Tugas Daerah Rawan Gempa PDF
Tugas Daerah Rawan Gempa PDF
Disusun Oleh :
Bhio Dwi Rachmat (1641012717)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................... 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gempa bumi adalah getaran atau getar getar yang terjadi di permukaan
bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan
gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak
Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan
ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur
dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang
paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter
adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di
ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama
rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar
hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan
serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.
Pada makalah kali ini yang akan kita bahas yaitu kerawanan gempa di
Jepang. Jepang menjadi daerah rawan gempa karena terletak pada pertemuan
lempeng bumi. Sebagai mahasiswa teknik sipil saya rasa perlu bagi kami untuk
mempelajari daerah rawan gempa karena terkait dengan bangunan gedung dsb.
Maka dari itu, dalam makalah ini disajikan juga cara penanggulangan gempa
terhadap bangunan gedung.
1
BAB II
PEMBAHASAN
(Gambar 2.1.1.a)
(Gambar 2.1.1.b)
2
wilayah tersebut punya banyak gunung berapi aktif dan juga menjadi
pusat banyak peristiwa gempa.
Kerak bumi, sebutan bagi lapisan permukaan bumi, terdiri dari
banyak potongan lempeng seperti puzzle yang terus bergerak dan saling
bergesekan antara satu sama lain karena tekanan dan panas yang
diberikan oleh bagian inti bumi. Itulah yang disebut sebagai lempeng
gempa atau lempeng tektonik. "Permukaan bumi terbagi dalam banyak
lempeng besar. Saat mereka bergesekan, banyak hal menarik terjadi,"
ujar Douglas Given, geophysicist USGS kepada livescience.
Saat dua lempeng yang berdekatan saling bergerak dan bergesekan,
tentunya hal itu bakal membuat daratan jadi bergerak dan berguncang.
Itulah yang kita sebut sebagai gempa. Posisi Jepang yang berada di
pertemuan tiga lempeng tersebut lah yang akhirnya membuat negara
tersebut jadi sering sekali mengalami gempa.
2.1.2 Banyak Gunung Berapi
Meski pergerakan lempeng tektonik yang berbentuk gempa
memang memiliki banyak efek negatif, tetapi bukan berarti hal itu tidak
memberi keuntungan. Tanah Jepang yang subur pun sebenarnya juga
merupakan hasil aktivitas seismik yang ditimbulkan oleh pergerakan
lempeng ini. Jepang jadi memiliki banyak gunung berapi aktif yang
sering memuntahkan berbagai material dari perut bumi ke permukaan
tanah. Apalagi, sebagai salah satu negara yang berada langsung di atas
cincin api pasifik, aktivitas gunung berapi di Jepang pun tergolong tinggi.
Seperti yang kita ketahui, material yang dikeluarkan oleh gunung
berapi lama kelamaan akan membuat tanah di daerah sekitarnya subur.
Hal itu karena banyaknya mineral yang ikut terserap kedalam tanah. Tak
ayal jika pemandangan sawah dan perkebnunan di Jepang selalu terlihat
bagus dan penuh dengan tumbuhan hijau.
Nggak hanya gunung berapi, aktivitas panas bumi yang aktif di
wilayah Jepang juga banyak memunculkan sumber mata air panas. Maka
dari itu, sejak zaman dahulu kala, Jepang dikenal punya kultur
pemandian air panas tradisional yang disebut Onsen. Onsen ini banyak
memunculkan objek wisata yang menarik baik bagai turis asing ataupun
warga lokal.
3
2.2 Contoh Kasus Gempa di Jepang
4
2.3 Cara Jepang Menghadapi Gempa
(Gambar 2.3.1.a)
5
Calantarients mengemukakan bahwa untuk mereduksi gaya gempa
yang mengenai bangunan dapat dilakukan dengan cara memasang free
joint di antara struktur atas dan bawah sehingga bangunan dapat bergerak
horizontal pada free joint tersebut. Calantarients menyarankan bahan
yang digunakan sebagai isolator seismik adalah pasir halus, mika atau
sejenisnya. Perbandingan antara bangunan konvensional dan bangunan
dengan isolasi seismik adalah sebagai berikut:
Bangunan Konvensional:
a. Bangunan ditetapkan langsung pada tanah sehingga ketika
gempa, getaran gempa dibawa langsung dari tanah ke
struktur bangunan.
b. Bangunan berguncang keras sehingga dapat terjadi
perpindahan barang-barang di dalam gedung dan
mengalami kerusakan.
6
(Gambar 2.3.1.b)
7
2.3.2 Pendulum Baja
ratusan perangkat kontrol getaran telah di pasang Jepang untuk
menekan dan melawan efek getaran dari gempa yang berpotensi merusak atau
merobohkan gedung. Sementara pada bagian atas gedung digantung
pendulum baja raksasa yang siap bekerja saat gempa terjadi. Pendulum akan
menerapkan gaya yang berlawan arah dalam keadaan bergetar yang disebut
gerakan seismik periode panjang.
Peresmian proyek ini dilakukan di atas gedung Shinjuku Mitsui yang
memiliki 55 lantai pada 2015. Biaya pembuatan proyek tersebut mencapai
US$ 51 juta atau setara Rp524 miliar. Percobaan pertama proyek tersebut
akan digunakan enam pendulum dengan berat masing-masing 300 ton.
Pada tahun 2011 gedung Shinjuku Mitsui mengalami getaran horisontal
sekitar 2 meter saat terjadi gempa bumi berkekuatan 9,0 skala richter (SR) di
Timur Laut Jepang. Sehingga pemasangan perangkat pendulum diharapkan
dapat menyelamatkan banyak nyawa saat gempa terjadi.
Sistem ini juga dapat diterapkan pada bangunan tua. Jika sistem ini
dapat berjalan dengan baik, maka akan menjadi kabar gembira untuk Jepang
dan negara-negara lain yang mudah terkena gempa seperti Indonesia. Dengan
begitu semua gedung tinggi dapat dipasang sistem pelindung supaya
kerusakan akibat guncangan dahsyat dapat diminimalisir.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jepang merupakan daerah yang sangat rawan gempa karena terletak pada
pertemuan 3 lempeng besar. Intensitas gempa di jepang cukup besar bahkan
hampir setiap 5 menit sekali terjadi gempa kecil. Selain disebabkan oleh
tumbukan antar lempeng, gempa di Jepang juga berasal dari gunung berapi
yang banyak terdapat di Jepang yang terletak pada Ring of Fire. Rekor gempa
terbesar jepang yaitu 9,0 SR yang banyak menyebabkan kerusakan pada
infrastruktur bangunan dan menyebabkan korban jiwa yang tidak sedikit .
Menyadari hal tersebut Jepang tak tinggal diam, berbagai cara untuk
menanggulangi gempa pun dilakulan. Isolasi seismik dan pendulum baja
contohnya, cara tersebut ditujukan untuk menyeimbangkan bangunan akibat
gempa.
9
DAFTAR PUSTAKA
10