Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

“PANDANGAN PANCASILA DALAM KONTEKS KESELARAGAMAN


BUDAYA”

PENDIDIKAN PANCASILA

DOSEN MK : Dr. Titof Tulaka, SH, MAP

DI SUSUN OLEH:

NAMA: AMALIA N. TAWARY

NIM : 19209081

KELAS : SIPIL A (SEMESTER I)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila
yang telah memberikan pemahaman tentang penyusunan makalah ini dan teman-
teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini
bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Tonsaru, 12 Januari 2020

Penyusun
Pengertian Keragaman
Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan
dalam berbagai bidang terutama suku bangsa, ras, agama, idelogi, budaya
“masyarakat yang manjemuk”. Keragaman dalam masyarakat adalah sebuah
keadaan yang menunjukkan perbedaan yang cukup banyak macam atau jenisnya
dalam masyarakat.

Keragaman disini memiliki makna sebagai suatu kondisi dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan
ras, agama dan keyakinan, ideology, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.
Sedangkan kesedarajatan memiliki makna sebagai suatu kondisi dimana dalam
perebdaan dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang
sama dan satu tingkatan hierarki.

Faktor Penyebab Keberagaman

Keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah suku


bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai pulau dan
daerah. Setiap suku bangsa memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri pada aspek
sosial dan budaya. Menurut penelitian badan statistik auat BPS, yang di lakukan
tahun 2010,di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Keberagaman yang ada pada
masyarakat, bisa saja menjadi tantangan hal itu disebabkan karena orang yang
mempunyai perbedaan pendapat bisa lepas kendali.

Munculnya perasaan kedaerahan dan kesukuan yang berlebihan dan dibarengi


tindakan yang dapat merusak persatuan, hal tersebut dapat mengancam keutuhan
NKRI. Karean itu adanya usaha untuk dapat mewujudkan kerukunan bisa
dilakukan dengan menggunakan dialog dan kerjasama dengan prinsip
kebersamaan, kesetaraan, toleransidan juga saling menghormati satu sama lain.
Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya
sebagai berikut :

1. Letak strategis wilayah Indonesia


2. Kondisi negara kepulauan
3. Perbedaan kondisi alam
4. Keadaan transportasi dan kumunikasi
5. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan

Macam-Macam Keragaman
Ada tiga macam istilah yang digunakan untuk menggambarkan masyarakat yang
majemuk yang terdiri dari ras, agama, bahasa dan budaya yang berbeda yaitu
masyarakat pural, masyarakat heterogen dan masyarakat multikultural.

1. Pluralitas yakni mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu.


2. Heterogen yakni menunjukan bahwa keberadaan yang lebih dari satu itu
berbeda-beda, bermacam-macam dan bahkan tidak dapat disamakan.
3. Multikultural yakni inti dari multikulturalisme ialah kesediaan menerima
kelompok lain secara sama sebagai kesatuan tanpa memperdulikan
perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa maupun agama. Multikulturalisme
memberikan penegaasan bahwa dengan segala perbedaaannya itu mereka
ialah sama di ruang publik, menekankan pengakuan dan penghargaan pada
perbedaan.

Unsur Keragaman Dalam Masyarakat

Berikut ini terdapat beberapa unsur-unsur keragaman dalam masyarakat, terdiri


atas

 Suku Bangsa Dan Ras


Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke
sangat beragam, sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan
besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahirlah yang sama seperti rambut,
warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala dan lain sebagainya.

 Agama Dan Keyakinan

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan atau juga disebut nama lainnya dengan ajaran
kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.

 Ideologi Dan Politik

Ideologi ialah kumpulan ide atau gagasan, kata ideologi sendiri diciptakan oleh
Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide”.
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang
segala sesuatu “banding Weltanschauung”, secara umum “lihat ideologi dalam
kehidupan sehari-hari” dan beberapa arah filosofis “lihat ideologi politis” atau
sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota
masyarakat.

Yang tujuan utama dibalik ideologi ialah untuk menawarkan perubahan melalui
proses pemikiran normatif. Ideologi ialah sistem pemikiran abstrak “tidak hanya
sekedar pembentukan ide” yang diterapkan pada masalah publik sehingga
membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang
eksplisit “definisi ideologi marxisme”.

 Tatakrama
Tatakrama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “adat sopan santun, basa
basi” pada dasarnya ialah segalan tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap
dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.

 Kesenjangan Ekonomi Dan Sosial

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang manjemuk dengan bermacam


tingkat, pangkat dan strata sosial. Kesenjangan ekonomi antara masyarakat level
atas dan bawah yang cukup lebar. Hal ini menjadi salah satu sumber konflik dan
mudah sekali tersulut di masyarakat “ada stagnasi perkembangan ekonomi mikro
karena kebijakan yang belum berpihak ke masyarakat bawah”. Anggaran negara
itu belum sepenuhnya menetes ke masyarakat level bawah seperti nelayan, petani,
masyarakat pesisir dan pedagang kecil.

Makna Keragaman

Keragaman berasal dari kata ragam . berdasarkan KBBI ragam berarti :

1. sikap, tingkah laku, cara


2. macam, jenis
3. musik, lagu, langgam
4. warna, corak
5. laras (tata bahasa)

Keragaman disini memiliki makna sebagai suatu kondisi dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan
ras, agama dan keyakinan, ideology, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.

 Makna Kesederajatan
Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut (KBBI) artinya adalah
sama tingakatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian konteks kesederajatan
disini adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada pada
manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan Hierarki.
termasuk perlakuan yang sama dalam bidang apapun tanpa membedakan jenis
kelamin, keturunan, kekayaan, suku bangsa, daan lainnya. Dalam pandangan
Islam, kedudukan manusia itu sama dalam segala hal, dan yang paling mulia
kedudukannya dimata Tuhan, adalah didasarkan pada ketaqwaannya dan
keimananya.

 Kesetaraan Sosial

Kesetaraan sosial adalah tata politik sosial di mana semua orang yang berada
dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu memiliki status yang sama.
Setidaknya, kesetaraan sosial mencakup hak yang sama di bawah hukum,
merasakan keamanan, memperolehkan hak suara, mempunyai kebebasan untuk
berbicara dan berkumpul, dan sejauh mana hak tersebut tidak merupakan hak-hak
yang bersifat atau bersangkutan secara personal. hak-hak ini dapat pula termasuk
adanya akses untuk mendapatkan pendidikan, perawatan kesehatan dan
pengamanan sosial lainnya yang sama dalam kewajiban yang melibatkan seluruh
lapisan masyarakat.

 Makna Keindahan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang
enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.

Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa sedang bagi yang melihatnya
(Leo Tolstoy, pujangga Rusia), keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa
senang (Humo, pujangga Inggris), dan keindahan adalah sesuatu yang paling
banyak mendatangkan rasa senang (Hemsterhuis, pujangga Belanda). Keindahan
adalah susunan yang teratur dari bagian yang erat antara satu dengan lainnya
(Baumgarten, pujangga Jerman), keindahan adalah sesuatu yang memiliki proporsi
yang harmonis (Shaftesbury, pujangga Jerman), Keindahan adalah keserasian
obyek dengan tujuannya (Emmanuel Kant).

Keindahan atau keserasian diwujudkan dalam bentuk ukuran, perpaduan,


pertentangan atau keseimbangan. Ukuran segi panjang yang indah adalah 3
berbanding 5, perpaduan kulit yang gelap dengan baju yang berwarna lembut
adalah serasi, pertentangan tinggi rendah atau keras lembutnya suara musik adalah
indah dan keseimbangan yang tercipta dari seorang yang bertubuh tinggi
mengenakan baju bergaris horisontal atau orang yang pendek mengenakan baju
bergaris vertikal adalah serasi.

Keindahan dalam arti artistik bersifat subyektif, artinya keindahan tersebut


merupakan hasil hubungan antara pikiran dengan benda yang diamati. Keindahan
artistik ditentukan oleh unsur dinamis berupa kesan yang berubah akibat dunia
yang selalu berubah-ubah.Unsur dinamis menyebabkan keindahan artistik juga
dinamis, artinya kendahan dinilai sesuai dengan tempat dan jamannya. Dengan
demikian, keindahan dalam arti artistik merupakan hasil hubungan antara pikiran
dengan benda yang diamati yang selalu berubah kesannya sesuai tempat dan
jamannya.

 Nilai Estetik

Menurut KBBI nilai adalah hargaharga uangangkabanyak sedikitnya isi; kadar;


mutu: sifat-sifat (hal-hal) yg penting atau berguna bagi kemanusiaansesuatu yg
menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya. Sedangkan estetik
adalahmengenai keindahan; menyangkut apresiasi keindahan (alam, seni, dan
sastra)mempunyai penilaian terhadap keindahan.
Pengertian nilai menurut Djahiri, nilai (Value) adalah harga, makna, isi dan pesan,
semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori
sehingga bermakna secara fungsional. Sedangkan Darajat, dkk memberikan
pengertian bahwa nilai adalah suatu perangkat keyakinan ataupun perasaan yang
diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola
pemikiran perasaan, keterikatan, maupun perilaku.

Sejalan dengan pengertian Darajat, Una (dalam Thoha, 1996 : 60) menjelaskan
bahwa nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berbeda dalam ruang lingkup
sistem kepercayaan dalam mana seseorang bertindak atau menghindari suatu
tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan.

Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian
keindahan disebut nilai estetik.

 Kontemplasi Dan Ekstensi Kontemplasi

Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang
indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh
dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu
hasil penciptaan.Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan,
merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.

Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka


kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan
ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan.
Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap
manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.

Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala


alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep
atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan
manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain
sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan
manusia.

Impelmentasi Keragaman
Berikut ini terdapat beberapa impelementasi keragaman, terdiri atas:

A. IMPLEMENTASI KEBERAGAMAN AGAMA

Agama merupakan sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya,


dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari
kehidupan. (Sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia) Agama juga merupakan sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya. (Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Implementasi Menghargai Keberagaman Agama dalam Wawasan Nusantara pada


Kehidupan Sehari-hari sebagai berikut:

1. Menghormati dan menghargai hak-hak penganut agama lain. Hak adalah


kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Namun, kekuasaan tersebut dibatasi
oleh undang-undang. Pembatasan ini harus dilakukan agar pelaksanaan hak
seseorang tidak sampai melanggar hak orang lain.
2. Menjalankan semua kewajibannya sebagai warga Negara dan umat
beragama dengan baik. Kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan dengan
tanggung jawab. Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau
dilaksanankan. Jika tidak dilaksanankan dapat mendatangkan sanksi bagi
yang melanggarnya.
3. Saling membantu atau bergotong royong dalam kegiatan kemasyarakatan
tanpa memandang agama sebagai pembatasnya.
B. IMPLEMENTASI KEBERAGAMAN ADAT ISTIADAT

Penerapan adat istiadat yang berlaku pada dasarnya berkaitan dengan pengguna
hak dan pemenuhan kewajiban. Berikut ini adalah penerapan adat istiadat di
berbagai lingkungan antara lain:

1. Lingkungan Keluarga

Beberapa contoh penerapan adat istiadat dan aturan lain dalam kehidupan keluarga
antara lain ;

 Setelah bangun tidur menata kembali tempat tidur.


 Mengerjakan tugas di rumah yang menjadi tanggung jawabnya.
 Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
 Menjaga nama baik keluarga.
 Mentaati dan mematuhi peraturan yang ada dalam keluarga yang sudah
menjadi kesepakatan bersama.
 Lingkungan Sekolah

Beberapa contoh penerapan adat istiadat dalam lingkungan sekolah:

1. Berbakti kepada guru dengan cara melaksanakan perintah dan nasihat-


nasihat yang baik.
2. Menghormati guru, karyawan, dan pegawai sekolah lainnya.
3. Mematuhi peraturan dan tata tertib yang ada di sekolah.
4. Terus terang dan jujur dalam mengikuti pelajaran.
5. Belajar dengan tekun dan disiplin.
6. Saling menyayangi antara sesama.

2. Lingkungan Masyarakat

Penerapan adat istiadat dalam masyarakat bertujuan untuk menciptakan kehidupan


masyarakat yang tertib, aman dan damai. Apabila semua warga menaati dan
mematuhi adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat maka hubungan antar
warga pun akan terjalin dengan baik. Sehingga akan mampu mewujudkan tujuan
bersama. Beberapa contoh penerapan norma dan peraturan dalam kehidupan
masyarakat antara lain;

1. Tolong-menolong dengan tetangga di lingkungan masyarakat sekitar kita.


2. Menghormati dan menghargai tetangga dengan cara saling bertegur sapa.
3. Mematuhi segala peraturan dan hukum yang berlaku.
4. Bersama-sama menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan.
5. Ikut meningkatkan mutu kehidupan masyarakat.

C. IMPLEMENTASI KEBERAGAMAN SUKU BANGSA

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan


persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri
atas berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu
bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa
Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga bendera kebangsaan merah putih
sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah dan
dasar negara Pancasila.

Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa,


dapat terlihat dari sifat dan siksp dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah
sebagai berikut :

1. Kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan seperti halnya dalam sebuah


keluarga.
2. Antara warga masyarakat terdapat semangat tolong menolong, kerjasama
untuk menyelesaikan suatu masalah, dan kerjasama dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
3. Dalam menyelesaikan urusan bersama selalu diusahakan dengan melalui
musyawarah.
4. Terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan. Sikap dan keadaan seperti tersebut di
atas harus dijunjung tinggi serta dilestarikan.

Untuk lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, kita dapat


melaksanakan pertukaran kesenian daerah dari seluruh pelosok tanah air. Dengan
adanya kegiatan pertukaran kesenian daerah tersebut dan memberikan manfaat
bagi bangsa Indonesia, antara lain:

 Dapat saling pengertiaan antarsuku bangsa


 Dapat lebih mudah mencapai persatuan dan kesatuan
 Dapat mengurangi prasangka antar suku
 Dapat menimbulkan rasa kecintaan terhadap tanah air dan bangsa

D. IMPLEMENTASI KEBERAGAMAN BUDAYA

Kita mengetahui bahwa Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dan
penduduknya terpencar-pencar di berbagai pulau. Tiap penduduk tinggal di
lingkungan kebudayaan daerahnya masing-masing. Ini artinya, di Indonesia
terdapat banyak ragaman kebudayaan. Perbedaan tersebut antara lain dalam hal:

1. Cara berbicara
2. Cara berpakaian
3. Mata pencaharian
4. Adat istiadat

Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi hendaknya


dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia
mempunyai kewajiban untuk selalu melestarikan kebudayaan yang beraneka ragam
tersebut.

Di samping itu, dengan mendalami kebudayaan yang beraneka ragam tersebut,


wawasan kita akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang
kerdil. Kita dapat menjadi bangsa yang mau dan mampu menghargai kekayaan
yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman kebudayaan tersebut.

Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga kita
kembangkan, karena kebudayaan daerah mempunyai kedudukan yang sangat
penting. Pembinaan kebudayaan daerah dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:

1. Pertukaran kesenian daerah


2. Pembentukan organisasi kesenian daerah
3. Penyebarluasan seni budaya, antara lain melalui radio, tv, surat kabar serta
majalah
4. Penyelenggaraan seminar mengenai seni budaya daerah
5. Membentuk sanggar tari daerah
6. Mengadakan pentas kebudayaan

Keragaman Budaya di Indonesia – Indonesia adalah salah satu Negara kesatuan


yang di dalamnya dipenuhi dengan keragaman serta kekayaan. Ada berbagai suku
bangsa dan budaya serta ras, daerah dan juga kepercayaan agama. Selain itu, masih
banyak lagi keragaman budaya yang ada di Indonesia.
Akan tetapi, sekalipun dipenuhi dengan keragaman, Indonesia bisa mempersatukan
hal itu sesuai dengan semboyan yang dimiliki oleh Negara ini, yaitu Bhineka
Tunggal Ika. Adapun makna dari Bhineka Tunggal Ika sendiri adalah sekalipun
berbeda-beda namun tetap satu jua.
Keragaman budaya sendiri juga dikenal dengan istilah cultural diversity dan ini
sudah menjadi sebuah keniscayaan yang dimiliki oleh bangsa ini. Di Negara ini
pula, keragaman budaya merupakan sesuatu yang tidak dapat ditolak lagi
keberadaannya.

Keragaman Budaya Indonesia

Di dalam konteks yang dipahami oleh masyarakat majemuk, di samping


kebudayaan dan juga suku bangsa, Indonesia juga terdiri dari berbagai adat dan
budaya daerah yang sifatnya lebih mengarah kepada kewilayahan yang menjadi
pertemuan antara adat yang satu dengan yang lainnya. Kebudayaan sekelompok
suku yang ada di kawasan tersebut.
Dengan ditambah jumlah penduduknya yang mencapai lebih dari 200 juta orang
yang tinggal di berbagai pulau di Indonesia. Mereka juga menetap di suatu wilayah
dengan keadaan geografis yang berbeda dimulai dari kawasan pegunungan yang
merupakan daerah dengan dataran tinggi, kemudian dataran rendah dan juga
pesisir, daerah pedesaan, daerah perkotaan dan lain sebagainya.
Hal tersebut juga sangat berhubungan dengan tingkat peradaban yang ada di dalam
suatu kelompok tertentu di Indonesia yang notabene sangatlah beragam. Pertemuan
dengan berbagai budaya dan juga adat tersebut sangatlah mempengaruhi proses
asimilasi kebudayaan yang terdapat di Indonesia sendiri dan itu tentu saja
menyebabkan bertambahnya berbagai kebudayaan yang terdapat di Indonesia.
Selain itu, dengan semakin berkembang agama-agama besar yang juga ikut
berkontribusi di Indonesia, itu juga turut mendukung adanya perkembangan dari
kebudayaan Indonesia itu sendiri sehingga menjadi sebuah cermin atas kebudayaan
tertentu. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
merupakan satu dari sekian Negara yang memiliki tingkat keberagaman budaya
dan juga heterohenitas yang relatif tinggi.
Tidak saja beragam dari sisi budaya dari masing-masing kelompok dalam suku
bangsa, namun juga budaya yang beraneka ragam di dalam konteks peradaban,
dimulai dari jaman tradisional hingga yang sifatnya modern serta
kewilayahan. Dengan adanya budaya yang beraneka ragam tersebut, maka
Indonesia bisa dikenal sebagai Negara yang mempunyai keunggulan tersendiri jika
dibandingkan dengan Negara yang lainnya.
Potret kebudayaan yang terdapat di Indonesia bisa dikatakan beragam dan juga
bervariasi.
Dan tidak kalah pentingnya juga adalah secara sosial dan juga politik, Indonesia
mempunyai jalinan sejarah serta dinamika interaksi di antara kebudayaan yang satu
dengan kebudayaan yang lain secara kuat. Dan hal ini sudah dimulai sejak jaman
dahulu.
Interaksi antara satu adat dengan adat yang lain, serta kebudayaan yang telah
terjamin tidak hanya antara satu kelompok dengan kelompok yang berbeda.
Namun antara satu peradaban dengan peradaban yang berbeda. Misalnya saja
mendarat nya kapal Portugis di daerah Banten sekitar abad pertengahan telah
membuka diri Negara ini di lingkup pergaulan di kancah internasional masa
tersebut.
Hubungan yang terjalin di antara pedagang kawasan pesisir Jawa dan juga Gujarat
ternyata memberi dampak yang sangat penting kepada bangunan interaksi antara
satu peradaban dengan peradaban lain di Indonesia. Sehingga berbagai singgungan
peradaban tersebutlah yang nantinya bisa membangun daya elasitas Negara ini di
dalam melakukan interaksi dengan perbedaan yang terjadi.
Pada sisi yang lain, Indonesia juga memiliki kemampuan untuk menelisik dan juga
mengembangkan budaya lokal di tengah maraknya singgungan antara bangsa satu
dengan bangsa yang lainnya di kala itu. Dan sejarah sendiri sudah memberikan
bukti bahwa kebudayaan yang ada di Indonesia dapat hidup dengan berdampingan,
saling mengisi dan juga mampu berjalan secara paralel.
Misalnya saja adalah kebudayaan keraton atau kerajaan yang mampu
berdampingan secara paralel dengan kebudayaan berburu serta meramu di
beberapa kelompok masyarakat. Di dalam konteks saat ini, kita dapat menjumpai
tentang bagaimana suatu kebudayaan dalam masyarakat urban dapat berjalan
secara pararel dengan kebudayaan yang terdapat di pedesaan bahkan dengan
kebudayaan masyarakat seperti berburu dan juga meramu di beberapa tempat.
Pola relasi dan juga hubungan yang sudah terjalin di antara kebudayaan yang satu
dengan kebudayaan yang lain tersebut dapat berjalan dengan damai di dalam
bingkai semboyan Bhineka Tunggal Ika. Yang di dalamnya tidak hanya mengacu
kepada keberagaman suku bangsa dan budaya, namun juga di dalam sebuah
konteks kebudayaan.
Dengan didasari pula dengan kelompok suku bangsa yang bisa mencapai 700 an
suku di berbagai wilayah nusantara ini dan disertai pula dengan Beragam karakter
kelompok dari masyarakat itu sendiri yang sangat beragam dan juga berbagai
keberagaman agama, rumah adat, pakaian adat, kesenian dan juga berbagai
makanan yang tak kalah beragam.
Masyarakat Indonesia sendiri termasuk ke dalam jenis masyarakat yang bisa
dibilang majemuk dan juga memiliki karakter unik. Salah satu ciri khasnya adalah
budaya gotong royong yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, masyarakat
Indonesia khususnya bagi para generasi bangsa sudah selayaknya memiliki
kemampuan untuk menjaga dan juga melestarikan kebudayaan yang dimiliki oleh
bangsa tercinta ini.
Jangan sampai perbedaan yang ada di dalamnya menjadikan manusia semakin
lemah dan juga memunculkan adanya konflik antar budaya dan suku. Namun, mari
bersama-sama menyongsong Indonesia yang memiliki kejayaan ini dengan penuh
harapan indah dan juga semangat yang tinggi.

Manfaat Keberagaman Budaya


Keragaman budaya yang terdapat di Indonesia sesungguhnya memiliki manfaat
tersendiri. Di antara manfaat dari keberagaman budaya adalah sebagai berikut ini.

1. Sebagai Promotor Nilai-Nilai Kemanusiaan


Manfaat dari keragaman budaya yang pertama adalah ia bisa dijadikan sebagai
promotor untuk nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Di saat sebuah organisasi
memiliki berbagai karyawan yang memiliki berbagai budaya, maka hal tersebut
tentunya menunjukkan bahwa organisasi tersebut sangat menyadari dan mengakui
serta merayakan keberagaman yang ada pada seseorang yang pada dasarnya
memiliki latar belakang berbeda.
Hal ini tentu saja menjadikan anggota organisasi tersebut berpikiran bahwa
kontribusi dan juga nilai mereka sedang direalisasikan di dalam sebuah
managemen organisasi yang baik.

2. Meningkatkan Produktifitas dan juga Profitabilitas

Untuk manfaat dari keragaman budaya yang selanjutnya adalah membantu


meningkatkan produktifitas dan juga profitabilitas. Terlepas dari berbagai nilai
kemanusiaan yang ada, keragaman budaya ternyata juga bisa memberikan manfaat
yang nyata kepada bidang bisnis di berbagai belahan dunia.
Persuasi secara aktif soal keberagaman yang ada di berbagai tempat kerja secara
langsung tentunya dapat memberikan dampak di dalam meningkatkan
produktivitas dan juga profitabilitas organisasi dan juga karyawan. Juga
meningkatnya produktivitas dan profitalibitas di dalam organisasi.

3. Membantu Membuat Kolam Bakat


Selain beberapa yang telah disebutkan di atas, manfaat lain dari keragaman budaya
di Indonesia adalah dalam membantu membuat suatu kolam bakat. Ketika
organisasi telah melakukan investasi dalam keberagaman, maka hasilnya di dalam
menciptakan suatu kolam bakat tentu saja juga lebih besar.
Ini menjadi sebuah situasi win-win entah itu untuk karyawan dan juga organisasi.
Sebagaimana sebuah kolom bakat yang menyediakan organisasi dengan berbagai
keunggulan kompetensi yang bisa membantu memajukan dan juga membantu
meningkatkan lingkungan yang besar.

4. Bertukar Ide Ide Inovatif


Ketika di dalam sebuah organisasi, di dalamnya ada berbagai orang atau anggota
dengan beragam latar belakang, budaya, pengalaman, ide yang kreatif dan juga
inovatif di dalamnya, maka itu bisa menopang setiap orang di dalam pikiran yang
berbeda-beda.
Hal ini amatlah wajar karena orang-orang hidup dengan beragam pengalaman dan
juga beragam prespektif di dalamnya sehingga diharapkan itu akan mampu
menghasilkan suatu ide jenius dan juga solusi yang terbaik untuk berbagai masalah
yang sedang dihadapi. Ini merupakan sebuah nilai yang besar untuk karyawan dan
juga organisasi.
Pertukaran ide yang bisa berjalan secara dinamis akan terjadi di antara orang
dengan perbedaan persepsi di dalamnya dan itu bisa membuahkan suatu ide atau
hasil yang lebih kreatif. Situasi semacam ini juga pernah dibuat oleh beberapa
orang yang memiliki pola pikir serta budaya yang sama.

5. Manfaat Keanekaragaman
Sudah sangat banyak studi yang sangat berhubungan dengan kegiatan organisasi
yang bisa menyimpulkan suatu pemahaman bahwa mempromosikan keberagaman
budaya ternyata dapat mengurangi adanya ketidak hadiran.
Adanya perputaran dari karyawan yang notabene lebih rendah akan dapat
mengurangi biaya yang notabene itu mempunyai hubungan dengan perekrutan
karyawan baru dan juga mengurangi adanya tanggung jawab hukum di dalam
menggugat diskriminasi.
Di dalam dunia saingan ini, keragaman budaya sendiri ternyata memiliki cukup
banyak manfaat di dalamnya. Masyarakat Indonesia sendiri adalah masyarakat
yang di dalamnya terdapat berbagai suku bangsa yang lebih dari 13 ribu pulau
yang terdapat di berbagai belahan dunia Indonesia.
Dan masing-masing suku bangsa sendiri memiliki identitas budaya, sosial, politik,
bahasa, adat dan juga tradisi yang ada di Indonesia sendiri.

Ciri Keragaman Kebudayaan Lokal di Indonesia

Keragaman budaya itu memiliki beberapa ciri khusus. Berikut ini adalah ciri-ciri
keragaman budaya yang wajib diketahui.

1. Keragaman Suku Bangsa


Melalui ilmu antropologi, maka dapat diambil pemahaman bahwa nenek moyang
bangsa ini asalnya adalah dari daerah Yunani dan juga Cina Selatan. Sekitar tahun
3000-500 SM, Indonesia sudah menjadi daerah yang ditempati oleh para penduduk
migran dari Submongoloid Asia. Sesudah itu, mereka bercampur dengan penduduk
asli pribumi Indonesia yang asalnya adalah dari Asia Selatan.
Klasifikasi suku bangsa yang terdapat di Indonesia sendiri menurut Van
Vollenhoven yang kemudian membagi Negara ini menjadi 19 kawasan suku
bangsa, di antaranya adalah:
 Aceh
 Bangka dan juga Belitung
 Bali dan juga Lombok
 Gorontalo Melayu
 Minangkabau, Mentawai
 Kalimantan
 Minahasa
 Ambon
 Jawa Barat
 Sulawesi Selatan
 Ternate
 Sumatra Selatan
 Irian
 Timor
 Gayo-Alas dan Batak
 Jawa Tengah dan Jawa Timur
 Surakarta dan Yogyakarta
 Toraja

2. Keragaman Bahasa
Bangsa ini masuk ke dalam jenis rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia).
Salah seorang peneliti yang bernama Gorys Keraf kemudian membagi rumpun
bahasa yang ada tersebut menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah sebagai
berikut ini:
 Bahasa Austronesia Barat atau yang dikenal dengan bahasa Indonesia atau
Melayu yang terdiri ari Bahasa bahasa Hesperonesia (Indonesia bagian
Barat) yang terdiri dari Aceh, Batak, Gayo, Minahasa, Melayu,
Minangkabau, Lampung, Melayu Tengah, Bima, Mentawai, Jawa, Sunda,
Madura, Dayak, Bali, Sasak, Gorontalo, Bugis, Toraja, Makasar, Manggarai,
Nias, Sabu, dan Sumba. Kemudian Bahasa Indonesia Timur yang terdiri dari
Bahasa Timor-Ambon, Sula Bacan, Haimahera Selatan-Irian Barat.
 Bahasa Bahasa Austronesia bagian Timur atau Polinesia yang terdiri dari
bahasa bahasa Melanesia (Melanesia dan pantai di bagian Timur Irian).
Melanesia sendiri asalnya adalah dari bahasa Yunani yang merupakan suatu
wilayah yang bentuknya memanjang dari kawasan Pasifik Barat sampai
dengan Laut Arafura, Timur dan juga bagian laut Australia. Kemudian
bahasa bahasa Heonesia (bahasa Makronesia dan juga Polinesia).

3. Keragaman Religi
Indonesia juga termasuk Negara yang di dalamnya memiliki berbagai agama atau
kepercayaan yang beragam. Di Negara ini setidaknya ada enam agama yang sudah
diakui oleh Negara secara resmi. Ke enam agama yang dimaksud tersebut adalah
Islam, Budha, Katolik, Konghucu, dan juga Protestan.
Di samping itu, ada juga berbagai kepercayaan lain yang ada di tengah masyarakat
dan berkembang di dalamnya.

4. Keragaman Seni dan Budaya


Selain beberapa keragaman yang disebutkan di atas, Indonesia juga memiliki seni
dan juga budaya yang sangat beragam antara kelompok satu dengan kelompok
yang lainnya. Contoh dari wujud nyata dari keragaman seni dan budaya ini adalah
seni tari, seni sastra, seni musik, seni drama, seni rupa dan masih banyak lagi yang
lainnya.

Manfaat Keragaman Budaya

masbidin.net
Adanya keragaman budaya di Negara ini tentu saja memberikan manfaat dan
keuntungan tersendiri untuk bangsa ini. Misalnya saja dalam bidang bahasa,
kebudayaan bahasa yang dimiliki oleh daerah tertentu tentu saja bisa memperkaya
adanya perbedaan istilah dalam bahasa Indonesia itu sendiri.
Sedangkan, di dalam bidang pariwisata, potensi dari adanya keragaman budaya
tersebut tentu saja sangat cocok dan menarik untuk dijadikan sebagai sebuah objek
dan tujuan dari pariwisata yang ada di Negara ini. Dan sudah pasti ini bisa
meningkatkan adanya devisa Negara.
Dan tidak kalah penting adalah adanya berbagai pemikiran beragam yang berasal
dari satu daerah dan juga yang lainnya tentu saja bisa dijadikan sebagai rujukan
atau acuan untuk kepentingan pembangunan nasional.

Masalah Akibat Keragaman Budaya

Mengatur masyarakat yang kesemuanya mempunyai perbedaan tersendiri dalam


berbagai hal tentu saja menjadi hal yang lebih sulit jika dibandingkan dengan
mengatur atau mengurus masyarakat atau kalangan yang kebetulan memiliki
kehendak, ciri, adat istiadat yang sama.
Adapun ide yang menarik untuk digunakan sebagai solusi mengikis
kesalahpahaman dan juga pertikaian di antara kelompok satu dengan yang lain
dalam rangka membangun benteng yang pengertian adalah dengan
multikulturalisme dan juga sikap toleransi dan juga empati di antara budaya yang
satu dengan budaya yang lain.
1. Multikulturalisme
Multikulturalisme menjadi suatu istilah yang dipakai untuk menjelaskan suatu
pandangan mengenai keragaman hidup di dunia ini. Ia juga bisa di maknai sebagai
sebuah kebijakan kebudayaan yang lebih menekankan kepada penerimaan kepada
adanya suatu realita keragaman dan juga berbagai jenis budaya yang terdapat di
dalam kehidupan bermasyarakat dan itu sangat berkaitan dengan nilai-nilai, sistem,
adat atau kebiasaan, budaya serta politik yang mereka anut.
Di dalam multikulturalisme, masyarakat dituntut untuk dapat melihat serta
menyikapi adanya perbedaan. Multikulturalisme sendiri juga mengajak kepada
segenap masyarakat untuk melihat adanya keragaman di dalam kacamata yang
setara. Sehingga tidak ada satu pun budaya yang boleh merasa lebih tinggi dari
budaya yang lainnya.
Selain itu, di dalam keragaman yang ada, tidak diperkenankan adanya suatu sikap
atau tindakan yang diskriminatif kepada yang lain. Karena inilah yang dapat
memicu munculnya konflik antar budaya dan golongan. Sehingga, seluruh suku
bangsa dan juga budayanya perlu diperlakukan secara sama dan adil di dalam
berbagai sisi kehidupan entah itu secara politik, sosial, hukum, pertahanan ataupun
keamanan.
Hanya dengan cara ini, semua suku bangsa akan saling bekerja sama dan saling
membantu satu sama lain untuk menjadikan bangsa ini menjadi lebih baik dan
maju lagi.

2. Toleransi dan Empati


Yang dimaksud dengan sikap toleransi adalah sebuah sikap menghargai dan juga
menerima adanya perbedaan dengan kelompok lain. Sementara untuk empati
sendiri adalah sebuah kondisi mental dimana seseorang merasa dirinya ada di
dalam suatu kondisi atau perasaan yang sama dengan kelompok atau orang lain.
Kedua sikap ini sangatlah penting untuk ditumbuhkan di tengah masyarakat yang
beragam seperti Negara ini. Karena cara berfikir yang demikian akan bisa
membawa seseorang kepada sikap dan juga tindakan yang mengharapi satu sama
lain.

Faktor Penyebab Keragaman Budaya


Ada berbagai faktor yang menyebabkan munculnya keragaman budaya. Berikut ini
adalah beberapa di antaranya:

1. Faktor dari Manusia


Ada beragam budaya yang ada di antaranya adalah disebabkan karena manusia.
Secara umum, manusia adalah makhluk yang sangat suka terhadap berbagai jenis
seni, misalnya seni musik, tari dan lain sebagainya. Di samping itu, masih ada juga
bidang lain yang amat disukai oleh manusia. Karena kesukaan tersebut, maka
kebudayaan di Negara ini menjadi amat banyak. Belum lagi, manusia sendiri
memang bisa dibilang aktif dalam menciptakan suatu kebudayaan.

2. Faktor Lingkungan Alam


Selain disebabkan oleh manusia, faktor lain yang mempengaruhi keragaman
budaya adalah faktor lingkungan alam. Misalnya saja terjadinya gunung meletus,
gempa bumi, banjir, longsor dan sebagainya yang menyebabkan musim paceklik
sehingga banyak masyarakat yang memilih untuk pindah dari satu tempat ke
tempat yang lain. Sehingga ketika mereka memasuki tempat yang baru, sesudah
beradaptasi, maka muncullah kebudayaan yang baru.

3. Faktor Perubahan Nilai dan Sikap


Masing-masing individu senantiasa berpegang teguh kepada yang namanya norma
dan juga nilai yang ada di dalam hidup bermasyarakat. Nilai tersebut tentu saja
sangat berpengaruh kepada perilaku manusia, baik secara individu atau kelompok.
Sehingga, ketika sebuah nilai tertentu berubah, maka kebudayaan manusia juga
akan mengalami perubahan yang akhirnya menyebabkan keragaman budaya di
tengah masyarakat.
Demikianlah ulasan mengenai keragaman budaya yang bisa dijadikan sebagai
tambahan pengetahuan untuk Anda. Dengan mengetahui keragaman budaya dan
berbagai hal yang berkaitan dengannya, maka seseorang akan semakin memahami
perbedaan yang ada di mau menghargai budaya lain sehingga akan tercapai
kedamaian dan ketentraman di Negara tercinta ini.
PENGERTIAN PANCASILA
Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia yang berasal dari ajaran
budha dalam kitab tripitaka. Berasal dari dua kata : panca yang berarti lima dan
syila yang berarti dasar. Jadi secara leksikal Pancasia bermakna lima aturan
tingkah laku yang penting.

Fungsi Pancasila tidak melulu hanya sebagai dasar negara. Tetapi juga sebagai
pandangan hidup bangsa, sebagai pemersatu bangsa, sebagai cita-cita dan tujuan
bangsa dan sebagai falsafah bangsa Indonesia, Pancasila berperan besar dalam
kemajuan dan perkembangan bangsa Indonesia di bidang edukasi, social, dan
ekonomi bangsa. Pancasila juga dapat membentuk mental, kebiasaan, pola pikir
masyarakat bangsa Indonesia.

Sudah sering kita mendengarkan pembacaan Pancasila selama masa sekolah, dari
jenjang Sekolah Dasar sampai Sekolah menengah atas. Saat di perguruan tinggi
saja mulai jarang kita mendengar pembacaan Pancasila saat pelaksanaan upacara
bendera. Tidak jarang di acara-acara selain upacara bendera pembacaan Pancasila
di jadikan salah satu isi acara. Misalnya, peringatan hari-hari nasional hari sumpah
pemuda, hari pahlawan, hari kartini dan hari-hari nasional lainya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi solusi menanggulangi


permasalahan yang tengah di hadapi negeri ini. Seperti permasalahan negeri di
bidang ekonomi, masyarakat Indonesia sering keberatan dengan keputusan
pemerintah mengenai harga barang makanan pokok yang melambung tinggi tidak
sesuai dengan pendapatan masyarakat karena UMK (Upah minimum
kabupaten/kota) yang rendah.

Kemiskinan, korupsi, ketidak adilan akibat perbedaan setatus sosial dan kini
maraknya fenomena organisasi-organisasi yang bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila. Seperti GAFATAR (Gerakan Fajar Nusantara) merupakan organisasi
yang mengklaim bergerak di bidang sosial dan budaya, belum lama ini pada hari
Selasa sore (20/01/16) kamp gafatar yang berada di Tanjungpura, Pontianak
Kalimantan barat di bakar warga.

Lalu, ISIS (Islamic State of Iraq and Syria or Islamic State of Iraq and al-
Sham/Negara Islam Iraq dan Suryah) lahir di wilayah Timur Tengah dan dipimpin
oleh Abu Bakr al-Baghdadi. Tujuan dari pergerakannya ini adalah, menaklukkan
dan menyatukan wilayah Suriah, Irak, Mesir, Lebanon, Jordania, dan Israel
menjadi negara kesatuan di bawah bendera khilafah, sebuah kerajaan yang
menerapkan hukum Islam secara penuh dalam menjalankan pemerintahan negara.
Kemudian, Nii (Negara islam Indonesia) adalah kelompok Islam di Indonesia yang
bertujuan untuk pembentukan negara Islam di Indonesia. Ini dimulai pada 7
Agustus 1942.

B. PENGERTIAN BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.

Dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut culture, yang berasal dari


kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Seiring dengan perkembangan zaman banyak budaya-budaya asing khususnya


kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia dan perlahan menjajah, mempengaruhi
lalu menggeser kebudayaan asli Indonesia dan secara tidak langsung mengubah
kebiasaan juga pola pikir masyarakat indonesia.

Berikut beberapa kebudayaan asing yang bertentangan dengan norma-norma


Pancasila yang telah masuk dan mempengaruhi kebudayaan masyarakat Indonesia
:

Ø Pesta dan Dugem

Dugem adalah sebuah kegiatan menari-nari bersama dengan diiringi music


bergenre remix. Di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Medan, Surabaya
dan Bali. pesta dan dugem sudah menjadi hal umum dilakukan ketika
memperingati hari kelahiran/ulang tahun dan efen lainya. Sering di suatu acara
pesta dan dugem juga disertai pesta minum-minuman keras, narkotika dan
pergaulan bebas.

Ø Pergaulan Bebas

Belakangan ini marak terjadi fenomena yang terjadi di kalangan remaja. Pergaulan
bebas merupakan salah satu dampak dari masuknya kebudayaan asing di
Indonesia. Dampak yang telah di timbulkan akibat pergaulan bebas adalah HIV
AIDS, dan tidak sedikit pelajar di Indonesia yang hamil di luar nikah kemudian
harus putus sekolah. Disini timbul pertanyaan, Hamil di luar nikah lalu putus
sekolah dan mempunya anak?. Lalu bagaimana kehidupan sang anak jika orang
tuanya saja bermoral jelek dan tidak berpendidikan karena melakukan kesalahan di
masa mudanyaakibat pergaulan bebas. Generasi penerus yang tidak bermoral akan
semakin banyak Jika pergaulan bebas tetap tidak dapat dihentikan.

Ø Fashion ala anak gaul

Setiap agama di Indonesia pasti mengajarkan cara berpakaian yang baik dan sopan.
Penampilan seseorang menunjukan jati diri orang itu sendiri, jika orang melihat
ada seseorang yang cara berpakaiannya dengan celana dan baju di sobek sobek,
gaya rambut semrawut atau di tegakan di bagian tengah kepala, memakai tindik di
hidung dan telinga bagi yang laki-laki tentu orang mengira itu adalah seorang anak
punk. Gaya punk semacam ini juga merupakan dampak negatife dari kebudayaan
asing.

Ø Etika Bahasa

Bahasa merupakan media untuk berkomunikasi manusia. etika berbahasa atau


berbicara dengan teman sebaya akan berbeda etika ketika berbicara dengan orang
yang lebih tua. Bahasa Indonesia adalah Bahasa persatuan yang resmi di gunakan
di Indonesia, tetapi akibat perkembangan zaman Bahasa Indonesia terpengaruh
oleh Bahasa-bahasa asing, akibatnya banyak orang yang tidak menggunakan etika
berbahasa yang baik.

Ø Sikap dan Prilaku

Dulu seorang anak jika ingin bepergian selalu berpamitan bersalaman dan
mencium tangan orang tuanya, meminta ijin jika hendak menggunakan barang
orang lain, rasa solidaritas tinggi dan saling menghargai satu sama lain. Mulai
lunturnya sika tersebut adalah salah satu akibat dari perkembangan zaman. Salah
satu penyebabnya adalah media elektronik, kurangnya perhatian orang tua dalam
membatasi konsumsi televisi dan internet dapat mempengaruhi sikap dan mental
seorang anak.

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman suku dan budaya. Maka


tidak heran jika masing-masing suku di Indonesia memiliki sikap, prilaku, pola
pikir, etika berbahasa dan cara berpakaian yang berbeda-beda. Banyak juga tradisi-
tradisi di Indonesia yang bukan asli dari kebudayaan Indonesia, melainkan hasil
dari percampuran dari beberapa kebudayaan yang berbeda. Seperti, perayaan ulang
tahun yang di kemas dengan adat istiadat salah satu suku Indonesia contohnya
perayaan ulang tahun yang mengganti acara potong kue dengan menggunakan
tumpeng yang berasal dari adat jawa.

Banyaknya suku asli yang mendiami kepulauan Indonesia mempengaruhi


beragamnya adat istiadat yang ada di setiap daerah di Indonesia. Masing-masing
suku memiliki adat istiadat dan tradisi yang berbeda-beda. Tradisi-tradisi ini
terkadang bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang terkandung
dalam Pancasila.

Tradisi atau kebiasaan suku-suku di Indonesia yang bertentangan dengan norma-


norma Pancasila. Diantaranya sebagai berikut :

Ø Tradisi Adat Batak

Dilihat dari segi pelanggaran norma Pancasila sila ke-1. Mangongkal Holi
merupakan upacara adat menggali tulang-tulang orangtua (leluhur) yang sudah
meninggal. Pasu-pasu Raja, Adat batak ketika ada perkawinan, kedua mempelai
tidak melakukan pemberkatan di gereja melainkan meminta berkat dan
mempercayakannnya pada tua-tua kampung. Bahkan mereka lebih mempercayai
dan menyerahkan segala sesuatunya pada petua adat.

Ø Tradisi Adat Jawa

Dilihat dari pelanggaran norma Pancasila sila ke-2. Tradisi Tumbal nyawa manusia
di percaya masih di pratekan oleh sebagian orang di Indonesia. Tradisi tumbal ini
merupakan persembahan kepada mahluk gaib/jin yang menunggu suatu tempat
atau benda. Tradisi ini sungguh-sungguh melanggar sila ke-2 karena perbuatan
tersebut tidak menunjukan adab yang baik sebagai hamba tuhan dan warga negara
Indonesia. Selain itu ada juga kebiasaan adat jawa yang menganggap bahwa
wanita harus selalu mengurusi urusan rumah tangga, tapi sekarang sudah tidak
banyak yang beranggapan seperti ini.

Ø Tradisi Adat Bali

Dilihat dari segi pelanggaran norma Pancasila sila ke-5. Tokoh pahlawan wanita
R.A Kartini mengajarkan kita bahwa wanita juga punya hak dan derajat yang sama
dengan laki-laki. Selanjutnya, tradisi Omed-omedan adalah tradisi berciuman
antara laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrimnya dan dilakukan secara
masal. Terkadang pada tradisi ini si wanita menangis karena berciuman dengan
laki-laki yang bukan mukhrim dan tersakiti karena para lelaki yang melakukannya
secara paksa. Ada juga tradisi Ngaben di Denpasar bali yang bertentangan dengan
sila ke-1 dan tradisi Perang pandan di Tenganan Karangasem Bali yang
bertentangan dengan sila ke-3 karena bisa menimbulkan dendam dan perpecahan.

Ø Tradisi Adat Papua

Dilihat dari segi pelanggaran Pancasila sila ke-3. Tradisi Perang suku di Lembah
Baliem yang diadakan setiap tahun, tradisi ini melanggar sila ke-3 karena dapat
menghancurkan kekerabatan suku-suku di papua. Tradisi Potong jari suku Dani di
wamena melanggar norma sila ke-1 karena agama tidak mengajarkan untuk
menyakiti diri sendiri atau orang lain, sekaligus melanggar sila ke-5 sebab ada satu
pihak yang dirugikan karena kehilangan sebagian anggota tubuhnya, padahal setiap
warga negara Indonesia memiliki hak untuk memutuskan hal yang ingin dan tidak
ingin dilakukannya.

Ø Tradisi Adat Nusa Tenggara Timur

Dilihat dari segi pelanggaran Pancasila sila ke-3. Tradisi Perang pasola di
Sumbawa merupakan kegiatan perang antar desa yang menggunakan senjata
lembing sambil mengendarai kuda, kegiatan ini sangat berbahaya karena tidak
menggunakan alat pelindung sama sekali. Perang pasola biasanya di ikuti oleh
beberapa desa di sumbawa, tradisi ini dapat menimbulkan dendam, perpecahan dan
permusuhan antar desa-desa di sumbawa.
Diatas hanya segelintir tradisi di Indonesia yang melanggar norma-norma
Pancasila. Masih banyak lagi tradisi di daerah-daerah di Indonesia yang belum
terkena campur tangan pemerintah dan para ulama.

Demi mendapat solusi atas problem yang terjadi pada tradisi suku-suku di
Indonesia yang bertentangan dengan norma-norma Pancasila. Tentu bukan hal
yang mudah dalam menghadapi permasalahan semacam ini. Oleh karena itu,
diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, tokoh agama dan suku adat
yang bersangkutan agar tidak terjadi selisih paham dan supaya agama, adat,
budaya, dan tradisi asli Indonesia bisa sejalan dan tidak hilang kemudian tetap di
jalankan tanpa bertentangan dengan norma-norma Pancasila.

Tentunya sangat banyak pula tradisi-tradisi di Indonesia yang positife dan tidak
melanggar norma-norma Pancasila yang bisa kita ikuti tanpa adanya dampak
negatife yang di timbulkan dari kegiatan tradisi tersebut. Karena Pancasila telah
mengajarkan kita sebagai mahluk social yang baik, tentu kita bisa membedakan
mana hal yang baik dan mana yang buruk, bagaimana menjadi warga yang tetap
menjalankan tradisi-tradisi dari nenek moyang tapi tetap berpegang teguh dengan
nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.

Demi perubahan Indonesia yang baik ke depannya marilah kita menjadi warga
negara yang berpancasila. Karena nilai-nilai Pancasila telah mencangkup semua
aspek Agama, Sosial, Kemanusiaan.

Ø Pesta dan Dugem

Dugem adalah sebuah kegiatan menari-nari bersama dengan diiringi music


bergenre remix. Di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Medan, Surabaya
dan Bali. pesta dan dugem sudah menjadi hal umum dilakukan ketika
memperingati hari kelahiran/ulang tahun dan efen lainya. Sering di suatu acara
pesta dan dugem juga disertai pesta minum-minuman keras, narkotika dan
pergaulan bebas.

Ø Pergaulan Bebas

Belakangan ini marak terjadi fenomena yang terjadi di kalangan remaja. Pergaulan
bebas merupakan salah satu dampak dari masuknya kebudayaan asing di
Indonesia. Dampak yang telah di timbulkan akibat pergaulan bebas adalah HIV
AIDS, dan tidak sedikit pelajar di Indonesia yang hamil di luar nikah kemudian
harus putus sekolah. Disini timbul pertanyaan, Hamil di luar nikah lalu putus
sekolah dan mempunya anak?. Lalu bagaimana kehidupan sang anak jika orang
tuanya saja bermoral jelek dan tidak berpendidikan karena melakukan kesalahan di
masa mudanyaakibat pergaulan bebas. Generasi penerus yang tidak bermoral akan
semakin banyak Jika pergaulan bebas tetap tidak dapat dihentikan.

Ø Fashion ala anak gaul

Setiap agama di Indonesia pasti mengajarkan cara berpakaian yang baik dan sopan.
Penampilan seseorang menunjukan jati diri orang itu sendiri, jika orang melihat
ada seseorang yang cara berpakaiannya dengan celana dan baju di sobek sobek,
gaya rambut semrawut atau di tegakan di bagian tengah kepala, memakai tindik di
hidung dan telinga bagi yang laki-laki tentu orang mengira itu adalah seorang anak
punk. Gaya punk semacam ini juga merupakan dampak negatife dari kebudayaan
asing.

Ø Etika Bahasa

Bahasa merupakan media untuk berkomunikasi manusia. etika berbahasa atau


berbicara dengan teman sebaya akan berbeda etika ketika berbicara dengan orang
yang lebih tua. Bahasa Indonesia adalah Bahasa persatuan yang resmi di gunakan
di Indonesia, tetapi akibat perkembangan zaman Bahasa Indonesia terpengaruh
oleh Bahasa-bahasa asing, akibatnya banyak orang yang tidak menggunakan etika
berbahasa yang baik.

Ø Sikap dan Prilaku

Dulu seorang anak jika ingin bepergian selalu berpamitan bersalaman dan
mencium tangan orang tuanya, meminta ijin jika hendak menggunakan barang
orang lain, rasa solidaritas tinggi dan saling menghargai satu sama lain. Mulai
lunturnya sika tersebut adalah salah satu akibat dari perkembangan zaman. Salah
satu penyebabnya adalah media elektronik, kurangnya perhatian orang tua dalam
membatasi konsumsi televisi dan internet dapat mempengaruhi sikap dan mental
seorang anak.

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman suku dan budaya. Maka


tidak heran jika masing-masing suku di Indonesia memiliki sikap, prilaku, pola
pikir, etika berbahasa dan cara berpakaian yang berbeda-beda. Banyak juga tradisi-
tradisi di Indonesia yang bukan asli dari kebudayaan Indonesia, melainkan hasil
dari percampuran dari beberapa kebudayaan yang berbeda. Seperti, perayaan ulang
tahun yang di kemas dengan adat istiadat salah satu suku Indonesia contohnya
perayaan ulang tahun yang mengganti acara potong kue dengan menggunakan
tumpeng yang berasal dari adat jawa.

Banyaknya suku asli yang mendiami kepulauan Indonesia mempengaruhi


beragamnya adat istiadat yang ada di setiap daerah di Indonesia. Masing-masing
suku memiliki adat istiadat dan tradisi yang berbeda-beda. Tradisi-tradisi ini
terkadang bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang terkandung
dalam Pancasila.

Tradisi atau kebiasaan suku-suku di Indonesia yang bertentangan dengan norma-


norma Pancasila. Diantaranya sebagai berikut :

Ø Tradisi Adat Batak

Dilihat dari segi pelanggaran norma Pancasila sila ke-1. Mangongkal Holi
merupakan upacara adat menggali tulang-tulang orangtua (leluhur) yang sudah
meninggal. Pasu-pasu Raja, Adat batak ketika ada perkawinan, kedua mempelai
tidak melakukan pemberkatan di gereja melainkan meminta berkat dan
mempercayakannnya pada tua-tua kampung. Bahkan mereka lebih mempercayai
dan menyerahkan segala sesuatunya pada petua adat.

Ø Tradisi Adat Jawa

Dilihat dari pelanggaran norma Pancasila sila ke-2. Tradisi Tumbal nyawa manusia
di percaya masih di pratekan oleh sebagian orang di Indonesia. Tradisi tumbal ini
merupakan persembahan kepada mahluk gaib/jin yang menunggu suatu tempat
atau benda. Tradisi ini sungguh-sungguh melanggar sila ke-2 karena perbuatan
tersebut tidak menunjukan adab yang baik sebagai hamba tuhan dan warga negara
Indonesia. Selain itu ada juga kebiasaan adat jawa yang menganggap bahwa
wanita harus selalu mengurusi urusan rumah tangga, tapi sekarang sudah tidak
banyak yang beranggapan seperti ini.

Ø Tradisi Adat Bali


Dilihat dari segi pelanggaran norma Pancasila sila ke-5. Tokoh pahlawan wanita
R.A Kartini mengajarkan kita bahwa wanita juga punya hak dan derajat yang sama
dengan laki-laki. Selanjutnya, tradisi Omed-omedan adalah tradisi berciuman
antara laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrimnya dan dilakukan secara
masal. Terkadang pada tradisi ini si wanita menangis karena berciuman dengan
laki-laki yang bukan mukhrim dan tersakiti karena para lelaki yang melakukannya
secara paksa. Ada juga tradisi Ngaben di Denpasar bali yang bertentangan dengan
sila ke-1 dan tradisi Perang pandan di Tenganan Karangasem Bali yang
bertentangan dengan sila ke-3 karena bisa menimbulkan dendam dan perpecahan.

Ø Tradisi Adat Papua

Dilihat dari segi pelanggaran Pancasila sila ke-3. Tradisi Perang suku di Lembah
Baliem yang diadakan setiap tahun, tradisi ini melanggar sila ke-3 karena dapat
menghancurkan kekerabatan suku-suku di papua. Tradisi Potong jari suku Dani di
wamena melanggar norma sila ke-1 karena agama tidak mengajarkan untuk
menyakiti diri sendiri atau orang lain, sekaligus melanggar sila ke-5 sebab ada satu
pihak yang dirugikan karena kehilangan sebagian anggota tubuhnya, padahal setiap
warga negara Indonesia memiliki hak untuk memutuskan hal yang ingin dan tidak
ingin dilakukannya.

Ø Tradisi Adat Nusa Tenggara Timur

Dilihat dari segi pelanggaran Pancasila sila ke-3. Tradisi Perang pasola di
Sumbawa merupakan kegiatan perang antar desa yang menggunakan senjata
lembing sambil mengendarai kuda, kegiatan ini sangat berbahaya karena tidak
menggunakan alat pelindung sama sekali. Perang pasola biasanya di ikuti oleh
beberapa desa di sumbawa, tradisi ini dapat menimbulkan dendam, perpecahan dan
permusuhan antar desa-desa di sumbawa.

Diatas hanya segelintir tradisi di Indonesia yang melanggar norma-norma


Pancasila. Masih banyak lagi tradisi di daerah-daerah di Indonesia yang belum
terkena campur tangan pemerintah dan para ulama.

Demi mendapat solusi atas problem yang terjadi pada tradisi suku-suku di
Indonesia yang bertentangan dengan norma-norma Pancasila. Tentu bukan hal
yang mudah dalam menghadapi permasalahan semacam ini. Oleh karena itu,
diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah, tokoh agama dan suku adat
yang bersangkutan agar tidak terjadi selisih paham dan supaya agama, adat,
budaya, dan tradisi asli Indonesia bisa sejalan dan tidak hilang kemudian tetap di
jalankan tanpa bertentangan dengan norma-norma Pancasila.

Tentunya sangat banyak pula tradisi-tradisi di Indonesia yang positife dan tidak
melanggar norma-norma Pancasila yang bisa kita ikuti tanpa adanya dampak
negatife yang di timbulkan dari kegiatan tradisi tersebut. Karena Pancasila telah
mengajarkan kita sebagai mahluk social yang baik, tentu kita bisa membedakan
mana hal yang baik dan mana yang buruk, bagaimana menjadi warga yang tetap
menjalankan tradisi-tradisi dari nenek moyang tapi tetap berpegang teguh dengan
nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.

Demi perubahan Indonesia yang baik ke depannya marilah kita menjadi warga
negara yang berpancasila. Karena nilai-nilai Pancasila telah mencangkup semua
aspek Agama, Sosial, Kemanusiaan.
DAFTAR PUSTAKA

Alam S, dan henry hidayat. 2006. Ilmu pengetahuan social. Penerbit erlangga

https://moondoggiesmusic.com/keragaman-budaya-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai