencemaran, manajemen
lingkungan secara integral dimasukkan ke dalam bisnis utamanya. Keputusan-keputusan bisnis harus
mempertimbangkan aspek lingkungan karena keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu
mempertahankan keberlangsungan bisnis dan keefektifannya.

2
Sistem Manajemen Lingkungan merupakan bagian integral dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan yang terdiri dari satu set pengaturan-pengaturan secara sistematis yang meliputi struktur
organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, serta sumberdaya dalam upaya mewujudkan kebijakan
lingkungan yang telah digariskan oleh perusahaan.

Sistem manajemen lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai dan menunjukkan performasi
lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa.
Sistem tersebut juga dapat digunakan untuk mengantisipasi perkembangan tuntutan dan peningkatan
performasi lingkungan dari konsumen, serta untuk memenuhi persyaratan peraturan lingkungan hidup
dari Pemerintah

1.1.2. Pendekatan Dalam Manajemen Lingkungan

Dalam upaya pengendalian pencemaran lingkungan telah berkembang berbagai macam pendekatan
yang menuju kepada pencapaian kualitas lingkungan yang lebih tinggi. Pada awal pencemaran mulai
dikenal luas, yaitu pada saat revolusi industri sedang berlangsung, manusia menangani pencemaran
dengan mengobati/memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu pencemaran. Kemudian
manusia mulai mencoba mengurangi dampak negatip ke lingkungan dengan mengolah limbah pada
saluran-saluran buang, sebelum dibuang ke lingkungan. Cara ini dikenal sebagai “end of pipe
treatment” yang diwujudkan dalam bentuk instalasi pengolahan limbah cair, unit pembakaran limbah
padat, unit pengolah limbah gas seperti scruber, filter, electrostatic precipitator, dan lain-lain. Cara ini
tidak betul-betul menghilangkan bahan pencemar, tetapi hanya memindahkan dari satu media ke media
lain.

Dengan semakin ketatnya peraturan dan standar lingkungan serta mahalnya biaya pengolahan limbah,
maka perusahaan mengembangkan konsep pengurangan limbah sebelum dihasilkan. Konsep ini
terutama didorong oleh kepentingan bisnis bahwa limbah pada prinsipnya adalah bahan/produk sisa
yang terbuang, yang diakibatkan oleh proses produksi yang tidak efisien dan efektif. Perusahaan mulai
menerapkan konsep pencegahan pencemaran/minimisasi limbah/produk limbah yang dikenal sebagai
4R (Reduction at source, Reuse, Recycle dan Recovery). Kegiatan 4R mencakup pengelolaan bahan,
subsitusi bahan, peningkatan efisiensi produksi, teknologi bersih, pemisahan aliran limbah, preventive
maintenance, dan lain-lain.

1.2. PERKEMBANGAN MANAJEMEN LINGKUNGAN

3
1.2.1. Umum

Tonggak dari penciptaan kesadaran internasional tentang hubungan antara industri dan pencemaran
lingkungan telah dirintis pada waktu dilaksanakannya Konferensi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)
tentang Human Environment di Stockholm pada tahun 1972, dan kemudian dikemukakan kembali
pada agenda RIO-Summit yang diselenggarakan pada tahun 1992. Konsep tersebut kemudian dikenal
sebagai pembangunan berkelanjutan.

Motoda-metoda untuk mencegah dan mengendalikan pencemaran lingkungan telah menjadi perdebatan
hangat di seluruh dunia. Istilah-istilah seperti penurunan kualitas lingkungan (degradasi), produksi
bersih (cleaner production) efisiensi penggunaan sumber daya lingkungan (eco-efficiency),
keanekaragaman hayati (bio diversity), pengendalian pencemaran, hujan asam, penipisan lapisan ozon,
merupakan sedikit dari hal-hal yang telah disoroti pada awal dekade 70-an dan mencapai puncaknya
pada dekade 90-an hingga saat ini.

Persyaratan sistem manajemen eksternal dan internal yang berasal dari berbagai sumber terus
berkembang, Selain standar internasional, banyak standar industri telah dibuat dan menjadi persyaratan
perusahaan-perusahaan dalam pengelolaan lingkungannya. Misalnya persyaratan untuk menerapkan
‘responsible care’ . Hal ini memberatkan industri. Satu-satunya cara untuk memenuhi persyaratan yang
terus berkembang dan tetap kompetitif adalah perlunya suatu organisasi menyusun sistem manajemen
yang terintegrasi yang didasarkan pada kebutuhan dan nilai-nilai perusahaan itu sendiri.

