31 51 1 SM
31 51 1 SM
20 Oktober 2018
| 172
*email: adeoktasari@radenfatah.ac.id
ABSTRAK
Sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik atau
pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola dengan
prosedur yang benar. Sampahadalahzatkimia, energiataumakhlukhidup yang tidak mempunyai
nilai guna dan cenderung merusak. Proses penimbunan sampah secara terus menerus di daerah
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah menghasilkan pencemar berupa limbah dan air lindi
(leachate). Kandungan Timbal (Pb) pada sampah dan lindi dapat dengan mudah menyebar
mengikuti gerakan aliran air. Logam Timbal termasuk dalam kelompok logam yang beracun
dan berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup. Penelitian ini menggunakan analisa kualitatif
untuk mengetahui air lindi dari TPA II di kelurahan Karya Jaya Musi 2 Palembang mengandung
timbal atau tidak. Sampel air lindi yang diambil langsung dari lokasi TPA direaksikan dengan
HCl, NaOH, dan H2SO4. Hasil yang didapatkan adalah sampel yang direaksikan dengan NaOH
positif mengandung timbal ditandai dengan terbentuknya endapan putih.
ABSTRACT
Garbage is an item that is considered to be unused and disposed of by the previous owner or
user, but for some people it can still be used if managed with the right procedure. Garbage is a
chemical, energy or living thing that has no use value and tends to damage. The process of con-
tinuous landfill in the final landfill area (TPA) produces pollutants in the form of waste and
leachate. Lead contentin waste and leachate can easily spread following the movement of water
flow. Lead Metal belongs to a group of metals that are toxic and harmful to the life of living
things. This study uses qualitative analysis to find out leachate water from TPA II in the Karya
Jaya Musi 2 village in Palembang containing lead or not. Leachate samples taken directly from
the landfill site were reacted with HCl, NaOH, and H 2SO4. The results obtained are samples
reacted with positive NaOH containing lead characterized by the formation of white precipitate.
@Copyright © 2018 Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. All Right Reserved
dengan sistem pengelolaan sampah yang membusuk bersama dengan air hujan
optimal. Sampah merupakan barang akan menghasilkan lindi. Kandungan
yang dianggap sudah tidak terpakai dan Timbal (Pb) pada sampah dan lidi dapat
dibuang oleh pemilik atau pemakai dengan mudah menyebar mengikuti
sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang gerakan aliran air. Logam Pb termasuk
masih bisa dipakai jika dikelola dengan dalam kelompok logam yang beracun
prosedur yang benar. Sampah dan berbahaya bagi kehidupan makhluk
adalahzatkimia, energy atau makhluk hidup. Logam Pb yang masuk ke dalam
hidup yang tidak mempunyai nilai guna perairan sebagai dampak dari aktivitas
dancenderung merusak. Sampah manusia, dapat membentuk air buangan
merupakan konsep buatan manusia, atau limbah dan selanjutnya akan
dalam proses-proses alam tidak ada mengalami pengendapan yang dikenal
sampah, yang adahanya produk-produk dengan istilah sedimen. Kandungan
yang tak bergerak. Besarnya timbunan logam berat dalam sedimen pada
sampah yang tidakdapat ditangani umumnya lebih tinggi, dibandingkan
tersebut akan menyebabkan berbagai kandungan logam berat yang masuk ke
permasalahan baik dalam perairan yang akan mengalami
langsungmaupuntidaklangsungbagi pengendapan pada sedimen
penduduk kota apalagi daerah di sekitar (Irhamni,2017:A19).
tempat penumpukan (Saleh,2014:103). Logam Timbal yang ada di dalam
Proses penimbunan sampah secara air dapat masuk ke dalam organisme di
terus menerus di daerah Tempat perairan dan jika air tersebut merupakan
Pembuangan Akhir (TPA) sampah sumber air konsumsi masyarakat, maka
menghasilkan pencemar berupa Timbal tersebut tentunya akan masuk ke
limbahdan air lindi (leachate). Limbah dalam tubuh manusia. Oleh karena itu,
adalahsuatu hasil buangan yang dapat pada penelitian ini dilakukan analisa
membahayakan dan mencemari kualitatif logam Timbal (Pb) dalam air
lingkungan. Limbah mengandung bahan lindi dan air sungai TPA II di kelurahan
pencemar yang bersifat racun dan Karya Jaya Musi 2 Palembang.
berbahaya. Tingkat bahaya keracunan
yang disebabkan limbah tergantung pada MetodePenelitian
jenis dan karakteristiknya, baik dalam Adapun alat yang digunakan pada
jangka pendek maupun jangka panjang. penelitian ini, yaitu neraca analitik,
Lindi adalah suatu limbah cair yang hotplate, beaker glass, gelas ukur, pipet
dihasilkan sebagai akibat masuknya air tetes, batang pengaduk, spatula, tabung
eksternal ke dalam timbunan reaksi, dan corong kaca.
limbah/sampah kemudian membilas dan Adapun bahan yang digunakan pada
melarutkan materi yang ada dalam penelitian ini, yaitu sampel air lindi dan
timbunan tersebut, sehingga memiliki air sungai yang didapat dari TPA II di
variasi kandungan polutan organik dan kelurahan Karya Jaya Musi 2 Palembang,
anorganik. Salah satu polutan anorganik Asam Klorida (HCl), Asam Sulfat
yang dihasilkan dari proses tersebut (H2SO4), Natrium Hidroksida (NaOH),
adalah Timbal (Saleh,2014:103). Indikator pH universal, Aquades dan
Sistem pengelolaan sampah di kertas saring.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
secara controlled landfil, dapat Prosedur Kerja
berpotensi mencemari air tanah karena 1. Pengambilan Sampel
sampah yang dibuang di TPA akan
Air Tak
Putih keruh 7 8 - + -
lindi B berwarna
sampel kemudian diamati warna dan diukur yang dilakukan membuat pengotor-pengotor
pH setelah pemanasan. penyebab warna sampel keruh tidak ikut
Identifikasi terhadap timbal dilakukan tersaring, sehingga larutan yang dihasilkan
dengan menggunakan analisa kualitatif. terlihat jernih.
Pereaksi yang digunakan yaitu NaOH 2 M,
HCl 0,5 M dan H2SO4pekat. Sampel diambil Perubahan pH Sebelum dan Sesudah
masing-masing sebanyak 5 mL dan ditetesi Pemanasan
dengan pereaksi sebanyak 2 mL, pereaksi pH ketiga sampel sebelum dilakukan
ditambahkan tetes demi tetes dan diamati pemanasan berkisar pada pH netral. Sampel
perubahan yang terjadi. Pada analisis ini, air lindi A dan air lindi B mempunyai pH 7
sampel yang telah ditetesi dengan pereaksi dan air sungai mempunyai pH 6. Setelah
tidak menunjukkan perubahan, sehingga dilakukan pemanasan, terjadi kenaikan nilai
dilakukan pemanasan terhadap masing- pH pada ketiga sampel tersebut. Nilai pH air
masing sampel. Tujuan dari pemanasan ini lindi A berubah menjadi 9, air lindi B
adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi. menjadi 8 dan air sungai menjadi 7. Hal
Pemanasan dapat meningkatkan suhu, tersebut menunjukkan bahwa air lindi A dan
sehingga dengan meningkatnya suhu, laju air lindi B bersifat basa, sedangkan air
reaksi akan semakin cepat. Hal tersebut sungai bersifat netral.
dikarenakan dengan kenaikan suhu akan Kenaikan nilai pH yang terjadi
menyebabkan semakin cepatnya molekul- disebabkan oleh hilangnya atau
molekul pereaksi bergerak, sehingga menguapnyasenyawa organik yang terdapat
memperbesar kemungkinan terjadinya didalamsampel. Menguapnya senyawa
tumbukkan antar molekul. Uji positif organik tersebut terjadi akibat pemanasan
ditandai dengan terbentuknya endapan yang dilakukan. Menurut Susana (2009:33),
berwarna putih. semakin banyak bahan organik dan senyawa
nitrogen-nitrat yang terkandung dalam air
Perubahan Warna Sebelum dan Sesudah menyebabkanturunannyanilaipH,
Pemanasan sedangkansemakin rendah kandungan bahan
Warna ketiga sampel sebelum organik menyebabkan kenaikan nilai pH.
dilakukan proses pemanasan yaitu warna air
lindiA berwarna coklat keruh, air lindi B Uji Identifikasi Logam Pb
berwarna putih keruh dan air sungai Identifikasi terhadap timbal dilakukan
takberwarna, sedangkan setelah dilakukan dengan menggunakan analisa kualitatif.
proses pemanasan, warna ketiga sampel Sampel air lindi A yang ditetesi dengan HCl
mengalami perubahan. Sampel air lindi A 0,5 M dan dipanaskan menghasilkan larutan
berubah warna menjadi coklat muda, air berwarna cokelat muda dan tidak terbentuk
lindi B dan air sungai menjadi tak berwarna endapan. Air lindi B dan air sungai yang
yang terlihat lebih jernih dari sebelumnya. ditetesi dengan HCl 0,5 M dan dipanaskan
Perubahan warna yang terjadi menghasilkan larutan tak berwarna dan tidak
diakibatkan oleh proses pemanasan dan terbentuk endapan. Hal tersebut
penyaringan yang dilakukan. Pemanasan menunjukkan bahwa ketiga sampel yang
akan mempercepat proses tumbukkan antar ditetesi dengan pereaksi HCl 0,5 M negatif
partikel, sehingga endapan yang terdapat di mengandung timbal.
