Anda di halaman 1dari 18

Nama Dosen : Ikes Dwiastuti, SKM.,M.

Epid
Mata Kuliah : Epidemiologi Penyakit Menular

MAKALAH

PENYAKIT EBOLA

OLEH:
Kelompok 2

Andi Saraswati (M.17.02.001)

Liska (M.17.02.013)

Nur Halifa (M.17.02.020)

Sitti Sabidah (M.17.02.026)

PROGRAM STUDI SI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MEGA BUANA PALOPO
TAHUN AJARAN
2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT. atas karunianya
sehingga makalah ini dapat saya selesaikan. Makalah ini merupakan syarat untuk
melengkapi nilai tugas Mata Kuliah “EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
MENULAR”.

Keberhasilan makalah ini tidak lain juga disertai referensi-referensi serta


bantuan dari pihak-pihak yang bersangkutan. Makalah ini juga masih memiliki
kekurangan dan kesalahan, baik dalam penyampaian materi atau dalam
penyusunan makalah ini. Penyusunan makalah ini juga dimaksudkan untuk
menambah wawasan mahasiswa mengenai materi ini.

Sehingga kriitik dan saran yang membangun yang sangat saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya saya menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Palopo, 1 Desember 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN SAMPUL ......................................................................... 1


KATA PENGANTAR ........................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 7
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 8
C. Tujuan ......................................................................................... ` 8

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ebola ........................................................................ 9


B. Sejarah Ebola............................................................................... 10
C. Komponen – Komponen Proses Penyakit Ebola......................... 11
D. Sumber – Sumber Penularan Penyakit Ebola .............................. 12
E. Mekanisme Penularan Penyakit Ebola ........................................ 13
F. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ebola ........... 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 17
B. Saran ............................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wabah Ebola menjadi perhatian masyarakat di seluruh dunia akhir-akhir


ini. Hal ini dikarenakan virus ebola merupakan virus mematikan yang sangat
mudah menular. Berdasarkan berita yang dilansir situs harian online
KOMPAS.com pada tanggal 7 Agustus 2014, menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), lebihdari 1.600 orang di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone
telahterinfeksi virus Ebola dan dikabarkan 937 diantaranya meninggal sejak
Maret 2014. Seseorang dapat terinfeksi virus Ebola melalui kontak langsung
dengan cairan tubuh penderita.Virus ebola dapat bertahan hidup di permukaan
benda. Sehingga, benda apa pun yang terkontaminasi dengan cairan tubuh
penderita, seperti sarung tangan karet ataupun jarum suntik, dapat menjadi media
penularan virus tersebut.Oleh karena itu, virus ebola sangat mudah menyebar.
(Liauw, 2014)

Penularan wabah Ebola perlu mendapat perhatian khusus karena walaupun


wabah ini muncul dan berkembang di Afrika, tetapi bisa juga menyerang
masyarakat dunia di luar Afrika. Hal ini dikarenakan di zaman modern ini
dengan sarana transportasi yang sudah canggih memungkinkan masyarakat dunia
bepergian ke berbagai tempat di dunia ini dan membawa virus Ebola ke negara
yang dituju. Berdasarkan berita yang dilansir jawapos.com tanggal 8 Oktober
2014, seorang perawat dari Spayol dinyatakan positif terjangkit Ebola setelah
merawat dua pasien ebola di Afrika Barat dan saat ini pemerintah Spanyol
sedang mengarantina perawat tersebut, suami dan seorang perawat lagi yang
bekerja bersamanya. Masyarakat Indonesia sendiri seharusnya juga ikut waspada
akan wabah penyakit ini. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa banyak sekali

4
turis asing yang yang datang ke Indonesia dan berpotensi membawa virus Ebola.
Selain itu, upaya preventif hendaknya juga perlu diperhatikan, mengingat telah
banyak korban jiwa karena wabah penyakit lain sebelumnya, seperti flu burung
dan flu babi.

Wabah Ebola akan berdampak sangat buruk apabila pengetahuan


masyarakat akan penyakit ini masih kurang. Bisa saja masyarakat menganggap
penyakit ini adalah penyakit flu biasa sehingga tidak dikonsultasikan ke pihak
medis. Pengetahuan masyarakat akan bahaya wabah ebola menjadi sangat
penting sebagai salah satu upaya preventif mencegah penyebaran wabah Ebola.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas bahaya wabah Ebola
dan upaya untuk menghindarinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Ebola ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan penyakit Ebola ?
3. Apa saja komponen – komponen penularan penyakit Ebola ?
4. Apa saja sumber – sumber penularan penyakit Ebola ?
5. Bagaimana mekanisme penularan penyakit Ebola ?
6. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan penyakit Ebola ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi penyakit Ebola
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan penyakit Ebola
3. Untuk mengetahui komponen – komponen penularan penyakit Ebola
4. Untuk mengetahui sumber – sumber penularan penyakit Ebola
5. Untuk mengetahui mekanisme penularan penyakit Ebola
6. Untuk mengetahui pencegahan dan penanggulangan penyakit Ebola

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ebola
Penyakit virus Ebola (EVD) adalah penyakit akibat infeksi virus
mematikan Zaire ebolavirus yang termasuk dalam filovirus. Filovirus (famili
Filoviridae) adalah virus RNA yang terbungkus, linier, tidak tersegmentasi,
negatif, dan beruntai tunggal. Dua genera filovirus yaitu: Ebolavirus dan
Marburgvirus telah diidentifikasi sebagai penyebab penyakit mematikan pada
manusia. Dalam genus Ebolavirus, terdapat lima virus: EBOV(Zaire
ebolavirus) , Sudan virus(Sudan ebolavirus), Reston virus(Reston ebolavirus)
, Taï Forest virus(Taï Forest ebolavirus), dan Bundibugyo virus (Bundibugyo
ebolavirus). Sebaliknya, genus Marburgvirus mengandung spesies virus
tunggal (Marburg Marburgvirus). (Martínez et al.,2015)
Harrod (2014) menjelaskan bahwa Nama virus Ebola (EBOV) berasal
dari Sungai Ebola di Republik Demokratik Kongo (sebelumnya Zaire) di
mana wabah penyakit virus Ebola (EVD) pertama diidentifikasi pada tahun
1976. Wabah kedua terjadi pada 1995 di DRC, wabah di Uganda pada
2000(oleh Sudan ebolavirus), dan wabah ketiga di Kongo pada 2003. Wabah
berikutnya terjadinya di Uganda pada 2007 dan menghasilkan spesies
Bundibugyo ebolavirus yang setelah dikonfirmasi ternyata merupakan spesies
baru yang belum pernah diidentifikasi oleh CDC dan WHO di distrik
Bundibugyo, Uganda barat. Wabah kedua yang disebabkan oleh spesies
Bundibugyo ebolavirus diidentifikasi di Kongo pada 2012, menginfeksi 57
kasus yang dikonfirmasi dengan 29 kematian. Pada Maret 2014, terjadilah
wabah Ebola terbesar sepanjang sejarah di Afrika Barat. Sepanjang wabah
tersebut, hampir 14.000 kasus telah dilaporkan di Guinea, Sierra Leone, dan
Liberia dengan hampir 5.000 kematian.

6
B. Sejarah Penyakit Ebola
1. Sejarah
WHO (2014), yang dipublikasikan oleh situs website Suria FM,
memaparkan kronologi munculnya virus ebola sebagai berikut:
a. Tahun 1967
Penyakit demam berdarah menyerang pekerja di Marburg,
Jerman dan Belgrade, Yugoslavia. Setelah dikaji, ruapanya penyakit
itu berasal dari virus yang dibawa oleh monyet yang diimpor dari
Uganda. Virus yang mewabah ini disebut dengan virus Marburg.
b. Tahun 1976
Sejenis penyakit demam berdarah yang merebak di Zaire
menggemparkan dunia kesehatankarena telah merenggut banyak
korban jiwa. Penyakit yang tidak dikenali virus penyebabnya ini
sempat menggemparkan dunia. Hal ini disebabkan karena wabah
virus ini telah menyebabkan ratusan orang meninggal dunia namun
pihak medis belum menemukan obatnya, bahkan juga belum
mengetahui cara penyebaran virus ini. Akhirnya virus ini diberi nama
virus ebola yang diambil dari nama sungai di Republik Dekrotik
Kongo (Zaire). Pada permulaan wabah ebola, penderita ebola
dibiarkan bergaul dengan orang ramai, belum ada tindakan
pengisolasian penderita ebola seperti saat ini.
Hal ini menyebabkan virus ebola cepat mewabah. Virus ebola
kemudian menyerang Sudan bagian barat pada tahun yang sama.
Sebanyak 550 warga dinyatakan positif terjangkit ebola dan 340
orang diantaranya meninggal dunia.
c. Tahun 1979
Serangan wabah ebola kedua di Sudan menyebabkan 34 warga
dinyatakan positif terjangkit vierus ebola dan 22 orang diantaranya
meninggal dunia. Pada tahun yang sama, virus yang mempunyai ciri-

7
ciri serupa dengan virus ebola ditemukan di Reston, Virginia di
Amerika Serikat. Virus ini dikenal sebagai virus ebola Reston. Virus
ini ditularkan dari sekumpulan monyet jenis Rhesus dari Filipina.
Dari 149 pekerja yang biasa berinteraksi dengan monyet-monyet itu,
tidak seorangpun yang jatuh sakit, walaupun empat daripada pekerja
tersebut didapati menghasilkan antibodi untuk virus ebola reston. Hal
ini menunjukkan bahwa virus ebola reston tidak menginfeksi
manusia tetapi menginfeksi hewan primata.
d. Tahun 1995
Wabah ebola merebak di Kikwit, Zaire. Keberadaan virus ini
diketahui ketika ada pasien yang memiliki gejala penyakit seperti
gejala malaria, setelah diteliti lebih lanjut ternyata yang menginfeksi
pasien ini adalah virus ebola. Virus ini sangat mudah menyebar dan
menjangkiti banyak warga. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi
beberapa organisasi kesehatan, seperti: masyarakat ahli kesehatan
Perancis, Belgium, pusat pengawalan penyakit amerika (CDC), dan
organisasi kesehatan dunia (WHO). Dari 293 penderita ebola yang
teridentifikasi sejak 1 Juli 1995, 233 di antaranya meninggal dunia.
e. 24 November 1995
Seorang peneliti wanita dari Swiss melakukan penelitian
terhadap bangkai monyet chimpenzi bertujuan untuk mengetahui
penyebab peningkatan tingkat kematian monyet chimpenzi yang
tinggal di hutan Tai di Cote d’Ivore , Afrika Barat. Monyet-monyet
chipenzi itu didapati dijangkit virus ebola.
f. Februari 1996
Virus ebola sekali lagi mewabah di pendalaman Gabon Afrika
Barat. Virus ebola belum dikaji secara meluas disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain karena sifat virus ebola yang begitu

8
mudah menular. Oleh karena itu, penelitian perlu dilakukan dibawah
pengawasan yang ketat dan teliti dan dengan peralatan khusus.
Sampai saat ini virus ebola masih menjadi wabah penyakit menular
yang mematikan yang belum ditemukan obatnya. Bahkan tingkat
kematian akibat virus ebola mencapai 90% dari jumlah total penderitanya
(Liauw, 2014). Badan kesehatan dunia (WHO) terus melakukan
penelitian mengenai virus ini dengan harapan bisa menemukan
vaksinnya. Selain itu WHO juga mengerahkan relawan tenaga medis
untuk merawat penderita ebola di benua Afrika.
2. Epidemiologi Penyakit Ebola
Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di Sudan dan di wilayah yang
berdekatan dengan Zaire (saat itu dikenal sebagai Republik Congo) pada
tahun 1976, setelah terjadi epidemi di Yambuku, daerah Utara Republik
Congo dan Nzara, daerah Selatan Sudan. Negara-negara di benua Afrika
yang terkena wabah Ebola mempunyai sistem kesehatan yang sangat
lemah, kekurangan sumber daya manusia, dan infrastruktur yang tidak
memadai. Dari datawabah Ebola di daerah Afrika Barat sampai Oktober
2015 terdapat 28.512 kasus yang sudah dikonfirmasi positif virus Ebola
dengan 11.313 kasus kematian.
Inang atau reservoir virus Ebola belum dapat dipastikan, namun telah
diketahui bahwa kelelawar buah adalah salah satu inang alami virus
Ebola. Virus Ebola juga telah dideteksi pada daging simpanse, gorila, dan
kijang liar. Beberapa hipotesis mengatakan terjadi penularan dari hewan
terinfeksi ke manusia. Kemudian dari manusia, virus bisa ditularkan
dengan berbagai cara. Manusia dapat terinfeksi karena kontak dengan
darah dan/atau sekret orang yang terinfeksi. Selain itu, manusia juga bisa
terinfeksi karena kontak dengan benda yang terkontaminasi oleh orang
terinfeksi. Penularan nosokomial juga dapat terjadi bila tenaga medis
tidak memakai alat pelindung diri yang memadai.

9
Keluarga virus Filoviridae mencakup tiga genus: Cuevavirus,
Marburgvirus, dan Ebolavirus. Dalam genus Ebolavirus, enam spesies
telah diidentifikasi: Zaire, Bundibugyo, Sudan, Hutan Taï, Reston, dan
Bombali. Virus yang menyebabkan wabah saat ini di DRC dan wabah
Afrika Barat 2014-2016 milik spesies ebolavirus Zaire.
Penyebaran virus Ebola skala global masih terbatas. Hal ini berkaitan
dengan transmisinya yang tidak melalui udara dan juga waktu yang
diperlukan virus Ebola untuk menginfeksi dari satu individu ke individu
lainnya. Selain itu, onset yang relatif cepat mempercepat diagnosis,
sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit melalui penderita yang
bepergian. Penyakit ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan manusia,
terutama di daerah Afrika yang memiliki kebiasaan mengonsumsi daging
hewan liar. Daging hewan liar yang terkontaminasi akan menjadi media
efektif penularan Ebola pada manusia.
3. Manifestasi Klinik Penyakit Ebola
Masa inkubasi, yaitu interval waktu dari infeksi virus hingga
timbulnya gejala, adalah 2 hingga 21 hari. Seseorang yang terinfeksi
Ebola tidak dapat menyebarkan penyakit sampai mereka mengalami
gejala. Gejala EVD bisa tiba-tiba dan termasuk:
a. Demam
b. Kelelahan
c. Nyeri otot
d. Sakit kepala
e. Sakit tenggorokan

Ini diikuti oleh gejalah seperti:

a. Muntah
b. Diare
c. Ruam

10
d. Gejala gangguan fungsi ginjal dan hati
e. Dalam beberapa kasus, perdarahan internal dan eksternal (misalnya,
keluar dari gusi, atau darah di tinja)
f. Temuan laboratorium termasuk jumlah sel darah putih dan trombosit
yang rendah dan peningkatan enzim hati.

C. Komponen Proses Penyakit Ebola


1. Faktor Penyebab (Agent)
Keluarga virus Filoviridae mencakup tiga genus: Cuevavirus,
Marburgvirus, dan Ebolavirus. Dalam genus Ebolavirus, enam spesies
telah diidentifikasi: Zaire, Bundibugyo, Sudan, Hutan Taï, Reston, dan
Bombali. Virus yang menyebabkan wabah saat ini di DRC dan wabah
Afrika Barat 2014-2016 milik spesies ebolavirus Zaire.

2. Reservoir
a. Manusia dengan kasus simptomatis
Masa inkubasi, yaitu interval waktu dari infeksi virus hingga
timbulnya gejala, adalah 2 hingga 21 hari. adapun gejalanya yang
ditimbulkan : demam, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, sakit
tenggorokan, muntah, diare, ruam dan gejala gangguan fungsi ginjal
dan hati. Kemudian setelah dilakukan uji laboratorium, ditemukan
jumlah sel darah putih dan trombosit yang rendah dan peningkatan
enzim hati.
b. Manusia sebagai carrier/pembawa penyakit dimana termasuk dalam
Convalescent Carriers. Apabila seseorang yang telah sembuh dari
penyakit Ebola didalam tubuhnya masih tersimpan EVD dan masih
berpotensi menular kepada pejamu potensial.
3. Mode of transmission
a. Kontak Langsung

11
Penyakit Ebola menular Ebola kemudian menyebar melalui
penularan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung (melalui
kulit yang rusak atau selaput lendir) yakni melalui darah atau cairan
tubuh seseorang yang sakit atau telah meninggal karena Ebola; dan
juga benda yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuh (seperti
darah, tinja, muntah) dari orang yang sakit Ebola atau tubuh orang
yang meninggal karena Ebola
b. Melalui Vector
Kalelawar buah dari keluarga Pteropodidae adalah inang virus
Ebola alami. Ebola dimasukkan ke dalam populasi manusia melalui
kontak dekat dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lainnya
dari hewan yang terinfeksi seperti kelelawar buah, simpanse, gorila,
monyet, kijang hutan atau landak yang ditemukan sakit atau mati
atau di hutan hujan.

