Di Susun Oleh:
Novelia Rahmawati
NIM:
11191068
Tahun 2019
DAFTAR ISI
i
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
Manusia dan agama merupakan masalah yang sangat penting,
karena mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang
akan datang, yang tetap beriman kepada allah dan tetap berpegang
pada nilai-nilai spritual yang sesuai dengan agama-agama samawi
(agama yang datang dari langit atau agama wahyu).
1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, kami merumuskan
masalah sebagai berikut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. landasan teori
Menurut agama islam itu sendiri, manusia adalah makhluk ciptaan allah
yang paling mulia di antara makhluk ciptaan-nya yang lain, yang
dipercaya untuk menjadi khalifah di muka bumi. Dalam al-quran, ada
tiga kata yang digunakan untuk menunjukan kepada manusia.kata yang
digunakan adalah basyar,insan atau nas dan bani adam.
3
dan ketakaburan sebagimana serutan kaum ‘aad ini:”... siapakah yang
lebih besar kekuatannya daripada kami... “(fushshilat:15) serta seruan
fir’aun kepada kaumnya ini: “..hai pembesar kaum ku, aku tidak
mengetahui tuhan bagimu selain aku..”(al-qashash:38). Al-maudi
mengatakan ada juga manusia yang mengangkat dirinya sebagai
penanggung jawab manusia lewat upaya agar dipertuhan dengan
tujuan kekuasaan, kegagahan,kehebatan,kezhaliman, keburukan, dan
ketiranian.
4
“dan (ingatlah) ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
‘sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat
kering (yang berasal) dari
8)”dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang
sulbi dan tulang dada “ (at-thariq: 6-7),”... dan apakah manusia tidak
memperhatikan bahwa kami menciptakannya dari setitik air(mani),
maka tiba-tiba dia menjadi penentang yang nyata “ (yasin:77). Arahan
al-quran itu di tunjukan untuk menghancurkan kecongkakan manusia
ketika berada dalam kegelapan rahim, ketika di tumbuhkan sebagai
janin dan dikembangkan hinggan tuntas penciptaannya, seperti firman
allah berikut:
5
belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Maka,
mahasucilah allah, pencipta yang paling baik.”(al-mu’minun: 12-14).
6
penderitaan atau mati-matian, perbuatan ini berupa usaha atau sejenis
keperibadatan yang dilakukan berulang-ulang.
7
Sedang agama budaya itu bersumber pada hasil pikiran atau
perasaan manusia secara kumulatif. Oleh sebab itu, kebenarannya juga
terbatas bagi kelompok tertentu pada ruang serta waktu tertentu.
Biasanya, makin berkembang suatu masyarakat maka makin kecil
peranan agama budaya, sebab adanya berdasar pada pengalaman
masa lalu.
8
Maka dari itu terang bahwa agama sangat berfaedah bagi manusia,
teruma bagi pemeluk-pemuluknya sebab agama adalah;
“baik” adalah kata sifat yang sering digunakan dalam hal-hal yang
berhubungan dengan etika, misalnya : tentang kesopanan, tentang
tingkah laku, kesusilaan dan sebgainya.
9
“bagus” adalah kata sifat yang biasanya digunakan hal-hal yang
berhubungan dengan estetika (keindahan) misalnya anak itu bagus
rupanya
Tetapi apabila dikatan agama semua benar, kata-kata ini tidak tepat,
sebab di dalam ajaran agama disebutkan : “ inna dinna indallahi islam”
yang artinya : “sesungguhnya agama yang diridhai olej allah itu adalah
hanya islam. Islam sebgai agama Allah adalah mudah dan sederhana,
dapat dipahami , diterima oleh akal manusia dan mudah pula dijalankan
oelh segala lapisan dari umat manusia.
10
Manusia semenjak pertumbuhnya senantiasa didera oleh pertanyaan-
pertanyaan yang sangat membutuhkan secara mendesak sebuah
jawaban, yaitu pertanyaan dari manakah ia berasal ? kemanakah
ia(setelah menjalani hidup ini)? Dan untuk apa ia hidup ?
11
dan ideologi bersama suatu masyarakat. Agama semacam ini
dinamakan sebagai agama filsafat, seperti konfusianisme
(konhucu),taoisme,zoroaster atau budha.
12
2.6.6 Penerapan agama pada diri dan masyarakat manusia
Agama bagi manusia adalah pegangan dan petunjuk kehidupan.
Islam sebagai ajaran adalah permanen, sejak di wahyukan kepada nabi
besar muhammad saw. Sampai berakhir nya kemanusiaan nanti.
