Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan
bronkhi berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma dimanifestasikan
dengan penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi (Smelzer, C.
Suzanne, 2012). Asma merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan
kepekaan bronkus terhadap berbagai rangsangan sehingga mengakibatkan penyempitan
saluran pernafasan yang luas, reversibel dan spontan. Asma terjadi karena adanya gangguan
disaluran tenggorokan tempat keluar masuknya udara. Saat sesuatu pemicu terjadinya asma
maka dinding saluran nafas akan mengetat sehingga saluran nafas akan menyempit dan
penderita akan mengalami sesak nafas.

World Health Organization (WHO) memperkirakan 150 juta penduduk dunia


menderita asma, dan bertambah 180.000 orang setiap tahun. Angka kejadian asma di
Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2013 mencapai 4,5%.
Pravelensi asma di Kalimantan Barat sebesar 3,2% dari seluruh kejadian nasional, dengan
kejadian tertinggi pada perempuan 4,6% dan terjadi pada rentang umur 25-34 tahun sebagai
usia kejadian tertinggi.

Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal
ini tergambar dari data studi survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai provinsi di
Indonesia. Berbagai faktor yang dapat menimbulkan serangan asma antara lain jenis kelamin,
genetik, obesitas, olahraga berlebihan, infeksi, alergen, perubahan suhu, pajanan iritan asap
rokok, dan faktor lingkungan. Saat serangan asma terjadi, saluran pernafasan ke paru-paru
akan mengalami peradangan (inflamsi) dan membengkak yang menyebabkan penyempitan
(obstruksi) pada saluran pernafasan, sehingga volume udara yang masuk berkurang dan
penderitannya akan sulit untuk bernafas secara normal.

Asma dapat diatasi dengan cara yang sederhana seperti mengatur pernafasan melalui
mulut secara perlahan ini adalah cara mengatasi asma yang paling sederhana karena dapat
membantu mengendalikan sesak nafas ketika serangan asma datang.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Definisi Asma ?

1.2.2 Apa Klasifikasi Asma ?

1.2.3 Bagaimana Etiologi Asma ?

1.2.4 Bagaimana Patofisiologi Asma ?

1.2.5 Bagaimana Tanda dan Gejala Asma ?

1.2.6 Bagaimana Faktor Risiko Asma ?

1.2.7 Bagaimana Manifestasi Klinis Asma ?

1.3 Tujuan Masalah

1.3.1 Untuk Mengetahui Definisi Asma

1.3.2 Untuk Mengetahui Klasifikasi Asma

1.3.3 Untuk Mengetahui Etiologi Asma

1.3.4 Untuk Mengetahui Patofisiologi Asma

1.3.5 Untuk Mengetahui Tanda dan Gejala Asma

1.3.6 Untuk Mengetahui Faktor Risiko Asma

1.3.7 Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Asma

Anda mungkin juga menyukai