Hukum-hukum dan peraturan lingkungan selalu berkembang, khususnya di luar negeri, yang bertujuan
untuk mengakomodasi perkembangan pembangunan di dunia. Namun terdapat banyak perbedaan
antara hukum/peraturan yang dibuat di negara-negara maju dan berkembang. Tingkat kepatuhan suatu
perusahaan untuk melindungi lingkungan berbeda dari satu negara ke negara lain. Di negara-negara
berkembang kriteria kinerja lingkungan lebih longgar daripada di negara-negara maju, sehingga
masyarakat dunia membutuhkan suatu standar yang berlaku universal.

Standar yang mungkin seragam adalah standar terhadap sistem manajemen lingkungan yang dikenal
sebagai Environmental Management System (EMS) ISO 14001. Konsep dan perkembangan standar
ISO 14001 ditopang oleh keberhasilan ISO 9000. Hukum dan peraturan lingkungan menjadi salah satu
klausa di dalam standar ini dan merupakan ciri spesifik dari setiap negara,

1.2.2. Perkembangan Manajemen Lingkungan

4
Perkembangan standar manajemen lingkungan berkaitan langsung dengan perkembangan isu-isu
lingkungan di dunia , antara lain :

Tahun 1972 :

Konferensi PBB di Stockholm : Manusia dan lingkungan. Pembentukan UNEP (United Nation of
Environmental Program). Mulai memasukkan faktor lingkungan dalam keputusan-keputusan
pembangunan.

Tahun 1974 :

Komisi Bruntland : Pembangunan Lingkungan atau WCED (World Commission on Environmental


Development) Our Common Future (1987)

Komisi mengeluarkan konsep yang sampai sekarang merupakan prinsip yang dipegang bagi
perlindungan lingkungan, yaitu konsep pembangunan berkelanjutan/

Tahun 1990 :

Majelis Usahawan untuk Pembangunan Berkelanjutan , atau BCSD (Business Council for Sustainable
Development) Changing Course (1993).

Tahun 1991 :

Kamar Dagang Internasional atau ICC (International Chamber of Commerce), Business Charter for
Sustainable Development. Charter terdiri dari 16 prinsip manajemen lingkungan yang disusun oleh
wakil bisnis.

Prinsip : Corporate priority, integrated management, process of improvement, employee education,


prior assesment, dan lain-lain.

Tahun 1991 :

Organisasi Standarisasi Internasional atau ISO ( International Organisation for Standardization)


mempersiapkan bahan untuk KTT Bumi Rio dengan membentuk SAGE yang merekomendasikan
standar internasional untuk lingkungan. Diwakili oleh 100 orang dari 20 negara.

Tahun 1992 :

KTT Bumi Rio De Jenairo, atau UNCED (UN Conference on Environmental Development)
mengeluarkan Deklarasi Rio dan Agenda 21. Negara-negara peserta membuat komitmen untuk

5
mengembangkan mekanisme perlindungan lingkungan sebagai bagian integral dari kegiatan
pembangunannya.

Tahun 1993 :

ISO membentuk Komisi Teknis TC 207 yang memiliki lingkup kerja standarisasi perangkat dan sistem
manajemen lingkungan, Peserta dari 46 negara yang diketuai oleh Canada memberikan seri penomoran
dari 14000 hingga 14100

Tahun 1993 :

Program partisipasi sukarela begara Eropa Bersatu, ECC-Eco Management and Audit Scheme
(EMAS)

1.2.3. Seri Standar ISO 14000

Standar SML mendefinisikan suatu kerangka kerja bagi sistem manajemen yang komprehensif. Audit
dan Evaluasi Kinerja Lingkungan menggambarkan metoda untuk menilai SML dan kinerja
lingkungan. Pelabelan dan Analisa Daur Hidup lebih dekat kepada produk dan atau jasa-jasa yang
dihubungkan dengan bisnis daripada sistem manajemen.

1. Standar Sistem Manajemen Lingkungan (SML)

Terdiri dari dua standar yaitu ISO 14001 (Spesifikasi) dan ISO 14004 (Pedoman) penyusunan.

