BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
tulang sphenoid, dan sikondrosis sphenoethmoidal, yaitu antara tulang sphenoid dan
ethmoidal 16
2.2.3 Maksila
Pada maksila tidak terdapat kartilago, oleh karena itu seluruh pertumbuhannya
terjadi dengan osifikasi intramembranus. Pertumbuhan maksila terjadi melalui dua
cara yaitu aposisi sutura-sutura yang menghubungkan maksila dengan kranium dan
remodeling di permukaan. Pada posterior dan superior maksila terdapat sutura-sutura
yang memungkinkan pertumbuhan maksila kebawah dan depan. 13 (Gambar 3)
Bjork dan Skieller (1977) melakukan penelitian menggunakan implan dan
menyatakan bahwa pertumbuhan sutura sepanjang tulang-tulang zigomatik dan
frontal dan pertumbuhan aposisi dari prosesus alveolar akan menambah tinggi
maksila. Aposisi juga terdapat pada dasar orbita dengan resorbsi pada permukaan
yang lebih rendah. Secara bersamaan, dasar hidung menurun oleh resoprsi sedangkan
aposisi terjadi pada palatum durum.13
2.2.4 Mandibula
Mandibula merupakan tulang kraniofasial yang sangat penting karena terlibat
dalam fungsi-fungsi vital, antara lain pengunyahan, pemeliharaan jalan udara,
berbicara dan ekspresi wajah. Mandibula adalah tulang pipih berbentuk U dengan
mekanisme pertumbuhan melalui proses osifikasi endokondral dan osifikasi
intramembranus.
Pada saat dilahirkan, kedua ramus mandibula yang berasal dari processus
mandibularis belum bersatu dan masih terpisah oleh symphisis yang terdiri dari
jaringan fibrokartilago dan jaringan pengikat. Ramus mandibula ini pada waktu lahir
sangat pendek dan kondilus sama sekali belum berkembang. Pada usia 4 -12 bulan
symphisis mengalami pengapuran dan menjadi tulang. Pada tahun pertama dari
kelahiran terjadi pertumbuhan aposisi aktif pada tepi bawah dan permukaan lateral
dari mandibula dan kondilus mandibula. Kondilus terdiri atas kartilago hyalin yang
ditutupi jaringan pengikat fibrous yang tebal dan padat. Mandibula pada kondilus
selesai pada usia 17 tahun pada perempuan dan 2 tahun lebih lambat pada anak laki-
laki, tetapi proses tersebut bisa lebih lama. 16,19
Tahap 1 (10 tahun): Tepi inferior semua corpus vertebra servikalis rata dan
tepi superior meruncing dari posterior ke anterior.
Tahap 2 (11 tahun): Tepi inferior vertebra servikalis kedua berubah menjadi
cekung dan tinggi vertikal bagian anterior corpus vertebra bertambah.
Tahap 3 (12 tahun): Semua corpus vertebra servikalis berbentuk persegi
panjang, tepi inferior vertebra servikalis ketiga berubah menjadi cekung.
Tahap 4 (13 tahun): Tepi inferior vertebra servikalis ketiga menjadi lebih
cekung dari tahapan sebelumnya.
Tahap 5 (14 tahun): Tepi inferior vertebra servikalis ketiga dan keempat
cekung, dan tepi inferior vertebra servikalis kelima dan keenam mulai cekung.
Semua corpus vertebra servikalis hampir berbentuk persegi, dan jarak antar
corpus vertebra berkurang.
Tahap 6 (15 tahun): Semua corpus vertebra servikalis lebih vertikal daripada
horizontal, dan tepi inferior seluruhnya sangat cekung.
servikalis kedua sampai keempat yang terlihat. Pada tahun 2005 penulis
memperkenalkan perbaikan yang lebih lanjut dengan metode yang menggunakan
enam tahapan untuk menilai maturasi vertebra servikalis. Metode ini langsung
menilai hubungan antara maturasi vertebra servikalis dengan maturasi skeletal dari
mandibula.22.23
Tahap 1 (CS1): Tepi inferior dari C2,C3 dan C4 adalah datar. Corpus C3 dan
C4 berbentuk trapesium. Puncak pertumbuhan mandibula rata-rata akan
terjadi 2 tahun setelah tahap ini.
Tahap 2 (CS2): Kecekungan mulai terlihat pada tepi inferior dari C2. Corpus
C3 dan C4 masi berbentuk trapesium. Puncak pertumbuhan mandibula rata-
rata akan terjadi 1 tahun setelah tahap ini.
Tahap 3 (CS3): Kecekungan pada tepi inferior C2 dan C3 sudah terlihat.
Bentuk corpus dari dari C3 dan C4 adalah antara trapesium dan persegi
panjang. Puncak pertumbuhan mandibula akan terjadi selama setahun setelah
tahap ini.
Tahap 4 (CS4): Kecekungan pada tepi inferior C2, C3 dan C4 sudah terlihat.
Corpus C3 dan C4 berbentuk persegi panjang horizontal. Puncak
pertumbuhan mandibula telah terjadi antara 1 atau 2 tahun sebelum tahap ini.
Tahap 5 (CS5): Kecekungan pada tepi inferior C2-C4 masih tampak. Bentuk
corpus dari salah satu C3 dan C4 sudah berbentuk persegi. Puncak
pertumbuhan mandibula telah berakhir paling kurang 1 tahun sebelum tahap
ini.
Tahap 6 (CS6): Kecekungan pada tepi inferior C2-C4 masih jelas. Bentuk
corpus dari salah satu C3 dan C4 adalah persegi panjang vertikal dan yang
lain berbentuk persegi. Puncak pertumbuhan mandibula telah berakhir paling
kurang 2 tahun sebelum tahap ini.
2.4.1 Kraniometri
Kraniometri merupakan tehnik pengukuran yang pertama kali dilakukan untuk
mempelajari pertumbuhan, berdasarkan pengukuran dari tengkorak pada manusia.
Kraniometri awalnya digunakan untuk mempelajari tengkorak manusia purba yang
ditemukan di gua-gua Eropa paba abad ke 18-19 M. Dari pengukuran terhadap
tengkorak tersebut, memungkinkan untuk mengumpulkan banyak informasi tentang
populasi yang telah punah dan mendapatkan beberapa gagasan tentang pola
pertumbuhannya dengan membandingkan satu tengkorak dengan yang lainnya.
Kraniometri memiliki kelebihan yaitu dapat dilakukan pada tengkorak kering. Namun
kekurangan untuk ilmu pertumbuhannya adalah hanya dapat diteliti dengan metode
cross-sectional. Cross-sectional berarti individu hanya bisa diukur pada satu titik
waktu, meskipun terdapat usia tengkorak yang berbeda dalam suatu populasi.
2.4.2 Antropometri
Dimensi tulang tengkorang juga dapat diukur pada makhluk hidup. Dengan
metode yang disebut antropometri, berbagai titik yang digunakan pada pengukuran
tengkorak kering dapat juga diukur pada individu yang masih hidup dengan
menggunakan titik-titik (landmark) yang diperoleh dari studi tengkorak kering pada
jaringan lunak di atasnya. Misalnya, panjang tempurung kepala dapat diukur dari titik
di batang hidung ke titik yang tercembung di belakang tengkorak. Walaupun terdapat
kelemahan pengukuran akibat variasi ketebalan jaringan lunak yang melapisi tulang,
tetapi tehnik antropometri memungkinkan untuk mengevaluasi pertumbuhan pada
individu secara langsung, dengan cara membuat pengukuran yang sama berulang-
ulang pada waktu yang berbeda. Ini akan menghasilkan data longitudinal, yaitu data
dari individu yang sama dalam kurun waktu yang berbeda. Beberapa tahun terakhir
ini, Farkas telah mempelajari bahwa melalui tehnik antropometri dapat dihitung
proporsi wajah manusia dan perkembanganya.
Pada gambaran sefalometri, mandibula dapat diukur dalam arah sagital secara
linier maupun anguler. Pengukuran linier meliputi panjang ramus, panjang korpus
dan panjang mandibula. Panjang ramus mandibula diukur dari titik Condyle ke titik
Gonion. Panjang korpus mandibula diukur dari titik Gonion ke titik Menton. Panjang
mandibula diukur dari titik Condyle ke titik Gnathion. Sedangkan pengukuran
anguler pada mandibula ditentukan dari sudut yang terbentuk oleh perpotongan
panjang korpus, yang disebut dengan sudut Gonial.25
Kerangka Teori
Tumbuh Kembang
Kraniofasial
Kranium Wajah
Metode Penilaian
Pertumbuhan
si skeletal Vertebra servikalis
mandibula
Pertumbuhan Mandibula
Faktor internal
Faktor Eksternal
Usia
Ras Gaya Hidup
Jenis Kelamin Lingkungan
Genetik
DataDitinjau dari
Radiografi Sefalometri