D. Sumber – Sumber Penularan Penyakit Ebola


1. Manusia sebagai reservoir
Manusia dapat dikatakan sebagai reservoir apabila dalam keadaan
sakit, ketika seseorang dinyatakan positif terjangkit EVD maka berpotensi
menularkan penyakit dengan kontak langsung atau bersentuhan fisik
melalui darah dan cairan tubuhnya.
2. Binatang sebagai reservoir
Penyakit Ebola bersifat Antropozoonosis, yaitu berkembang secara liar
pada hewan mamalia akan tetapi hewan tersebut juga dapat menularkan
EVD pada manusia dengan kontak langsung melalui darah, cairan tubuh,
dan juga tinja manusia.

12
E. Mekanisme Penularan Penyakit Ebola
1. Cara unsure penyebab (agent) meninggalkan reservoir
Berdasarkan cara unsur penyebab keluar dari pejamu, penyakit
menular dapat melalui :
a. pencernaan: ludah, muntah atau tinja
b. saluran urogenitalia yaitu urine
c. Sistem reproduksi : Cairan sperma
d. kulit : luka pada kulit atau mukosa/ darah
e. Alat suntik dan benda medis lainnya
2. Cara penularan untuk mencapai pejamu potensial
Berdasarkan cara penularan untuk mencapai pejamu potensial yakni
dengan penularan langsung, dimana penularan penyakit terjadi secara
langsung dari penderita atau resevoir, langsung ke penjamu potensial
yang baru. Penularan langsung dapat melalui saluran tubuh manusia
seperti pada sitem pencernaan, sistem reproduksi, saluran urogenitalia,
bisa juga melalui vehicle (benda mati) seperti alat suntikan.
3. Cara masuknya agent ke penjamu potensial
Berdasarkan cara masuknya agent ke pejamu potensial dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Faktor lingkungan fisik sekitarnya yang merupakan media yang ikut
mempengaruhi kualitas maupun kuantitas unsur penyebab. Hygiene
perseoramgan sangat berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit
Ebola.
b. Faktor lingkungan biologis yang menentukan jenis vektor dan resevoir
penyakit serta unsur biologis yang hidup berada di sekitar manusia.
Penyakit Ebola disebabkan oleh EVD yang hidup dan berkembang
biak di hewan mamalia (Kera, Kelelawar buah, Musang, dll) dan dapat
juga menularkan ke manusia.

13
c. Faktor lingkungan sosial yakni kedudukan setiap orang dalam
masyarakat, termasuk kebiasaan hidup serta kegiatan sehari-hari.
Seseorang yang gemar bepergian ke luar negeri terkhusus ke Benua
Afrika beresiko tinggi tertular penyakit Ebola. Tenaga kesehatan
seperti Dokter dan Perawat juga berpotensi tinggi tertular dikarenakan
sering berinteraksi langsung melalui kontak langsung dengan pasien.

F. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ebola


1. Pencegahan penyakit Ebola
a. Masa sebelum sakit (Prepatogenesis)
1) Health promosion
a) Memberikan penyuluhan untuk selalu menjaga kebersihan
dan menerapkan pola hidup sehat sehari – hari
b) Memberikan penyuluhan tentang gejala dan faktor penyebab
penyakit Ebola.

2) Spesific Protaction
a) Penggunaan peralatan pelindung pribadi (untuk memblokir
percikan atau kontak lainnya dengan bahan yang terinfeksi).
b) Mengurangi interaksi dengan hewan kelelawar buah,
monyet, kera, kijang hutan atau landak.
c) Tidak mengonsumsi daging mentah dari hewan kelelawar
buah, monyet, kera, kijang hutan atau landak.
d) Bagi petugas kesehatan menggunakan Sarung tangan dan
peralatan pelindung pribadi yang sesuai harus dipakai saat
merawat pasien yang sakit. Mencuci tangan secara teratur
diperlukan setelah mengunjungi pasien di rumah sakit, serta
setelah merawat pasien di rumah.

14
e) Vaksin rVSV-ZEBOV sedang digunakan dalam wabah
Ebola 2018-2019 yang sedang berlangsung di DRC.
b. Masa sesudah sakit (Patogenesis)
1) Early Diagnosa
a) uji antibodi penangkap antibodi terkait enzim (ELISA)
b) tes pendeteksian antigen-capture
c) tes netralisasi serum
d) uji reaksi balik transkriptase polimerase (RT-PCR)
e) Uji mikroskop electron
f) Isolasi virus oleh kultur sel.
2) Disability Limition
a) Perawatan suportif - rehidrasi dengan cairan oral atau
intravena - dan pengobatan gejala spesifik meningkatkan
kelangsungan hidup.
b) perawatan potensial termasuk produk darah, terapi
kekebalan dan terapi obat.
3) Rehabilitasi
Memberikan suport kepada para penderi agar psikologi sosial
agar si penderita dapat menerima kondisinya.
2. Penanggulangan penyakit Ebola
a. Penanggulangan sumber penularan
1) Penanggulangan sumber penularan dari manusia yang sudah
meninggal, dapat dilakukan dengan melakukan prosesi
pemakaman secara terhormat.
2) Penanggulangan sumber penularan dari hewan, dapat dilakukan
dengan membakar hewan yang terjangkit Penyakit Ebola.

15
b. Penanggulangan cara penularan
Penanggulangan cara penularan dapat dilakukan dengan
memblokir Portal of Entry and Exit yang merupakan jalur penularan
penyakit. Untuk Penyakit Ebola jalur penularannya melalui saluran
pencernaan, sistem reproduksi, sistem pernapasan, saluran
pernafasan, dan cairan mukosa.
c. Penanggulangan pejamu potensial
Penanggulangan pejamu potensial dapat dilakukan dengan
memperbaiki faktor yang memmpengaruhi mekanisme penularan
penyakit. Faktor Lingkungan Fisik perlu dilakukan perbaikan
hygiene perorangan. Faktor Lingkungan Biologis perlu dilakukan
pembatasan interaksi dengan vektor penyakit Ebola seperti pada kera,
musang, kalelawar, dan musang. Faktor Lingkungan Sosial dengan
rajin memeriksakan diri menggunakan alat pelindung diri saat
berinteraksi dengan lingkungan sosial.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Virus ebola merupakan virus yang menular dan mematikan yang
belum ditemukan obatnya. Walaupun virus ini muncul dan mewabah di benua
Afrika, tetapi tidak menutup kemungkinan virus ini akan mewabah juga di
negara-negara di luar benua Afrika. Hal ini dikarenakan cara penularan virus
ebola yang relatif mudah. Virus ebola bisa menular melalui kontak langsung
dengan cairan tubuh penderita ebola atau hewan pembawa virus ebola. Virus
ebola menyerang sistem pertahanan tubuh manusia dan menyebabkan
pendarahan internal pada tubuh manusia. Akibat efek yang mematikan ini,
tingkat kematian penderita ebola mencapai 90%. Indonesia perlu waspada
akan wabah ebola. Bila kita mengingat beberapa tahun lalu wabah virus lain
pernah merebak di Indonesia dan memakan banyak korban jiwa. Oleh karena
itu, kesadaran masyarakat untuk meminimalisir penularan virus ebola perlu
dibangun agar virus ebola tidak memberi dampak buruk bagi Indonesia.

B. Saran
Dari pembahasan makalah kami, diharapkan kepada masyarakat untuk
selalu menjaga kesehatan perseorangan. Hal ini sangat penting untuk
menghindari terkenanya penyakit menular dari berbagai faktor penyebab
yang ada. Serta kami membutuhkan kritik dan masukan atas makalah yang
kami buat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit SARS

Yatim. 2001. Macam – macam Penyakit Menular & Pencegahannya. Yogjayakarta:


Pustaka Obor Indonesia

WHO. 2019. Ebola Virus Disease

18

Anda mungkin juga menyukai