PENDAHULUAN PREFACE
Pembiayaan Ultra Mikro merupakan program Ultra Micro financing is the latest program
terbaru dari Pemerintah Republik Indonesia from Indonesian Government, operated by
melalui Kementerian Keuangan yang berusaha Ministry of Finance. This Program is trying to
untuk menjawab permasalahan kesulitan akses address the issue in difficulty of access for
pembiayaan permodalan usaha mikro di micro businesses in terms of getting access for
lapangan, secara lebih spesifiknya lagi adalah capital investments from financial institutions,
usaha ultra mikro. Terlepas dari telah adanya specifically for ultra-micro businesses. Despite
Program Pembiayaan untuk kategori UMKM the fact that the government had launch
yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR), masih terdapat Kredit Usaha Rakyat (KUR) to address this
kelompok usaha yang masih kesulitan untuk issue, but there are still groups of business
mendapatkan akses pembiayaan untuk owners, ultra-micro ones, finding it hard to get
permodalan usaha dikarenakan permasalahan loans from the banks. The main issue was on
agunan dan plafon pembiayaan. Mereka adalah the collateral and loan plafond. These ultra-
kategori usaha ultra mikro yang merupakan micro businesses stood at the base of the
lapisan terbawah dari kategori Usaha Mikro yang pyramid of MSMEs as defined by the
diatur dalam Undang Undang Nomor 20 tahun Indonesian Law No.20 year 2008 on Micro,
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Small, and Medium Enterprises.
Menengah.
Usaha yang dikategorikan sebagai ultra mikro ini Businesses categorized as ultra-micro are not
tidak mendapatkan pengaturan secara spesifik specifically defined in the Law No.20 year
dalam ketentuan perundang-undangan di 2008, but that category consist of a significant
Indonesia, namun dengan jumlah yang cukup number of businesses. In this category, the
signifikan. Pada kategori ini, pelaku usaha ultra ultra-micro businesses had their own
mikro memiliki ciri khas tersendiri yaitu signature treats regarding the low loan
kebutuhan terkait dengan plafon pembiayaan plafond, difficulties in terms of providing the
yang rendah, kesulitan penyediaan agunan collateral, the speed of the loan process, tend
sebagai syarat pembiayaan, kecepatan dalam to ignore the number of interest rate, and
penyediaan dana, cenderung mengesampingkan need technical assistance in terms of doing its
besaran suku bunga dan adanya kebutuhan businesses.
terhadap pendampingan untuk menjalankan
usahanya.
Kategori usaha inilah yang selama ini nyaris tidak This category of ultra-micro businesses are
tersentuh oleh sektor perbankan yang mostly untouched by the banking sector which
merupakan mayoritas penyalur KUR. Pada constitute most of KUR disbursement agency.
tingkatan ultra mikro, pelaku usaha lebih sering On ultra-micro level, business owners prefer
berinteraksi dengan lembaga-lembaga non- to take loans from informal financial
perbankan bahkan lembaga-lembaga keuangan institutions, namely the loan-sharks, which are
non-formal. Sebut saja Rentenir, yang the closest access for those businesses to get
merupakan akses pembiayaan untuk fast loan with low plafond. This easiness and
permodalan terdekat yang dapat ditemui oleh speed are what the ultra-micro businesses
pelaku usaha ultra mikro. Kemudahan dan need despite the large interest rate that has to
kecepatan penyediaan permodalan yang be paid by the business owners.
dibutuhkan oleh pelaku usaha ultra mikro
menjadi solusi singkat yang memberatkan
karena di balik itu semua, terdapat beban suku
4
Belajar dari best practice yang ada antara lain Learning from the best practice of ultra-micro
pembiayaan Grameen di Bangladeh, disusunlah business financing implemented in Bangladesh
konsep untuk pembiayaan pada kategori usaha by Grameen Bank, born Ultra-Micro Financing
ultra mikro tersebut dan diresmikan sebagai known as UMi Financing in mid of year 2017 to
Pembiayaan Ultra Mikro atau Pembiayaan UMi be implemented in Indonesia. The program
yang diluncurkan pada pertengahan tahun 2017. begin with the capital injection from the State
Dengan alokasi dana dari APBN sebesar Rp. 1,5 Budget in the amount of IDR 1,5 trillion. In less
triliun, dalam waktu kurang dari enam bulan, than six months until the end of year 2017,
sampai dengan akhir tahun 2017, Pembiayaan UMi Financing program had managed to reach
UMi telah menjangkau 307.032 debitur yang 307.032 borrowers spread all across
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Indonesia.
Ciri khas yang dimiliki oleh Pembiayaan UMi Signature treats regarding the category of
yang membedakannya dari program eksisting ultra-micro businesses other than the low loan
yaitu KUR adalah plafon yang rendah yaitu hanya plafond under IDR 10 million are also the
untuk pembiayaan dengan nilai di bawah Rp. 10 needs of technical assistance to guide the
juta serta adanya kewajiban pendampingan yang businesses in the right direction. Both of the
harus disediakan dari Penyalur kepada Debitur. issues are addressed in UMi Financing scheme.
Selain itu, Pembiayaan UMi ini tidak disalurkan Other than that, UMi Financing is not
melalui perbankan, melainkan melalui Lembaga disbursed through banking sector but through
Keuangan Bukan Bank (LKBB). Lembaga-lembaga non-banking financial institutions (NBFI).
yang menyalurkan Pembiayaan UMi ini bukanlah These are not a newly-formed financial
lembaga yang baru dibentuk, melainkan institutions, but existing NBFIs whom had
merupakan lembaga yang telah ada sebelumnya proven experience in disbursing financing for
dan telah terbukti mampu serta memiliki basis MSMEs as well as big borrower-database
debitur pelaku usaha ultra mikro yang luas. meaning lots of potential MSMEs to access the
UMi Financing.
Berbeda dengan KUR, karena sumber dana yang Different from KUR, source of funding for UMi
digunakan adalah Dana Bergulir, maka Penyalur Financing is coming in form of revolving fund
Pembiayaan UMi tidak perlu menggunakan dana allocated in State Budget, so that the UMi
sendiri untuk dapat menyalurkan Pembiayaan Financing Disbursement Executing Agency
UMi. PIP sebagai pengelola coordinated fund (DEA) doesn’t have to use their own fund.
untuk sektor pembiayaan UMKM akan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) or
menyalurkan Dana Pembiayaan UMi kepada Government Investment Center is the
Penyalur yang telah berhasil lolos seleksi. Dalam institution appointed as the manager of the
5
hal ini, terdapat kemudahan bagi Penyalur yaitu coordinated fund for MSME sector. The fund is
hanya cukup menjaminkan aset piutang disbursed through approved NBFIs that
pembiayaan UMKM yang selama ini telah managed through the qualification stated in
disalurkan secara fidusia. Keberadaan piutang the Law. Another easiness also granted for
yang dijaminkan secara fidusia ini akan sekaligus UMi Financing DEA is in regards of the
membuktikan rekam jejak kapabilitas calon collateral for UMi Fund. The UMi Financing
Penyalur dalam menyalurkan pembiayaan untuk DEA only have to put their existing receivables
sektor UMKM. as collateral through fiduciary guarantee. This
is also a way to prove the track record of the
DEA in terms of disbursing financing for MSME
sector.
Kami menyebutnya, empowering dan enhancing We call it, empowering and enhancing, where
dimana dalam penyalurannya, Pembiayaan UMi we didn’t create new institutions, we are using
tidak membuat lembaga baru, melainkan existing and proven NBFIs through
dengan meng-empower atau memberdayakan empowerment and the next step is we further
LKBB yang telah ada untuk kemudian di-enhance enhance the NBFIs capability in order to be
lebih jauh agar dapat memiliki kapasitas yang better in UMi Financing disbursement.
memadai dan lebih baik dalam menyalurkan
Pembiayaan UMi.
Keberadaan KUR dan Pembiayaan UMi pada The existence of KUR and UMi Financing in the
pasar Pembiayaan untuk UMKM yang sama tidak same MSME financing market is not intended
ditujukan agar menciptakan persaingan antar to prey on each other, on the other hand, it
program Pemerintah. Keberadaan kedua was intended for both program to
program tersebut diharapkan akan dapat complement each other. UMi Financing is
menjadi komplementer antara satu dengan mainly targeting class of people whom are
lainnya. Pembiayaan UMi ditujukan bagi pelaku used to receive Government’s program in
usaha ultra mikro yang selama ini mungkin form of grant, but despite their economic
menerima program pemerintah dalam bentuk condition, those who aspired to do something
bantuan sosial atau hibah namun memiliki in order to improve their economic condition
aspirasi untuk memulai usaha dengan through micro businesses are supported
kebutuhan modal sampai dengan Rp. 10 juta. through UMi Financing. They are expected to
Debitur tersebut diharapkan akan dapat terus be able to grow bigger and able to stand on
tumbuh dan berkembang dengan adanya their own to finally be able to take loans from
Pembiayaan UMi agar kemudian dapat naik kelas KUR program or even better, the MSMEs can
dan mampu mengakses KUR ataupun kredit take loan from commercial banks.
komersial perbankan.
Sampai dengan akhir tahun 2018, Pembiayaan Up until the end of year 2018, UMi Financing
UMi telah berhasil menjangkau 846.547 debitur managed to reach 846.547 borrowers across
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Saat all over Indonesia. Currently UMi Financing
ini terdapat tiga Penyalur Pembiayaan UMi, yaitu DEAs consist of PT. Permodalan Nasional
PT. Permodalan Nasional Madani, PT. Pegadaian, Madani, PT. Pegadaian, and PT. Bahana Artha
dan PT. Bahana Artha Ventura. Lebih jauh lagi, Ventura. To reach further borrowers, PT.
penyaluran yang dilakukan oleh PT. Bahana Bahana Artha Ventura is using indirect scheme
Artha Ventura menggunakan pola penyaluran where the company is using Cooperatives as
tidak langsung dengan memberdayakan linkage in order to disburse UMi Financing to
koperasi-koperasi sebagai lembaga linkage the ultra-micro business owners whom in
dalam menyalurkan Pembiayaan UMi kepada need for the capital financing. Currently there
pelaku usaha ultra mikro yang membutuhkan are 27 Cooperatives working as linkage for PT.
pembiayaan untuk permodalan usaha. Saat ini Bahana Artha Ventura.
tercatat telah ada 27 koperasi yang menyalurkan
Pembiayaan UMi sebagai lembaga linkage di
bawah PT. Bahana Artha Ventura.
Pembiayaan UMi dapat disalurkan melalui dua UMi Financing disbursed in two scheme,
skema yaitu skema kelompok yang berbasis pada Group Scheme which adopting Grameen Bank
skema Grameen Bank dan juga skema individu Scheme and Individual Scheme which
yang disalurkan secara perorangan. Penyalur targeting individuals. UMi Financing’s DEAs
dapat menyalurkan Pembiayaan UMi melalui are able to disbursed using any of the scheme
kedua skema tersebut sebagaimana kondisi adjusting with their existing scheme in MSMEs
eksisting dari pembiayaan yang telah dilakukan. Financing program. Currently there are several
Tercatat Penyalur yang menyalurkan DEAs are disbursing using Group Scheme,
Pembiayaan UMi dengan menggunakan skema namely PT. Permodalan Nasional Madani and
kelompok adalah PT. Permodalan Nasional three Cooperatives under PT. Bahana Artha
Madani dan tiga koperasi yang merupakan Ventura, they are Koperasi Mitra Dhuafa,
lembaga linkage di bawah PT. Bahana Artha Koperasi Abdi Kerta Rahardja, and Koperasi
Ventura yaitu Koperasi Mitra Dhuafa, Koperasi BMT Itqan.
Abdi Kerta Rahardja, dan Koperasi BMT Itqan.
Salah satu syarat utama dalam skema kelompok One of the main requirements for the Group
yang diterapkan oleh Penyalur adalah kewajiban Scheme that implemented by UMi Financing’s
7
debitur harus berjenis kelamin perempuan. Hal DEA is that the borrowers has to be female.
ini senada dengan nama program ini yaitu This is in line with the name of the program,
Pembiayaan UMi yang ditujukan untuk para ibu- UMi means Mother in Arabic. UMi Financing is
ibu yang ingin membantu perekonomian targeting the women who wants to help their
keluarganya dengan menjalankan usaha. Sampai family through economic improvements
dengan akhir tahun 2018, tercatat 91% debitur through ultra-micro businesses. Up until the
Pembiayaan UMi memiliki jenis kelamin end of year 2018, 91% of UMi Financing’s
perempuan. 82,5% debitur Pembiayaan UMi borrower are female. As an addition to that,
tercatat berada dalam usia kerja antara 20 – 49 82.5% of UMi Financing’s borrowers are in the
tahun yang menandakan bahwa penerima range of age of 20 to 49 years old. This data
Pembiayaan UMi merupakan kelompok shows that UMi Financing’s borrowers are in
masyarakat yang berada dalam usia produktif. the group of productive age.
91%
40-49
35.8%
<20 >50
0.4% 17.0%
Dari aspek besaran pembiayaan yang diterima From the aspect of the amount of loan taken
oleh Debitur Pembiayaan UMi, mayoritas by UMi Financing’s borrowers, 62% or majority
dengan proporsi sebesar 62% Debitur besaran of the borrowers are taking the loan in the
pinjamannya berada di bawah angka Rp. 2,5 juta amount of under IDR 2.5 million and 29% of
sementara 29% Debitur besaran pinjamannya borrowers are taking the loan in the range of
Rp. 2,5 s.d. Rp.5 juta yang menunjukkan bahwa IDR 2.5 million until IDR 5 million. Those
sebagaian besar Debitur Pembiayaan UMi plafon amount of loan will face a lot of cost and
pinjamannya berada pada angka di bawah Rp. 5 benefit analysis from the banking sector. This
juta rupiah. Angka plafon pinjaman tersebut data shows that UMi Financing had been on
akan mungkin sulit untuk dilayani oleh sektor the right path to provide those in needs of low-
perbankan, namun justru pembiayaan pada plafond financing. Business owners with that
jumlah tersebutlah yang merupakan sasaran specific needs are the main target of UMi
utama dari Pembiayaan UMi. Financing.
8
4%
5%
29%
Salah satu juga yang membedakan Pembiayaan Again, another thing that separates UMi
UMi dengan KUR adalah terkait dengan sumber Financing and KUR is in terms of source of
dana yang digunakan. Apabila KUR fund. KUR is using interest rate subsidy
menggunakan skema subsidi bunga, Pembiayaan scheme, on the other hand, UMi Financing is
UMi menggunakan skema dana bergulir dimana using revolving fund scheme. The revolving
Pemerintah mengalokasikan dana dalam APBN fund is stated in the State Budget to be
untuk kemudian digulirkan kepada masyarakat disbursed to the MSMEs in need through UMI
sebagai Pembiayaan UMi melalui Penyalur. Financing’s NBFI. For the year of 2017, the
Untuk tahun 2017, Pemerintah telah budget was allocating IDR 1. 5 trillion along
mengalokasikan dana sebesar Rp. 1,5 triliun with target as much as 300 thousand
dengan target debitur sebanyak 300 ribu borrowers. The Number was increased in the
debitur. Angka tersebut meningkat pada tahun year of 2018 into IDR 2. 5 trillion with extra 500
2018 menjadi sebesar Rp. 2,5 triliun dengan thousand borrower in addition. Looking at the
target tambahan debitur sebanyak 500 ribu fact that the target for the year of 2018 was
debitur. Melihat fakta bahwa sampai dengan achieved with the total borrowers of 846.547.
tahun 2018, Debitur Pembiayaan UMi yang Putting those into consideration, in the year of
ditargetkan telah tercapai yaitu 846.547 debitur, 2019, UMi Financing’s allocation in state
maka alokasi APBN untuk Pembiayaan UMi budget increased up to IDR 3 trillion. By the
kembali meningkat menjadi Rp. 3 triliun. end of 2019, PIP will manage in total of IDR 7
Sehingga pada akhir tahun 2019 nanti, PIP akan trillion with the target of 1,4 million
mengelola dana Pembiayaan UMi sebesar Rp. 7 borrowers.
triliun.
LANGKAH KEDEPAN UNTUK PEMBIAYAAN UMi WHAT’S NEXT FOR UMi FINANCING
Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini Technological advancement is inevitable and
merupakan sesuatu yang tak terelakkan serta to usher the latest innovation in the area of
untuk mengiringi datangnya era digital, digitalization, UMi Financing is now entering
Pembiayaan UMi kini memasuki Digitalisasi the Digital era. Transaction data is now easily
Pembiayaan UMi. Data transaksi kini mudah tracked using electronic transaction and UMi
dilihat rekam jejaknya secara elektronik. Financing is finding a way of a non-banking
Pembiayaan UMi menemukan sebuah approach for this. Fintech company is
pendekatan yang bersifat non-perbankan untuk emerging sector in Indonesia which bring
melakukan ini dengan memanfaatkan sektor electronic money (e-money) into attention.
fintech yang sedang berkembang yaitu Uang
Elektronik (UNIK).
9
Untuk itu, pada Desember 2018 lalu, Menteri Therefore in December 2018, Minister of
Keuangan RI meluncurkan program Digitaliasi Finance of Republic of Indonesia launched the
UMi. Program tersebut merupakan hasil kerja UMi Digitalization program. The program was
sama antara PIP, Kementerian Komunikasi dan the result of cooperation between PIP,
Informatika serta 3 fintech UNIK yaitu GoPay, T- Ministry of Communication and Information as
Cash, dan T-Money serta satu marketplace well as three e-money fintech company,
digital yaitu Buka Lapak. namely GoPay, T-Cash, T-Money and one e-
market place, that is Bukalapak.
Digitalisasi Pembiayaan UMi memunculkan UMi Financing Digitalization bring forth new
sebuah permasalahan tersendiri terkait dengan issue of financial literacy of the borrowers.
literasi keuangan pada tingkat Debitur. Namun This is where technical assistance which
pada tahapan inilah proses Pendampingan yang embedded in UMi Financing comes in handy to
melekat sebagai bagian dari Pembiayaan UMi help the borrowers learning step by step on
memiliki peran yang penting untuk memberikan how to maximize the benefit of e-money. It
pelatihan bagi para Debitur tentang bagaimana takes time and efforts but surely UMi
cara memaksimalkan penggunaan UNIK. Hal ini Financing is moving towards creating the
tentunya akan membutuhkan waktu, secara digital ecosystem for Indonesian MSMEs to
perlahan namun pasti, Pembiayaan UMi kini improve its competitiveness.
bergerak ke arah penciptaan Ekosistem UMKM
Digital untuk peningkatan daya saing.
Dengan Program Digitalisasi Pembiayaan UMi, For the UMi Financing Digitalization program,
Kementerian Keuangan mendapat penghargaan Ministry of Finance is being recognised for an
dari OpenGov Recognition of Excellent pada award from OpenGov Recognition of Excellent
tahun 2019. OpenGov adalah platform konten in 2019. OpenGov is a content platform
yang berfokus pada Sistem Informasi dan focused on Information and Communication
Komunikasi (TIK) dalam konteks sektor Systems (ICT) in the context of government,
pemerintah, kesehatan dan pendidikan di healthcare and education sectors in the Asia-
wilayah Asia-Pacific. The Recognition of Pacific region. The Recognition of Excellence
Excellence diberikan kepada lembaga recognises government agencies, who have
pemerintah, yang telah mencapai keunggulan achieved excellence in using ICT, often
dalam menggunakan TIK, sering bekerja di working behind the scenes to make
belakang layar untuk membuat pemerintah lebih government smarter, more agile, more
pintar, lebih gesit, lebih efisien dan lebih efficient and more transparent.
transparan.
10
POTENSI POTENTIAL
Terlepas dari alokasi yang telah cukup besar di Despite the seemingly large number of IDR 7
APBN Republik Indonesia dengan total Rp. 7 trillion by the end of year 2019 and the
triliun sampai dengan akhir tahun 2019, Debitur number of borrowers approximated to be
Pembiayaan UMi diperkirakan dapat meningkat rising to the amount of 1.4 million. That
sampai dengan total 1,4 juta debitur. Angka number is still far from the target of 44 million
tersebut masih sangat jauh dibandingkan MSMEs, both aimed by KUR and UMi Financing
dengan target 44 juta debitur yang berusaha complementarily.
dilayani oleh Pembiayaan UMi bersama dengan
KUR secara komplementer.
Pendanaan bagi pelaku UMKM di Indonesia ini The funding for MSMEs in Indonesia is
penting karena merupakan salah satu upaya important due to the fact that this is one of the
Pemerintah dalam mengentaskan permasalahan means of Indonesian Government to tackle
kemiskinan yang ada dengan memanfaatkan the issue of poverty through leveraging on the
potensi-potensi masyarakat agar mampu secara potentials owned by the people of Indonesia
berdikari membebaskan dirinya sendiri dari to be able to stand on their own two feet. They
jeratan kemiskinan dengan melakukan usaha- can escape from the systemic poverty through
usaha produktif. Dengan adanya masyarakat creating productive businesses. With the
yang berusaha, maka diharapkan juga agar dapat efforts of those who worked hard, it is also
menurunkan tingkat kesenjangan sosial dengan expected that this will further decreasing the
mempersempit celah antara si kaya dan si gap between the rich and the poor. If the
miskin. Tingginya tingkat kesenjangan ekonomi social-discrepancies are high, this condition
ini akan dapat berpotensi meningkatkan angka will lead to a higher criminal number and social
kriminal dan konflik-konflik sosial di masyarakat. conflict in the grass-root level.
Melihat kapabilitas APBN dengan besaran dana Looking at the capability of the State Budget
yang dibutuhkan, maka diperlukan upaya-upaya and the amount of fund needed, the
tambahan Pemerintah untuk me-leverage Government’s needed to do extra efforts to
pendanaan lebih lanjut dengan memberdayakan further leverage another sources of funding to
sumber-sumber pendanaan yang ada. increase the allocation for UMi Financing.
Sesuai dengan grand design skema Pembiayaan In accordance with the grand design of UMi
UMi serta fleksibilitas yang dimiliki oleh PIP Financing and the flexibility of PIP as the
sebagai pelaksana Pembiayaan UMi yang manager of coordinated fund as a Public
11
menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Service Agency, it is possible for PIP to create
Layanan Umum, maka PIP dimungkinkan untuk a cooperation with a third party in the aspect
menjalin kerja sama dengan pihak ketiga dalam of financial as well as non-financial in the big
aspek yang bersifat finansial maupun non- frame of UMi Financing’s disbursement. The
finansial dalam rangka pelaksanaan Pembiayaan cooperation in non-financial area comprise of
UMi. Kerja sama yang bersifat non-finansial procurement of potential MSMEs and
terdiri dari penyediaan data calon debitur dan procurement of potential UMi Financing’s DEA
penyediaan data calon Penyalur/Lembaga as well as Cooperatives as linkage. As for the
Linkage. Sementara untuk kerja sama yang Financial cooperation comprise of fund
bersifat finansial terdiri dari kerja sama placement cooperation, investment
pendanaan, kerja sama investasi, dan Kerja sama cooperation, and placement of grants/CSR
penempatan dana hibah/bantuan/CSR. fund.
Untuk menjamin keamanan pengelolaan To ensure the safety of the funds, the
dana, pihak pemilik dana dapat memilih owner of the fund can instruct an
lembaga ataupun metode penyimpanan institution or specific method in safe-
dana antara lain namun tidak terbatas pada keeping the fund such as Custodian Bank.
Bank Kustodian. Skema Bank Kustodian ini Custodian Bank scheme will put the
akan menempatkan pemilik dana sebagai owner of the fund as the overseer of the
pengawas terhadap arus perputaran dana revolving fund used for UMi Financing.
yang digunakan dalam Pembiayaan UMi. Other than that, it will also ensure the
Selain itu, dana yang tersimpan dalam Bank integrity of the fund itself as it is
Kustodian akan terjamin keamanannya categorized as bankruptcy boedel in
karena bersifat boedel pailit sebagaimana accordance with the provisions of
ketentuan perundang-undangan yang applicable laws and regulations.
berlaku
Sepenggal Kisah Sukses Pembiayaan UMi A Glimpse of UMi Financing Success Story
( Pedagang Nasi Uduk – Jawa Barat | Nasi Uduk Seller – West Java )
( Produsen Souvenir Pernikahan – Jawa tengah | Wedding Souvenir Producer – Central Java )