Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
Dedes Sahpitra Nugroho Anis W.
Dian Agustina Putri Ovi Maftukhatus M.
Lita Gustina Tanda B. Rani Ohcta Sari
Lussy Saswina Subrayan
Muflih Pratama Waode Raniati
C. Materi penyuluhan
Materi terlampir
D. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
Metode ceramah dipadukan dengan metode diskusi dan tanya jawab yang
dimaksudkan untuk memotivasi minat dan keterlibatan peserta penyuluhan.
E. Media Penyuluhan
1. Leaflet
F. Pengorganisasian
Pembimbing akademik : Miskiyah Tamar, S.Kep., Ns., M.Kep.
Pembimbing klinik : Siti Aisyah,Am.Keb, S.km
Moderator : Lita Gustina Tanda Bela
Narasumber :- Dedes Sahpitra
- Waode Raniati
Notulen : Lussy Saswina
Fasilitator :- Muflih Pratama
- Rani Ohcta Sari
- Dian Agustina Putri
- Ovi Maftukhatus Maslukhah
Observer : Nugroho Anis Wijanarko
Dokumentasi : Subrayan
G. Job Description
No
Nama Sie Job Description
.
1. Moderator 1. Membuka dan menutup acara
2. Mengatur jalannya acara dari awal hingga akhir
3. Memperkenalkan diri dan tim penyuluhan
4. Menjelaskan kontrak waktu penyuluhan
5. Memimpin jalannya acara
1. Narasumber 1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan
disampaikan
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta
2. Fasilitator 1. Membantu dan mengondisikan peserta selama penyuluhan
berlangsung
2. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi)
3. Membantu mengajukan pertanyaan untuk evaluasi hasil
4. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya
3. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban penyaji sebagai
dokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan rencana
kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan penyuluhan
4. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses kegiatan
penyuluhan
5. Dokumentas Mendokumentasikan selama kegiatan berlangsung
i
H. Rencana penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan peserta
1. 5 menit Pembukaan :
a. Memberikan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
d. Menyebutkan materi dan kegiatan yang akan memperhatikan
dilakukan c. Menjawab
e. Menggali pengetahuan peserta tentang pertanyaan
peraturan ruangan
2. 15 Pemberian materi :
menit a. Menjelaskan tentang pengertian kista ovarium Menyimak dan
memperhatikan
b. Menjelaskan tentang klasifikasi kista ovarium.
c. Menjelaskan tentang penyebab kista ovarium
d. Menjelaskan tentang tanda dan gejala kista
ovarium
e. Menjelaskan tentang pemeriksaan kista
ovarium.
f. Menjelaskan tentang penatalaksanaan kista
ovarium.
8. Menjelaskan tentang komplikasi kista
ovarium.
4. 5 menit Diskusi: Tanya jawab 1) Peserta
menanyakan hal-
hal yang belum
jelas pada
pemateri
2) Pemateri
memberikan
jawaban
4. 5 menit Evaluasi :
1) Memberikan pertanyaan kepada peserta Menjawab
seputar materi yang disampaikan pertanyaan dari
2) Memberikan reward atau pujian bagi peserta pemateri
yang mampu menjawab
Penutup :
Mengucapkan salam dan terima kasih Menjawab salam
2. Setting tempat penyuluhan
Keterangan:
1 1. Moderator
6 2 2. Narasumber
3. Peserta
3 4. Fasilitator
3 4 3
5. Observer
4
6. Notulen
3 3 3
3. Metode Evaluasi
(1) Metode evaluasi : Tanya jawab
(2) Jenis evaluasi : Lisan
4. Evaluasi Struktur
(1) Persiapan Media
Media yang digunakan dalam ceramah semua lengkap dan dapat digunakan dalam
penyuluhan yaitu:
a. Leaflet
b.
(1) Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap mudah
dimengerti oleh peserta.
5. Evaluasi proses
(1) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta mampu
memahami materi yang disampaikan melalui ceramah dan leaflet yang diberikan
(2) Peserta memperhatikan saat ceramah berlangsung.
(3) Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
(4) Peserta antusias bertanya hal yang belum dimengerti tentang materi.
6. Evaluasi Hasil
(1) Pengertian kista ovarium
(2) Pengertian, klasifikasi, penyebab, tanda dan gejala, pemeriksaan,
penatalaksanaan, komplikasi kista ovarium
LAMPIRAN MATERI
A. Kista Ovarium
1. Pengertian Kista Ovarium
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar, kistik
maupun solid, jinak maupun ganas (Wiknjosastro, 2007).
Kista ovarium (kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya
berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium) (Nugroho, 2010)
Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi cairan,normalnya
berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium). Kistaindung telur dapat
terbentuk kapan saja, pada masa pubertas sampaimenopause, juga selama masa
kehamilan (Bilotta. K, 2012).
Kista indung telur adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam
jaringan ovarium. Kista ini disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah telur
dilepaskan sewaktu ovulasi (Yatim, 2005)
2. Klasifikasi Kista Ovarium
Menurut Nugroho (2010), klasifikasi kista ovarium adalah :
1. Tipe Kista Normal
Kista fungsional ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak
ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan
dengan siklus menstruasi yang normal.
Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa
subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh
sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan
hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri dari: kista folikel dan kista
korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan
dapat menghilang sendiri dalam waktu 6 – 8 minggu.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada
kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4. Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perludiperhatikan bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding
kista tertusuk.
Prinsip pengobatan kista dengan pembedahan (operasi) menurut Yatim, (2005) yaitu:
a. Apabila kistanya kecil (misalnya, sebesar permen) dan pada pemeriksaan
sonogram tidak terlihat tanda-tanda proses keganasan, biasanya dokter melakukan
operasi dengan laparoskopi. Dengan cara ini, alat laparoskopi dimasukkan ke
dalam rongga panggul 23 dengan melakukan sayatan kecil pada dinding perut,
yaitu sayatan searah dengan garis rambut kemaluan.
b. Apabila kistanya besar, biasanya pengangkatan kista dilakukan dengan
laparatomi. Teknik ini dilakukan dengan pembiusan total. Dengan cara
laparotomi, kista bisa diperiksa apakah sudah mengalami proses keganasan
(kanker) atau tidak. Bila sudah dalam proses keganasan, operasi sekalian
mengangkat ovarium dan saluran tuba, jaringan lemak sekitar serta kelenjar limfe.
7. Komplikasi Kista Ovarium
Menurut Wiknjosastro (2007), komplikasi yang dapat terjadi pada kista
ovarium diantaranya:
1. Akibat pertumbuhan kista ovarium
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran
perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor
atau posisinya dalam perut. Apabila tumor mendesak kandung kemih dan dapat
menimbulkan gangguan miksi, sedangkan kista yang lebih besar tetapi terletak
bebas di rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut
serta dapat juga mengakibatkan edema pada tungkai.
2. Akibat aktivitas hormonal kista ovarium
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu sendiri
mengeluarkan hormon.
3. Akibat komplikasi kista ovarium
a. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur menyebabkan kista
membesar, pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik
yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumah yang banyak
akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbukan nyeri di perut.
b. Torsio atau putaran tangkai
Torsio atau putaran tangkai terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5
cm atau lebih. Torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau ligamentum rotundum
pada uterus. Jika dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark,
peritonitis dan kematian. Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan dengan kista,
karsinoma, TOA, massa yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada
ovarium normal. Torsi ini paling sering muncul pada wanita usia reproduksi.
Gejalanya meliputi nyeri mendadak dan hebat di kuadran abdomen bawah,
mual dan muntah. Dapat terjadi demam dan leukositosis. Laparoskopi adalah
terapi pilihan, adneksa dilepaskan (detorsi), viabilitasnya dikaji, adneksa
gangren dibuang, setiap kista dibuang dan dievaluasi secara histologis.
c. Infeksi pada tumor
Jika terjadi di dekat tumor ada sumber kuman patogen.
d. Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat trauma,
seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada saat bersetubuh.
Jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka
perdarahan bebas berlangsung ke uterus ke dalam rongga peritoneum dan
menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.
e. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang
seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasannya. Adanya asites
dalam hal ini mencurigakan. Massa kista ovarium berkembang setelah masa
menopause sehingga besar kemungkinan untuk berubah menjadi kanker
(maligna). Faktor inilah yang menyebabkan pemeriksaan pelvik menjadi
penting.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, alih bahasa
Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugrah (Edisi 4). Jakarta: EGC.
Benson Ralp C dan Martin L. Pernoll. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
EGC.
Bilotta, Kimberli. 2012. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan. Edisi 2.
Jakarta : EGC.
Heffner, Linda J. & Danny J.Schust. (2008). At a Glance Sistem Reproduksi Edisi II.
Jakarta : EMS, Erlangga Medical Series.
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta: EGC.
Winkjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan Ed.2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwomo Prawirohardjo.
Yatim, Faisal. 2005. Penyakit Kandungan, Myom, Kista, Indung Telur, Kanker
Rahim/Leher Rahim, serta Gangguan lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor
Daftar Hadir Peserta Penyuluhan Kista Ovarium
Di Poliklinik Maternitas Rumah Sakit Umum Pusat
dr. Mohammad Hoesin Palembang
9 Subrayan Dokumentasi 9