Anda di halaman 1dari 3

1. pecah dini (KPD) ?

2. Apa saja diagnosa keperawatan pada Ketuban pecah dini (KPD) ?

3. Apa saja penatalaksanaan medis Ketuban pecah dini (KPD) ?

1.1 Manfaat

Sebagai bahan kajian pembelajaran maternitas agar lebih memahami tentang ketuban pecah

dini (KPD).

BAB 2

TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Ketuban Pecah Dini ( KPD )

Ketuban pecah dini (KPD) atau Premature Rupture of the Membranes (PROM)

adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum terjadinya proses persalinan pada

kehamilan aterm. Sedangkan Preterm Premature Rupture of the Membranes (PPROM)

adalah pecahnya ketuban pada pasien dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu

(Parry and Strauss, 1998; Brian and Mercer, 2009;Mamede dkk., 2013).

Persalinan merupakan terjadinya kontraksi uterus, dengan peningkatan frekuensi,

durasi dan intensitas, serta menyebabkan perubahan serviks. Pembukaan serviks dikaji

pada ostium internal. Hasilnya secara subjektif dinyatakan dalam sentimeter, dan 10cm

diartikan sebagai pembukaan lengkap. Wanita sehat dengan pembukaan serviks kurang

dari 4 cm biasanya belum pernah mendaftar ke tempat persalinan untuk diobservasi.

Beberapa pengecualian untuk peraturan ini adalah jika terdapat riwayat persalinan cepat,

persalinan lama dan ibu keletihan, indikasi maternal, seperti diabetes, indikasi janin,

seperti skor biofisik rendah atau cairan amnion berkurang, kehamilan kembar, dan di

beberapa institusi, pecah ketuban.

Rata-rata serviks menonjol ke vagina 4 cm. Penipisan dapat dinyatakan dalam

presentase (100 persen berarti setipis kertas) atau dalam sentimeter. Jika penipisan

dinyatakan dalam sentimeter, harus diingat bahwa panjang serviks internal dapat jauh

lebih panjang dari pada bagian eksternal yang dapat dipalpasi. Pada ketuban pecah dini

selaput ketuban merupakan selaput yang membatasi rongga amnion, sebagai penghasil

cairan ketuban serta melindungi janin terhadap infeksi ( Fathkiah,2014).

2.2 Anatomi Fisiologi

Normalnya volume cairan ketuban pada usia kehamilan usia 10 – 20 minggu, sekitar

50 – 250 ml. Ketika memasuki minggu 30 – 40, jumlahnya mencapai 500 – 1500 ml (

Fathkiah,2014).
Menurut Winkjosastro, 2005 ciri-ciri kimiawi dari air ketuban adalah :

Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa manis,

reaksinya agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98 % air.

Sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa

dan garam anorganik. Kadar protein kira-kira 2,6 gr % per liter terutama sebagai albumin.

Terdapat lesitin dan sfingomielin amat penting untuk mengetahui apakah janin

mempunyai paru-paru yang sudah siap untuk berrfungsi. Dengan peningkatan kadar

lesitin permukaan alveolus paru-paru diliputi oleh zat yang dinamakan surfaktan dan

merupakan syarat untuk berkembangnya paru-paru dan untuk bernapas. Menilai hal ini

dipakai perbandingan antara lesitin dan sfingomielin.

Kadang-kadang, pada partus warrna air ketuban ini menjadi kehijau-hijauan karena
tercampur mekonium (kotoran pertama yang dikel

Anda mungkin juga menyukai