Anda di halaman 1dari 105

LAPORAN

“UNDERCARRIAGE, STEERING CLUTCH / BREAK, DIFFERENTIAL,


FINAL DRIVE”

Disusun oleh :
Nama : Fitrah Ramadhaniel Fa’me
NISN : 0025136293

PAKET KEAHLIAN TEKNIK ALAT BERAT


PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF
SMK NEGERI 2 SANGATTA UTARA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang selalu


melimpahkan rahmat dan kasih sayang kepada seluruh umat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan modul ini sesuai dengan yang
diharapkan. Modul ini berjudul “Undercarriage, Steering Clutch / Break,
Differential, Final Drive” sebagai salah satu materi dalam program
Pembelajaran PUAB.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan


modul ini. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan adanya
kekurangan yang dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan
dan pengalaman yang dimiliki penulis. Penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun atas segala kekurangannya, sehingga akan
menjadi sebuah perbaikan di kemudian hari.

Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini.
Akhir kata penulis berharap dengan segala kekurangannya, semoga
modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis,

2
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................... 2

DAFTAR ISI ......................................................................................... 3

BAB I UNDERCARRIAGE ................................................................. 4

BAB II CLUTCH AND BRAKE STEERING ................................... 41

BAB III DIFFERENTIAL .................................................................. 60

BAB IV FINAL DRIVE ..................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 104

3
BAB I
UNDERCARRIAGE

A. Pengetahuan Umum Undercrriage


Undercarriage assembly (kerangka bawah) adalah sekumpulan komponen
yang digunakan untuk menopang beban unit (crawler type). Salah satu fungsinya
adalah untuk menyalurkan torsi engine dan menghasilkan gaya cengkram (traction
force) untuk menggerakkan unit maju atau mundur. Disamping itu juga mampu
untuk menjaga kestabilan dari unit.

Berikut beberapa fungsi dari undercarriage:


- Untuk menopang dan meneruskan beban unit ke tanah.
- Bersama-sama dengan sistem steering dan brake mengarahkan
unit untuk bergerak maju, mundur, belok ke kanan dan ke kiri.
- Sebagai pembawa dan pendukung unit.

Komponen Undercarriage pada Bulldozer dan Hydraulic Excavator

4
Pada bulldozer, tenaga yang dihasilkan oleh engine akan melewati transmisi,
steering clutch, lalu menuju final drive untuk direduksi dan ditingkatkan torsinya,
kemudian tenaga disalurkan menuju sprocket. Sprocket juga termasuk ke dalam salah
satu komponen undercarriage. Jadi komponen undercarriage selain sebagai komponen
penumpu, juga memungkinkan supaya unit dapat bergerak/ bermanuver. Pada alat
berat, komponen-komponen yang sering mengalami keausan adalah pada
perlengkapan kerja (attachment) serta pada komponen kerangka bawah
(undercarriage). Bila kita lihat pada fungsi undercarriage sebagai penumpu beban unit,
undercarriage termasuk komponen yang sangat vital, oleh karena itu perlu perawatan
yang optimal agar unit selalu siap pakai dan memiliki performa yang optimal. Berikut
merupakan diagram biaya perbaikan pada crawler tractors.

Diagram Biaya Maintenance

5
Pada diagram di atas dapat kita simpulkan bahwa perawatan undercarriage
menghabiskan sekitar 45-60% dari biaya perawatan unit. Rata-rata selama masa pakai
efektif suatu crawler tractors, biaya untuk penggantian undercarriage hampir sama
dengan 40% dari harga satu unit crawler tractors. Perawatan undercarriage
menyumbang biaya yang paling besar untuk keseluruhan biaya perawatan. Untuk
bulldozer, biaya perawatan undercarriage mencapai 60% dari total biaya perawatan,
hal ini dikarenakan aplikasi unit yang sering digunakan untuk travelling/ dozing
sehingga kemungkinan terjadi keausan pada komponen menjadi lebih tinggi.
Sementara untuk excavator biaya perawatan undercarriage sekitar 45% karena aplikasi
excavator bukan untuk pekerjaan yang memerlukan travelling. Keausan terjadi karena
seringnya unit mendapat beban impact selama bekerja. Dengan perawatan
undercarriage yang baik akan mampu meminimalkan biaya perawatan yang tidak
terduga, khususnya untuk komponen undercarriage dan mengurangi total biaya
perawatan pada unit.

Komponen undercarriage
Terlihat di atas ditunjukkan sebuah struktur undercarriage assembly. Pada
gambar tersebut ada beberapa komponen-komponen undercarriage, seperti front
idler, carrier roller, track chain assembly, track frame, track rollers dan sprocket.
Pada pembahasan selanjutnya akan dikupas lebih mendalam dari masing-masing
komponen tersebut.

6
B. Klasifikasi Undercarriage
Untuk Klasifikasi dari undercarriage dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe
yaitu tipe rigid dan tipe semi rigid.
Type Rigid
Pada undercarriage tipe rigid, front idler tidak dilengkapi dengan rubber pad.
Final drive juga tidak dilengkapi dengan rubber bushing dan equalizing beam
hanya menempel pada main frame. Contoh unit yang menggunakan
undercarriage tipe ini adalah bulldozer D375-5 dan D155-6.

Track Frame tipe Rigid


Type Semi Rigid
Tipe kerangka bawah ini pada track frame-nya dilengkapi dengan rubber pad
dan pada sprocket dilengkapi dengan rubber bushing. Undercarriege tipe ini
equalizing beam-nya diikat dengan pin pada frame utama.
Contoh unit yang menggunakan undercarriage tipe ini adalah
bulldozer D8521,D85ESS-2 dan D155A-2.

7
Track Frame tipe Semi Rigid
C. Komponen Undercarriage
Track Frame
Track frame merupakan tulang punggung daripada undercarriage, sebagai
tempat kedudukan komponen-komponen undercarriage (kecuali sprocket yang
dihubungkan secara langsung ke final drive). Pada setiap crawler tractor terdapat
2 buah track frame yang dipasang pada bagian kiri dan kanan unit. Track frame
merupakan gabungan baja yang dibentuk menyerupai kotak (box) yang disusun
saling menyilang dan dirakit dengan plat baja yang di las. Track frame khusus
dirancang agar mampu melawan beban kejut baik dalam kondisi kerja ringan
maupun berat.

8
Keterangan track frame pada dozer komatsu
Berdasarkan cara pengikatannya (mounting) ke main frame, track frame juga
diklasifikasikan menjadi beberapa tipe, yaitu: tipe rigid mounting dan tipe pivot
mounting. Berikut ini dijelaskan perbedaan antara keduanya.
a) Rigid mounting

Track Frame Rigid Mounting

9
Track frame dengan tipe rigid ini diikat (mounting) ke main frame
dengan kaku. Track frame dengan tipe seperti ini biasa digunakan pada unit-
unit kecil, contohnya pada unit bulldozer D41-6.

b) Pivot Mounting
Track frame dengan tipe pivot mounting seperti ini masing-masing
track frame-nya dapat bergerak secara bebas (independenly). Track frame
ini digunakan pada unit-unit dengan ukuran menengah sampai dengan unit
yang berukuran besar. Tipe ini mampu menyerap kejutan, membuat unit
lebih stabil dan seimbang, terutama pada permukaan tanah yang tidak rata
serta kondisi beban kejut berlebihan. Track frame dengan tipe pivot
mounting terdiri atas dua tipe, yaitu: pivot shaft type dan diagonal brace
type. Pada bagian depan unit, track frame terhubung dengan equalizer bar
yang terbentang selebar unit dan terikat pada main frame. Disamping
untuk menahan berat unit bagian depan, equalizer bar juga membuat
masing masing track frame dapat beroskilasi secara bebas. Pada bagian
belakang unit, masing masing track frame terikat ke main frame melalui
komponen diagonal brace/ pivot shaft.

Diagonal brace adalah batang besi yang terikat pada masing masing
track frame dan terikat bersama bearing ke main frame. Diagonal brace
bekerja bersama dengan equalizer bar untuk memungkinkan track frame
bisa bergerak independen. Diagonal brace sekarang sudah jarang

10
digunakan dan kebanyakan sudah digantikan dengan tipe pivot shaft. Pivot
shaft berfungsi sama seperti diagonal brace, yang membedakan pada pivot
shaft tidak terdapat brace (penjepit) yang mengikat track frame dengan
main frame. Kebanyakan crawler tractors menggunakan pivot shaft karena
konstruksi yang lebih ringkas dan memiliki ground clearance yang lebih
tinggi dibandingkan diagonal brace. Pada small sampai medium hydraulic
excavator antara track frame dengan main frame assembly dalam satu unit.

Track Frame Hydraulic Excavator

TRACK ROLLER
Track roller adalah roda yang terbuat dari baja, yang diikat pada bagian
bawah dari track frame, berfungsi sebagai pembagi berat unit ke track dan
sebagai pengarah track link, bukan untuk menggulung track. Disamping
berfungsi sebagai pendukung beban unit, track roller juga seringkali berfungsi
sebagai komponen yang pertama kali menyerap kejutan. Track roller terdiri atas
dua jenis, yaitu single flange dan double flange. Dua jenis track roller tersebut
dipasang dengan susunan tertentu pada masing-masing track pada crawler
tractor. Jumlah track roller yang terpasang pada sebuah undercarriage sangat
tergantung dari panjangnya track, semakin panjang track maka semakin banyak
pula susunan track roller yang terpasang. Berikut ini ditunjukkan salah satu
contoh susunan track roller pada unit bulldozer D155.

11
Susunan Track Roller pada Bulldozer D155

Komponen utama dari track roller antara lain shaft, brackets, bushing,
floating seals dan roller shell. Shaft berfungsi sebagai dudukan track roller ketika
berputar. Shaft memiliki internal cavity untuk memastikan roller tetap terlumasi
dengan baik ketika berputar. Brackets terletak pada ujung dari shaft, berfungsi
untuk mengunci dan memastikan track roller tetap terpasang pada track frame
Bronze bushings terpasang pada roller shell, selama track roller berputar oli akan
melapisi antara shaft (diam) dengan bushing (yang berputar) untuk mengurangi
gesekan dan panas yang timbul.

12
Floating seals terletak pada masing-masing ujung bushing. Berfungsi untuk
mencegah kebocoran oli dan agar kotoran tidak masuk ke dalam. Roller shell
terbuat dari tough alloy yang diberikan proses pengerasan permukaan agar lebih
tahan terhadap keausan.
Struktur Track Roller

Track Roller
Di atas ini ditunjukkan struktur dari sebuah track roller. Seperti yang
ditunjukkan pada gambar, oli yang terdapat di dalam track roller bertujuan untuk
mengurangi keausan yang terjadi akibat gesekan antara bushing dengan shaft.
Dikarenakan terdapat adanya oli untuk pelumasan di dalam track roller, maka di
pasanglah floating seal. Floating seal yang dipasang pada track roller berfungsi
untuk mencegah terjadinya kebocoran oli dari dalam ke luar dan sebaliknya
mencegah agar jangan sampai debu, pasir, atau lumpur masuk ke bagian dalam
track roller.

13
Flange Track Roller
Fungsi utama flange track roller adalah untuk mengarahkan track link assy
untuk mencegah adanya pergerakan zig-zag ke kiri/ kanan. Keunggulan double
flange adalah mampu mengarahkan link lebih baik dibandingkan yang single.
Single flange kebanyakan dipakai pada unit small. Untuk unit big biasanya
menggunakan paduan antara single dan double flange. Flange diberikan proses
pengerasan/ heat treatment agar lebih tahan terhadap gesekan karena flange
bersentuhan dengan bagian samping track link (terutama ketika di jalan miring)
dan mencegah agar keausan tidak terlalu cepat terjadi.

Tipe Flange
Track Roller Support
Track roller support merupakan komponen yang berfungsi sebagai
pemegang atau tempat dudukan dari track roller. Track roller support terdiri dari
dua tipe, yaitu tipe rigid dan tipe Boogie/ Resilient Equalized Undercarriage
(REU). Track roller support dengan tipe rigid berarti track roller-nya langsung
dipasang pada track framenya. Track roller Resilient Equalized Undercarriage
(REU) terbagi ke dalam dua tipe, yaitu tipe Xboogie dan K-boogie. Beberapa
unit besar seperti D275, D375, D475, D575 menggunakan REU.

14
Jika dibandingkan dengan track roller support tipe rigid (conventional),
track roller support tipe REU lebih dapat menyesuaikan dengan bentuk
permukaan tanah yang tidak rata, hal ini akan lebih menguntungkan karena akan
meminimalkan slip antara permukaan tanah dengan track shoe. Dengan slip yang
minimal, maka akan menambah traksi dan memperpanjang umur dari
komponen-komponen undercarriage.

Perbedaan X dan K boogie pada unit Bulldozer D155A dan D275A

Pemasangan Track Roller pada Track Frame

C. Carrier Roller

15
Carrier roller merupakan salah satu komponen undercarriage
yang berfungsi untuk:

- Menahan gulungan bagian dari track shoe assembly agar tidak


melentur ke bawah.

- Menjaga kelurusan antara track shoe assembly dengan idler.

Struktur Carrier Roller

Jumlah carrier roller yang terpasang pada tiap-tiap sisi track sangat
tergantung pada panjang - pendeknya track. Pada umumnya jumlah
carrier roller yang terpasang adalah 1 atau 2 carrier roller pada tiap-tiap
sisi. Terdapat dua tipe carrier roller, yaitu tipe flange (flange type) dan
tipe flat (flat type). Carrier roller tipe flange dibagi lagi menjadi 2 tipe,
yaitu center flange dan single flange.

Di bawah ditunjukkan dua tipe carrier roller tipe flange, yaitu center
flange type dan single flange type. Center flange type pada umumnya
digunakan pada unit hydraulic excavator, bulldozer ukuran kecil, dan
dozer shovels.

16
Single flange type pada umumnya digunakan pada unit bulldozer
dengan ukuran sedang sampai besar dan dozer shovels.

Carrier roller dengan tipe flat pada umumnya digunakan pada hidraulic
excavator dengan ukuran kecil.

17
1. Struktur Carrier Roller

Struktur dari carrier roller seperti ditunjukkan pada gambar di


samping terlihat lebih sederhana jika dibandingkan dengan
struktur track roller. Di dalam carrier roller juga terdapat oli
pelumas untuk mengurangi terjadinya keausan antara bushing
dengan shaft. Dan juga terdapat seal untuk mencegah terjadinya
kebocoran oli keluar dan sebaliknya mencegah kotoran agar
jangan sampai masuk ke dalam komponen carrier roller.

Struktur Carrier Roller

2. Single flange type Carrier Roller

Salah satu fungsi flange pada carrier roller adalah untuk


mengarahkan track link assembly sehingga tidak terlepas dari
jalurnya. Seperti halnya track roller, flange pada carrie roller
juga bersentuhan dengan bagian samping dari track link,
sehingga akan menyebabkan keausan pada flange. Oleh karena
itu, permukaan flange juga mengalami proses pengerasan untuk
menjaga agar lebih tahan terhadap gesekan dan keausan

18
Hardening pada Carrier Roller

D. Front Idler Front idler dipasang pada bagian depan dari track frame
yang berfungsi sebagai pengarah (guide) track link assembly,
membantu mengencangkan dan mengendurkan track serta
peredam kejut. Pada bagian dalam dari idler dilengkapi dengan
bushing dan shaft serta oli yang berfungsi sebagai pelumas.

Struktur Front Idler

Komponen utama dari idler antara lain shaft, bracket, bushing,


floating seals and idler shell.

19
Tempat pemasangan Front Idler

Shaft berfungsi sebagai poros ketika idler berputar. Shaft


memiliki internal cavity yang terhubung dengan reservoir
sehingga tetap memungkinkan terjadinya pelumasan ketika idler
berputar. Shaft terbuat dari alloy steel dan kemudian permukaan
yang bersinggungan dengan track link dihaluskan untuk
mengurangi gesekan.

Ujung dari shaft terkunci pada heavy duty brackets yang


berfungsi agar idler dapat berputar bebas serta sebagai dudukan
idler shaft. Bracket didukung oleh replaceable wear bar yang
dapat bergerak sliding pada idler mounting yoke. Pergerakan
sliding ini membantu melindungi track frame komponen dengan
menyalurkan beban kejut kepada recoil spring. Floating seal
berfungsi untuk mencegah kebocoran oli dan agar kotoran tidak
masuk ke dalam sistem.

20
Contoh bagian yang mengalami keausan pada idler

Pada bagian samping idler terdapat guide plate. Guide plate


bersama dengan ketebalan shim mengatur kelurusan idler antara
guide plate dan track frame.
Standar clearance guide plate dengan track frame umumnya 0,5
– 1 mm.

E. Recoil Spring Dan Track Adjuster

Recoil spring yang terdapat pada komponen undercarriage


berfungsi untuk kejutan yang berasal dari front idler, sehingga
hal ini akan dapat memperpanjang umur komponen dan
menambah kenyamanan operator dalam mengoperasikan alat.
Selama unit berjalan front idler akan bergerak sliding maju/
mundur, beban kejut dari idler itulah yang diserap oleh recoil
spring. Track adjuster berfungsi untuk mengatur agar kondisi
kekencangan track shoe assembly tetap terjaga. Track adjuster
adalah piston yang diisi grease yang terdapat di dalam silinder.

21
Ketegangan track dapat disetel dengan mengisi/ me-release
grease pada silinder.

Struktur Recoil Spring dan Track Adjuster (Link One)

F. Sprocket
Sprocket teeth berkaitan dengan track chain bushing untuk
menyalurkan tenaga dari final drive agar unit dapat bergerak
maju/ mundur. Semua produk sprocket dari Komatsu
menggunakan hunting –tooth design, yang memiliki jumlah roda
gigi ganjil. Hal ini memungkinkan setiap roda gigi bertemu
dengan bushing pada setiap rotasinya. Sprocket pitch adalah
jarak antara setiap roda gigi sepanjang pitch circle yang melewati
garis tengah dari bushing ketika (bushing) berkaitan dengan
sempurna dengan sprocket teeth. Root adalah titik terdalam
sepanjang lengkungan sprocket.

22
Sprocket Pitch dan Root

Fungsi dari Sproket adalah sebagai berikut:

- Meneruskan tenaga gerak ke track melalui bushing.

- Merubah putaran menjadi gulungan pada track agar unit dapat


bergerak.

1. Klasifikasi sprocket

Tipe sprocket ada dua macam, yaitu solid sprocket dan


segmented sprocket. Sprocket dengan tipe solid terbuat dari cast
steel yang merupakan satu kesatuan, sehingga jika ada salah satu
teeth pada sprocket yang mengalami kerusakan, maka untuk
menggantinya harus dilakukan pemotongan dan dilas kembali.
Biasanya digunakan pada small crawler dan excavator.

23
Solid Sprocket

Segment type sprocket terdiri dari 3 atau lebih segmen yang terikat
pada hub dari final drive. Sprocket jenis ini lebih mudah dalam
penanganan dan penggantian karena tidak memerlukan special tool.
Keuntungan yang lain tipe ini dapat diganti satu-persatu tidak seperti
solid yang harus diganti satu assembly. Kerugian tipe segmen adalah
gampang kendor jika dibandingkan dengan tipe solid karena area
jepitan/ pengikatan dari bolt pada masing masing segmen lebih kecil
dibandingkan tipe solid. Karena alasan tersebut beberapa large dozer
(D275, D375, D475, D575) dilengkapi dengan 5tooth segmen untuk
memberikan kemampuan pengikatan yang lebih besar.

24
Segment sprocket

Bila hanya sprocket teeth saja yang diganti, komponen lain


seperti bushing, track link (yang sudah mengalami keausan) akan
menyebabkan sprocket teeth cepat aus kembali. Sebaiknya
lakukan penggantian sprocket teeth bersama dengan
penggaantian track link/ saat bushing diputar.

25
Wear trend

G. Track Link

1. Fungsi track link

Track link berfungsi sebagai merubah gerakan putar


menjadi gulungan dan tempat tumpuan dari track roller sehingga
memungkinkan unit dapat berjalan. Komponen-komponen
utama dari track link terdiri atas: link, pin, bushing, dan seal
ass’y.

26
Track Link

Track link terdiri dari dua tipe, yaitu: sealed and lubricated
type track dan grease sealed type track. Grease seal type track
umumnya digunakan pada small dozer dan excavator. Sealed and
lubricated type track sering digunakan pada medium dan large
size dozer. Perbedaan dari kedua tipe tersebut adalah media
pelumasan yang digunakan, menggunakan grease/ oil.
Pelumasan tersebut berfungsi untuk mengurangi gesekan antara
pin dan bushing, sehingga keausan internal dapat dikurangi.
Disamping itu juga dapat mengurangi link pitch extension.

Oil Sealed Track Link (kiri) dan Grease Sealed Track Link (kanan)

2. Link

Berfungsi untuk :

27
- Menumpu berat unit ke landasan.

- Tempat kedudukan pin, bushing serta track shoe.

- Tempat bersinggungan dengan roller saat crawler tractos diam


maupun bergerak. - Menghubungkan dan memutuskan
rangkaian crawler (hanya pada master link).

Track Link

Contoh gambar dari Master Link

Link terdiri dari dua tipe: Master link serta Reguler link.
Master link digunakan untuk memutus/ menghubungkan
rangkaian track link assembly. Rangkaian dapat diputus/
disambung dengan mengendurkan bolt yang mengikat track shoe
dengan link.

28
3. Pin & Bushing

Pin berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan antar


link sedangkan bushing berfungsi untuk mendapatkan sifat
fleksibel ketika track bergerak menggulung.

Syarat utama dari bushing harus memiliki fatigue tolerance


yang baik serta tahan terhadap keausan. Kedua permukaan inner
serta outer diameter dari bushing akan saling bergesekan dan
menimbulkan keausan. Oleh karena itu, bushing diberikan proses
quenching untuk meningkatkan ketahanan (durability).

Bushing

Disamping itu bushing juga didesain memiliki high fatigue


strength untuk memberikan ketahanan terhadap beban impact
konstan akibat benturan dari sprocket. Syarat utama dari pin
adalah memiliki endurance to constant stress (ketahanan
terhadap tegangan yang konstan) dan tahan terhadap keausan.
Pin selalu menerima tegangan tarik (A) dari track link.
Disamping itu dengan adanya link serta track roller, pin juga

29
menerima bending force (B) dari berat unit. Oleh karena itu pin
didesain agar memiliki ketahanan terhadap fatigue

Beban yang diterima oleh Pin

Seperti halnya link, pin dan bushing juga terdiri dari dua tipe,
yaitu master (pin & bushing) dan reguler (pin & bushing). Master
pin dan reguler pin mempunyai diameter yang sama, permukaan
yang sama-sama rata tetapi pada master pin terdapat chamfered
dan center bore untuk mempermudah dalam identifikasi. Master
bushing memiliki diameter yang sama dengan reguler bushing.
Perbedaannya adalah ukuran bushingnya lebih pendek bila
dibandingkan dengan reguler bushing. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan pada saat penggantian.

30
Master dan Regular Pin

4. Seal

Seal berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran oli dan


sebaliknya untuk mencegah agar jangan sampai ada kotoran dari
luar yang masuk ke dalam komponen. Terdapat beberapa tipe
dari seal yang digunakan pada track link, yaitu: tipe F dan tipe
W yang digunakan pada track link tipe sealed and lubricated
track link (SALT type), tipe W dan tipe V yang digunakan untuk
track link tipe grease sealed type.

Tipe Seal untuk Sealed dan Lubricated Track Type

Tipe Seal untuk Grease Sealed Track Type

31
H. Track Shoe

1. Fungsi track shoe Track shoe hampir sama dengan landasan


sepatu yang kita gunakan. Kita harus sesuaikan landasan sepatu
dengan kondisi tanah tempat kita berjalan. Sepatu yang kita
gunakan untuk mendaki gunung tentu berbeda dengan sepatu
yang kita gunakan di ruang kantor. Hal tersebut sama ketika kita
melakukan pemilihan untuk track shoe pada sebuah crawler
tractors. Crawler tractor yang digunakan untuk bekerja di daerah
rawa tentu memiliki track shoe yang berbeda dengan crawler
tractors yang digunakan untuk bekerja di daerah bebatuan.

Track shoe berfungsi untuk menimbulkan traksi dan


kemudahan dalam bermanuver pada sebuah crawler tractors.
Seperti halnya kita dalam memilih jenis sepatu, jika kita salah
dalam memilih track shoe, maka akan berakibat alat kita akan
mudah slip dan gaya dorong dan gaya tarik yang dihasilkan akan
kecil.

Prinsip Dasar Track Shoe

2.Structure of track shoe

32
Track shoe terikat fixed pada track link melalui shoe bolt
dan nut, umumnya satu track shoe diikat oleh 4 bolt dan 4
nut. Terdapat beberapa macam shoe dengan perbedaan lebar
serta bentuk grouser.

Track shoe terdiri dari plate yang menopang berat unit


dan grouser yang menyalurkan traksi ke permukaan tanah.
Selama beroperasi track shoe mengalami tekanan yang
bervariasi yang menimbulkan bending force serta friction
force dimana akan mengakibatkan keausan dan kerusakan.

Oleh karena itu track shoe di desain tidak hanya untuk


mengatasi beban berat, namun juga tahan terhadap keausan.
Ditambah lagi desain dibuat untuk mencegah batu dan pasir
terperangkap di sela sela shoe.

Struktur Track Shoe

3. Tipe track shoe

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa pemilihan tipe


track shoe sangat penting. Tipe track shoe yang digunakan pada
sebuah crawler tractors sangat ditentukan oleh kondisi landasan
dimana alat tersebut bekerja. Berikut ditampilkan masing-

33
masing aplikasi dari tipetipe dari track shoe yang digunakan pada
crawler tractors, termasuk kerugian dan keuntungannya masing-
masing.

34
Contoh macam macam jenis shoe dan aplikasinya

35
36
37
I. Equalizing Beam

38
Equalizing beam berfungsi untuk menahan bagian depan unit
(bulldozer, dozer shovel) yang diteruskan ke track frame, dengan
cara ditahan oleh bracket.

Equalizing Beam

J. Guard

Guard berfungsi untuk melindungi komponen-


komponen undercariage dari kerusakan yang diakibatkan
oleh gesekan atau benturan dari luar, seperti kayu, batu, dan
material keras lainnya. Komponen-komponen yang
dilindungi oleh guard diantaranya track roller dan final drive
case.

1. Type track
roll

39
er
gua
rd

Soli
d
typ
e
Segment type

Roller Guard untuk Small Bulldozer (kiri) dan untuk Large


Bulldozer (kanan)

1. Wear Guard

Wear guard berfungsi untuk melindungi final drive case dari


terjadinya keausan akibat gesekan dengan benda benda luar.

40
Wear Guard

BAB II CLUTCH AND BRAKE STEERING

Digunakan pada mesin yang mempunyai undercarriage/


kerangka bawah rigid dengan sekumpulan komponen, untuk
bisa mendukung berat unit, dan membawanya untuk berbelok
kiri dan kanan

41
42
Mesin pengguna:

• Bulldozer

• Track loader

• Dan lain mesin yang menggunakan kerangka bawah


crawler Ket:
1. Brake Q. Pinion

2. Cluth R. Bevel Gear

43
44
45
46
Articulateed Steering

Digunakan pada mesin yang mempunyai frame depan dan


frame belakang yang terpisah dan disambungkan dengan joint
pin.

47
CONTOH MESIN PENGGUNA :

WHEEL LOADER

SKIDDER

DUMP-TRUCK (ARTICULATED)

FORWARDER

MOTOR GRADER,

Main pump atau hidroulic pump

Pompa hidroulik( secondary optional).

Priority valve

Steering valve

48
Steering cylinder

Steering wheel

Sirkuit articulated terdiri dari beberapa


komponen yaitu; A. Main pump atau hidroulic pump
Pompa utama (main pump), menggunakan pompa roda gigi
(fixed dispalce-ment gear pump), yang mengambil oli dari
tangki hidrolik, dan dialirkan masuk ke priority valve. Pompa
digerakan oleh kecepatan putar engine, setelah ditransimisikan

49
B. Priority valve

Fungsi adalah control valve tekanan yang mengatur


pengaliran aliran dengan skala prioritas sesuai tekanan yang
bekerja pada steering valve yang closed center. Oli yang
dihasil-kan oleh pompa (main pump) mengalir masuk ke
Priority Valve ( port D ), yang akan membagi aliran ke sistem
LOADER (port EF / G) dan sistem STEER (port CF/ F), sesuai
prioritas penggunaan

50
Saat engine off (mati) spool (E) bergeser ke kanan karena
kekuatan spring (B), sehingga saluran oli ke port G (sistem
LOADER) tertutup, dan ke port F (sistem STEER) terbuka.

NETRAL

Saat pertama kali engine dihidupkan, oli dari pompa


mengalir masuk ke steering valve, yang pada saat itu sedang
netral, dimana aliran tidak digunakan (terblokir), dengan aliran
yang tertahan, tekanan pada sisi steering naik, dan mensuplai
tekanan pilot, melalui orifice (lobang kecil) ke sisi ujung kanan
spool, yang selanjutnya spool akan memprioritaskan gerakan
spool kearah kiri melawan kekuatan spring dan membuka port
EF (sistem LOADER

Selama steering valve netral, tekanan dari steering valve, akan


cukup untuk memprioritaskan agar valve spool berada dan
bergeser ke kiri.

51
Membuka aliran ke sistem LOADER.

Dan sistem LOADER dapat bekerja dan tekanan kerjanya,


serta tidak akan memberi efek apapun terhadap kerja priority
valve, spool priority tidak akan bergeser, sampai steer
dipergunakan.

Aliran yang melalui spool priority valve lewat dari port CF


(F) masuk melalui orifice (C ) didalam spool, mengalir kedalam
port LS (H), dan mengalir masuk melalui saluran LS yang
mengalir balik ke steering valve dan dengan demikian yang
terjadi maka ini adalah untuk sirkuit pemanasan untuk
mencegah jangan sampai terjadinya panas yang extreem.

MID TURN / SETENGAH JALAN

Tekanan load-sensing ditambah kekuatan spring


mendorong spool di priority valve kearah kanan,
melawan tekanan pilot di ujung kanan spool, yang

52
berarti menahan aliran yang masuk ke sistem
LOADER, dan membuka aliran ke sistem STEERING.

Sirkuit load sensing, adalah sirkuit pengontrol yang


sesuai dengan tekanan kerja pada sistem steering untuk
ke bagian spring di spool prority valve. Yang akan
menjadikan spool priority valve bekerja sesuai ke
dengan kebutuhan dari steer dengan berbagai kondisi.

Dalam kondisi normal steering, oli yang masuk


kedalam sirkuit load sensing dikur banyaknya, oleh
orifice di steering valve.

Bila steering dalam kedaan di-steer penuh (I) orfice


terbuka untuk membuka saluran yang terhambat. Pada
engine kecepatan rendah, spool akan bergeser ke posisi
kanan kanan secara penuh, mengarahkan seluruh aliran
oli ke steering valve, pada engine kecepatan Penuh,
sistem steering menggunakan kira-kira hanya setengah
dari jumlah aliran pompa. Dimana kelebihan oli akan
mengalir ke loader control valve.

Sirkuit load-sensing menerima sebagian besar dari


aliran load-sensing orifice di steering valve. Sebagian
aliran juga disuplai dari port CF, melaui orifice (C ) di
priority valve spool.

C.Steering valve

53
L,R = Cylinder Port

P = Pump Port

T = Tank Port

Ls = Load Sensing Port

Orbital Valve / Steering Vave lterdiri dari Control


Valve dan

Rotor Set
Control Valve merupakan rotary valve yang menggerakkan

Steering Cylinder

54
Pada saat Steering Wheel Netral

Oli dari Port P mengalir ke rongga antara Spool (2) dan Shaft
(3)melalui sleeve

55
(1) dan spool (2).Oli dari rongga mengalir keluar menuju T Port melalui
bagian

atas dari Drive shaft , notch groove dari spool dan sleeve.Port R
& L tertutup oleh spool.

Pada saat steering wheel diputar berlawanan arah jarum jam


Saat steering wheel berputar berlawanan arah jarum jam spool (2) ikut
berputar dan memberi respek pada sleeve (1) untuk menutup saluran
netral.
Oli dari Port P mengalir, change over sleeve terbuka,spool groove dan
sleeve terbuka dan oli masuk ke housing (4) untuk memutar rotor (5).
Oli setelah memutar rotor mengalir ke control valve dan mengalir ke Port
L
menuju ke Steering Cylinder melalui sleeve dan spool.

56
Saat rotor berputar,drive shaft dan sleeve ikut berputar bersama

Jika steering wheel diputar untuk memutar spool,sleeve juga


ikut berputar dan meniadakan perpindahan
spool.Konsekwensinya rotor berputar,terhubung ke putaran
sudut dari steering wheel,oli keluar dari rotor mengalir ke
steering cylinder.Untuk selanjutnya steering mengikuti gerakan
dari rotor untuk memutar steering wheel lebih lanjut.

57
1. Sleeve

2. Spool

3. Housing

4. Rotor

58
• Saat engine mati spool (1) dari priority valve berada
pada posisi sebelah kiri seperti gambar samping, karena
kekuatan spring (2),sehingga Port CF dalam kondisi
terbuka dan Port EF dalam kondisi tertutup.

• Oli bertekanan dari Main Pump mengalir menuju Port P


dan Port CF Priority Valve, Orifice CO,T Port dan ke
Tanki. Oli melewati orifice CO, mengakibatkan terjadi
perbedaan tekanan antara Port A dan B,spool bergeser
ke kanan,sehingga Port EF tertutup penuh dan Port CF
terbuka.Semua Oli dari main pump akan mengalir ke
Control Valve.

• Saat steering wheel diputar oli mengalir pada orbital


valve ,masuk ke Port P menuju ke Orifice C1. Tekanan
oli keluar C1 akan berpengaruh terhadap tekanan antara
Port A dan Port B yang akan mempengaruhi pergeseran
spool (1).

• Pergeseran pembukaan Orifice C1 tergantung dari


kecepatan putar dari steering wheel ,makin cepat putaran
steering wheel orifice makin lebar terbuka,makin
lambat putaran steering wheel orifice makin kecil
terbuka.Makin cepat steering wheel diputar makin lebar
Orife terbuka sehingga Oli yang mengalir ke Port CF
makin banyak dan pergerakan steering makin cepat.

• Pada saat steering wheel diputar sampai akhir langkah


,tidak ada oli yang mengalir ke Orifice C1,sehingga
tidak ada perbedaan tekanan .

59
• Hal ini mengakibatkan tekanan di Chamber B akan naik,
tetapi jika sudah mencapai pada nilai tekanan
tertentu,tekanan ini akan direlease oleh relief valve ( 3).

• Dalam kondisi seperti ini,tekanan di dalam Pressure


Chamber A & B akan dikontrol oleh Orifice C2.Spool 1
akan bergeser ke kanan dan akan menutup Port CF dan
oli akan mengalir semua ke Port EF untuk operasi unit.

BAB III DIFFERENTIAL

SISTEM
DIFFERENTIAL / GARDAN

FUNGSI DIFFERENTIAL.

60
1. Menyesuaikan putaran roda kiri dan kanan (roda penggerak)
pada saat membelok atau beban roda kiri dan kanan tidak sama
(misal salah satu roda dijalan lumpur). Hal itu dimaksudkan agar
mobil dapat membelok dengan baik tanpa membuat kedua ban
menjadi slip atau tergelincir.
2. Mereduksi kecepatan yang diterima dari propeller shaft untuk
menghasilkan monen yg besar
3. Merubah arah putaran dari propeler shaft 90 derajat, selanjutnya
putaran ini diteruskan ke roda-roda belakang melalui rear axle
shaft secara terpisah. Untuk merubah arah putaran ini diperlukan
perkaitan gigi-gigi (seperti gambar perkaitan gigi diatas).
Namun yang umum dipakai adalah perkaitan gigi hypoid.

Differential terbagi menjadi 2 bagian utama :

1. Final Gear.

Yang terdiri dari drive pinion dan ring gear, dan berfungsi untuk
memperbesar momen dan mengubah arah putaran sebesar 90°.

2. Differential Gear.

61
Yang terdiri dari side gear, dan berfungsi untuk membedakan
kecepatan putar roda kiri dan kanan saat membelok.

A. FINAL GEAR

Dewasa ini final gear terdiri dari 2 tipe :

1. Hypoid bevel gear.

Tipe ini digunakan pada kendaraan penggerak roda belakang,


dimana drive pinion terpasang offset dengan garis tengah ring gear.
Keuntungannya bunyi lebih halus.

2. Helical Gear

62
Tipe ini digunakan pada kendaraan penggerak roda depan.
Mempunyai keuntungan bunyi dan getaran lebih kecil dan momen dapat
dipindahkan dengan lembut.

B. DIFFERENTIAL GEAR

Saat kendaraan membelok, jarak tempuh roda bagian dalam (A)


lebih kecil dari jarak tempuh roda bagian luar (B), dengan demikian
roda bagian luar harus berputar lebih cepat dari roda bagian dalam.
Bila roda – roda berputar dengan putaran yang sama, maka
salah satu ban akan slip, yang menyebabkan ban akan cepat aus.
Untuk mengatasi hal ini diperlukan differential gear dengan
tujuan untuk membedakan putaran roda.

Jarak A > Jarak B

Rpm roda bagian dalam < Rpm roda bagian luar

1. Prinsip dasar differential gear

63
Bila kedua rak diberi beban yang sama, maka ketika shackle ditarik
ke atas akan menyebabkan kedua rak terangkat pada jarak yang sama
karena tahanan sama dan pinion gear tidak berputar.

Tetapi bila beban yang lebih besar diletakkan pada rak sebelah
kanan dan shackle ditarik ke atas, maka pinion gear akan berputar
sepanjang gerigi rak yang mendapat beban lebih berat disebabkan
adanya perbedaan tahanan.
Dan ini mengakibatkan rak yang mendapat beban lebih kecil
akan terangkat.

2. Kontruksi Differential

64
Keterangan :

1. Mur. 10. Rumah differential.

2. Penghubung poros. 11. Roda gigi korona.

3. Sil poros pinion. 12. Poros roda gigi pinion.

4. Bantalan poros pinion. 13. Roda gigi samping.

5. Rumah penggerak aksel. 14. Bantalan poros pinion.

6. Tutup bantalan. 15. Roda gigi pinion.

7. Pipa pembatas. 16. Gasket.

8. Poros pinion. 17. Ring roda gigi samping.

9. Bantalan rumah differential. 18. Ring roda gigi pinion.

Fungsi Bagian-bagian differential ;

65
• Nut & Washer berfungsi untuk mengikat companion
flange terhadap drive pinion,
• Companion Flange berfungsi untuk memindahkan
tenaga putar propeller shaft ke drive pinion.
• Oil Seal berfungsi untuk mencegah kebocoran oli dari
differential

• Oil slinger berfungsi untuk membantu oil seal dalam


mencegah kebocoran oli dari differential
• Drive Pinion bearing berfungsi sebagai tempat
kedudukan drive pinion shaft terhadaP differential
carrier sehingga dapat berputar bebas.
• Spacer berfungsi untuk menentukan tempat
kedudukan drive pinion bearing didalam differential
carrier.
• Lock pin & bolt berfungsi untuk mengunci adjusting
nut agar tidak bergerak (berubah-ubah)
• Bearing Cup & Bolt berfungsi sebagai penutup
bearing yang terdapat pada differential case terhadap
differential carrier
• Adjusting Nut & Bearing cup berfungsi sebagai
tempat kedudukan bearing dan untuk menyetel besar
kecilnya backlash antara ring gear dengan drive
pinion gear
• Differential Case berfungsi untuk merubah arah
putaran propeller shaft 90 derajat yang selanjutnya
diteruskan ke poros roda belakang, disamping itu juga
berfungsi untuk membedakan putaran roda kiri dan
roda kanan pada saat diperlukan.

66
• Drive Pinion Gear berfungsi untuk meneruskan tenaga
putar dari propeller shaft yang selanjutnya
dipindahkan ke ring gear
• Differential Carrier berfungsi sebagai tempat
kedudukan semua komponen differential. Differential
Carrier ini dipasangkan pada rear axel housing oleh
beberapa baut.
• Side Gear berfungsi menghubungkan daya dari drive
pinion ke dengan gear, terus ke differential pinion,
terus ke axel shaft roda belakang.
• Ring Gear berfungsi untuk meneruskan daya dari
propeller shaft diperkecil sesuai tenaga yang
diteruskan drive pinion ke ring gear.
Ring Gear berhuburgan dengan drive pinion.

67
3. Cara Kerja Differential

a.) Jalan Lurus

Drive pinion memutarkan ring gear, ring gear memutarkan


differential case, defferential case menggerakan pinion gear melalui
pinion shaft dan pinion gear memutarkan side gear kiri dan kanan
dengan rpm yang sama karena tahanan roda kiri dan kanan sama,
sehingga menyebabkan putaran roda kiri dan kanan sama. ( RPM A =
B ).

68
b.) Belok Kanan

Drive pinion memutarkan ring gear, ring gear memutarkan


differential case, differential case menggerakan pinion gear melalui
pinion shaft dan pinion gear memutarkan side gear kiri mengitari side
gear kanan karena tahanan roda kanan lebih besar, sehingga
menyebabkan putaran roda kiri lebih besar dari roda kanan. ( RPM A >
B ).

c.) Belok Kiri

69
Drive pinion memutarkan ring gear, ring gear memutarkan
differential case, differential case menggerakan pinion gear melalui
pinion shaft dan pinion gear memutarkan side gear kanan mengitari side
gear kiri karena tahanan roda kiri lebih besar, sehingga menyebabkan
putaran roda kanan lebih besar dari roda kiri. ( RPM A < B ).

d.) Salah satu roda masuk Lumpur

Saat salah satu roda masuk Lumpur, maka roda yang masuk
Lumpur tersebut mempunyai tahanan yang besar, dan menyebabkan
sulitnya mengeluarkan roda dari Lumpur.

C. BENTUK RUMAH AXLE

Dari bentuk rumah penggerak aksel dapat dibedakan tiga macam :

1. Aksel Banjo.

70
Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial
roda korona kurang kuat, biasa digunakan pada kendaraan sedan, station
dan jeep.

2. Aksel Spicer

Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial


roda korona jenis ini sering digunakan pada kendaraan sedan, station
dan jeep.

3. Aksel terompet

71
Rumah bantalan merupakan satu kesatuan yang kokoh dengan
rumah aksel, jenis ini paling kuat menahan gaya ke samping / aksial roda
korona biasanya digunakan pada jenis kendaraan berat.

Jarang lagi digunakan pada kendaraan, karena :

1. Konstruksi rumit.

2. Penyetel sulit.

3. Harga mahal.

D. PENGUNCI DIFFERENTIAL

Fungsi

72
Koefisien gesek roda kiri dan kanan berbeda misal salah satu
roda jalan pada Lumpur atau basah maka roda dengan koefisien rendah
mulai selip dan roda dengan koefisien besar diam, akibatnya tetap
berhenti dengan salah satu roda berputar / slip.

Dengan terkuncinya salah satu poros aksel dengan rumah


differential maka tidak akan terjadi slip salah satu roda (mencegah) slip
salah satu roda saat roda kiri dan kanan koefisien geseknya tidak sama.
Setelah kendaraan sudah keluar dari Lumpur pengunci harus dilepas,
jika lupa penggerak aksel bias pecah.

Sistem penggerak pengunci dan cara kerja

1. Penggerak mekanis

73
Cara Kerja :
1. Saat pengunci bebas diferensial bekerja seperti biasa

2. Roda slip, lengan pengunci ( 4 ) ditarik ke kiri

3. Pengunci ( 2 ) bergerak ke kanan dan menghubung ke rumah


diferensial ( 3 )

4. Putaran poros penggerak ( 1 ) terhubung dengan rumah

5. diferensial ( 3 ) oleh pengunci ( 2 ), ( gigi penyesuai tidak dapat


berputar pada porosnya )
6. Poros Penggerak kanan dan kiri berputar bersama - sama
dengan rumah diferensial( n1=n3 )
7. Untuk melepas lengan didorong ke kanan maka pengunci akan
bergerak ke kiri melepas hubungan

Penggunaan : Biasanya pada kendaraan jeep dan truk lama

2) Penggerak Listrik / Solenoid

74
Cara kerja :

1. Kunci kontak (2) menghubung


2. Bila roda slip sakelar pengunci (3) ditarik

3. Arus dari baterai mengalir kelampu kontrol (4) dan ke solenoid


(5)

4. Lampu kontrol (4) menyala dan timbul magnit pada solenoid (5)

5. Lampu pengunci (6) tertarik dan pngunci bergerak kekiri


menghubung ke rumah diferensial

75
6. Poros penggerak berhubungan dengan rumah diferensial oleh
pengunci (diferensial terkunci, putaran poros penggerak kanan
dan kiri berputar bersamasama dengan rumah diferensial)
7. Sakelar pengunci (3) ditekan, tidak ada arus ke solenoid
kemagnetannya hilang dan lampu kontrol mati
8. Pegas mendorong lengan pengunci dan pengunci bergerak ke
kanan melepas hubungan antara rumah diferensial dengan poros
penggerak

Penggunaan : Sering digunakan pada sedan

3) Penggerak Vakum

Cara kerja :

76
1. Bila roda slip sakelar vakum ( 3 ) ditarik

2. Ruangan sebelah kanan membran (4) berhubungan dengan


tangki vakum ( 3 )

3. Membran bergerak ke kanan

4. Dengan pengunci ( 5 ) tertarik ke kanan dan pengunci bergerak


ke kiri menghubungkan ke rumah diferensial
5. Poros penggerak berhubungan dengan penggerak kanan oleh
pengunci ( diferensial terkunci, putaran poros penggerak kanan
dan kiri berputar bersamasama dengan rumah diferensial )
6. Sakelar vakum ( 3 ) ditekan, tidak ada hubungan antara membran
vakum dengan tangki vakum dan ruang kanan membran
berhubungan dengan udara luar
7. Pegas mendorong ke kiri, pengunci bergerak ke kanan melepas
hubungan antara rumah diferensial dengan poros penggerak.
8. Sistem ini juga dilengkapi dengan lampu kontrol

Penggunaan : Jenis ini hanya digunakan pada sedan atau mobil


dengan motor bensin 4) Penggerak Udara Tekan

77
Cara kerja :

1. Roda slip, sakelar udara tekan ( 3 ) ditarik

2. Saluran tangki berhubungan dengan saluran boster tekan udara


mengalir dari tangki ke ruangan
3. sebelah kiri torak

4. Torak bergerak ke kanan mendorong lengan pengunci (5)


pengunci bergerak ke kiri menghubung kerumah diferensial
5. Diferensial terkunci, poros penggerak kanan dan kiri berputar
bersama – sama dengan rumah diferensial

78
6. Sakelar udara ditekan, slang dari tangki tidak ada hubungan
dengan boster tekan dan slang boster tekan berhubungan dengan
udara luar
7. Pegas mendorong torak ke kiri dan pengunci bergerak ke kanan
melepas hubungan antara rumah diferensial dengan poros
penggerak
8. Pada waktu pengunci bekerja ada lampu kontrol yang menyala

Penggunaan : Digunakan pada truk dan bus yang menggunakan


sistem rem angin

E. PERHITUNGAN

1. Gear Ratio.

GR = jumlah gigi ring gear

Jumlah gigi drive pinion

2. Jumlah putaran ring gear.

RPM Ring Gear = rpm side gear kanan + rpm side gear kiri

1. MENDIAGNOSA DAN PEMERIKSAAN SERTA PENYEBAB


KERUSAKAN

Adapun pemeriksaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pada waktu mobil mulai berjalan, jika sudah terdengar


suara gemuruh dan ribut dan suara tersebut hilang
setelah mobil bertambah kecepatannya, maka hal

79
tersebut mungkin disebabkan oleh penyetelan gigi-
gigi pinion dan side gearnya yang kurang tepat
2. Pada suhu udara yang sangat dingin, misalnya pagi
hari di daerah pegunungan. Dari arah. Differential
terdengar suara gemuruh pada saat mobil berjalan, hal
ini mungkin disebabkan karena minyak pelumasnya
mengental/membeku. Maka ganti minyak pelumas
tersebut dengan minyak pelumas yang lebih bermutu
dan cocok kententuannya. Jika masih terdengar suara,
gemuruh. Maka mungkin disebabkan oleh gigi pinion
dan side gear yang telah aus.
3. Pada saat mobil menikung timbul suara dari unit
differential. Hal ini disebabkan oleh roda gigi planet,
poros planet, cincin tembaga dari roda gigi atau
mungkin saja sudah aus.

PENYEBAB KERUSAKAN.

1. Minyak Pelumas.

Telah dikatakan bahwa didalam Differential (gardan) terdapat


bagian bagian yang bergerak, seperti misalnya roda gigi ring, roda gigi
pinion, bantalan dan sebagainya.
Pelumas dimaksudkan untuk menghindari hubungan/kontak
langsung dari dua bagian yang bergerak atau bergeseran. Apabila
diantara roda gigi dan bantalan ini tidak diberi minyak, maka sebagai
akibatnya akan timbul gesekan yang besar. Hal ini menjadi sebab

80
timbulnya keausan dan panas yang tinggi, sehingga menimbulkan
gangguan dan kerusakan pada gardan.
Sistem pelumasan direncanakan untuk mengatur proses
pelumasan pada gardan dan juga penggantian setiap 20.0O0 KM.

Selain itu juga minyak pelumas melakukan fungsi lainnya yaitu :

a. Membatasi panas yang timbul dengan mengusahakan gesekan sekecil


mungkin

b. Mengambil panas dari bagian-bagian mesin yang dilaluinya.

c. Mengurangi gesekan dan keausan dengan membentuk lapisan tipis


(film) untuk mencegah gesekan langsung antara metal metal
tesebut. Menambah kerapatan antara gigi-glgi.
e. Mengeluarkan kotoran-kotoran.
f. Menghindarkan debu dan sekaligus mencegah terjadinya korosi pada
bagian-bagian tsb. Oli roda gigi (gear oil) adalah untuk melumasi
differential dan stering gear.

Syarat-syarat oli roda gigi

Gesekan disertai tenaga interaksi fisik antara obyek dan gesekan


selalu mengakibatkan keausan. Permukaan roda gigi adalah subyek
gesekan akibat slip dan gesekan akibat putaran.
Besarnya beban permukaan gigi, permukaan yang kasar, dan kecepatan
meluncur menghasilkan gesekan yang besar dan bertambah panas yang
ditimbulkan.

81
Untuk alasan tersebut, oli roda gigi diperlukan dengan memenuhi kriteria
berikut ini :

1. Kekentalannya sesuai

Pada umumnya, oli roda gigi yang mempunyai tingkat


kekentalan yang tinggi sangat efektif untuk mencegah kerusakan pada
roda gigi dan bantalan bunyi dan kebocoran oli. Bagaimanapun
kekentalan mempunyai efek pada saat start mesin, dan feeling
perpindahan tuas transmisi manual saat temperatur masih rendah.
Oleh sebab itu harus digunakan oli roda gigi yang mempunyai
kekentalan yang sesuai. Kekentalan oli cendrung bertambah saat
ternperatur menurun dan kemudian sifat fluidanya menjadi lemah. Oli
yang kekentalannya hanya berubah sedikit bila terjadi perubahan
temperatur yang sangat dipedukan.

2. Mempunyai kemampuan memikul beban.

Saat gigi berhubungan antara satu dengan yang lainnya tekanan


dan beban goncangan yang timbul besar.
Jadi fungsi utama roda gigi yang sangat penting adalah untuk
menolong menggantikan tersebut saat roda gigi bersinggungan dan
mencegah panas dari pemakaian roda gigi dan bantalan, kemampuan oli
untuk dapat melakukan ini disebut "kemampuan memikul beban".

3. Tahan terhadap panas dan oksidasi.

Saat oli roda gigi memburuk karena panas atau oksidasi, kotoran
akan membentuk kadar asam, menyebabkan perubahan kekentalan (oli

82
manjadi kental). Endapan kotoran menyebabkan tidak sempurnanya
pelumasan pada bantalan, dan endapan yang mengeras dapat merusak
komponen karena persinggungan degan permukaan gigi atau bantalan.
Naiknya keketalan disebabkan oleh kotoran
sehingga kemampuan pendinginannya berkurang dan
tahanannya bertambah. Selain itu kadar asam yang dibentuk
menyebabkan timbulnya karat (korosi). Untuk mengatasi hal ini
diperlukan oli pelumas gigi yang baik, stabil terhadap panas dan
oksidasi.

Type oli roda gigi.

Oli roda gigi diklasifikasikan khusus untuk kekentalan dan


kemampuan dalam menahan beban. Seperti oli mesin, oli roda gigi juga
diklasifikasikan dalam kekentalan SAE (Society Automotive Engine)
dan kualitas API ( American Petrolium lnstitute).

Macam-macam suara yang diketahui timbul dari gardan


merupakan

tanda kerusakan :

1. Suara berisik

Suara ini dikarenakan kesalahan penyetelan roda gigi pinion atau


roida gigi ring. Penyetelan yang salah akan menyebabkan companion
flange dengan roda gigi tidak normal sehingga keausan roda gigi akan
cepat. lebih-lebih jika menyebabkan kerusakan gardan. Limit
spesifikasi backlash (celah bebas) antara roda gigi-pinion dan roda gigi
ring adalah 0,13

83
2. Suara pada waktu percepatan. Suara ini dikarenakan kontak yang
terlalu kuat pada ujung gigi yang satu dengan yang lain. Suara
tersebut sangat jelas pada bagian bawah kendaraan.

Berikut adalah tabel gejala kerusakan dan penyebabnya :

84
BAB IV FINAL DRIVE

A. Pengetahuan Umum Final Drive

Secara umum final drive adalah susunan roda gigi yang


biasanya berupa satu set roda gigi lurus atau satu set roda gigi
planet (planetary gear) sebagai roda gigi penggerak akhir, yang
berfungsi untuk mereduksi putaran dan meningkatkan torsi unit,
seperti pada bulldozer, dump truck, wheel loader dll.

Gambar dibawah ini akan memperjelas mana yang


disebut dengan final drive pada bulldozer dan pada excavator :

85
Final Drive pada Bulldozer D155A

Final Drive pada PC 800

B. Skema Penerusan Tenaga Final Drive

Pada intinya prinsip final drive sama dengan prinsip


transmisi, yakni dengan mereduksi / mengurangi putaran input
dengan memanfaatkan perbedaan jumlah roda gigi sehingga
didapatkan output putaran yang lebih rendah namun torque yang
dihasilkan menjadi lebih besar. Berikut merupakan layout
pemindah tenaga dari D 85 ESS-2.

86
Skema power train pada D85ESS-2

Pada bulldozer, final drive dipasang setelah steering clutch,


konstruksinya melebar keluar dari body unit. Dalam operasinya,
final drive dihadapkan pada tekanan permukaan yang besar
disebabkan oleh beban goncangan dan benturan, sehingga
memerlukan perhatian yang lebih untuk pemilihan oli pelumas
dan mencegah masuknya benda asing ke dalam final drive case.

Tampak luar dari sebuah Final Drive

87
Perbandingan reduksi normal final drive umumnya berada
diantara 1:9 sampai 1:12. Untuk perbandingan reduksi yang
lebih kecil digunakan sistem reduksi tunggal (single reduction
system). Untuk perbandingan reduksi yang lebih besar
digunakan sistem reduksi ganda (double reduction system) atau
sistem roda gigi planet (planetary gear system).

C. Klasifikasi dan Komponen Final Drive

Berdasarkan sistem reduksinya, final drive pada bulldozer


diklasifikasikan menjadi lima macam. Biasanya untuk small
bulldozer menggunakan single reduction type, sementara untuk
large bulldozer menggunakan planetary type karena dapat
menghasilkan torsi yang lebih besar.

Dibawah ini merupakan pembagian secara umum Final Drive


berdasarkan tipenya :

- Single reduction rotated final drive shaft (contoh: D31A-17, D31E,S-


20)

- Single reduction fixed drive shaft (contoh: D20S-1,2,3)

- Double reduction (contoh: D50/53A, D75S-5, D80/85A-21,


D150/155A-2)

- Planetary gear type (rigid) (contoh: D375A-3,5, D475A-3,5)

- Planetary gear type (semi rigid) (contoh: D275A-2, D 375A-2, D475A-


2)

88
klasifikasi final drive

A. Single Reduction Rotated Final Drive Shaft

89
Final Drive D31E-20

Gambar diatas merupakan final drive milik D31E,S-


20, menggunakan roda gigi lurus (spur gear), one stage
reduction (single reduction) dan pelumasan percik (splash
lubrication). Tenaga penggerak berasal dari steering clutch,
disalurkan ke pinion shaft (3) melalui final drive flange (1).
Dari pinion shaft (3), putaran diteruskan ke sprocket shaft (9)
melalui gear (4) dan diteruskan ke sprocket (6) melalui
sprocket boss (8). Dengan demikian sprocket shaft akan
berputar untuk menggerakkan sprocket. Hub dipasang
dengan cara di press pada final drive shaft. Dari jumlah gear
diatas dapat diketahui gear ratio pada unit tersebut sebesar
6,3. Berikut skema pemindahan tenaga putar pada D31E-20

90
Skema pemindahan tenaga putar pada D31E-20 dan detail
komponen

91
B. Single Reduction Fixed Final Drive Shaft

Final Drive D20,21 series

92
Pada gambar di atas ditunjukkan sebuah final drive tipe
single reduction yang digunakan pada bulldozer D20,21
series. Putaran dari steering clutch akan diteruskan oleh hub
(22) ke pinion (17). Pinion (17) akan berputar menggerakkan
gear (19). Melalui hub (22), putaran dari gear (19) diteruskan
ke sprocket (13). Dengan demikian sprocket shaft (23) selalu
dalam kondisi diam (fixed).

Berikut merupakan skema urutan pemindahan tenaga pada


unit D21.

93
Skema perpindahan tenaga dan detail komponen D21

94
C. Double Reduction

Double reduction biasanya dipakai untuk unit dengan


ukuran medium, seperti D 80/85A21; D150/ 155-2. Dengan
menggunakan double reduction, putaran output akan semakin
lambat, namun torsi yang dihasilkan akan meningkat, lebih
besar bila dibandingkan dengan tipe single reduction.

Double Reduction Final Drive

95
Final Drive D80/85 series

Pada gambar di atas ditunjukkan sebuah final drive


tipe double reduction yang digunakan pada bulldozer D80/85
series. Tenaga penggerak yang berasal dari steering clutch
diteruskan melalui final drive flange (1) ke 1st pinion shaft
(3). Dari 1st pinion shaft (3), putaran diteruskan ke 1st gear
(4), 2nd pinion (5), dan 2nd gear (21). Dari 2nd gear (21),
putaran diteruskan melalui final drive hub ke sprocket hub
(16) dan sprocket (8). Final drive case berfungsi sebagai tank
oli pelumas untuk masing-masing gear. Bagian bagian yang
berputar dari sprocket dilengkapi dengan floating seal untuk
mencegah debu , lumpur, kotoran dari luar masuk ke dalam
sistem serta mencegah oli bocor keluar.

96
Floating Seal

Berikut ini merupakan urutan pemindahan tenaga dari


steering cluth menuju ke final drive.

Pemindahan tenaga dari steering clutch menuju ke Final Drive

97
98
final drive gear D155-2

D. Planetary Gear Type Rigid

99
Final Drive tipe Planetary Gear (rigid) dan skema perpindahan tenaga

E. Planetary Gear Type Semi Rigid

Sistem reduksi pada final drive tipe planetary gear (semi


rigid) terdiri atas satu stage roda gigi lurus (spur gear) dan
satu set planetary gear. Perbedaan dengan planetary tipe rigid
adalah adanya rubber bushing. Tenaga yang disalurkan dari
hub akan melewati rubber bushing sebelum disalurkan
menuju sprocket boss. Sistem pelumasannya menggunakan
sistem splash. Bagian bagian yang berotasi dan meluncur dari
sprocket memiliki floating seal untuk mencegah kotoran dari

100
luar masuk ke dalam sistem dan mencegah agar oli tidak
bocor.

Di antara inner body dan outer body dari sprocket dan


sprocket boss terdapat rubber bushing. Dipasang dengan
jarak yang sama sekeliling lingkaran pada 10 tempat di
masing masing sisi. Rubber bushing ini berbentuk silinder
dengan konstruksi terdiri dari dua lapis yang dibuat dari
logam dan karet.rubber bushing berubah bentuk ketika
mendapat gaya dari luar, misalnya gaya impact atau ada
tarikan drawbar pada saat unit beroperasi. Hal ini akan
mengurangi beban pada komponen final drive. Sebagai
tambahan seal dipasang untuk memisahkan rubber bushing
sepenuhnya dari sisi luar untuk mencegah masuknya kotoran
atau air dari sebelah luar.

Final Drive pada Unit D275A-2

Pada gambar di bawah ditunjukkan sebuah final drive


tipe planetary gear (semi rigid) yang digunakan pada

101
bulldozer D275A-2. Tenaga penggerak yang berasal dari
steering clutch diteruskan melalui no.1 pinion
(3). Melalui no.1 gear (5), putaran dari no.1 pinion (3)
diteruskan ke sun gear (10). Putaran dari sun gear (10)
diteruskan ke planet pinion (8), tetapi ring gear (7) dalam
keadaan terkunci dengan cover (9), sehingga planetary pinion
(8) berputar pada sumbunya dan juga berputar mengelilingi
sun gear (10). Putaran dari carrier (18) selanjutnya diteruskan
ke sprocket hub (17). Dimana arah putaran carrier (18) sama
dengan arah putaran sun gear (10). Putaran dari sprocket hub
(17) selanjutnya diteruskan berturut-turut ke inner body (15),
rubber bushing (20), outer body (13), sprocket bos (12) dan
sprocket teeth (11).

102
Final Drive pada Unit D275A-2

103
Urutan perpindahan tenaga dan detail komponen D275A-2

DAFTAR PUSTAKA

1. MODUL - Technical Training


Department

2. https://materiotomotifsmk21.blogspot.com/2015/08/sistem-gardan-
differentialfungsi.html

104
3. https://slideplayer.info/slide/11871572/ - Cluth and Brake Steering

105

Anda mungkin juga menyukai