PENDIDIKAN PANCASILA
DI SUSUN OLEH:
NIM : 19209081
FAKULTAS TEKNIK
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila
yang telah memberikan pemahaman tentang penyusunan makalah ini dan teman-
teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini
bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
Pengertian Keragaman
Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan
dalam berbagai bidang terutama suku bangsa, ras, agama, idelogi, budaya
“masyarakat yang manjemuk”. Keragaman dalam masyarakat adalah sebuah
keadaan yang menunjukkan perbedaan yang cukup banyak macam atau jenisnya
dalam masyarakat.
Keragaman disini memiliki makna sebagai suatu kondisi dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan
ras, agama dan keyakinan, ideology, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.
Sedangkan kesedarajatan memiliki makna sebagai suatu kondisi dimana dalam
perebdaan dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang
sama dan satu tingkatan hierarki.
Macam-Macam Keragaman
Ada tiga macam istilah yang digunakan untuk menggambarkan masyarakat yang
majemuk yang terdiri dari ras, agama, bahasa dan budaya yang berbeda yaitu
masyarakat pural, masyarakat heterogen dan masyarakat multikultural.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan atau juga disebut nama lainnya dengan ajaran
kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Ideologi ialah kumpulan ide atau gagasan, kata ideologi sendiri diciptakan oleh
Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide”.
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang
segala sesuatu “banding Weltanschauung”, secara umum “lihat ideologi dalam
kehidupan sehari-hari” dan beberapa arah filosofis “lihat ideologi politis” atau
sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota
masyarakat.
Yang tujuan utama dibalik ideologi ialah untuk menawarkan perubahan melalui
proses pemikiran normatif. Ideologi ialah sistem pemikiran abstrak “tidak hanya
sekedar pembentukan ide” yang diterapkan pada masalah publik sehingga
membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang
eksplisit “definisi ideologi marxisme”.
Tatakrama
Tatakrama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “adat sopan santun, basa
basi” pada dasarnya ialah segalan tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap
dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.
Makna Keragaman
Keragaman disini memiliki makna sebagai suatu kondisi dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan
ras, agama dan keyakinan, ideology, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.
Makna Kesederajatan
Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut (KBBI) artinya adalah
sama tingakatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian konteks kesederajatan
disini adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada pada
manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan Hierarki.
termasuk perlakuan yang sama dalam bidang apapun tanpa membedakan jenis
kelamin, keturunan, kekayaan, suku bangsa, daan lainnya. Dalam pandangan
Islam, kedudukan manusia itu sama dalam segala hal, dan yang paling mulia
kedudukannya dimata Tuhan, adalah didasarkan pada ketaqwaannya dan
keimananya.
Kesetaraan Sosial
Kesetaraan sosial adalah tata politik sosial di mana semua orang yang berada
dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu memiliki status yang sama.
Setidaknya, kesetaraan sosial mencakup hak yang sama di bawah hukum,
merasakan keamanan, memperolehkan hak suara, mempunyai kebebasan untuk
berbicara dan berkumpul, dan sejauh mana hak tersebut tidak merupakan hak-hak
yang bersifat atau bersangkutan secara personal. hak-hak ini dapat pula termasuk
adanya akses untuk mendapatkan pendidikan, perawatan kesehatan dan
pengamanan sosial lainnya yang sama dalam kewajiban yang melibatkan seluruh
lapisan masyarakat.
Makna Keindahan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang
enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa sedang bagi yang melihatnya
(Leo Tolstoy, pujangga Rusia), keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa
senang (Humo, pujangga Inggris), dan keindahan adalah sesuatu yang paling
banyak mendatangkan rasa senang (Hemsterhuis, pujangga Belanda). Keindahan
adalah susunan yang teratur dari bagian yang erat antara satu dengan lainnya
(Baumgarten, pujangga Jerman), keindahan adalah sesuatu yang memiliki proporsi
yang harmonis (Shaftesbury, pujangga Jerman), Keindahan adalah keserasian
obyek dengan tujuannya (Emmanuel Kant).
Nilai Estetik
Sejalan dengan pengertian Darajat, Una (dalam Thoha, 1996 : 60) menjelaskan
bahwa nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berbeda dalam ruang lingkup
sistem kepercayaan dalam mana seseorang bertindak atau menghindari suatu
tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan.
Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian
keindahan disebut nilai estetik.
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang
indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh
dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu
hasil penciptaan.Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan,
merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Impelmentasi Keragaman
Berikut ini terdapat beberapa impelementasi keragaman, terdiri atas:
Penerapan adat istiadat yang berlaku pada dasarnya berkaitan dengan pengguna
hak dan pemenuhan kewajiban. Berikut ini adalah penerapan adat istiadat di
berbagai lingkungan antara lain:
1. Lingkungan Keluarga
Beberapa contoh penerapan adat istiadat dan aturan lain dalam kehidupan keluarga
antara lain ;
2. Lingkungan Masyarakat
Kita mengetahui bahwa Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dan
penduduknya terpencar-pencar di berbagai pulau. Tiap penduduk tinggal di
lingkungan kebudayaan daerahnya masing-masing. Ini artinya, di Indonesia
terdapat banyak ragaman kebudayaan. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal:
1. Cara berbicara
2. Cara berpakaian
3. Mata pencaharian
4. Adat istiadat
Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga kita
kembangkan, karena kebudayaan daerah mempunyai kedudukan yang sangat
penting. Pembinaan kebudayaan daerah dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
5. Manfaat Keanekaragaman
Sudah sangat banyak studi yang sangat berhubungan dengan kegiatan organisasi
yang bisa menyimpulkan suatu pemahaman bahwa mempromosikan keberagaman
budaya ternyata dapat mengurangi adanya ketidak hadiran.
Adanya perputaran dari karyawan yang notabene lebih rendah akan dapat
mengurangi biaya yang notabene itu mempunyai hubungan dengan perekrutan
karyawan baru dan juga mengurangi adanya tanggung jawab hukum di dalam
menggugat diskriminasi.
Di dalam dunia saingan ini, keragaman budaya sendiri ternyata memiliki cukup
banyak manfaat di dalamnya. Masyarakat Indonesia sendiri adalah masyarakat
yang di dalamnya terdapat berbagai suku bangsa yang lebih dari 13 ribu pulau
yang terdapat di berbagai belahan dunia Indonesia.
Dan masing-masing suku bangsa sendiri memiliki identitas budaya, sosial, politik,
bahasa, adat dan juga tradisi yang ada di Indonesia sendiri.
Keragaman budaya itu memiliki beberapa ciri khusus. Berikut ini adalah ciri-ciri
keragaman budaya yang wajib diketahui.
2. Keragaman Bahasa
Bangsa ini masuk ke dalam jenis rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia).
Salah seorang peneliti yang bernama Gorys Keraf kemudian membagi rumpun
bahasa yang ada tersebut menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah sebagai
berikut ini:
Bahasa Austronesia Barat atau yang dikenal dengan bahasa Indonesia atau
Melayu yang terdiri ari Bahasa bahasa Hesperonesia (Indonesia bagian
Barat) yang terdiri dari Aceh, Batak, Gayo, Minahasa, Melayu,
Minangkabau, Lampung, Melayu Tengah, Bima, Mentawai, Jawa, Sunda,
Madura, Dayak, Bali, Sasak, Gorontalo, Bugis, Toraja, Makasar, Manggarai,
Nias, Sabu, dan Sumba. Kemudian Bahasa Indonesia Timur yang terdiri dari
Bahasa Timor-Ambon, Sula Bacan, Haimahera Selatan-Irian Barat.
Bahasa Bahasa Austronesia bagian Timur atau Polinesia yang terdiri dari
bahasa bahasa Melanesia (Melanesia dan pantai di bagian Timur Irian).
Melanesia sendiri asalnya adalah dari bahasa Yunani yang merupakan suatu
wilayah yang bentuknya memanjang dari kawasan Pasifik Barat sampai
dengan Laut Arafura, Timur dan juga bagian laut Australia. Kemudian
bahasa bahasa Heonesia (bahasa Makronesia dan juga Polinesia).
3. Keragaman Religi
Indonesia juga termasuk Negara yang di dalamnya memiliki berbagai agama atau
kepercayaan yang beragam. Di Negara ini setidaknya ada enam agama yang sudah
diakui oleh Negara secara resmi. Ke enam agama yang dimaksud tersebut adalah
Islam, Budha, Katolik, Konghucu, dan juga Protestan.
Di samping itu, ada juga berbagai kepercayaan lain yang ada di tengah masyarakat
dan berkembang di dalamnya.
masbidin.net
Adanya keragaman budaya di Negara ini tentu saja memberikan manfaat dan
keuntungan tersendiri untuk bangsa ini. Misalnya saja dalam bidang bahasa,
kebudayaan bahasa yang dimiliki oleh daerah tertentu tentu saja bisa memperkaya
adanya perbedaan istilah dalam bahasa Indonesia itu sendiri.
Sedangkan, di dalam bidang pariwisata, potensi dari adanya keragaman budaya
tersebut tentu saja sangat cocok dan menarik untuk dijadikan sebagai sebuah objek
dan tujuan dari pariwisata yang ada di Negara ini. Dan sudah pasti ini bisa
meningkatkan adanya devisa Negara.
Dan tidak kalah penting adalah adanya berbagai pemikiran beragam yang berasal
dari satu daerah dan juga yang lainnya tentu saja bisa dijadikan sebagai rujukan
atau acuan untuk kepentingan pembangunan nasional.
Fungsi Pancasila tidak melulu hanya sebagai dasar negara. Tetapi juga sebagai
pandangan hidup bangsa, sebagai pemersatu bangsa, sebagai cita-cita dan tujuan
bangsa dan sebagai falsafah bangsa Indonesia, Pancasila berperan besar dalam
kemajuan dan perkembangan bangsa Indonesia di bidang edukasi, social, dan
ekonomi bangsa. Pancasila juga dapat membentuk mental, kebiasaan, pola pikir
masyarakat bangsa Indonesia.
Sudah sering kita mendengarkan pembacaan Pancasila selama masa sekolah, dari
jenjang Sekolah Dasar sampai Sekolah menengah atas. Saat di perguruan tinggi
saja mulai jarang kita mendengar pembacaan Pancasila saat pelaksanaan upacara
bendera. Tidak jarang di acara-acara selain upacara bendera pembacaan Pancasila
di jadikan salah satu isi acara. Misalnya, peringatan hari-hari nasional hari sumpah
pemuda, hari pahlawan, hari kartini dan hari-hari nasional lainya.
Kemiskinan, korupsi, ketidak adilan akibat perbedaan setatus sosial dan kini
maraknya fenomena organisasi-organisasi yang bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila. Seperti GAFATAR (Gerakan Fajar Nusantara) merupakan organisasi
yang mengklaim bergerak di bidang sosial dan budaya, belum lama ini pada hari
Selasa sore (20/01/16) kamp gafatar yang berada di Tanjungpura, Pontianak
Kalimantan barat di bakar warga.
Lalu, ISIS (Islamic State of Iraq and Syria or Islamic State of Iraq and al-
Sham/Negara Islam Iraq dan Suryah) lahir di wilayah Timur Tengah dan dipimpin
oleh Abu Bakr al-Baghdadi. Tujuan dari pergerakannya ini adalah, menaklukkan
dan menyatukan wilayah Suriah, Irak, Mesir, Lebanon, Jordania, dan Israel
menjadi negara kesatuan di bawah bendera khilafah, sebuah kerajaan yang
menerapkan hukum Islam secara penuh dalam menjalankan pemerintahan negara.
Kemudian, Nii (Negara islam Indonesia) adalah kelompok Islam di Indonesia yang
bertujuan untuk pembentukan negara Islam di Indonesia. Ini dimulai pada 7
Agustus 1942.
B. PENGERTIAN BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Ø Pergaulan Bebas
Belakangan ini marak terjadi fenomena yang terjadi di kalangan remaja. Pergaulan
bebas merupakan salah satu dampak dari masuknya kebudayaan asing di
Indonesia. Dampak yang telah di timbulkan akibat pergaulan bebas adalah HIV
AIDS, dan tidak sedikit pelajar di Indonesia yang hamil di luar nikah kemudian
harus putus sekolah. Disini timbul pertanyaan, Hamil di luar nikah lalu putus
sekolah dan mempunya anak?. Lalu bagaimana kehidupan sang anak jika orang
tuanya saja bermoral jelek dan tidak berpendidikan karena melakukan kesalahan di
masa mudanyaakibat pergaulan bebas. Generasi penerus yang tidak bermoral akan
semakin banyak Jika pergaulan bebas tetap tidak dapat dihentikan.
Setiap agama di Indonesia pasti mengajarkan cara berpakaian yang baik dan sopan.
Penampilan seseorang menunjukan jati diri orang itu sendiri, jika orang melihat
ada seseorang yang cara berpakaiannya dengan celana dan baju di sobek sobek,
gaya rambut semrawut atau di tegakan di bagian tengah kepala, memakai tindik di
hidung dan telinga bagi yang laki-laki tentu orang mengira itu adalah seorang anak
punk. Gaya punk semacam ini juga merupakan dampak negatife dari kebudayaan
asing.
Ø Etika Bahasa
Dulu seorang anak jika ingin bepergian selalu berpamitan bersalaman dan
mencium tangan orang tuanya, meminta ijin jika hendak menggunakan barang
orang lain, rasa solidaritas tinggi dan saling menghargai satu sama lain. Mulai
lunturnya sika tersebut adalah salah satu akibat dari perkembangan zaman. Salah
satu penyebabnya adalah media elektronik, kurangnya perhatian orang tua dalam
membatasi konsumsi televisi dan internet dapat mempengaruhi sikap dan mental
seorang anak.
Dilihat dari segi pelanggaran norma Pancasila sila ke-1. Mangongkal Holi
merupakan upacara adat menggali tulang-tulang orangtua (leluhur) yang sudah
meninggal. Pasu-pasu Raja, Adat batak ketika ada perkawinan, kedua mempelai
tidak melakukan pemberkatan di gereja melainkan meminta berkat dan
mempercayakannnya pada tua-tua kampung. Bahkan mereka lebih mempercayai
dan menyerahkan segala sesuatunya pada petua adat.
Dilihat dari pelanggaran norma Pancasila sila ke-2. Tradisi Tumbal nyawa manusia
di percaya masih di pratekan oleh sebagian orang di Indonesia. Tradisi tumbal ini
merupakan persembahan kepada mahluk gaib/jin yang menunggu suatu tempat
atau benda. Tradisi ini sungguh-sungguh melanggar sila ke-2 karena perbuatan
tersebut tidak menunjukan adab yang baik sebagai hamba tuhan dan warga negara
Indonesia. Selain itu ada juga kebiasaan adat jawa yang menganggap bahwa
wanita harus selalu mengurusi urusan rumah tangga, tapi sekarang sudah tidak
banyak yang beranggapan seperti ini.
Dilihat dari segi pelanggaran norma Pancasila sila ke-5. Tokoh pahlawan wanita
R.A Kartini mengajarkan kita bahwa wanita juga punya hak dan derajat yang sama
dengan laki-laki. Selanjutnya, tradisi Omed-omedan adalah tradisi berciuman
antara laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrimnya dan dilakukan secara
masal. Terkadang pada tradisi ini si wanita menangis karena berciuman dengan
laki-laki yang bukan mukhrim dan tersakiti karena para lelaki yang melakukannya
secara paksa. Ada juga tradisi Ngaben di Denpasar bali yang bertentangan dengan
sila ke-1 dan tradisi Perang pandan di Tenganan Karangasem Bali yang
bertentangan dengan sila ke-3 karena bisa menimbulkan dendam dan perpecahan.
Dilihat dari segi pelanggaran Pancasila sila ke-3. Tradisi Perang suku di Lembah
Baliem yang diadakan setiap tahun, tradisi ini melanggar sila ke-3 karena dapat
menghancurkan kekerabatan suku-suku di papua. Tradisi Potong jari suku Dani di
wamena melanggar norma sila ke-1 karena agama tidak mengajarkan untuk
menyakiti diri sendiri atau orang lain, sekaligus melanggar sila ke-5 sebab ada satu
pihak yang dirugikan karena kehilangan sebagian anggota tubuhnya, padahal setiap
warga negara Indonesia memiliki hak untuk memutuskan hal yang ingin dan tidak
ingin dilakukannya.
Dilihat dari segi pelanggaran Pancasila sila ke-3. Tradisi Perang pasola di
Sumbawa merupakan kegiatan perang antar desa yang menggunakan senjata
lembing sambil mengendarai kuda, kegiatan ini sangat berbahaya karena tidak
menggunakan alat pelindung sama sekali. Perang pasola biasanya di ikuti oleh
beberapa desa di sumbawa, tradisi ini dapat menimbulkan dendam, perpecahan dan
permusuhan antar desa-desa di sumbawa.
Diatas hanya segelintir tradisi di Indonesia yang melanggar norma-norma
Pancasila. Masih banyak lagi tradisi di daerah-daerah di Indonesia yang belum
terkena campur tangan pemerintah dan para ulama.
Demi mendapat solusi atas problem yang terjadi pada tradisi suku-suku di
Indonesia yang bertentangan dengan norma-norma Pancasila. Tentu bukan hal
yang mudah dalam menghadapi permasalahan semacam ini. Oleh karena itu,
diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, tokoh agama dan suku adat
yang bersangkutan agar tidak terjadi selisih paham dan supaya agama, adat,
budaya, dan tradisi asli Indonesia bisa sejalan dan tidak hilang kemudian tetap di
jalankan tanpa bertentangan dengan norma-norma Pancasila.
Tentunya sangat banyak pula tradisi-tradisi di Indonesia yang positife dan tidak
melanggar norma-norma Pancasila yang bisa kita ikuti tanpa adanya dampak
negatife yang di timbulkan dari kegiatan tradisi tersebut. Karena Pancasila telah
mengajarkan kita sebagai mahluk social yang baik, tentu kita bisa membedakan
mana hal yang baik dan mana yang buruk, bagaimana menjadi warga yang tetap
menjalankan tradisi-tradisi dari nenek moyang tapi tetap berpegang teguh dengan
nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.
Demi perubahan Indonesia yang baik ke depannya marilah kita menjadi warga
negara yang berpancasila. Karena nilai-nilai Pancasila telah mencangkup semua
aspek Agama, Sosial, Kemanusiaan.
Ø Pergaulan Bebas
Belakangan ini marak terjadi fenomena yang terjadi di kalangan remaja. Pergaulan
bebas merupakan salah satu dampak dari masuknya kebudayaan asing di
Indonesia. Dampak yang telah di timbulkan akibat pergaulan bebas adalah HIV
AIDS, dan tidak sedikit pelajar di Indonesia yang hamil di luar nikah kemudian
harus putus sekolah. Disini timbul pertanyaan, Hamil di luar nikah lalu putus
sekolah dan mempunya anak?. Lalu bagaimana kehidupan sang anak jika orang
tuanya saja bermoral jelek dan tidak berpendidikan karena melakukan kesalahan di
masa mudanyaakibat pergaulan bebas. Generasi penerus yang tidak bermoral akan
semakin banyak Jika pergaulan bebas tetap tidak dapat dihentikan.
Setiap agama di Indonesia pasti mengajarkan cara berpakaian yang baik dan sopan.
Penampilan seseorang menunjukan jati diri orang itu sendiri, jika orang melihat
ada seseorang yang cara berpakaiannya dengan celana dan baju di sobek sobek,
gaya rambut semrawut atau di tegakan di bagian tengah kepala, memakai tindik di
hidung dan telinga bagi yang laki-laki tentu orang mengira itu adalah seorang anak
punk. Gaya punk semacam ini juga merupakan dampak negatife dari kebudayaan
asing.
Ø Etika Bahasa
Dulu seorang anak jika ingin bepergian selalu berpamitan bersalaman dan
mencium tangan orang tuanya, meminta ijin jika hendak menggunakan barang
orang lain, rasa solidaritas tinggi dan saling menghargai satu sama lain. Mulai
lunturnya sika tersebut adalah salah satu akibat dari perkembangan zaman. Salah
satu penyebabnya adalah media elektronik, kurangnya perhatian orang tua dalam
membatasi konsumsi televisi dan internet dapat mempengaruhi sikap dan mental
seorang anak.
Dilihat dari segi pelanggaran norma Pancasila sila ke-1. Mangongkal Holi
merupakan upacara adat menggali tulang-tulang orangtua (leluhur) yang sudah
meninggal. Pasu-pasu Raja, Adat batak ketika ada perkawinan, kedua mempelai
tidak melakukan pemberkatan di gereja melainkan meminta berkat dan
mempercayakannnya pada tua-tua kampung. Bahkan mereka lebih mempercayai
dan menyerahkan segala sesuatunya pada petua adat.
Dilihat dari pelanggaran norma Pancasila sila ke-2. Tradisi Tumbal nyawa manusia
di percaya masih di pratekan oleh sebagian orang di Indonesia. Tradisi tumbal ini
merupakan persembahan kepada mahluk gaib/jin yang menunggu suatu tempat
atau benda. Tradisi ini sungguh-sungguh melanggar sila ke-2 karena perbuatan
tersebut tidak menunjukan adab yang baik sebagai hamba tuhan dan warga negara
Indonesia. Selain itu ada juga kebiasaan adat jawa yang menganggap bahwa
wanita harus selalu mengurusi urusan rumah tangga, tapi sekarang sudah tidak
banyak yang beranggapan seperti ini.
Dilihat dari segi pelanggaran Pancasila sila ke-3. Tradisi Perang suku di Lembah
Baliem yang diadakan setiap tahun, tradisi ini melanggar sila ke-3 karena dapat
menghancurkan kekerabatan suku-suku di papua. Tradisi Potong jari suku Dani di
wamena melanggar norma sila ke-1 karena agama tidak mengajarkan untuk
menyakiti diri sendiri atau orang lain, sekaligus melanggar sila ke-5 sebab ada satu
pihak yang dirugikan karena kehilangan sebagian anggota tubuhnya, padahal setiap
warga negara Indonesia memiliki hak untuk memutuskan hal yang ingin dan tidak
ingin dilakukannya.
Dilihat dari segi pelanggaran Pancasila sila ke-3. Tradisi Perang pasola di
Sumbawa merupakan kegiatan perang antar desa yang menggunakan senjata
lembing sambil mengendarai kuda, kegiatan ini sangat berbahaya karena tidak
menggunakan alat pelindung sama sekali. Perang pasola biasanya di ikuti oleh
beberapa desa di sumbawa, tradisi ini dapat menimbulkan dendam, perpecahan dan
permusuhan antar desa-desa di sumbawa.
Demi mendapat solusi atas problem yang terjadi pada tradisi suku-suku di
Indonesia yang bertentangan dengan norma-norma Pancasila. Tentu bukan hal
yang mudah dalam menghadapi permasalahan semacam ini. Oleh karena itu,
diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, tokoh agama dan suku adat
yang bersangkutan agar tidak terjadi selisih paham dan supaya agama, adat,
budaya, dan tradisi asli Indonesia bisa sejalan dan tidak hilang kemudian tetap di
jalankan tanpa bertentangan dengan norma-norma Pancasila.
Tentunya sangat banyak pula tradisi-tradisi di Indonesia yang positife dan tidak
melanggar norma-norma Pancasila yang bisa kita ikuti tanpa adanya dampak
negatife yang di timbulkan dari kegiatan tradisi tersebut. Karena Pancasila telah
mengajarkan kita sebagai mahluk social yang baik, tentu kita bisa membedakan
mana hal yang baik dan mana yang buruk, bagaimana menjadi warga yang tetap
menjalankan tradisi-tradisi dari nenek moyang tapi tetap berpegang teguh dengan
nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.
Demi perubahan Indonesia yang baik ke depannya marilah kita menjadi warga
negara yang berpancasila. Karena nilai-nilai Pancasila telah mencangkup semua
aspek Agama, Sosial, Kemanusiaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alam S, dan henry hidayat. 2006. Ilmu pengetahuan social. Penerbit erlangga
https://moondoggiesmusic.com/keragaman-budaya-indonesia/