Cover ETIKA KEPERAWATAN BU TUTI
Cover ETIKA KEPERAWATAN BU TUTI
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur untuk dapat mempertahankan status kesehatan
pada tingkat yang optimal.Selain itu, proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam
tubuh.Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit
agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur
tersebut cukup, maka jumlah energi yang diharapkan dapat memulihkan status kesehatan dan
mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi.Selain itu, orang yang mengalami
kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya. Oleh karena itu, kami membuat
makalah yang berjudul “ Konsep Kebutuhan Istirahat dan Tidur”.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Agar mendapatkan pengetahuan lebih luas mengenai kebutuhan istirahat dan tidur.
2. Bagi Pembaca
Agar dapat mengetahui pentingnya istirahat dan tidur dalam kehidupan sehari-hari serta
menambah wawasan mengenai istirahat dan tidur.
3. Bagi Institusi
Agar mendapat tambahan referensi mengenai konsep kebutuhan istirahat dan tidur.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Fisiologi Tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, yaitu :
Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region(BSR). RAS di
bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan
kewaspadaan dan kesadaran; memberi Stimulus visual,pendengaran,nyeri,dan sensori
raba;serta emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin,
sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR. (Hidayat,
2008).
Ritme Sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada
manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan
(misalnya: cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk
bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian-yang melengkapi siklus selama 24
jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung,tekanan darah, temperature, sekresi
hormon, metabolisme dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme
sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks.
Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang
mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling
tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah.
Tahapan Tidur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat elektro ensefalo
gram (EEG), elektro-okulo gram (EOG), dan elektrokiogram (EMG), diketahui ada
dua tahapan tidur, yaitu non-rapid eye movement(NREM) dan rapid eye movement
(REM). (Asmadi, 2008).
Tidur NREM
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena gelombang
otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa
dan beta yang ditunjukkan orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan
sejumlah fungsi fisiologi tubuh. Di samping itu,semua proses metabolic termasuk
tanda-tanda vital, metabolism, dan kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri terbagi
atas 4 tahap (I-IV). Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-
IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep).
3
Tanda-tanda tidur NREM adalah :
1) Mimpi berkurang
2) Keadaan istirahat (otot mulai berelaksasi)
3) Tekanan darah turun
4) Kecepatan pernafasan turun
5) Metabolisme turun
6) Gerakan mata lambat
Fase NREM atau tidur biasa ini berlangsung ± 1 jam dan pada fase ini biasanya
orang masih bisa mendengarkan suara di sekitarnya, sehingga dengan demikian akan
mudah terbangun dari tidurnya. Tidur NREM ini mempunyai 4 (empat) tahap yang
masing-masing-masing tahap di tandai dengan pola gelombang otak.
1) Tahap I
Tahap ini merupakan tahap transisi, berlangsung selama 5 menit yang mana
seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Seseorang merasa kabur dan relaks, mata
bergerak ke kanan dan ke kiri, kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas.
Gelombang alpha sewaktu seseorang masih sadar diganti dengan gelombang betha
yang lebih lambat. Seseorang yang tidur pada tahap I dapat di bangunkan dengan
mudah.
2) Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan, dan proses tubuh terus menurun.
Mata masih bergerak-gerak, kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas,
suhu tubuh dan metabolisme menurun. Gelombang otak ditandai dengan “sleep
spindles” dan gelombang K komplek. Tahap II berlangsung pendek dan berakhir
dalam waktu 10 sampai dengan 15 menit.
3) Tahap III
Pada tahap ini kecepatan jantung, pernafasan serta proses tubuh berlanjut
mengalami penurunan akibat dominasi sistem syaraf parasimpatik. Seseorang menjadi
lebih sulit dibangunkan. Gelombang otak menjadi lebih teratur dan terdapat
penambahan gelombang delta yang lambat.
4) Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan predominasi
gelombang delta yang melambat. Kecepatan jantung dan pernafasan turun. Seseorang
dalam keadaan rileks, jarang bergerak dan sulit dibangunkan. (mengenai gambar
4
grafik gelombang dapat dilihat dalam gambar). Siklus tidur sebagian besar merupakan
tidur NREM dan berakhir dengan tidur REM.
Tidur REM
Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30
menit\.Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi
pada tahap ini. Selama tidur REM,otak cenderung aktif dan metabolismenya
meninggkat hingga 20%. Pada tahap individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau
justru dapat bangun dengan
tiba-tiba, tonus otot terdepresi,sekresi lambung meningkat,dan frekuensi
jantung dan pernapasan sering kali tidak teratur.
Selama tidur , individu melewati tahap tidur NREM dan REM.Siklus tidur
yang komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya
melalui empat hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur.Siklus tersebut dimulai dari
tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III
berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit.
Setelah itu, individu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap REM
muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit.
Pola / tipe tidur paradoksikal ini disebut juga (Rapid Eye Movement =
Gerakan mata cepat). Tidur tipe ini disebut “Paradoksikal” karena hal ini
bersifat “Paradoks”, yaitu seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas otaknya
nyata. Ringkasnya, tidur REM / Paradoks ini merupakan pola/tipe tidur dimana otak
benar-benar dalam keadaan aktif. Namun, aktivitas otak tidak disalurkan ke arah yang
sesuai agar orang itu tanggap penuh terhadap keadaan sekelilingnya kemudian
terbangun. Pola / tipe tidur ini, ditandai dengan :
1) Mimpi yang bermacam-macam
Perbedaan antara mimpi-mimpi yang timbul sewaktu tahap tidur
NREM dan tahap tidur REM adalah bahwa mimpi yang timbul pada tahap tidur
REM dapat diingat kembali, sedangkan mimpi selama tahap tidur NREM biasanya tak
dapat diingat. Jadi selama tidur NREM tidak terjadi konsolidasi mimpi dalam
ingatan.
2) Mengigau atau bahkan mendengkur (Jw. : ngorok)
3) Otot-otot kendor (relaksasi total)
4) Kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur, sering lebih cepat
5) Perubahan tekanan darah
5
6) Gerakan otot tidak teratur
7) Gerakan mata cepat
8) Pembebasan steroid
9) Sekresi lambung meningkat
10) Ereksi penis pada pria
6
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk
tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
d) Kelelahan
Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e) Kecemasan
Pada keadaan cemas seorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
mengganggu tidurnya.
f) Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal,seseorang yang tahan minum alkohol
dapat ,mengakibatkan insomania dan lekasa marah.
g) Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidut antara lain:
Diuretik : menyebabkan insomnia
Antidepresan : menyupresi REM
Kafein : meningkatkan saraf simpais
Beta-bloker : menimbulkan insomnia
Narkotika : menyupresi REM
h) Nutrisi
Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan yang merupakan asam amino
dari protein yang dicerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat mampercepat
terjadinya proses.
7
3. insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa
nyeri, kecemasan,ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang
untuk tidur.
b) Somnambulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya
otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat
tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan
dalam beberapa menit dankembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak terjadi pada
anak-anak, penderita mempunyai resikoterjadinya cidera.
c) Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-
anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas,
namun ada bebrapa factor yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada
bladder, stres, dan toilet training yang kaku.
d) Narkolepsi
Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali
untuk tidur, dapat dikatakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang
mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn mengantuk
tersebut datang. Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat
kerusakan genetika sistem saraf pusat di mana periode REM tidak dapat di
kendalikan. Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu
mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau
berada di tepi jurang.
e) Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan
mulut. Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut
menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia.
Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila dilewati udara
pernafasan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua orang.
Setiap individumempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengan pola
istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratur akan memberikan efek yang baik terhadap
kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap sistem syaraf yang di perkirakan dapat
memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara susunan saraf, serta berefek
terhadap struktur tubuh dengan memulihkankesegaran dan fungsi organ tubuh.
B. Saran
Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan tidurnya sesuai
kebutuhannya.Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat melakukan berbagai
kegiatan dengan baik.Perawat perlu berupaya membantu pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur klien sesuai dengan prosedur yang benar sehingga perawat harus mempunyai,
kopetensi yang baik terkaitdengan kebutuhan istirahat dan tidur sehingga pelayanan
terhadap klien dapat berjalan dengan baik dan benar.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://fawaid625.blogspot.com/2016/05/makalah-konsep-kebutuhan-istirahat-dan.html?m=1
http://jovian.yours.tv/t944-konsep-dasar-kebutuhan-istirahat-dan-tidur-manusia
http://sofiakurniati.blogspot.com/2012/06/makalah-keperawatan-pola-istirahat-dan.html
http://dinkes.agamkab.go.id/?agam=informasi&se=detil&id=147
https://www.google.co.id/amp/s/forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/22/konsep-dasar-
istirahat-dan-tidur/amp/
10