Anda di halaman 1dari 32

FARMAKOTERAPI TBC

Disampaikan oleh
Puspa Sari Dewi
DEFINISI
• Penyakit TBC adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang mampu menginfeksi secara
laten maupun progresif. Penyakit ini
disebut tuberkulosis karena terbentuknya
nodul yang khas yaitu tubercle.
Mycobacterium tuberculosis
• Bakteri berbentuk batang, bersifat aerob
obligat (memerlukan oksigen untuk hidup),
memiliki panjang 2-4 µm dan lebar 0,2-0,5 µm,
serta memiliki waktu pembelahan yang lambat
(15-20 jam).
• Mycobacterium tuberculosis bersifat parasit
fakultatif intraseluler. Umumnya terdapat di
air atau tanah yang merupakan habitatnya.

http://microbiologyspring2010.wikispaces.
com/Mycobacteria
• Dinding sel Mycobacterium tuberculosis memiliki kompleks
peptidoglikan, memiliki kandungan lemak yang tinggi
sehingga memiliki sifat tahan asam (Bakteri Tahan
Asam;BTA).
• Mycobacterium tuberculosis tidak tahan terhadap paparan
sinar ultraviolet sehingga cepat mati dengan sinar
matahari langsung.
• M. tuberculosis sangat mudah mengalami resistensi
sehingga dalam penanganannya diperlukan kombinasi
terapetik obat.
PATOFISIOLOGI
• Infeksi primer diinisiasi implantasi oleh organisme di
alveolar melalui droplet nuclei yang sangat kecil (1-5mm)
untuk menghindari sel ephitelia siliari dari saluran atas
pernafasan.
• Bila terinplantasi M. tuberculosis melalui saluran nafas,
mikroorganisme akan membelah diri dan dicerna oleh makrofag
pulmoner, dimana pembelahan diri akan terus berlangsung,
walaupun pelan.
• Nerkosis jaringan dan kalsifikasi jaringan pada daerah yang
terinfeksi dan nodus limfe regional dapat terjadi,
menghasilkan pembentukan area menjadi kompleks gohn.
http://medical-
dictionary.thefreedictionary.com/Consumption+
(disease)
• makrofag yang beraktivitas dalam jumlah besar akan
mengelilingi daerah yang ditumbuhi oleh M.
Tuberkulosis yang padat seperti keju (daerah
nerkotik) sebagai bagian dari imunitas yang
dimediasi oleh sel. Hipersensitivitas tipe
tertunda juga berkembang melalui aktivitas dan
perbanyakan limfoid T. Makrofag membentuk granuloma
yang mengandung organisme.
• Keberhasilan dalam menghambat M. Tuberkulosis
membutuhkan aktivitas dari limfosit CD4 subset,
yang dikenal sebagai sel TH-1, yang mengaktivasi
makrofag melalui sekresi interferon γ.
• Biasanya penyebaran organisme melalui darah
menyebabkan pertumbuhan cepat, penyebaran penyakit
secara luas dan membentuk granuloma yang dikenal
sebagai tuberculosis miliari

http://en.wikipedia.org/wiki/Miliary_tuberculosis
MANIFESTASI KLINIS
TUBERKULOSIS
1.Ciri-ciri dan gejala
• Hemofisis frank
2.Pemeriksaan fisik
• suara khas pada perkusi dada, bunyi dada, dan peningkatan
suara yang bergetar lebih sering diamati pada auskultasi

tokorevell.wordpress.com/201
1/10/29/tbc-pembunuh-no-1-
diantara-penyakit-menular/
3.Pemeriksaan laboratarium
• peningkatan pada perhitungan sel darah putih
dengan dominasi limfosit
4.Radiografi dada
• infiltrasi nodus pada daerah apical di lobus
bagian atas dari bagian superior dari lobus paling
bawah
• kavitasi yang menunjukan kadar udara-air sebagai
tanda perkembangan infeksi

http://lisaminnieshop.blogspot.com/201
0/10/jaringan-hewan.html
Gejala TB Paru
• Gejala utama
Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih

• Gejala tambahan
- dahak bercampur darah
- batuk darah
- sesak nafas
- badan lemas
- nafsu makan menurun
- berat badan menurun
- malaise
- berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
- demam meriang lebih dari satu bulan.
Gejala TB ekstra Paru
• Tergantung organ yang terkena
• Misalnya kaku kuduk pada meningitis TB,
nyeri dada pada TB pleura, pembesaran
kelenjar limfe superfisialis pada
limfadenitis TB dan deformitas tulang
belakang pada spondilitis
MANIFESTASI KLINIS
Pasien tidak terinfeksi HIV Pasien yang terinfeksi HIV
• Tidak spesifik, indikasi hanya • Diamati pada immunokompeten
pada proses infeksi yang penderita. Pada penderita
berjalan dengan lambat AIDS, TBC muncul dalam bentuk
• pemeriksaan fisik non primer yang berkembang, dan
spesifik, dugaan perkembangan melibatkan daerah ekstra
penyakit pulmoner pulmoner, dan melibatkan
• manifestasi berhubungan dengan berbagai lobus paru-paru
TBC ekstrapulmunor bervariasi • TBC pada pasien AIDS,
tergantung pada sistem organ sepertinya kurang terlibat
yang terlibat tetapi dalam penyakit kavitari, yang
mengandung perkembangan yang dihubungkan dengan uji kulit
lambat dari fungsi organ positif, atau dihubungkan
dengan demam tingkat rendah dengan demam
dan symptom lainnya
PENYEBARAN BAKTERI TBC

http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.ht
m
http://infoimunisasi.com/news/tbc-bukan-cuma-di-paru-otak-hingga-payudara-
juga-bisa-kena/
PENCEGAHAN TBC
• Terhadap Infeksi Tuberkulosis
– Pencegahan terhadap sputum yang infeksius
• Case finding: Dilakukan foto rontgen dada masal dan
uji tuberkulin secara Mantoux
• Isolasi penderita dan mengobati penderita.
• Ventilasi harus baik, kepadatan penduduk dikurangi.
• Bila penderita berbicara, jangan terlampau dekat
dengan lawan bicaranya
• Batuk dan bersin sambil menutup mulut/hidung dengan
saputangan atau tissue untuk kemudian didisinfeksi
dengan lysol atau dibakar.
– Pasteurisasi susu sapi oleh karena banyak pula sapi yang
menderita tuberkulosis
• Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
– Meningkatkan standar hidup, yaitu dengan makanan empat
sehat lima sempurna, perumahan dengan ventilasi yang
cukup, tidur teratur, dan olahraga di udara segar.
– Meningkatkan kekebalan tubuh dengan vaksinasi BCG, Vaksin
BCG (Basil dari Calmette dan Guėrin). Vaksin ini
mengandung basil TBC sapi yang telah dihilangkan
keganasannya (virulensi).

http://www.indiamart.com/maxwin-
international/vaccines.html
KATEGORI TBC
1. Kategori-1
• Pasien baru TBC paru BTA positif
• pasien TBC Paru BTA negative foto toraks positif
• pasien TBC ekstra paru
2. Kategori-2
Panduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang
telah diobati sebelumnya:
• pasien kambuh
• pasien gagal
• pasien dengan pengobatan terputus
Penegakan Diagnosis
• Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
• Pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
• Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
• Rontgen dada (thorax photo).
• Uji tuberkulin.
• Diagnosis pasti tuberkulosis ditegakkan dengan penemuan M.
tuberkulosis terutama dan biakan bahan sputum/jaringan,
sedangkan gambaran klinik dan radiologi tidak dapat
dijadikan pegangan.
Uji tuberkulin
• cara mantoux lebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji
mantoux umumnya pada ½ bagian atas lengan bawah kiri bagian
depan, dengan memakai spuit tuberculin sekali pakai dan
ukuran jarum suntik 26-27G.disuntikkan intrakutan (ke dalam
kulit). Penilaian uji tuberkulin dilakukan 48–72 jam setelah
penyuntikan dan diukur diameter dari pembengkakan (indurasi)
yang terjadi. Pengukuran harus di lakukan melintang terhadap
sumbu panjang lengan bawah dan dilihat dalam cahaya yang
terang dan posisi lengan bawah sedikit ditekuk.
• Tes mantoux adalah tes dengan menyuntikan tuberculin ( PPD-
derivate protein tuberculin yang telah dimurnikan) sebanyak
0,1 mL yang mengandung 5 unit tuberculin.
1.Pembengkakan (Indurasi) :0–4mm, uji mantoux negatif. Arti
klinis : tidak ada infeksi Mycobacterium tuberculosis.
2.Pembengkakan (Indurasi) : 3–9mm, uji mantoux meragukan. Hal
ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi silang dengan
Mycobacterium atipik atau setelah vaksinasi BCG.
3.Pembengkakan (Indurasi) :≥ 10mm, uji mantoux positif. Arti
klinis : sedang atau pernah terinfeksi Mycobacterium
tuberculosis.
PENGOBATAN TUBERKULOSIS

Tujuan pengobatan :

• Menurunkan angka kematian dan kesakitan


• Mencegah penularan dengan cara menyembuhkan
pasien
• Mencegah terjadinya MDR-TB (Multi Drug Resisten-TB)
KATEGORI Obat Anti TB
• Obat pilihan pertama (first line drugs)
Isoniazid, rifampin, etambutol, streptomisin, dan
pirazinamid.

• Obat Pilihan kedua (second line drugs)


Ofloxacin, ciprofloxacin, ethionamide, aminosalicylic
acid, cycloserine, amikacin, kanamycin, dan
capreomycin.
Tahap Pengobatan TB
Tahap awal (intensif)
• Pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi
secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi
obat.
• Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara
tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular
dalam kurun waktu 2 minggu.
• Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA
negatif (konversi) dalam 2 bulan.

Tahap Lanjutan
• Pasien mendapat jenis obat lebih sedikit dalam jangka
waktu yang lebih lama
• Untuk membunuh kuman persisten sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan
TERAPI
• Kategori 1 diobati dengan INH, rifampisin,
pirazinamid, dan etambutol selama 2 bulan(fase
intensif) setiap hari dan selanjutnya 4 bulan(fase
lanjutan) dengan INH dan rifampisin 3 kali dalam
seminggu(2HRZE/4H3R3)
• Kategori 2 diobati dengan INH, rifampisin,
pirazinamid, etambutol, dan streptomisin selama 2
bulan setiap hari dan selanjutnya dengan INH,
rifampisin, dan etambutol selama 5 bulan seminggu
3 kali(2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
• Jika setelah 2 bulan BTA masih positif, fase
intensif ditambah 1 bulan sebagai sisipan(HRZE)
• Kategori Anak: 2HRZ/4HR
Dosis untuk panduan OAT KDT
kategori 1
Berat badan Tahap intensif tiap Tahap Lanjutan 3 kali
hari selama 56 hari seminggu selama 16
RHZE(150/75/400/275) minggu RH(150/150)

30 – 37 kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT


38 – 54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55 – 70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
> 71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT
Dosis untuk panduan OAT KDT
kategori 2
Berat badan Tahap intensif tiap hari Tahap Lanjutan 3
RHZE(150/75/400/275) + S kali seminggu
RH(150/150)+E(275)
Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20 minggu
30 – 37 kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT
+ 500 mg + 2 tablet
Streptomisin inj Etambutol
38 – 54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
+ 750 mg + 3 tablet
Streptomisin inj Etambutol
55 – 70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
+ 1000 mg + 4 tablet
Streptomisin inj Etambutol
> 71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT
+ 1000 mg + 5 tablet
Streptomisin inj Etambutol
MEKANISME KERJA OBAT
• INH bekerja dengan menghambat sintesis asam mikolat,
komponen terpenting pada dinding sel bakteri.
• Rifampisin menghambat aktivitas polymerase DNA yang
tergantung DNA pada sel-sel yang rentan.
• Pirazinamid adalah analog pirazin dari nikotinamid yang
bersifat bakteriostatik atau bakterisid terhadap M.
Tuberculosis.
• Etambutol menghambat sintesis minimal 1 metabolit yang
menyebabkan kerusakan pada metabolisme sel, menghambat
multipikasi, dan kematian sel.
• Streptomisin adalah antibiotik bakterisid yang mempengaruhi
sintesis protein.
CARA MENGATASI REAKSI YANG TIDAK DIKEHENDAKI
(ADVERSE REACTION) PADA PENGOBATAN TUBERKULOSIS

Nama Obat Reaksi yang Tidak Dikehendaki Cara Mencegah Terjadinya Reaksi Tersebut

Rifampisin Nausea, anoreksia, nyeri lambung, diare Obat diberikan sesudah makan

Tingginya serum transaminase 2-8 minggu Berikan rifampisisn dengan hati-hati selama
pertama dari pengobatan hepatitis fase hepatitis

Kemerahan pada kulit kepala dan gatal- Yakinkan penderita dan teruskan pengobatan
gatal
Purpura trombositopenik, anemia hemolitik Rifampisin dihentikan dan tidak boleh
dan kegagalan akut (sangat jarang) digantikan dengan preparat yang lainnya

Demam menggigil sesudah makan obat yang Beri dosis intermiten 2 kali seminggu. Obat
terjadi setelah 3-6 bulan sesudah yang berdosis tinggi tidak dikurangi dan
pengobatan diberikan dengan dosis 3 kali seminggu

Isoniazid Parestesia, rasa terbakar pada tangan dan Berikan piridoksin dengan isoniazid, bila
kaki, neuropati perifer dosis isoniazid melebihi 14 mg/kg BB

Etambutol Kebutaan dan buta warna biru Usahakan dosis di bawah 15 mg/kg BB/hari dan
Neuritis retrobulbar pasien harus menceritakan apa yang terjadi
dengan penglihatannya. Bila terdapat keluhan,
maka obat dihentikan dan dimulai lagi dengan
dosis rendah
EVALUASI PENGOBATAN
• Klinik
Secara klinik hendaknya terdapat perbaikan dari keluhan-
keluhan penderita seperti : batuk-batuk berkurang, batuk
darah hilang, nafsu makan bertambah, dan berat badan
meningkat.
• Bakteriologis
Biasanya setelah 2-3 minggu pengobatan sputum BTA mulai
menjadi negatif. Pemeriksaan kontrol sputum BTA dilakukan
sekali sebulan. Bila sudah negatif, sputum BTA tetap
diperiksakan sedikitnya sampai tiga kali berturut-turut.
Setelah sembuh, sputum BTA sebaiknya tetap diperiksa untuk
kontrol.
• Radiologis
Evaluasi foto dada dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai