Anda di halaman 1dari 5

A.

Latar Belakang
Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak,
namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang
mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan
melalui berbagai percobaan walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan
yang dilakukannya sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat
para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya, hal ini karena mereka
semua masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang
menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai
kenakalan remaja.
Kenakalan remaja sudah menjadi masalah di semua negara. Setiap tahun
tingkat kenakalan remaja menunjukkan peningkatan. Lingkungan sangat
berpengaruh besar dalam pembentukan identitas remaja. Remaja yang salah
memilih tempat atau teman dalam bergaul akan berdampak negatif terhadap
perkembangan dirinya. Apabila remaja memasuki lingkungan pergauan yang
sehat seperti mengikuti organisasisekolah atau komunitas positif lainnya akan
berdampak positif bagi perkembangan pribadinya.
Berdasarkan data UNICEF tahun 2016 menunjukkan bahwa kekerasan pada
sesama remaja di Indonesia diperkirakan mencapai 50 persen. Data kenakalan
remaja di bagian warga binaan lembaga pemasyarakatan yang berusia 18 tahun
ke bawah di LAPAS kelas IIA Makassar pada akhir tahun 2015 berjumlah 96
orang dengan latar belakang kasus yang berbeda mulai dari pencurian,
pemerkosaan, hingga pembunuhan. Data dari KPAI juga menyebutkan bahwa
kasus tawuran antar pelajar di Indonesia meningkat 1,1 persen sepanjang 2018.
Angka kasus tawuran antar pelajar di indonesia sebesar 12,9 persen pada tahun
2017 dan meningkat di tahun 2018 menjadi 14 persen.
Apapun bentuk dan jenis kenakalan pada remaja harus segera ditangani serta
dilakukan upaya pencegahannya. Hal ini perlu di lakukan untuk menghidari
dampak yang semakin meluas yang dapat mengancam ketahanan diri pribadi
remaja, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara mengingat remaja merupakan
generasi penerus di masa depan. Untuk itu diperlukan formulasi penanganan dan
upaya pencegahan masalah remaja secara tepat dan berkesinambungan, agar
persoalannya tidak semakin akut. Salah satu upaya penanganan untuk mengatasi
kenakalan remaja adalah melalui konseling kelompok.
Konseling kelompok merupakan kegiatan pemberian layanan oleh konselor
yang menggunakan teknik-teknik konseling dimana anggota kelompok bersama
dengan konselor mengadakan eksplorasi terhadap masalah dan perasaan dalam
usaha mengubah tingkah laku dan sikap sehingga akhirnya mampu menghadapi
masalah perkembangan dan situasi pendidikan. Tujuan dari konseling kelompok
adalah membantu klien mencapai pengenalan diri, kepuasan serta tanggung
jawab pribadi yaitu kesejahteraan lahir dan batin.
Berkenaan dengan itu, pihak UPT P2TP2A merasa perlu melakukan
kegiatan konseling kelompok bernama “Sharing Caring Project”dalam
mengatasi masalah kenakalan remaja berdasarkan permasalahan yang terkait di
lingkungan sekolah. Hal ini juga dilakukan dalam rangka membina kerja sama
guna antara sekolah dengan pihak instansi terkait.
B. Tujuan
Kegiatan sosialisasi dan konseling kelompok “Sharing Caring Project” bagi
siswa SMA Negeri 1 Makassar bertujuan:
1. Terjalinnya kerja sama sekolah dengan pihak UPT P2TP2A Provinsi
Sulawesi Selatan dalam pelaksanaan konseling bagi siswa
2. Mensosialisasikan pelaksanaan kegiatan konseling kelompok
3. Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman siswa dan pihak
sekolah tentang konseling kelompok yang terkait dengan permasalahan di
lingkungan
C. Sasaran
1. Siswa/i SMA Negeri 1 Kota Makassar
2. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah
3. Guru Bimbingan dan Konseling
4. Perwakilan Guru
5. Pembina Osis dan Organisasi Sekolah
D. Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dalam dua bentuk:
1. Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan mengunjungi sekolah terkait dan
memberikan informasi kegiatan kepada pihak sekolah secara terbuka
2. Konseling
Kegiatan konseling kelompok diikuti oleh siswa yang emiliki masalah dalam
lingkungan sekolah berdasarkan data atau informasi dari guru Pembimbing
(BK). Konseling kelompok dilakukan selama ± 5 pertemuan.

No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Tujuan Alat dan


Bahan
1. 2 jam Diskusi bersama Membahas Ruangan
pihak UPT P2TP2A rancangan
Provinsi Sulawesi program,
Selatan dan pihak komitmen, dan
sekolah SMA Negeri teknis kegiatan
1 Makassar
2. 10 menit Perkenalan diri Memperkenalk Ruang
an dan Kelas,
memberikan LCD, &
kesan pertama Sound
pada siswa
20 menit Pemaparan tentang Mampu
perkembangan memahamkan
remaja siswa terkait
perkembangan
remaja
5 menit Ice breaking
15 menit Asesmen lebih jauh Asesmen
(menanyakan hobi dilakukan agar
dsb) dapat menilai
dan
mengidentifika
si siswa lebih
dalam
10 menit Games
10 menit Homework Melatih siswa
untuk
mengembangk
an dan
mengenali
dirinya
3. 10 menit Membahas Mendiskusikan Ruang
homework hasil kerja Kelas,
setiap siswa LCD, &
20 menit FGD (studi kasus) Mengajak Sound
siswa untuk
menganlisis
suatu
permasalahan
5 menit Ice breaking
20 menit Sharing session Mengenal dan
berdiskusi
dengan siswa
secara lebih
dalam terkait
permasalahan
yang dialami
10 menit Games
10 menit Homework Melatih siswa
untuk
mengembangk
an dan
mengenali
dirinya
4. 10 menit Membahas Mendiskusikan Ruang
homework hasil kerja Kelas,
setiap siswa LCD, &
20 menit FGD (studi kasus) Mengajak Sound
siswa untuk
menganlisis
suatu
permasalahan
5 menit Ice breaking
20 menit Sharing session Mengenal dan
berdiskusi
dengan siswa
secara lebih
dalam terkait
permasalahan
yang dialami
10 menit Games
10 menit Homework Melatih siswa
untuk
mengembangk
an dan
mengenali
dirinya
5. 10 menit Membahas Mendiskusikan Ruang
homework hasil kerja Kelas,
setiap siswa LCD, &
15 menit Kesan dan Melatih siswa Sound
kesimpulan dalam
pertemuan menyampaikan
kesan dan apa
yang dirasakan
dari kegiatan
yang telah
diikuti
15 menit Harapan dan
keinginan terkait
kegiatan selanjutnya
10 menit Closing Penutup

Anda mungkin juga menyukai