dalam sampel akan bereaksi dan endapan Air lindi A yang ditetesi dengan
tersebut akan larut. Selain itu, penyaringan H2SO4 pekat dan dipanaskan menghasilkan
larutan berwarna cokelat muda dan tidak namun dapat dikatakan bahwa uji ketiga
terbentuk endapan. Air lindi B dan air sampel dengan NaOH positif mengandung
sungai yang ditetesi H2SO4 pekat dan timbal. Endapan yang terbentuk dari sampel
dipanaskan menghasilkan larutan tak air lindi A lebih banyak daripada sampel
berwarna dan tidak terbentuk endapan. Hal lainnya, sedangkan endapan yang
tersebut menunjukkan bahwa sampel yang diterbentuk dari air sungai paling sedikit
ditetesi dengan H2SO4 pekat negatif dibandingkan sampel lainnya. Oleh karena
mengandung timbal. Sampel yang itu, dapat diasumsikan bahwa kadar timbal
ditambahkan H2SO4pekat dan HCl tidak yang paling besar terdapat pada sampel air
terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan lindi A.
larutan tersebut yang bersifat asam, sehingga
ion Pb yang terbentuk larut dan tidak dapat Kesimpulan
membentuk endapan. Berdasarkan penelitian yang
Air lindi A yang ditetesi dengan telahdilakukan dapat disimpulkan bahwa,
terdapat kandungan logam Pb dalam
NaOH 2 M dan dipanaskan menghasilkan
sampel air lindi dan air sungai TPA II di
larutan berwarna cokelat muda dan
Kelurahan Karya Jaya Musi 2 Palem-
terbentuk endapan putih. Air lindi B dan air
bang. Hasil yang didapatkan yaitu
sungai yang ditetesi dengan NaOH 2 M
terbentuknya endapan berwarna putih
menghasilkan larutan tak berwarna dan dari sampel yang direaksikan
terbentuk endapan putih. Sampel yang denganNaOH, yang mengindikasi
ditetesi dengan NaOH menunjukkan hasil adanya ion Timbal (Pb). Pemanasan
yang berbeda dengan sampel yang ditetesi dapat mempengaruhi perubahan warna
menggunakan dua pereaksi sebelumnya. Hal dan pH darisampel. Sampel yang
ini dikarenakan larutan NaOH bersifat basa. dipanaskan mengalami kenaikan nilai
Larutan basa adalah larutan yang jika dalam pH.
air akan menghasilkan ion hidroksil,
sehingga pada pH lebih dari 6,5 ion Pb akan Daftar Pustaka
mengendapakibat adanya penambahan Desriyan, A., Eka, W., dan
gugus hidroksil menjadi Timbal(II) Kancitra ,P.2015. Identifikasi
Pencemaran Logam Berat Timbal
Hidroksida. Penambahan gugus hidroksil
(Pb) pada Perairan Sungai
tersebut menyebabkan larutan menjadi lewat
Citarum Hulu Segmen
jenuh, sehingga Ksp < Qc dan terbentuk
Dayeuhkolot sampai Nanjung.
endapan. Selain itu, kelarutan Pb yang
Reka Lingkungan. 3(1): 1-12.
semakin kecil disebabkan adanya gaya Fatmawinir, Hamzar,SdanAdmin, A.
tolakan elektrostatik sehingga mulai terjadi 2015. Analisis Sebaran
pengendapan dalam bentuk Timbal(II) LogamBerat pada Aliran Air dari
Hidroksida (Pb(OH)2) yang berwarna Tempat Pembuangan Akhir
putih.Menurut Shofiyani (2006:57), pada pH (TPA) Sampah Air Dingin. J. Ris.
diatas 4 seluruh Pb (II) terendapkan sebagai Kim. 8(2):101-107.
Pb hidroksida dengan terlewatinya harga Ika,T., Irwan, S. 2012. Analisis
Ksp Pb(OH)2 yang sangat kecil (3,0x10-16). LogamTimbal (Pb) dan Besi (Fe)
Reaksi yang terjadi yaitu: dalam Air Laut di Wilayah
Pb2+ + 2OH- Pb(OH)2 endapan putih Pesisir Pelabuhan Ferry Taipa
Adapun jika diamati, endapan yang Kecamatan Palu Utara.J. Akad.
terbentuk dari ketiga sampel sangat sedikit,
Kim. 1(4):181-186.