ISO 14004 adalah standar pedoman yang dirancang untuk digunakan secara internal organisasi yang
ingin menerapkan dan meningkatkan Sistem Manajemen Lingkungan (SML). Standar ini tidak dapat
digunakan untuk registrasi pihak ketiga.

ISO 14001 adalah standar spesifikasi sebab mengandung persyaratan yang harus dilakukan oleh
organisasi. Karakter dari standar adalah berisi persyaratan umum, tanpa metoda tertentu, alat atau
pendekatan implementasi. Standar ini menggambarkan elemen-elemen kritis yang harus dimiliki oleh
bisnis untuk mencapai sistem manajemen lingkungan yang komprehensif dan efektif.

Standar ISO 14001 dapat diorganisasikan mengikuti konsep Plan-Do-Check-Act yang umum dikenal
dalam menejemen mutu dan menggambarkan suatu pemikiran logis bagi semua jenis bisnis.

Standar Audit

Standar Audit terdiri atas

a. Prinsip umum audit lingkungan (ISO 14010)

6
b. Prosedur audit SML (ISO 14011)

c. Kriteria untuk auditor lingkungan (ISO 14012)

Standar Pelabelan

Standar ini difokuskan pada organisasi yang akan menyatakan bahwa produknya dihasilkan
menggunakan bahan baku dan melalui proses yang akrab lingkungan. Standar mencakup swa
deklarasi, pedoman untuk program sertifikasi pihak ketiga, dan pelabelan tipe III.

Standar EPE

Dapat digunakan sebagai proses dan alat manajemen internal dalam penggunaan indikator lingkungan
untuk membandingkan kinerja lingkungan sekarang dan sebelumnya berdasarkan kriteria kinerja
lingkungan yang ada. Standar ini memberikan panduan bagi organisasi untuk mendesain dan membuat
evaluasi kinerja lingkungan.

Standar Daur Hidup

Alat untuk menilai dampak lingkungan dari suatu produk atau jasa, termasuk bahan baku, proses
produksi, penggunaan dan pembuangan. Analisa inventarisasi adalah fasa pertama LCA, yang
mengumpulkan dan mengkuantifikasi semua input dan output yang diasosiasikan dengan produk dan
jasa.

2. Standar Manajemen Lingkungan di Dunia

British Standard (BS 7750), pada tahun 1992

Standar di bidang Sistem Manejemen Lingkungan (SML) yang pertama dipublikasikan di Inggris, pada
Maret 1992 dan diujicobakan pada 200 perusahaan di Inggris, lalu diimplementasikan kemabli Januari
1994. Standar ini lalu menjadi acuan bagi pengembangan standar-standar SML yang lain.

Eco Management and Audit Scheme (EMAS), pada tahun 1995

Pada bulan Maret 1992, ME mengeluarkan peraturan untuk mendorong dunia bisnis mengkaji ulang
dan meningkatkan kinerja lingkungan secara terus menerus. EMAS diadopsi pada April 1993 dan
dikeluarkan secara resmi pada April 1995. Semula diminta sukarela, tetapi jika tidak berhasil maka
akan diberlakukan wajib.

Environmental Leadership Program (ELP), pada tahun 1995

 Program kepemimpinan lingkungan di USA

7
 Meningkatkan komitmen manajemen lingkungan

 Mencontoh model EMAS

Responsible Care

CMA meminta anggotanya untuk secara sukarela mengikuti Responsible Care terdiri atas enam kode
praktek manajemen meliputi kesehatan, keselamatan kerja, lingkungan, pengangkutan, penanganan
dan pembuangan. Enam kodenya adalah Kepedulian Komunitas dan Tanggap Darurat, Pencegahan
Pencemaran, Distribusi, Keselamatan Kerja Proses, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Pengawasan
Produk.

1.3. SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001

1.3.1. Ruang Lingkup

Standar ISO 14001 menetapkan persyaratan sistem manajemen lingkungan, agar suatu organisasi dapat
merumuskan kebijakan dan tujuan dengan memperhitungkan persyaratan perundang-undangan dan
informasi mengenai dampak lingkungan yang penting.

Standar ini dapat digunakan oleh setiap organisasi yang ingin :

a. menerapkan, mempertahankan dan menyempurnakan sistem manajemen lingkungan

b. menjamin dirinya atas kesesuaianmya dengan kebijakan lingkungan yang sudah ditetapkan.

c. membuktikan kesesuaiannya dengan pihak lain.

d. memperoleh sertifikasi atau registrasi oleh organisasi dari pihak ketiga atas sistem manajemen
lingkungannya.

e. menentukan dan menyatakan dirinya sendiri telah sesuai dengan standar ini.

1.3.2. Normatif Reference

Tidak ada acuan yang bersifat normatif dalam penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.2.

1.3.3. Definisi-Definisi

Untuk penerapan Standar Interbasional ini digunakan definisi-definisi sebagai berikut :

1. Penyempurnaan berkelanjutan ( Continuos Improvement)

Proses peningkatan sistem manajemen lingkungan untuk mencapai penyempurnaan kinerja lingkungan
secara menyeluruh sejalan dengan kebijakan lingkungan organisasi.

8
2. Lingkungan

Keadaan sekeliling tempat organisasi beroperasi , termasuk udara, air, tanah, sumber alam, flora,
fauna, manusia dan keterkaitannya.

3. Aspek Lingkungan

Unsur dari suatu kegiatan, produk atau jasa dari organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan.

4. Dampak Lingkungan

Setiap perubahan pada lingkungan, apakah merugikan atau menguntungkan, seluruhnya

atau sebagian yang dihasilkan oleh kegiatan, produk atau jasa dari organisasi.

5. Sistem Manajemen Lingkungan

Bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan,
tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumberdaya untuk mengembangkan, menerapkan,
mencapai, mengkaji dan memelihara kebijakan lingkungan

6. Audit Sistem Manajemen Lingkungan.

Suatu proses verifikasi yang sistimatik dan terdokumentasi untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara obyektif untuk menentukan apakah sistem manajemen lingkungan dari organisasi sesuai dengan
kriteria audit sistem manajemen lingkungan yang dibuat organisasi, dan untuk mengkomunikasikan
hasil-hasil dari proses ini kepada manajemen.

7. Tujuan Lingkungan

Cita-cita lingkungan secara menyeluruh, yang timbul dari kebijakan lingkungan yang telah ditentukan
organisasi itu sendiri untuk mencapai, dan yang dikuantifikasikan bila memungkinkan.

8. Kinerja Lingkungan

Hasil sistem manajemen lingkungan yang dapat diukur, yang berkaitan dengan pengendalian dari
organisasi terhadap aspek lingkungannya, didasarkan pada kebijakan lingkungan, tujuan dan sasaran
lingkungan.

9. Kebijakan Lingkungan

9
Pernyataan oleh organisasi tentang keinginan dan prinsip-prinsipnya dalam kaitannya dengan kinerja
lingkungan keseluruhan yang memberikan kerangka untuk tindakan dan penentuan tujuan dan sasaran
lingkungan.

10. Sasaran Lingkungan

Persyaratan kinerja secara rinci, dikuantifikasikan bila dimungkinkan,berlaku untuk organisasi atau
bagiannya, yang diturunkan dari tujuan lingkungan dan yang perlu ditentukan dan dipenuhi untuk
mencapai tujuan lingkungan.

11. Pihak Terkait

Perorangan atau kelompok yang berkepentingan dengan atau dipengaruhi oleh kinerja lingkungan
organisasi.

12. Organisasi

Perusahaan, perserikatan, firma, perusahaan besar, pengusaha atau lembaga atau bagian atau kombinasi
daripadanya, apakah tergabung atau tidak, umum atau pribadi yang memiliki fungsi dan administrasi
sendiri.

13. Pencegahan Pencemaran

Penggunaan proses, praktek, bahan atau produk yang mencegah, mengurangi atau mengendalikan
pencemaran, yang dapat mencakup daur ulang, pengolahan, perubahan proses, mekanisme
pengendalian, penggunaan sumberdaya secara effisien dan penggantian bahan.

1.3.4. Prinsip-Prinsip Sistem Manajemen Lingkungan

Model Sistem Manajemen Lingkungan (gambar 2.1) mengikuti pandangan dasar organisasi yang
dijabarkan dalam prinsip sebagai berikut :

Prinsip 1 : Komitmen dan Kebijakan

Organisasi sebaiknya menentukan kebijakan lingkungan dan menjamin komitmennya terhadap Sistem
Manajemen Lingkungan.

10
Prinsip 2 : Perencanaan

Organisasi sebaiknya merumuskan perencanaan untuk memenuhi kebijakan lingkungannya.

Prinsip 3 : Penerapan

Untuk efektifitas penerapan, organisasi seharusnya mengembangkan kemampuannya dan untuk


mendukung mekanisme yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan.

Prinsip 4 : Pengukuran dan Evaluasi

Organisasi sebaiknya mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja lingkungan

Prinsip 5 : Pengkajian dan Penyempurnaan

Organisasi sebaiknya mengkaji dan menyempurnakan sistem manajemen lingkungan secara


berkelanjutan dengan tujuan mengembangkan seluruh kinerja lingkungannya.Dengan pemikiran
demikian, SML paling baik dipandang sebagai kerangka kerja pengorganisasian yang sebaiknya
dipantau secara berkelanjutan dan dikaji secara berkala untuk memberikan arahan efektif bagi kegiatan
lingkungan organisasi dalam menanggapi perubahan akibat faktor internal dan eksternal. Setiap
perorangan dalam organisasi sebaiknya menerima tanggung jawab untuk penyempurnaan lingkungan.

Gambar 2.1. Model Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001

PENYEMPURNAAN YANG
BERKELANJUTAN
(CONTINUOS IMPROVEMENT)

PENGKAJIAN DAN
PENYEMPURNAAN KOMITMEN DAN
KEBIJAKAN

PENGUKURAN DAN PERENCANAAN


EVALUASI 11

PENERAPAN
1.3.5. Persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001-2004

1. Persyaratan Umum (elemen 4.1)

Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara dan memperbaiki sistem


manajemen lingkungan secara berkelanjutan sesuai dengan persyaratan standar ini dan menentukan
bagaimana organisasi akan memenuhi persyaratan tersebut.

Organisasi harus menetapkan dan mendokumentasikan lingkup sistem manajemen lingkungan.

2. Kebijakan Lingkungan (elemen 4.2)

Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa
kebijakan dalam lingkup sistem manajemen lingkungannya :

1) Sesuai dengan sifat, ukuran, dan dampak lingkungan dari kegiatan produk atau jasanya.

2) Mencakup suatu komitmen pada perbaikan berkelanjutan dan pencegahan pencemaran.

3) Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan


lingkungan yang relevan dan dengan persyaratan lain yang biasa dilakukan oleh organisasi.

4) Memberikan kerangka untuk menentukan dan mengkaji tujuan dan sasaran lingkungan.

5) Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara serta dikomunikasikan ke semua karyawan.

6) Didokumentasikan kepada semua orang yang bekerja pada atau atas nama organisasi, dan

7) Tersedia untuk umum.

3. Perencanaan (Elemen 4.3)

1) Aspek Lingkungan (Elemen 4.3.1)

Organisasi harus menetapkan menerapkan dan memelihara prosesur untuk :

a) mengidentifikasi aspek lingkungan dari kegiatan, produk atau jasa dalam lingkup sistem
manajemen lingkungan yang dapat dikendalikan dan yang dapat dipengaruhi dengan
memperhitungkan pengembangan yang direncanakan atau baru, kegiatan, produk dan jasa yang
baru atau yang dimodifikasi, dan

b) menentukan aspek yang mempunyai atau dapat mempunyai dampak penting terhadap lingkungan
(yaitu aspek lingkungan penting).

Organisasi harus mendokumentasikan informasi ini dan memelihara kemutakhitannya.

12
Organisasi harus memastikan bahwa aspek lingkungan penting diperhitungkan dalam penetapan,
penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen lingkungan.

2) Peraturan dan Persyaratan Lainnya. (Element 4.3.2)

Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk

a) mengidentifikasi dan memperoleh informasi tentang persyaratan peraturan perundangundangan


yang berlaku dan persyaratan lainnya yang diikuti organisasi yang terkait dengan aspek
lingkungannya dan

b) menentukan bagaimana persyaratan tersebut berlaku terhadap aspek lingkungannya.

Organisasi harus memastikan bahwa persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
persyaratan lainnya yang diikuti organisasi tersebut diperhitungkan dalam penetapan, penerapan dan
pemeliharaan sistem manajemen lingkungannya.

3) Tujuan, Sasaran dan Program (Element 4.3.3)

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara tujuan dan sasaran lingkungan yang
terdokumentasi pada fungsi dan tingkatan yang sesuai dalam organisasi tersebut.

Tujuan dan sasaran tersebut harus dapat diukur bila memungkinkan dan konsisten dengan kebijakan
lingkungannya, termasuk komitmen pada pencegahan penemaran, penaatan pesyaratan peraturan
perundan-undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang diikuti organisasi, serta perbaikan
berkelanjutan.

Saat menetapkan dan mengkaji tujuan dan sasaran, organisasi harus memperhitungkan persyaratan
peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang diikuti organisasi serta
mempertimbangkan aspek lingkungan penting, pilihan teknologi, keuangan, persyaratan operasional
dan bisnis, serta pandangan pihak yang berkepentingan.

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara program untuk mencapai tujuan dan
sasarannya. Program harus mencakup :

a) Pemberian tanggungjawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pada fungsi dan tingkatan yang
sesuai dalam organisasi tersebut.

b) Cara dan jangka waktu untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.

4. Penerapan (Implementasi) dan Operasi ( Elemen 4.4)

13
1) Sumberdaya, peran, tanggung jawab dan kewenangan ( Elemen 4.4.1)

Manajemen harus memastikan ketersediaan sumberdaya yang diperlukan untuk menetapkan,


menerapkan, memelihara dan meningkatkan sistem manajemen lingkungan. Sumberdaya termasuk
sumberdaya manusia dan ketrampilan khusus, sarana operasional, teknologi dan sumberdaya
keuangan.

Peran, tanggung jawab dan kewenangan harus ditetapkan dan didokumentasikan dan dikomunikasikan
untuk dapat menerapkan manajemen lingkungan yang efektif.

Manajemen puncak organisasi harus menunjuk satu orang atau lebih wakil manajemen tertentu, yang
tidak tergantung pada tangggung jawab lainnya, yang harus mempunai peran, tanggung jawab dan
kewenangan yang ditetapkan untuk:

a) Memastikan bahwa sistem manajemen lingkungan ditetapkan, diterapkan dan dipelihara sesuai
dengan persyaratan standar ini.

b) Melapor kepada manajemen puncak mengenai kinerja sistem manajemen lingkungan untuk kajian
termasuk rekomendasi perbaikan.

2) Kompetensi, Pelatihan dan Kesadaran (Element 4.4.2)

Organisasi harus memastikan setiap orang yang bertugas untuk atau atas nama organisasi yang
berpotensi menyebabkan satu atau lebih dampak lingkungan penting yang diidentifikasi oleh organisasi
mempunyai kompetensi yang berasal dari pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang memadai dan
organisasi harus menyimpan rekaman yang terkait dengan kompetensi tersebut.

Organisasi harus mengidentifikasi keperluan pelatihan yang terkait dengan aspek lingkungan dan
sistem manajemen lingkungan. Organisasi harus memberikan pelatihan atau cara lain untuk
mememnuhi keperluan tersebut dan menyimpan rekaman yang terkait.

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk memastikan orang yang
bekerja untuk atau atas nama organisasi memahami tentang :

a) pentingnya kesesuaian dengan kebijakan lingkungan dan prosedur, serta dengan persyaratan
sistem manajemen.

b) aspek lingkungan penting dan dampak yang nyata atau potensial terjadi yang terkait dengan
pekerjaannya dan manfaat peningkatan kinerja perorangan terhadap lingkungan.

14
c) peran dan tanggung jawab mereka dalam mencapai pemenuhan persyaratan sistem manajemen
lingkungan, dan

d) akibat yang mungkin terjadi bila prosedur tidak dilaksanakan.

3) Komunikasi (4.4.3)

Berkenaan dengan aspek lingkungan dan sistem manajemen lingkungan, organisasi harus menetapkan,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk :

a) komunikasi internal antara tingkatan dan fungsi yang beragam di organisasi.

b) menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi yang terkait dari pihak eksternal
yang berkepentingan.

Organisasi harus memutuskan apakah akan melaksanakan komunikasi kepada pihak eksternal
mengenai aspek lingkungannya dan harus mendokumentasikan keputusan tersebut. Bila keputusan
organisasi adalah melaksanakan komunikasi eksternal tersebut, maka organisasi harus menetapkan dan
menerapkan metode untuk komunikasi ekster nal tersebut.

4) Dokumentasi (Element 4.4.4)

Dokumentasi sistem manajemen lingkungan harus mencakup

a) Kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan

b) Penjelasan lingkup sistem manajemen lingkungan

c) Penjelasan unsur-unsur utama sistem manajemen lingkungan dan keterkaitannya serta rujukan
kepada dokumen terkait.

d) Dokumen, termasuk rekaman, yang dipersyaratkan oleh standar ini.

Dokumen, termasuk rekaman yang ditentukan oleh organisasi sebagai dokumen penting untuk
memastikan perencanaan, operasi dan pengendalian proses secara efektif, yang terkait dengan aspek
lingkungan penting.

5) Pengendalian Dokumen (Element 4.4.5)

Dokumen yang diperlukan oleh sistem manajemen lingkungan dan standar ini harus dikendalikan.
Rekaman adalah jenis dokumen khusus dan harus dikendalikan mengikuti persyaratan pada butir 4.5.4

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk :

15
a) Menyetujui dokumen sebelum diterbitkan

b) Meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta menyetujui ulang (reapprove) dokumen.

c) Memastikan agar perubahan dan status revisi dokumen terakhir dapat diidentifikasi.

d) Memastikan agar versi dokumen yang berlaku tersedia di tempat penggunaan.

e) Memastikan agar dokumen tetap terbaca dan dapat segera diidentifikasi secara mudah.

f) Memastikan agar dokumen yang berasal dari pihak eksternal yang ditetapkan oleh organisasi
sebagai dokumen penting untuk perencanaan dan operasi sistem manajemen lingkungan
diidentifikasi dan penyebarannya dikendalikan.

g) Mencegah penggunaan dokumen kadaluwarsa dan menerapkan identifikasi yang cocok pada
dokumen tersebut bila masih disimpan untuk maksud tertentu.

6) Pengendalian Operasional (Element 4.4.6)

Organisasi harus mengidentifikasi dan merencanakan operasi yang terkait dengan aspek lingkungan
penting yang telah diidentifikasi, sesuai dengan kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan agar operasi
tersebut dilaksanakan pada kondisi tertentu, dengan :

a) Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi untk mengendalikan situasi


yang tidak sesuai kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan apabila prosedur tersebut tidak ada,
dan

b) Menetapkan kriteria operasi dalam prosedur, dan

c) Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur yang terkait dengan aspek lingkungan penting
yang telah diidentifikasi pada barang dan jasa yang digunakan oleh organisasi serta
mengkomunikasikan prosedur dan persyaratan yang berlaku kepada pemasok termasuk kontraktor

7) Kesiapsiagaan dan tanggap Darurat (Element 4.4.7)

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi potensi
situasi darurat dan kecelakaan yang dapat menimbulkan dampak lingkungan serta bagaimana
organisasi akan menanggapinya.

Organisasi harus melakukan tindakan terhadap situasi darurat dan keelakaan yang terjadi serta
mencegah atau mengatasi dampak lingkngan negatip yang ditimbulkan.

16
Organisasi harus meninjau prosedur kesiagaan dan tanggap darurat secara berkala dan apabila
diperlukan organisasi menyempurnakan prosedur tersebut, khususnya setelah terjadinya kecelakaan
atau situasi darurat.

Organisasi juga harus menguji prosedur tersebut secara berkala apabila dapat dilaksanakan.

5. Pemeriksaan (4.5)

1) Pemantauan dan Pengukuran ( Element 4.5.1)

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk secara berkala memantau
dan mengukur karakteristik pokok operasinya yang dapat menimbulkan dampak lingkungan penting.
Prosedur tersebut harus termasuk pendokumentasian informasi untuk memantau kinerja , pengendalian
operasional yang berlaku dan pemenuhan tujuan dan sasaran lingkungan organisasi.

Organisasi harus memastikan agar peralatan pemantauan dan pengukuran dikalibrasi atau verifikasi,
digunakan dan dipelihara serta organisasi harus menyimpan rekaman yang terkait.

2) Evaluasi Pentaatan ( Elemen 4.5.2)

4.5.2.1 Sesuai dengan komitmen terhadap pentaatan, organisasi harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara prosedur untuk secara berkala mengevaluasi penaatan terhadap persyaratan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

4.5.2.2. Organisasi harus mengevaluasi penaatan terhadap ketentuan lain yang diikuti organisasi.
Organisasi dapat menggabungkan evaluasi tersebut dengan evaluasi terhadap penaatan peraturan
perundang-undangan, atau menetapkan prosedur yang terpisah.

3) Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Tindakan Pencegahan (Elemen 4.5.3)

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk menangani ketidaksesuaian
yang potensial maupun yang nyata terjadi serta melaksanakan tindakan perbaikan dan tindakan
pencegahan. Prosedur tersebut harus menjelaskan persyaratan untuk :

a) Mengidentifikasi dan melaksanakan koreksi terhadap ketidaksesuaian dan melaksanakan tindakan


unuk mengatasi dampak lingkungan yang timbul.

b) Menyelidiki ketidaksesuaian, menemukan penyebabnya dan melaksanakan tindakan untuk


menghindari terulangnya ketidaksesuaian.

17
c) Mengevaluasi keperluan untuk melaksanakan tindakan pencegahan ketidaksesuaian dan
menerapkan tindakan yyang memadai untuk menghindari terjadinya ketidaksesuaian.

d) Merekam hasil tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang telah dilaksanakan, dan

e) Meninjau efektivitas tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yan telah dilaksanakan.

Tindakan yang dilaksanakan harus memadai terkait dengan besarnya masalah dan dampak lingkungan
yang dihadapi.

Organisasi harus memastikan agar dokumentasi sistem manajemen lingkungan disesuaikan.

4) Pengendalian Rekaman ( Element 4.5.4)

Organisasi harus menetapkan dan memelihara rekaman yang diperlukan untuk menunjukkan
pemenuhan persyaratan sistem manajmen lingkungannya dan standar ini, serta hasil yang dicapai.

Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk pengidentifikasian,


penyimpanan, perlindungan, pengambilan, penahanan (retention) dan pembuangan rekaman.

Rekaman harus tetap terbaca, teridentifikasi dan terlacak.

5) Audit Internal (Element 4.5.5)

Organisasi harus memastikan bahwa audit internal terhadap sistem manajemen lingkungan
dilaksanakan pada jangka waktu yang direncanakan untuk :

a) Menentukan apakah sistem manajemen lingkungan

1. Memenuhi pengaturan yang direncanakan untk manajemen lingkungan termasuk persyaratan


standar ini, dankeseuaiannya dengan sistem manajemen lingkungan meliputi persyaratan
standar internasional ini, dan

2. Telah diterapkan dan dipelihara secara memadai, serta

b) Menyediakan informasi hasil audit bagi manajemen.

Program audit harus direncanakan, ditetapkan, diterapkan dan dipelihara oleh organisasi, dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan berbagai operasi dari sisi lingkungan serta hasil audit
sebelumnya.

Prosedur audit harus dittapkan, diterapkan dan dipelihara yang memuat :

18
- Tanggungjawab dan persyaratan untuk perencanaan dan pelaksanaan audit, pelaporan hasil dan
penyimpanan rekaman yang terkait.

- Penentuan kriteria, lingkup, frekuensi dan metode audit.

Pemilihan auditor dan pelaksanaan audit harus memelihara objektivitas dan kenetralan proses audit.

6. Tinjauan Manajemen (Element 4.6)

Manajemen puncak harus meninjau sistem manajemen lingkungan organisasi, pada jangka waktu
tertentu, untuk memelihara kesesuaian, kecukupan dan efektivitas sistem yang berkelanjutan. Tinjauan
harus termasuk mengkaji kesempatan untuk perbaikan dan keperluan untuk melakukan perubahan pada
sistem manajemen lingkungan, termasuk kebijakan lingkungan, tujuan dan sasaran lingkungan.
Rekaman tinjauan manajemen harus disimpan.

Masukan kepada tinjauan manajemen harus termasuk :

a) Hasil audit internal dan evaluasi penaatan terhadap persyaratan peraturan perundang-undangan
dan persyaratan lain yang diikuti organisasi.

b) Komunikasi dari pihak eksternal yang berkepentingan termasuk keluhan :

c) Kinerja lingkungan organisasi

d) Tingkat pencapaian tujuan dan sasaran

e) Status tindakan perbaikan dan pencegahan

f) Tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya

g) Situasi yang berubah, termasuk perkembangan pada persyaratan peraturan perundangundangan


dan persyaratan lain yang terkait dengan aspek lingkungan dan

h) Rekomendasi perbaikan.

Keluaran tinjauan manajemen harus termasuk setiap keputusan dan tindakan terkait dengan perubahan
pada kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan serta unsur lain sistem manajemen lingkungan, sesuai
dengan komitmen pada perbaikan berkelanjutan.

19
20

Anda mungkin juga menyukai