Ajaran islam ini tertuang dalam kitab suci Al-qur’an dan penjabarannya
dalam sunnatur Rasul. Khusus mengenai Rasul muhammad saw.
Sebagai pembawa wahyu terakhir dan pelaku sunnah adalah teladan
terbaik untuk dijadikan ikutan bagi sekalian ummat manusia hingga
akhir zaman (uswatun hasanah). Surat Al-hijr ayat 9 menyubutkan: inna
– nahnu nazzalnadz-dzikra waina- lahu – fizhu-n. Sesungguhnya kamu
(Allah) telah menurunkan peringatan (Al-Qura’an) ini dan kamilah yang
menjadi penjaganya. – ini berarti Al-Qur’an terjaga dari tangan-tangan
manusia yang ingin merubah isi maupun naskahnya. Ajaran yang
terkandung di dalamnya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia,
baik yang badaniah maupun rohaniah, baik tentang dunia sekarang dan
yang akan datang.
13
2. Dunia dan akhirat.
3. Aktivitas kekaryaan dan ubudiah/kontemplasi/ peribadatan ritual.
4. Material dan spiritual.
5. Individual dan sosial.
Mengenai pria dan wanita sebaga warga pokok manusia, selain islam
menjabarkan kejadiannya secara jelas, bahkan telah menjabarkan apa
yang di pertanyakan dalam filsafat bangsa kita sangkan paraning
dumadi, maka telah pula di gariskan agar manusia tidak kebingunngan
sendiri dan mencari secara ngawur seperti yang telah terbukti di mana-
mana di pelosok dunia yang di landa kepincangan, tanpa
keseimbangan ini. Adanya kehidupan yang harmonis antara pria dan
wanita, kompensasi atas pekerjaan yang telah mereka lakukan, hak
dan kewajibannya serta status sosial nya, sehingga tidak lagi perlu
timbul seperti yang di pertanyakan Dr. Warrent farrel dalam “The
Liberated Man”,’ apakah wanita:alliance to man, enemy, ataukah total
separation? Tidak perlu dia memberikan statement seperti yang ia tulis:
in essence, they (pria) control a woman’s freedom in relation to society,
and make laws regarding even her most personal possion, her body.....
14
Justru dalam zaman mutakhir ini masih terdengar kesombongan yang
menonjolkan wanita hanya sebagai sex object trap, pria sebagai bread
winner protector dan sex striver. Sedang khawatir tidak akan
terdapatnya pedoman yang dapat di pegang berhubung peranan
tradisional yang ingin mereka rubah, namun telah menentukan. Seperti
tugas sebagai ibu, keperluan proteksi, alliansi sex, mungkin juga yang
mereka sebut sebagai loneliness (sifat menyendiri, sebatang kara),
subordinasi dalam tugas (nunut urip), sehingga seorang pejuang
mereka, Dr, jo freeman, bertolak fikir dari kenyataan yang di anggap
nya telah mengungkung wanita dari abad ke abad itu, kemudia
menulis:”arissing out of the present contravention of sexes in the
marginal woman, torn between rejection and acceptance of traditional
roles and atributes”. Mereka akhirnya menuntut adanya rasionalisasi
masyarakat yang telah terlanjur berbudaya demikian itu.
15
Sebenarnya apa yang dituntut oleh peradaban manusia sekarang ini,
yang dalam banyak hal masih mengalami hambatan-hambatan, telah
jauh-jauh hari dikemukakan oleh agama perlunya diterapkan dalam
kehidupan masyarakat manusia. Sebab agama telah memberikan garis
tegas mengenai tiadanya penindasan antar manusia, tiadanya
perbedaan warna kulit dan seks. Musyawarah adalah inti agama,
keadilan adalah tuntunan utama agama, kebersihan ingkungan adalah
sendi agama, ditambah lagi dengan ‘amar ma’ruf dan nahi munkar
sebagai dasar dari segala dasar tertib umum masyarakat. Amaga
memberikan perlindungan dan tuntunan perlindungan terhadap lima
unsur pokok yang ada pada manusia dan kepentingan yang
mengelilinginya, yakni: badan, akal fisik, harta, keturunan dan
lingkungan hidup secara menyeluruh, keselamatan serta kesejahteraan
lima hal itu yang menandai tujuan penantaan agama.
16
BAB lll
PENUTUP
3.1.1 kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
3.1.2 referensi
Ali Zaidin.2010, Agama, Kesehatan & keperawatan. (Jakarta: trans info media).
18
19