Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama
Harga Diri Rendah
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Harga Diri Rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 1998).
Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998 : 227).
Dari pendapat-pendapat diatas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah adalah suatu
perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri dan gagal mencapai tujuan
yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan diri ini dapat bersifat
situasional maupun kronis atau menahun.
2. Tanda dan Gejala
a. Perasaan negatif terhadap diri sendiri
b. Hilang kepercayaan diri
c. Merasa gagal mencapai keingginan
d. Menyatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu
e. Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagai mana mestinya
f. Menarik diri dari kehidupan sosial
g. Banyak diam dan sulit berkomunikasi
3. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Aktualisasi
Konsep Diri Positif HDR Kerancuan Identitas Depersonalisasi
diri

a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman nyata yang
sukses diterima.
b. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi
diri.
c. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri maladaptif.
d. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek psikososial dan
kepribadian dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan
orang lain.
4. Penyebab
a) Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronik adalah penolakan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis (Fitria, 2009).
b) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta
menurunnya produktivitas (Fitria, 2009).
5. Sumber Koping
a) aktifitas olah raga
b) hobi dan kerajinan tangan
c) seni yang ekspresif
d) kesehatan
e) kecerdasan
f) kreativitas
6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek dan jangka panjang
serta pengunaan mekanisme perubahan ego untuk melindungi diri sendiri dalam
menghadapi persepsi diri yang menyakitkan, ( Stuart & Sundeen. 1998 ) dijabarkan :
1) Pertahanan jangka pendek termasuk berikut ini :
a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas ( misalnya
: konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif )
b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas penganti sementara ( misal : olah raga
yang kompetitif, pencapaian akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas ).
c. Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri ( misal : olah raga yang
kompetitif, pencapaian akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas ).
d. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas
menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu ( misalnya penyalahgunaan obat).
2) Pertahanan jangka panjang termasuk berikut ini :
a. Penutupan identitas - adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang
penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, dan potensi diri
individu tersebut.
b. Identitas negatif - asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai
dan harapan masyarakat.
C. Pohon Masalah
Isolasi Sosial = Menarik Diri

Gangguan Konsep Diri : HDR Masalah Utama

Koping Individu Tidak Efektif

D. Masalah keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


1. Isolasi Sosial : Menarik diri
Data :
a) Apatis (acuh terhadap lingkungan)
b) Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap dengan klien
lain atau perawat
c) Mengisolasi diri (menyendiri)
d) Tidak atau kurang sadar dengan linkungan sekitarnya
e) Menolak hubungan dengan orang lain
f) Aktifitas menurun
g) Harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Data :
a) Malu terhadap diri sendiri akibat penyakit
b) Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c) Merendahkan martabat
d) Gangguan hubungan sosial : menarik diri
e) Percaya diri kurang
f) Menciderai diri
3. Koping Individu tidak efektif
Data :
a) Masalah yang di hadapi pasien (sumber koping)
b) Strategi dalam menghadapi masalah
c) Status emosi pasien
E. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif
F. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa keperawatan
Isolasi social menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
Tujuan umum:
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
Tujuan khusus dan intervensi
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1. Kriteria evaluasi :
a. Ekspresi wajah klien bersahabat.
b. Menunjukkan rasa tenang dan ada kontak mata.
c. Mau berjabat tangan dan mau menyebutkan nama.
d. Mau menjawab salam dan mau duduk berdampingan dengan perawat.
e. Mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
2. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi therapeutic :
a. Sapa klien dengan ramah dan baik secara verbal dan non verbal.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g. Beri perhatian pada klien dna perhatikan kebutuhan dasar klien
Rasional :
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi
selanjutnya.
TUK II : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
1. Kriteria evaluasi : Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki klien :
a. Kemampuan yang dimiliki klien.
b. Aspek positif keluarga.
c. Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien.
2. Intervensi
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
Rasional : Mendiskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, control
diri atau integritas ego diperlukan sebagai dasar asuhan keperawatannya.
b. Setiap bertemu hindarkan dari memberi nilai negatif.
Rasional : Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien.
c. Usahakan memberin pujian yang realistic.
Rasional : Pujian yang realistic tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya
karena ingin mendapatkan pujian.
TUK III : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
1. Kriteria evaluasi
Klien menilai kriteria yang dapat digunakan.
2. Intervensi
a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat dilakukan dalam sakit.
Rasional : Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah
prasarat untuk berubah.
b. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilanjutkan penggunaannya.
Rasional : Pengertian tentang kemampuan yang masih dimiliki klien memotivasi
untuk tetap mempertahankan penggunaannya.
TUK IV : Klien dapat merencanakan kegiatan dengan kemampuan yang dimiliki
1. Kriteria evaluasi
Klien membuat rencana kegiatan harian.
2. Intervensi
a. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan
kemampuan : kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagaian, kegiatan yang
membutuhkan bantuan total.
Rasional : Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
Rasional : Klien perlu bertindak secara realistic dalam kehidupannya.
c. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan klien.
Rasional : Contoh perilaku yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk
melaksanakan kegiatan.
TUK V : Klien dapat melaksanakan kegiatan yang boleh dilakukan.
1. Kriteria evaluasi
Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi skit dan kemampuannya.
2. Intervensi
a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Rasional : Memberikan kesempatan kepada klien mandiri dapat meningkatkan
motivasi dan harga diri klien.
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
Rasional : Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien.
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
Rasional : Memberikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan
yang biasa dilakukan.
TUK VI : Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada di keluarga.
1. Kriteria evaluasi
Klien memanfaatkan system pendukung yang ada di keluarga.
2. Intervensi
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga
diri rendah.
Rasional : Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah.
b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
Rasional : Support system keluarga akan sangat mempengaruhi dalam
mempercepat proses penyembuhan klien.
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.
Rasional : Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah.
TUK VII : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
1. Kriteria Evaluasi
a. Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping obat
b. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat
c. Klien termotivasi untuk berbicara dengan perawat apabila dirasakan ada efek
samping obat
d. Klien memahami akibat berhentinya obat
e. Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat
2. Intervensi
a. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekwensi dan manfaat obat
Rasional : Dengan mengetahui dosis, frekwensi dan manfaat obat diharapkan klien
melaksanakan program Pengobatan
b. Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat,dan merasakan manfaatnya.
Rasional : Menilai kemampuan klien dalam mengelola pengobatannya sendiri
c. Anjurkan klien dengan bertanya kepada dokter / Perawat tentang efek dan efek
samping obat yang dirasakan.
Rasional : Dengan mengetahui efek samping obat klien akan mengetahui apa yang
harus dilakukan setelah minum obat
d. Diskusikan akibat berhenti obat tanpa konsultasi
Rasional : Program pengobatan dapat berjalan sesuai rencana
e. Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
Rasional : Dengan mengetahui prinsip 5 benar penggunaan obat, maka kemandirian
klien untuk pengobatan dapat ditingkatkan secara bertahap.

Nama : Khaerida Annisa


Nim : PO.71.3.201.13.1.075
Institusi : Poltekkes Makassar
DAFTAR PUSTAKA

Dodiaryawan. 2015. Asuhan Keperawatan Dan Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah.
http://documents.tips/documents/asuhan-keperawatan-dan-laporan-pendahuluan-harga-
diri-rendah.html. Diakses tanggal 19 Maret 2016.

Irawan, Tarlis. 2012. Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah.


https://ilper.wordpress.com/2012/12/11/lp-hdr/. Diakses tanggal 19 Maret 2016.

Nuril, Muhammad. 2013. Keperawatan Jiwa (Harga Diri Rendah).


https://nurildotorg.wordpress.com/2013/01/04/keperawatan-jiwa-harga-diri-rendah/.
Diakses tanggal 19 maret 2016.

Pradipta, Fajrin. 2015. Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah.


http://fanjipradipthawebsite.blogspot.co.id/2015/05/laporan-pendahuluan-harga-diri-
rendah.html. Diakses tanggal 19 Maret 2016.

Sang Perantau. 2015. LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH I.


http://www.academia.edu/7223231/LAPORAN_PENDAHULUAN_HARGA_DIRI_RENDAH
_I. Diakses tanggal 19 Maret 2016.

Widoyoko, Antonius. 2012. Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah.


http://laporanpendahuluanhargadirirendah.blogspot.co.id/p/landasan-teori.html. Diakses
tanggal 19 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai