Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 9 No.

2, halaman: 125-137, Juli 2008

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAAN


DAN STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP FEE AUDIT

Esti Widiasari & Tri Jatmiko Wahyu Prabowo


E-mail : estiwidiasari@gmail.com
Universitas Diponegoro

ABSTRACT
Good internal control and good corporate governance will reduce activities
which will be carried out by auditor. The activities reduction will bring
about auditor fee cutback. The purpose of the study is to examine the
influence of internal control function and corporate governance structures,
i.e. major shareholders, independent commissioners and audit committe,
toward audit fees. This study is replication of Hay’s et al. research in 2008.
The data collection uses purposive sampling method. Data was collected
from annual reports of manufacturing companies which listed on Bursa
Efek Indonesia in 2005-2007. The method used in analysis is multiple linear
regression. The results show that internal audit functions do not affect to
audit fees. By contrast, audit committee negatively influence toward audit
fees. The two corporate governance structures (major shareholders and
independent commissioners) have significant positive influncial on audit
fees. The results consistent with previous studies and consistent with the
explanation that controls are complementary (controls, corporate
governance and auditing are complement), an increase in one control will
lead to an increase in the others.

Keywords: corporate governance, internal control, audit fees.

PENDAHULUAN dan pengelolaan berlangsung secara


efektif sehingga para manajer untuk
Latar Belakang Masalah menghasilkan kinerja perusahaan yang
Hubungan antara pemilik perusa- maksimum dan return yang memadai
haan, karyawan, pemasok dan berbagai bagi para pemegang saham (Alijoyo
pihak lainnya dengan manajemen dalam Setyapurnama dan Norpratiwi,
perusahaan dapat dijelaskan dengan teori 2006)
keagenan. Inti dari hubungan keagenan Agen akan menggunakan modal,
adalah pemisahan antara kepemilikan dan keahlian, dan tenaga kerja untuk
manajemen. Kepemilikan diwakili oleh memaksimumkan keuntungan. Kadang
investor yang mendelegasikan kewena- kala, keuntungan yang dihasilkan tidak
ngan kepada agen untuk mengelola sejalan dengan kepentingan prinsipal
kekayaan. Pemisahan fungsi tersebut dalam jangka panjang. Berbagai bentuk
akan menciptakan checks and balances konflik kepentingan antara agen dan
yang memungkinkan proses pengawasan prinsipal akan sering terjadi sehingga

125
Esti Widiasari & Tri Jatmiko W. P, Pengaruh Pengendalian Internal.....

dibutuhkan mekanisme untuk menyela- dalam Boo dan Sharma, 2008;).


raskanan dalan pencapaian tujuan yang Komisaris independen merupakan pihak
telah ditentukan. pengawas yang efektif dikarenakan tidak
Manajemen sebagai agen akan mempunyai kepentingan finansial dalam
menggunakan otoritas yang dimiliki perusahaan serta tidak mempunyai
(discretionary power) untuk dapat hubungan psikologis dengan pihak
memaksimalkan kepentingan (self manajemen sehingga diharapkan dapat
interest). Seringkali kebijkan tersebut mengurangi perilaku oportunistik mana-
akan mempengaruhi reliabilitas laporan jemen. Komisaris independen juga berada
keuangan yang dihasilkan. Walaupun dalam posisi yang baik untuk secara
demikian, reliabilitas suatu laporan objektif untuk menantang kinerja
keuangan tidak hanya bergantung pada manajemen dalam artian melakukan
pihak manajemen perusahaan. Auditor oversight terhadap kinerja manajemen
internal perusahaan dan komite audit secara berkesinambungan (Boo dan
merupakan pihak intern yang mempunyai Sharma, 2008)
peranan vital dalam pembuatan laporan Komite audit memegang peran
keuangan. Pihak intern dan eksternal penting dalam mendampingi dewan
diharapkan memiliki pemahaman yang komisaris dalam menjalankan tugas serta
sama tentang peranan masing-masing unit mengawasi pelaksanaan tanggung jawab
yang dijalankan sehingga pelaksanaan yang berkaitan dengan pembuatan
governance dapat berjalan dengan efektif laporan keuangan, fungsi pengendalian
(Rahmany, 2004). Kinerja dewan direksi internal, sistem manajemen risiko serta
akan lebih efisien dan efektif apabila fungsi audit internal dan eksternal.
dibantu seorang atau beberapa pihak Komite audit diharapkan mampu
independen sebagai perwujudan dari menjamin adanya mekanisme check and
pelaksanaan corporate governance dan balances sehingga proses pengawasan
fungsi pengendalian internal yang baik. dan pengelolaan berlangsung secara
Penerapan corporate governance diper- efektif dengan pemisahan yang jelas
lukan pada perusahaan-perusahaan di antara berbagai fungsi dan peran baik
Indonesia karena tingkat inefisiensi yang dalam hal akuntabilitas maupun
tinggi di Indonesia (Ruru, 2004; Kaihatu, pertanggung jawaban yang ditujukan
2006). untuk memberikan perlindungan kepada
Salah satu komponen utama para shareholders.
struktur corporate governance adalah Komponen struktur corporate
keberadaan komisaris independen dan governance yang lain adalah keberadaan
keberadaan komite audit yang membantu pemegang saham mayoritas dan internal
dewan komisaris dalam melakukan fungsi auditor. Pemegang saham mayoritas
pengawasan atas kinerja perusahaan adalah investor aktif yang mempunyai
(FCGI, 2000; Ikatan Komite Audit investasi besar dalam perusahaan, oleh
Indonesia, 2004; Toha, 2004; Zain et al. karena itu akan berpartisipasi aktif dalam
2004; Abbot dan Parker dalam Zain et al. penentuan arah kebijakan perusahaan
2006; Beasley, Bedard dan Johnstone serta akan berusaha semaksimal mungkin

126
Jurnal Akuntansi dan Investasi 9 (2), 125-137, Juli 2008

menuntut transparansi atas kinerja dari governance, dan audit saling melengkapi
modal yang ditanamkan. Alasan itulah dan bukan saling menggantikan. Aspek
yang melatarbelakangi peningkatan yang satu hanya sekedar saling
permintaan terhadap audit eksternal. menambahkan dan melengkapi terhadap
Pemegang saham mayoritas merupakan aspek pengendalian yang lain.
bagian penting dari pelaksanaan Penentuan fee audit sebagian
corporate governance dan fungsi merupakan proses ilmiah dan sebagian
pengendalian internal yang lebih baik yang lain merupakan sebuah seni
(Jensen, 1993). Pemegang saham (Dickins et al. 2006). Secara ilmiah
mayoritas perusahaan, yang memegang struktur corporate governance yang
fungsi kepemilikan perusahaan, akan mencakup dewan komisaris independen,
memerlukan jasa audit eksternal untuk komite audit serta pemegang saham dapat
memonitor kinerja pihak manajemen mempengaruhi penentuan fee audit.
serta sebagai perlindungan terhadap Dikatakan sebuah seni, bahwa penentuan
investasi yang ditanamkan dalam fee audit dapat dipengaruhi oleh
perusahaan sehingga dapat menjadi kecermatan dalam menganalisa peru-
penyeimbang terhadap konflik kepen- bahan signifikan yang terjadi sewaktu-
tingan yang terjadi (Hay, 2008). waktu seperti keadaan suatu negara
Simunic (2006) menyatakan bahwa tempat Kantor Akuntan Publik
beberapa pekerjaan audit eksternal dapat beroperasi sehingga model-model
dikurangi bila fungsi pengendalian penentuan fee audit harus secara periodik
internal berjalan dengan baik. Fungsi diperbarui.
pengendalian internal yang baik akan Goodwin-Stewart (2006) menemu-
mengurangi pekerjaan audit eksternal kan adanya hubungan yang positif antara
sehingga akan mengurangi biaya audit keberadaan fungsi internal audit dan
eksternal. Terdapat dua pandangan peningkatan permintaaan terhadap audit
terhadap hubungan antara pengendalian eksternal yang menyebabkan peningkatan
internal, corporate governance, serta terhadap fee audit. Hay (2008)
audit eksternal terhadap fee audit. menyatakan bahwa terdapat hubungan
Pandangan pertama adalah kontrol yang positif antara dewan komisaris
pengganti (substitution control view) independen dan fee yang dibayarkan
yang menyatakan bahwa hubungan antara kepada auditor.
audit eksternal, corporate governance, Keberadaan komite audit dan
dan fungsi pengendalian intern adalah berbagai mekanisme pengendalian
dapat saling menggantikan. Fungsi dihubungkan dengan fee audit yang tinggi
pengendalian internal yang baik dapat dan kualitas audit yang baik harus
menggantikan berbagai pekerjaan yang meningkatkan kualitas laporan keuangan
dilakukan oleh audit eksternal. Panda- serta dapat mengurangi risiko auditor
ngan kedua adalah kontrol tambahan dalam pemberian opini audit. Francis
(complementary control view) yang dalam Goodwin-Stewart et al. (2006)
menyatakan bahwa hubungan antara menyatakan bahwa fee audit yang tinggi
pengendalian atau kontrol, corporate merepresentasikan kualitas audit yang

127
Esti Widiasari & Tri Jatmiko W. P, Pengaruh Pengendalian Internal.....

baik. Lebih lanjut, Abbott dalam manajemen tidak dapat dipercaya untuk
Goodwin-Stewart et al. (2006) bertindak dengan sebaik-baiknya bagi
menyatakan bahwa permintaan komite kepentingan publik pada umumnya,
audit terhadap level assurance yang maupum shareholders pada khususnya.
diberikan oleh auditor akan mening- Teori keagenan berusaha untuk
katkan fee audit dikarenakan semakin menjawab masalah keagenan yang terjadi
luasnya lingkup pemeriksaan yang jika pihak-pihak yang saling bekerja
dilakukan auditor. Goodwin-Stewart et sama memiliki tujuan dan pembagian
al. (2006) mempelajari bahwa hubungan kerja yang berbeda. Secara khusus teori
antara fee audit dan fungsi pengendalian keagenan membahas tentang hubungan
internal akan lebih tinggi apabila keagenan dimana suatu pihak tertentu
perusahaan melaksanakan audit internal. (principal) mendelegasikan pekerjaan
Lebih lanjut studi tersebut menyatakan kepada pihak lain (agent). Fokus dari
bahwa audit internal maupun eksternal teori ini adalah pada penentuan kontrak
akan meningkatkan keseluruhan yang paling efisien yang mendasari
pengawasan yang ada dalam perusahaan. hubungan antara prinsipal dan agen. Oleh
Penelitian ini merupakan replikasi karena itu, kontrak yang baik antara
penelitian Hay et al. (2008) yang menguji investor dan manajemen adalah kontrak
apakah corporate governance dan yang mampu menjelaskan spesifikasi-
pengendalian internal mempengaruhi fee spesifikasi untuk dijalankan oleh manajer
audit yang dibayarkan kepada auditor. dalam mengelola dana investor dan
Berawal dari penelitian tersebut, spesifikasi tentang pembagian return
permasalahan pokok yang akan diteliti antara manajer dan investor. Eisenhardt
dalam penelitian ini adalah menguji dalam Setyapurnama dan Norpratiwi
kembali apakah struktur corporate (2006) menyatakan bahwa teori keagenan
governance dan pengendalian internal dilandasi oleh tiga asumsi, asumsi
akan mempengaruhi fee audit. pertama yaitu, asumsi sifat manusia
(human assumptions) yang dikelompok-
kan menjadi self interest, bounded
TELAAH LITERATUR DAN rationality serta risk aversion. Asumsi
PENGEMBANGAN HIPOTESIS yang kedua yaitu keorganisasian
(organizational assumptions) dikelom-
Teori Keagenan pokkan menjadi konflik sebagai tujuan
Teori keagenan merupakan antar partisipan, efisiensi sebagai suatu
landasan bagi penerapan corporate kriteria efektivitas dan asimetri informasi,
governance sebagai suatu mekanisme serta asumsi ketiga yaitu asumsi
pengawasan dan pengendalian. Teori informasi (information assumptions).
keagenan memandang bahwa manajemen Teori keagenan menekankan pada
perusahaan sebagai agents bagi para penentuan pengaturan kontrak yang
pemegang saham akan bertindak dengan efisien dalam hubungan pemilik dan
penuh kesadaran bagi kepentingan agen. Kontrak yang efisien adalah
mereka sendiri serta memandang bahwa kontrak yang jelas untuk masing-masing

128
Jurnal Akuntansi dan Investasi 9 (2), 125-137, Juli 2008

pihak yang berisi tentang hak dan Publik dalam menetapkan fee audit.
kewajiban sehingga dapat meminimum- Dalam bagian Lampiran 1 Surat
kan konflik keagenan. Teori keagenan Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008
memainkan peran penting dalam tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit
hubungan antara pihak-pihak yang dijelaskan bahwa panduan ini dikeluarkan
berkepentingan dalam perusahaan. Dalam sebagai panduan bagi seluruh Anggota
hubungan tersebut seringkali terdapat Institut Akuntan Publik Indonesia yang
masalah agensi, dan masalah agensi yang menjalankan praktek sebagai akuntan
menjadi perhatian penting adalah proses publik dalam menetapkan besaran
pengambilan keputusan karena terdapat imbalan yang wajar atas jasa professional
pemisahan antara fungsi kepemilikan dan yang diberikannya. Lebih lanjut
pengawasan dalam perusahaan (Fama dan dijelaskan bahwa dalam menetapkan
Jensen, 1983). Pemisahan fungsi imbalan jasa yang wajar sesuai dengan
manajemen yang melakukan perencanaan martabat profesi akuntan publik dan
dan implementasi terhadap kebijakan dalam jumlah yang pantas untuk dapat
perusahaan serta fungsi pengendalian memberikan jasa sesuai dengan tuntutan
yang melakukan ratifikasi dan monitoring standar professional akuntan publik yang
terhadap keputusan penting dalam berlaku.
organisasi akan memunculkan konflik
kepentingan diantara pihak-pihak Pengendalian Internal
tersebut. Pengendalian internal menjadi
concern utama perusahaan terutama
Fee audit setelah adanya Sarbanes-Oxley Act pada
DeAngelo serta Sangkaragurus- tahun 2002. Pengetahuan yang memadai
wamy dalam Halim, 2005; Simunic tentang manfaat dan peningkatan proses
(2006) menyatakan bahwa fee audit audit dan pengendalian akan mening-
ditentukan oleh faktor dalam penugasan katkan implementasi corporate gover-
audit seperti besar-kecilnya perusahaan nance dalam perusahaan. Sarbanes-Oxley
yang diaudit (client size), kompleksitas Act (SOX) mendorong banyak
jasa audit yang dihadapi aiuditor, risiko perusahaan untuk lebih memperhatikan
audit (atas dasar current ratio, quick aspek governance termasuk peningkatan
ratio, D/E, litigation risk) dan bagi fee bagi proses auditing dan
kompleksitas audit (subsidiaries, foreign pengendalian internal (Griffin et al,
listed) serta nama Kantor Akuntan Publik 2008). Peningkatan fee audit tersebut
yang melakukan jasa audit. Pada tanggal dapat dijelaskan sebagai peningkatan
2 Juli 2008 Institut Akuntan Publik usaha dan risiko yang harus ditanggung
Indonesia (IAPI) menerbitkan Surat oleh auditor sebagai konsekuensi dari
Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 adanya kewajiban tambahan yang
tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit. disyaratkan oleh Sarbanes-Oxley Act
Surat Keputusan ini diterbitkan dengan (Dyck dalam Griffin et al, 2008).
tujuan sebagai panduan bagi profesi Pengendalian internal diperlukan
Akuntan Publik maupun Kantor Akuntan dalam pencapaian tujuan perusahaan

129
Esti Widiasari & Tri Jatmiko W. P, Pengaruh Pengendalian Internal.....

(Halim, 2001; Soemodiwirjo, 2003). Mitra (2007) menunjukkan adanya


Keberadaan fungsi audit internal hubungan yang positif antara karak-
merupakan bagian penting dari teristik pemegang saham dan fee audit.
pengendalian internal perusahaan. Sema- Hubungan positif tersebut terjadi ketika
kin besar waktu yang didedikasikan oleh kepemilikan institusional tersebar dan
fungsi internal audit selama periode audit bukan terpusat pada seorang pemegang
laporan keuangan, semakin besar saham mayoritas, sehingga investor
kontribusi yang diberikan oleh fungsi tersebut membutuhkan governance yang
audit internal (Felix, 2001). Perusahaan lebih baik sehingga menginginkan
dengan pengendalian internal yang lebih kualitas auditing yang lebih baik yang
baik dalam bentuk keberadaan fungsi akan berpengaruh pada fee audit yang
audit internal dan manajemen risiko akan dibayarkan.
mengurangi monitoring eksternal dari Carcello et al. (2002) menyatakan
auditor yang akan berpengaruh pada adanya hubungan yang positif antara fee
penentuan fee audit (Yatim et al. 2006). audit dan karakteristik dewan komisaris
H1 = Keberadaan fungsi audit dan menyimpulkan bahwa dewan
internal akan berpengaruh komisaris yang kuat akan meningkatkan
positif terhadap fee audit permintaan tehadap audit yang akan
meningkatkan fee audit. Dewan komisaris
Corporate governance independen sebagai wakil dari pemegang
Corporate governance diperlukan saham, mempunyai kekuasaan yang kuat
dalam mencapai tujuan perusahaan untuk mencegah dan mendeteksi perilaku
(Syakhroza dalam Toha, 2004). Struktur oportunistik manajemen dalam pelaporan
corporate governance dalam penelitian keuangan (Fama dan Jensen, 1993).
ini mencakup keterlibatan pemegang Untuk menghindari hal tersebut dewan
saham mayoritas, komisaris independen komisaris independen harus memastikan
dan komite audit. Salah satu struktur realibilitas laporan keuangan dan
corporate governance adalah keberadaan diharapkan agar dewan komisaris
pemegang saham mayoritas (Shleifer dan independen akan meningkatkan audit
Vishny, 1997). Investor sebagai eksternal yang akan meningkatkan fee
pemegang saham yang mempunyai audit (Carcello et al, 2000).
kepemilikan saham yang besar dalam H2 = Keberadaan pemegang saham
perusahaan dan berpartisipasi dalam mayoritas berpengaruh positif
penentuan strategi merupakan bagian terhadap fee audit.
penting dari corporate governance H3 = Keberadaan komite audit
(Jensen, 1993). Keberadaan pemegang berpengaruh positif terhadap fee
saham mayoritas juga akan berpengaruh audit.
pada penambahan permintaan terhadap H4 = Keberadaan dewan komisaris
audit eksternal sebagai bentuk monitor independen berpengaruh positif
terhadap investasi mereka serta sebagai terhadap fee audit.
perlindungan terhadap investor yang lain
(Hay et al. 2008)

130
Jurnal Akuntansi dan Investasi 9 (2), 125-137, Juli 2008

METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan data dan Pemilihan


Sampel
Berdasarkan uraian sebelumnya Sampel perusahaan dalam
mengenai latar belakang masalah penelitian ini dipilih dengan metode
penelitian dan telaah literatur yang purposive sampling terhadap perusahaan
digunakan untuk mengembangkan manufaktur yang terdaftar pada Bursa
hipotesis terdapat dua masalah pokok Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2005.
yang akan diuji dalam penelitian ini: (1) Perusahaan harus menerbitkan laporan
apakah pengendalian internal akan keuangan tahunan yang berakhir tanggal
mempengaruhi fee audit (2) apakah 31 Desember selama tiga tahun mulai
struktur corporate governance akan tahun 2005 sampai dengan 2007.
mempengaruhi fee audit. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut dianalisis Pengukuran Variabel
data-data yang diperoleh melalui laporan Fee Audit
keuangan perusahaan manufaktur yang Variabel dependen yang digunakan dalam
tercatat di Bursa Efek Indonesia selama penelitian ini adalah fee audit. Data
tahun 2005-2007 untuk mengukur kelima tentang fee audit akan diwakili oleh akun
variabel pokok dalam penelitian ini, professional fees yang terdapat dalam
yaitu: fee audit, keberadaan fungsi laporan keuangan pada perusahaan
internal audit, komisaris independen, manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
komite audit dan pemegang saham Indonesia (BEI), yang selanjutnya
mayoritas. Dalam penelitian ini, selain variabel akan diukur dengan
menggunakan variabel dependen dan menggunakan logaritma natural dari
variabel independen juga digunakan professional fees. Dasar pengambilan
variabel kontrol sebagai pengontrol keputusan ini adalah belum tersedianya
variabel independen untuk dapat data tentang fee audit dikarenakan
menjelaskan keberadaan variabel pengungkapan data tentang fee audit di
dependen. Variabel kontrol tersebut Indonesia masih berupa voluntary
digunakan sebagai pengontrol risiko serta disclosures, sehingga belum banyak
untuk mengembangkan baseline model perusahaan yang mencamtumkan data
atau model dasar bagi fee audit tersebut di dalam annual report.
sebagaimana digunakan dalam penelitian-
penelitian sebelumnya. Dalam penelitian Internal Audit
ini digunakan delapan variabel kontrol Yang dimaksud dalam penelitian ini
yang berhubungan dengan fee audit adalah keberadaan fungsi audit internal.
antara lain ukuran perusahaan, jumlah Keberadaan fungsi internal audit dalam
anak perusahaan, rasio hutang atas aktiva perusahaan dipandang dapat membantu
perusahaan, return of assetst, rasio auditor eksternal dalam pelaksanaan
persediaan dan piutang atas aktiva tugas audit (Felix, 2001). Variabel ini
perusahaan, current ratio, Kantor menggunakan skala nominal, yaitu angka
Akuntan Publik yang digunakan, serta 1 untuk mengindikasikan adanya fungsi
pergantian auditor. internal audit serta angka 0 untuk

131
Esti Widiasari & Tri Jatmiko W. P, Pengaruh Pengendalian Internal.....

mengindikasikan tidak adanya fungsi auditor eksternal (Hay, 2008). Variabel


internal audit. akan diukur dengan menghitung jumlah
komisaris independen dalam perusahaan.
Pemegang Saham Mayoritas
Yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah keberadaan pemegang saham ANALISA DATA DAN HASIL
mayoritas yang mempunyai kepemilikan
saham diatas 20 persen. Pemegang saham Statistik Deskriptif
mayoritas dapat secara langsung Analisa dilakukan pada data 92
mempengaruhi kegiatan dan pengen- perusahaan yang telah memenuhi kriteria
dalian dalam perusahaan serta meminta untuk diolah lebih lanjut. Hasil
adanya audit yang mendalam di dalam pengolahan data mengenai statistik
perusahaan (Hay, 2008). Variabel ini deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1.
menggunakan skala nominal, yaitu angka
1 untuk mengindikasikan adanya Pengujian Asumsi Klasik
pemegang saham mayoritas atau Pengujian Normalitas dengan
pemegang saham yang memiliki menggunakan grafik plot dan uji One-
kepemilikan diatas 20 persen serta angka Sample Kolmogorov-Smirnov dengan
0 untuk mengindikasikan tidak adanya nilai K-S menunjukkan 0,778 dengan
pemegang saham mayoritas. probabilitas 0,580 menyatakan bahwa
variabel terdistribusi normal. Pengujian
Komite Audit Multikolonieritas menunjukkan koefisien
Yang dimaksud dalam penelitian ini korelasi antar variabel lemah dibawah
adalah jumlah komite audit di dalam 0,90 sehingga tidak terdapat multiko-
perusahaan. Komite audit bertanggung lonieritas (Ghozali, 2005). Pengujian
jawab untuk melakukan pengawasan Heterokedastisitas dengan menggunakan
terhadap pelaporan keuangan dan grafik Scatterplot menunjukkan bahwa
pengendalian internal perusahaan serta tidak terjadi heterokedastisitas dalam
sebagai penengah antara auditor internal penelitian yang dilakukan. Pengujian
dan eksternal (Hay, 2008). Variabel akan Autokorelasi dengan Runs Test
diukur dengan menghitung jumlah komite menunjukkan nilai tes sebesar -0,032
audit dalam perusahaan. dengan probabilitas 0,834 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
Komisaris Independen autokorelasi.
Yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah keberadaan komisaris independen Regresi
di dalam perusahaan. Komisaris Pengujian hipotesis dalam
independen dipandang dapat melakukan penelitian ini menggunakan analisis
pengawasan secara signifikan terhadap Regresi Berganda (Multiple Regression)
kegiatan dan pengendalian dalam dengan alasan bahwa variabel
perusahaan sehingga memerlukan infor- independennya lebih dari satu. Analisis
masi yang independen yang berasal dari ini digunakan untuk menentukan

132
Jurnal Akuntansi dan Investasi 9 (2), 125-137, Juli 2008

hubungan antara fee audit dengan terdapat hubungan signifikan antara


variabel-veriabel independen. Persamaan variabel dependen (fee audit) dengan
regresinya adalah sebagai berikut : variabel independen.
LNFEE = a0 + a1 (LNASSETS) + a 2 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa
(SUB) + a3 (DEBTTOA) + a 4 variabel Internal Audit tidak mempunyai
(ROA) + a5 (INVREC) + a 6 pengaruh terhadap fee audit yang
(CASCLS) + a7 (BIG) + a 8 dibuktikan dengan dikeluarkannya
(SWITCH) + a9 (COM) + a10 variabel Internal Audit dalam analisis
(OUT) + a11 (MAJ) + a12 (IA) regresi. Diketahui variabel Pemegang
+e Saham Mayoritas memiliki pengaruh
positif dan koefisien 0,517 dengan
Dimana : signifikansi 0,015 dibawah 0,05 dengan
LNFEE = logaritma natural dari fee demikian hasil penelitian ini mendukung
audit hipotesis yang diajukan. Variabel Komite
LNASSETS= logaritma natural total Audit memiliki pengaruh negatif dan
aktiva koefisien -0,396 dengan signifikansi
SUB = akar pangkat dua dari 0,081 diatas 0,05 dengan demikian hasil
jumlah anak perusahaan. penelitian ini tidak mendukung hipotesis
DEBTTOA = rasio hutang atas aktiva yang diajukan. Variabel Komisaris
perusahaan Independen memiliki pengaruh positif
ROA = return of investment dan koefisien 0,160 dengan signifikansi
INVREC = rasio persediaan dan 0,034 dibawah 0,05. Dengan demikian
piutang atas aktiva hasil penelitian ini mendukung hipotesis
perusahaan yang diajukan.
CASCALS = current ratio
BIG = auditor Big 4
SWITCH = pergantian auditor selama KESIMPULAN, KETERBATASAN
tiga tahun berturut-turut DAN IMPLIKASI
COM = keberadaan komite audit
OUT = jumlah komisaris Keberadaan fungsi internal audit
independent dan komite audit tidak mempunyai
MAJ = keberadaan pemegang pengaruh yang signifikan terhadap fee
saham mayoritas (>20%) audit. Hal tersebut dikarenakan
IA = keberadaan fungsi internal perusahaan-perusahaan publik telah
auditor memiliki fungsi internal audit maupun
komite audit sebagai persyaratan bagi
Hasil analisa regresi pada tabel perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
secara keseluruhan menunjukkan R Bursa Efek Indonesia, sehingga terdapat
kuadrat sebesar 0,687 dan F=19,183 variasi yang kecil dan menyebabkan
dengan signifikansi 0,000 yang berarti fungsi internal audit dan komite audit
terdapat bahwa 68,7 persen variasi fee tidak berpengaruh secara signifikan
audit dijelaskan oleh semua variabel serta terhadap fee audit.

133
Esti Widiasari & Tri Jatmiko W. P, Pengaruh Pengendalian Internal.....

Pemegang saham mayoritas dan Contemporary Accounting


dewan komisaris independen perusahaan Research, Vol.19
berpengaruh secara signifikan dan
mempunyai pengaruh positif terhadap Dickins, Denise E., Julia L. Higgs and
permintan jasa audit eksternal yang akan Terrance R. Skantz. 2008.
meningkatkan fee audit. Pemegang saham “Estimating Audit Fees Post SOX”.
mayoritas akan menggunakan pengaruh American Accounting Assocition,
yang dimiliki untuk meningkatkan Vol.2, h. A9-A18
permintaan terhadap jasa audit eksternal
sebagai akibat dari lemahnya pengawasan Fama, Eugene F., Michael C. Jensen.
yang dilakukan oleh pihak internal 1983. “Separation of Ownership
perusahaan. Sebagai bagian dari fungsi and Control”. Journal of Law &
pengawasan, tanggung jawab komisaris Economics, Vol. 26
independen meliputi melakukan penga-
wasan terhadap kualitas laporan Fama, Eugene F., Michael C. Jensen.
keuangan dan pengembangan kontrol 1983. “Agency Problem and
dalam perusahaan sebagai pertanggung Residual Claims”. Journal of Law
jawaban kepada para shareholders serta & Economics, Vol. 26
untuk melindungi reputasi pribadi.
Sehingga komisaris independen akan Felix, William L., Audrey A. Gramling
meningkatkan permintaan terhadap audit and Mario J. Maletta. 2001. “The
eksternal yang lebih baik. Dengan hasil Contribution of Internal Audit as a
tersebut dapat dikatakan bahwa meka- Determinant of External Audit Fees
nisme governance yang kuat akan and Factors Influencing This
meningkatkan permintaan terhadap jasa Contribution”
audit eksternal yang akan berpengaruh
pada peningkatan fee audit. Forum for Corporate Governance in
Indonesia. 2000. “Peranan Dewan
Komisaris dan Komite Audit
REFERENSI Dalam Pelaksanaan Corporate
Governance (Tata Kelola
Boo, El’fred., Divesh Sharma. 2008. Perusahaan).”
“Effect of Regulatory Oversight on http://www.fcgi.or.id. Diakses 13
the Association Between Internal November 2008.
Governance Characteristics and
Audit Fees.” Journal of Ghozali, Imam. 2005. Apikasi Analisis
Accounting and Finance, No. 48, h. Multivariate dengan Program
51-71 SPSS. Semarang : Badan Penerbit
Undip
Carcello, J.V., D.R Hermanson, T.L.
Neal and R. Riley. 2000. “Board Goodwin-Stewart, Jenny., Pamela Kent.
Characteristics And Audit Fees”. 2006. “Relation Between External

134
Jurnal Akuntansi dan Investasi 9 (2), 125-137, Juli 2008

Audit Fees, Audit Committee Journal of Accounting, Auditing


Characteristics and Internal Audit.” and Finance, h. 73-91
Journal of Accounting and Finance,
No. 46, h. 387-404 Jensen, Michael C., William H.
Meckling. 1976. “Theory of The
Griffin, Paul A., David H. Lont and Yuan Firm : Managerial Behavior,
Sun. 2008. “Corporate Governance Agency Cost and Ownership
and Audit Fees: Evidence of Structure”. Journal of Financial
Countervailing Relations”. Sosial Economics, V. 3, No. 4, pp. 305-
Science Research Network. 360.

Halim, Abdul. 2001. Auditing 1. Jensen, Michael C. 1993. “The Modern


Yogyakarta : Unit Penerbit dan Industrial Revolution, Exit And The
Percetakan (UPP) AMP YKPN. Failure of Internal Control System”.
Journal of Finance, Vol.48, h. 831-
Halim, Yonathan. 2005. “Peranan 880
Metode Lowballing Cost oleh
Kantor Akuntan Publik di Kaihatu, T.S. 2006. “ Good Corporate
Surabaya.” Skripsi, Universitas Governance dan Penerapannya di
Kristen Petra Surabaya Indonesia”. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol. 1, h. 1-9
Hay, David., R. Knechel and Helen Ling.
2008. “Evidence on the Impact of Mitra, Santanu., Mahmud Hossain and
Internal Control and Corporate Donald R. Deis. 2007. “The
Governance on Audit Fees.” Empirical Relationship Between
International Journal of Auditing, Ownership Characteristics and
No. 12, h. 9-24 Audit Fees.” Rev Quant Finance
Accounting, No. 28, h. 257-285
Ikatan Komite Audit Indonesia. 2004.
“Komite Audit”. Rahmany, F.A., 2007, “Tugas dan
http://www.komiteaudit.org. Tanggung Jawab Komite Audit
Diakses 15 Juni 2008 Dalam Proses Good Corporate
Governance : Sosialisasi Manual
Institute for Economic and Finance Komite Audit”, Forum Komite
Research, 2007, Indonesian Capital Audit 14, Ikatan Komite Audit
Market Directory 2007 18th edition, Indonesia
Jakarta
Ruru, Bacelius., 2004, “Kiprah dan
Ireland, Jen C., and Clive S. Lennox. n.d. Dinamika Komite Audit dalam
“The Large Audit Firm Premium : Penegakan Good Corporate
A Case of Selectivity Bias”. Governance”, Forum Komite Audit
4, Ikatan Komite Audit Indonesia

135
Esti Widiasari & Tri Jatmiko W. P, Pengaruh Pengendalian Internal.....

Tbk”. Kajian Ekonomi dan


Setyapurnama, Y.S., dan Vianey Keuangan, Vol.8, h. 17-41
Norpratiwi. 2006. “Pengaruh
Corporate Governance terhadap Yadnyana, I Ketut. n.d. “Pengaruh
peringkat obligasi dan yield Frekuensi Audit Atas Laporan
obligasi”. Keuangan Historis Terhadap
Keandalan Struktur Pengendalian
Shleifer, A., and R.W. Vishny. 1997. “A Intern Pada Perusahaan di Kota
Survey of Corporate Governance”. Denpasar”.
Journal of Accounting Research,
Vol. 22, h. 737-783 Yatim, Puan., Pamela Kent and Peter
Clarkson. 2006. “Governance
Simunic, Dan A. 1980. “The Pricing of Structures, Ethnicity, and Audit
Audit Services : Theory and Fees of Malaysian Listed Firms”.
Evidence”. Journal of Accounting
Research, Vol. 18, h. 161-189 Zain, M. M., Nava Subramaniam and
Jenny Goodwin. 2004. “Audit
Simunic, Dan A., Jong-Hag Choi, Jeong- Committee and Internal Audit
Bon Kim and Xiaohong Liu. 2006. Function Characteristics : Impact
“Cross Listing Audit Fee Premium : on Internal Audit Contribution to
Theory and Evidence”. Financial Statement Audits.”
Working Paper, No. 2004-014
Soemodiwirjo, Soenarso. 2003, “Audit
Internal dan Hubungannya dengan Zain, M. M., Nava Subramaniam and
Komite Audit”, Forum Komite Jenny Stewart. 2006. “Internal
Audit 2, Ikatan Komite Audit Auditors’ Assessment of Their
Indonesia Contribution to Financial Statement
Audits : The Relation with Audit
Toha, Akhmad. 2004. “Efektivitas Committee and Internal Audit
Peranan Komite Audit Dalam Function Characteristics.”
Mewujudkan Good Corporate International Journal of Auditing,
Governance Studi Kasus Pada PT. No.10, h. 1-18.
Bank Negara Indonesia (Persero)

LAMPIRAN

TABEL 4.1
Statistik Deskriptif
Variabel Minimum Maksimum Rata-rata Deviasi standar
Fee Audit 4 12 7.49 1.642
Internal Audit 1 1 1.00 0.000
Pemegang Saham Mayoritas 0 1 0.43 0.498

136
Jurnal Akuntansi dan Investasi 9 (2), 125-137, Juli 2008

Komite Audit 2 6 3.11 0.456


Komisaris Independen 0 11 1.49 1.387

TABEL 4.2
Hasil Analisis Regresi
Kesalahan
Variabel Koefisien Nilai-t Probabilitas
Standar
(Konstanta) α -0.280 1.366 -0.205 0.838
Internal Audit 0.517 0.208 2.489 0.015
Pemegang Saham Mayoritas -0.396 0.224 -1.768 0.081
Komite Audit 0.160 0.074 2.163 0.034
Komisaris Independen

137

Anda mungkin juga menyukai