Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN SUMBER DAYA AIR

PENGENDALIAN SEDIMENTASI

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Pengembangan Sumber Daya Air

Disusun Oleh :

1. Bhio Dwi Rachmat (NPM : 16 4101 2717)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2019

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Siklus hidrologi menggambarkan fenomena alam yang menghubungkan


antara erosi, sedimentasi dan limpasan.Terjadinya erosi tergantung dari
beberapa faktor diantaranya karakteristik hujan, kemiringan lereng, tanaman
penutup, serta kemampuan tanah untuk menyerap dan melepas air ke dalam
lapisan tanah dangkal. Dampak dari erosi tanah dapat menyebabkan
sedimentasi di sungai.

Proses sedimentasi yang terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan


pendangkalan yang berpengaruh terhadap penurunan kapasitas pengaliran
sungai. Partikel sedimen yang terbawa oleh aliran sungai menuju ke laut akan
menyebabkan pengendapan di daerah muara sehingga akan menghalangi aliran
sungai ke laut. Tingginya tingkat konsentrasi sedimen akan mengakibatkan
kekeruhan sehingga menurunkan kualitas air sungai.

Salah satu faktor penyebab banjir di Semarang adalah menurunnya


kapasitas pengaliran sungai Banjir Kanal Barat akibat besarnya endapan
sedimen. Usaha pengendalian banjir dan penanganan sedimentasi dilakukan
melalui kegiatan Integrated Water Resources and Flood Management Project
for Semarang yang meliputi kegiatan normalisasi alur sungai Banjir Kanal
Barat.

1.2 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas perlu adanya suatu kajian untuk


menganalisis permasalahan sedimentasi yang terjadi di alur sungai Banjir
Kanal Barat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola sebaran dan
prediksi besarnya volume sedimen yang terjadi serta alternatif penanganannya
sehingga akan diperoleh suatu konsep penanganan sedimentasi yang optimal
demi menjaga fungsi dan manfaat utama sungai Banjir Kanal Barat sebagai
pengendali banjir.

1.3 Manfaat

Ditentukan sistem penanganan yang baik untuk mengatasi masalah


sedimentasi di muara sungai Banjir Kanal Barat.
BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Analisa Hidrologi

Tujuan dari analisis frekuensi dari data hidrologi adalah mencari korelasi
antara besarnya kejadian ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan
menggunakan disribusi probabilitas. Analisis frekuensi dapat diterapkan untuk
data debit sungai atau data hujan. Data yang digunakan adalah data debit atau
hujan maksimum tahunan, yaitu data terbesar yang terjadi selama satu tahun
yang terukur selama beberapa tahun (Triatmodjo, 2010).

2.2 Kemiringan Seimbang Dinamis

Keseimbangan sungai bergerak diantara keseimbangan dinamis dan


statis. Kemiringan stabil dinamis ini dapat diperoleh dari persamaan angkutan
sedimen yang dikembangkan oleh Brown (Sosrodarsono, 1994). Adapun
persamaan keseimbangan dinamis Brown adalah:

dengan:

qB = Debit beban dasar

(volume sedimen yang masuk ke alur sungai) per satuan lebar.

I = Kemiringan seimbang dinamis

d= Ukuran butiran rata-rata

λ= Angka pori pasir-kerikil (0.4)

n= Koefisien kekasaran Manning

q= Debit persatuan lebar

R= Kedalaman hidrolis, R = H
2.3 Pemodelan Angkutan Sedimen

Pemodelan Angkutan Sedimen dengan menggunakan software HEC-


RAS 4.1.0 Secara umum persamaan angkutan sedimen adalah sebagai fungsi
berikut ini.

Dengan :

= Laju angkutan sedimen pada

kelompok butiran i

D = Kedalaman aliran

V = Kecepatan aliran rata-rata

S = Kemiringan energi

B = Lebar efektif sungai

d= Ukuran diameter butiran yang mewakili

ρ= Kerapatan air

ρs = Kerapatan partikel sedimen

sf = Faktor bentuk partikel sedimen

di = Diameter rata-rata geometri partikel dalam ukuran kelas ke-i

pi = Fraksi ukuran partikel kelas ke-I di dasar sungai

T = Suhu air

Debit sedimen dasar (bed load) dapat ditentukan berdasarkan hasil


pengukuran sedimen layang (suspended load) dengan ketentuan seperti pada
Tabel 1.
Tabel 1.Persentase Korelasi Bed Load

Sumber :Anonim, 1974

Kapasitas pengangkutan ditentukan untuk setiap ukuran butir mewakili


ukuran butiran tertentu yang membentuk 100% dari material dasar. Kapasitas
pengangkutan untuk kelompok ukuran tertentu tersebut kemudian dikalikan
dengan pecahan dari total sedimen yang mewakili ukuran tertentu tersebut.

Kapasitas pengangkutan untuk ukuran butir tertentu tersebut kemudian


dijumlahkan dengan ukuran butiran lain untuk menjadi kapasitas pengangkutan
sedimen total. Ukuran kelas angka standar berdasarkan pada skala klasifikasi
American Geophysical Union (AGU) yang ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2.Ukuran Butiran dari Klasifikasi Material

Sedimen American Geophysical Union

Sumber :Anonim, 2010


Hasil perhitungan pengangkutan sedimen rerata sangat sensitif terhadap distribusi
ukuran butir, terutama untuk butiran halus.

Tabel 3.Jangkauan Nilai Input untuk Fungsi

Pengangkutan Sedimen

Sumber :Anonim, 2010

Keterangan notasi pada Tabel 3 adalah sebagai berikut:

d = diameter partikel keseluruhan,mm

dm = diameter partikel rata-rata, mm

s = berat jenis sedimen, g/cm³


V = kecepatan aliran rata-rata, fps
D = kedalaman aliran, m
S = kemiringan garis energi W = lebar saluran, ft

T = suhu air, °F

R = jari-jari hidrolik, ft NA = data tidak tersedia

2.4 Persamaan Angkutan Sedimen

a. Ackers-White (1973)

Persamaan transport sedimen Ackers-White adalah sebagai berikut:


dengan:

X = konsentrasi sedimen

Ggr = parameter transport sedimen

s = specific gravity sedimen

ds = diameter partikel

D = kedalaman efektif

U* = kecepatan geser

V = kecepatan rata-rata saluran

n = transisi eksponen

C = koefisien

Fgr = parameter angkutan sedimen

A = parameter angkutan sedimen kritis

b. Englund-Hansen (1972)

Persamaan Englund-Hansen adalah sebagai berikut:

c. Laursen (Copeland) (1958)


Persamaan transport sedimen untuk

Laursen (Copeland) adalah sebagai berikut:


BAB III

ANALISA & PEMBAHASAN

3.1 Metode dan Bahan

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Data geometri sungai Banjir Kanal Barat tahun 2012

2. Data debit hasil pengamatan debit limpasan harian Bendung Simongan


tahun 2005-2014 dan data debit maksimum bulanan tahun 2012-2014.

3. Data pasang surut harian sungai Banjir Kanal Barat tahun 2012-2013

4. Data geometri sungai Banjir Kanal Barat tahun 2014

5. Data sedimen sungai Banjir Kanal Barat meliputi data gradasi butiran
sedimen dasartahun 2014 dan pengukuran debit sedimen layang tahun 2013.

3.2 Analisa

Tahapan analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Input Data Pada Model HEC-RAS

a. Input Data Geometri

b. Input Data QuasiUnsteady Flow

c. Input Data Sedimen

2. Pemilihan Persamaan Angkutan Sedimen

Persamaan angkutan sedimen yang digunakan yaitu: Ackers-White,


Englund-Hansen, Laursen (Copeland), Meyer-Peter-Muller, Tofaletti, Yang.
Hasil simulasi di uji dengan metode (RMSE).

3. Simulasi Angkutan Sedimen Tanpa Alternatif Penanganan

Dari hasil simulasi awal, model angkutan sedimen yang terpilih dan
sesuai dengan kondisi existing akan digunakan untuk simulasi prediksi
perubahan elevasi dasar sungai dan volume sedimentasi Sungai Banjir Kanal
Barat untuk jangka pendek (2019) dan jangka panjang (2024)
4. Simulasi Angkutan Sedimen Dengan Alternatif Penanganan

Pada tahap simulasi ini akan di coba beberapa alternatif penanganan


diantaranya adalah:

1. Pengerukan dengan dredgersection WF. -9– WF.55

2. Penempatan kantong sedimen pada section WF.76 – WF. 86 dan WF.


30 – WF. 40

3. Penempatan bangunan ambang pada section WF. 30

Hasil simulasipada tahap ini akan dibandingkan dengan simulasi tanpa


penanganan

3.3 Pembahasan

1. Analisa Debit
Berdasarkan hasil analisa frekuensi diperoleh debit banjir rancangan
untuk sungai Banjir Kanal Barat pada Tabel 4.

Tabel 4. Debit Banjir Rancangan Sungai Banjir Kanal Barat


No. Kala Ulang Qmaks (m³/det)

1 1,01 207,315

2 1,05 232,419

3 1,11 249,584

4 1,25 274,722

5 2 338,977

6 5 433,213

7 10 498,480

8 25 585,859

9 50 653,379

10 100 723,580

11 1000 988,464

Sumber : Hasil Perhitungan


Untuk memperoleh debit dominan yang sesuai dengan kondisi di lapangan,
maka perlu perhitungkan pula debit modus yang diperoleh dari data debit
maksimum bulanan sungai Banjir Kanal Barat. Adapun hasil analisa debit Qmodus
adalah ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Debit Modus Sungai Banjir Kanal Barat


Debit Frekuensi Kumulatif

No

Xi Fi Frekuensi

1 0.340 - 70.128 6 6

2 70.228 - 140.017 12 18

3 140.117 - 209.905 4 22

4 210.005 - 279.793 5 27

5 279.893 - 349.682 2 29

6 349.782 - 419.070 1 30

Sumber: Hasil Perhitungan

Hasil analisa debit modus diperoleh debit sebesar 120,14 m³/s.

2. Penentuan Debit Dominan

Debit dominan ditentukan melalui pendekatan kecepatan aliran berdasarkan


diagram Hjulstrom. Dengan d50 = 1 mm, diperoleh hasil sebagai berikut:
Gambar 2. Diagram Hjulstrom

Berdasarkan hasil plot diameter butiran d50 pada diagaram Hjulstrom


diperoleh batas kecepatan terjadinya angkutan sedimen dasar (transport
bedload) adalah pada kecepatan (V): 0,6< V < 3,5 (m/dt), Selanjutnya dapat
dilakukan penentuan debit dominan berdasarkan kondisi angkutan sedimennya.
Hasil analisa ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Analisa Kecepatan Aliran Dan Kondisi Angkutan Sedimen


Kecepatan

Debit Muka Air Hilir Kondisi

Rata-Rata

(m³/s) (m) (Agradasi/Degradasi)

Aliran (m/s)

HWL 0,001 Agradasi

0,340 SWL 0,002 Agradasi

LWL 0,002 Agradasi

HWL 0,438 Agradasi

120,140 SWL 0,503 Agradasi

LWL 0,592 Agradasi

HWL 0,867 Transport Bedload

274,720 SWL 0,977 Transport Bedload

LWL 1,081 Transport Bedload

HWL 1,190 Transport Bedload

419,070 SWL 1,281 Transport Bedload

LWL 1,373 Transport Bedload

Sumber: Hasil Perhitungan

Berdasarkan hasil analisa kecepatan aliran maka ditentukan debit dominan


untuk simulsi model adalah 120,14 m³/s
3. Analisa Data Pasang Surut

Skenario yang digunakan dalam pemodelan ini adalah dengan melakukan


simulasi dengan empat kondisi tinggi muka air di hilir saluran yaitu: tinggi muka
air pasang (HWL), tinggi muka air rata-rata (SWL), tinggi muka air surut (SWL),
dan tinggi muka air normal (S=0,000371). Dari hasil analisa data pasang surut tahun
2012-2013 maka ditetapkan tinggi muka air HWL = 1m, SWL = 0,5 m, dan LWL
= 0 m.

4. Analisa Data Sedimen

Data sedimenyang digunakan dalam penelitian ini adalah data gradasi butiran
sedimen dasar dan konsentrasi sedimen layang sungai Banjir Kanal Barat.Data
sedimen hasil pengukuran digunakan sebagai dasar input data sedimen pada
software HEC-RAS. Berdasarkan hasil pengukuran dan pengujian sampel sedimen
diperoleh hasil seperti pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Analisa Saringan Sedimen Sungai Banjir Kanal Barat

Diameter Butiran (mm) Persentase Lolos Butiran (%)

Jenis Material

Rata-

Min Maks WF.80 WF.35 WF.15 WF. -9

Rata

Clay 0.002 0.003 0.004 0 0

Very Find Silt 0.004 0.006 0.008 0 4 4

Fine Silt 0.008 0.011 0.016 2 30 12

Medium Silt 0.016 0.023 0.032 0 24 60 25

Coarse Silt 0.032 0.045 0.0625 3 32 84 36

Very Find Sand 0.0625 0.088 0.125 10 58 88 38


Find Sand 0.125 0.177 0.25 30 92 92 60

Medium Sand 0.25 0.354 0.5 72 100 96 92

Coarse Sand 0.5 0.707 1 100 100 98

Very Coarse Sand 1 1.41 2 100

Very Find Gravel 2 2.83 4

Find Gravel 4 5.66 8

Medium Gravel 8 11.3 16

Coarse Gravel 16 22.6 32

Very Coarse Gravel 32 45.3 64

Small Cobbles 64 90.5 128

Large Cobbles 128 181 256

Small Boulders 256 362 512

Medium Boulders 512 724 1024

Large Boulders 1024 1448 2048

Sumber: Hasil Pengukuran

Dari hasil pengukuran sedimen layang tahun 2013 diperoleh kurva hubungan antara
debit aliran dengan konsentrasi sedimen layang (suspended load) seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.

35000

30000 y = 6.099x1.551

R² = 0.947

25000

20000
(Mg/lt)

15000
Sedimen

10000

5000

0 50 100 150 200 250

Debit (m3/dt)
Gambar 3. Kurva Liku Sedimen Sumber: Pusat Studi LPPM, 2013

5. Simulasi Awal
Berdasarkan hasil simulasi kondisi eksisting dengan berbagai perubahan
parameter model, maka diperoleh hasil uji RMSE seperti pada Tabel 7.

Tabel 7.Uji Kesesuaian Model


Hasil Uji RMSE

No. Persamaan Kondisi Muka Air

Angkutan Sedimen

Ruby Tofaletti

1 Ackers-White HWL 0,317 0,704

SWL 0,218 0,514

LWL 0,474 0,479

Normal 0,908 0,501

2 England-Hansen HWL 1,512 1,934

SWL 1,384 1,797

LWL 1,262 1,656

Normal 0,990 1,294

3 Laursen (Copeland) HWL 0,668 0,709

SWL 0,484 0,514

LWL 0,372 0,382

Normal 0,926 1,115

4 Meyer Peter Muller HWL 2,543 2,718

SWL 3,014 2,708

LWL 3,019 2,745

Normal 3,013 3,013

5 Tofaletti HWL 1,173 1,404

SWL 0,956 1,152

LWL 0,732 0,904

Normal 0,583 0,583

6 Yang HWL 0,975 1,322

SWL 0,805 1,098

LWL 0,594 0,860

Normal 0,733 0,576


Sumber : Hasil Perhitungan

Berdasarkan hasil uji kesesuaian model dengan metode RMSE, maka dipilih model
angkuan sedimen dengan nilai uji RMSE terendah yaitu sebesar 0,218 dengan
persamaan Ackers-White pada kondisi muka air Stage Water Level (SWL) dan
menggunakan Fall Velocity Method :Ruby.

Hasil simulasi dengan model angkutan sedimen terpilih diperoleh pola


sebaran sedimen sampai dengan tahun 2014 ditunjukkan pada Gambar 5.

2/1/2015 Plan: BKB AW-SWL Sedimentasi BKB

BKB Semarang Kanal Banjir

Legend 2

EG 01Jan2012 0000

WS 01Jan2012 0000

Crit 01Jan2012 0000

Ground

Gambar 5. Profil Muka Air dan Pola Sebaran Sedimen Tahun 2014

Skema perubahan elevasi dasar pada tahun 2014 ditunjukkan Gambar 6.

01Jan2012 00:00:00 29Jun2014 00:00:00

Legend Legend

-2.499969 -1.574576

-2.365519 -1.443291

-2.231068 -1.312006
-2.096617 -1.180721

-1.962167 -1.049436

-1.827716 -0.9181507

-1.693265 -0.7868656

-1.558815 -0.6555805

-1.424364 -0.5242953

-1.289914 -0.3930103

Gambar 6. Skema Perubahan Elevasi Dasar Sungai Tahun 2014

Dari hasil simulasi kondisi eksisting diperoleh volume sedimen sungai Banjir
Kanal Barat sampai dengan tahun 2014 adalah sebesar 582.332 m³.

6. Simulasi Prediksi Angkutan Sedimen


periode 5 dan 10 Tahun.

Hasil prediksi sedimentasi Sungai Banjir Kanal Barat untuk jangka pendek
(2019) dan jangka panjang (2024) ditunjukkan pada Gambar 7.

3.000

Elevasi Awal Tahun 2012

Elevasi Tahun 2014

2.000

Elevasi Tahun 2019

Elevasi Tahun 2024

1.000

0.000

-1.000

-2.000
W

W
F

F
1
9

1
6

1
3

1
0

1
.

-3.000
WF. 67
WF. 82

WF. 55

WF. 43

WF. 28
WF. 85

WF. 70

WF. 58

WF. 31
WF. 73

WF. 61

WF. 46

WF. 34
WF. 88

WF. 76

WF. 49

WF. 37

WF. 22
WF. 64
WF. 94

W F. -5
W F. -2

W F. -8
WF.

WF.

WF.

WF.

WF.
91

79

52

40

25

Gambar 7.Prediksi Pola Sebaran Sedimen


Sungai Banjir Kanal Barat Kondisi Tanpa Penanganan

Skema perubahan elevasi dasar sungai Banjir Kanal pada tahun 2019 dan
2024 ditunjukkan Gambar 8.

d:\S2 Pengair an\Tes i s \Thes i s k u\Anali s i s data\Input Data HEC - RAS \Sedimentas iBKB.s ed62

28Jun2019 08:00:00 28Jun2024 00:00:00

Lege nd Legend Legend

-1.574597 -1.038349 -0.7985232

-1.443296 -0.8888303 -0.6301904

-1.311995 -0.7393121 -0.4618576

-1.180694 -0.5897938 -0.2935248

-1.049393 -0.4402755 -0.125192

-0.9180915 -0.2907573 4.314077E-02

-0.7867905 -0.141239 0. 2114736

-0.6554894 8.279204E-03 0. 3798063

-0.5241884 0.1577975 0. 5481391

-0.3928872 0.3073157 0. 7164719

Gambar 8. Skema Perubahan Elevasi Dasar sungai Banjir Kanal Barat Kondisi
Tanpa Penanganan Tahun 2019 dan 2024

Kenaikan rata-rata elevasi dasar terhadap kondisi awal pada tahun 2019 dan
2024 adalah berturut-turut sebesar 1,864m dan 2,210 m. Perkiraan volume endapan
sedimen pada tahun 2019 dan 2024 dengan total volume endapan sedimen berturut-
turut sebesar 1.053.524 m³ dan 1.223.693 m³.

7. Simulasi Prediksi Angkutan Sedimen Periode 5 dan 10 Tahun Dengan


Pengerukan Dredger

Hasil simulasi dengan pengerukan dredger diperoleh hasil seperti


ditunjukkan pada Gambar 9.
3.000

Elevasi Tahun 2014

2.000 Elevasi Tahun 2019

Elevasi Tahun 2024

1.000
0.000

-1.000

-2.000

-3.000
WF. 79

WF. 64

WF. 52

WF. 37

WF. 22
WF. 82

WF. 67

WF. 40

WF. 25
WF. 85

WF. 70

WF. 55

WF. 43

WF. 28

WF. 16WF.13 WF.1 0WF.7WF.4WF.1WF.-2

W F. -5
WF. 94

W F. -8
WF.

WF.

WF.

WF.

WF.
WF.

WF.

WF.

WF.

WF.

WF.
88

73

58

46

31
91

76

61

49

34

19

Gambar 9. Prediksi Pola Sebaran Sedimen Dengan PengerukanDredger

Kenaikan elevasi dasar hasil simulasi melalui pengerukan dengan dredger


pada tahun 2019 sebesar 1,451 m sedangkan untuk tahun 2024 sebesar 1,966 m
dengan skema perubahan elevasi dasar sungai ditunjukkan pada Gambar 10.

01Jul2014 00:00:00 28Jun2019 08:00:00 28Jun2024 00:00:00

Legend Legend Legend

-2.499969 -1.578037 -1.280277

-2.365519 -1.408926 -1.084541

-2.231068 -1.239815 -0.8888047

-2.096617 -1.070704 -0.6930686

-1.962167 -0.9015931 -0.4973326

-1.827716 -0.7324821 -0.3015965

-1.693265 -0.5633711 -0.1058605

-1.558815 -0.39426 8.987561E-02

-1.424364 -0.225149 0.2856117

-1.289914 -5.603771E-02 0.4813479

Gambar 10. Skema Perubahan Elevasi Dasar Dengan Pengerukan Dredger

Besarnya volume sedimen untuk tahun 2019 dan 2024 berturut-berturut


adalah sebesar 791.161 m³ dan 1.099.684 m³. Perkiraan anggaran biaya
pengerukan sebesar Rp. 36.267.637.478,-
3.4 Kesimpulan

Berdasarkan hasil simulasi model prediksi sedimentasi Sungai Banjir Kanal Barat
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Volume sedimen dari kondisi awal tahun 2012 sampai dengan tahun 2014
diperkirakan sebesar 582.332 m³. Berdasarkan hasil simulasi, sebaran sedimen
di sungai Banjir Kanal Barat sampai dengan tahun 2014 cenderung tidak
merata dan lebih banyak terkonsentrasi di titik antara WF. 30 – WF. 60. Hal ini
dikarenakan pengaruh dari pasang air laut sehingga aliran air menuju ke muara
terhambat dan terjadinya aliran balik (back water). Adanya Aliran balik akan
mengakibatkan terjadinya penurunan kecepatan aliran sehingga akan
mengurangi besarnya angkutan sedimen menuju ke hilir atau muara sungai.
2. Simulasi prediksi perubahan elevasi dasar sungai dan volume endapan sedimen
untuk jangka pendek (2019) dan jangka panjang (2024) diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Kenaikan elevasi dasar sungai terhadap elevasi awal pada kondisi awal
(eksisting) tanpa penanganan adalah 1,864 m dan 2,210 dengan total
volume sedimen sebesar 1.053.524 m³ dan 1.223.693 m³.
b. Kenaikan elevasi dasar sungai terhadap
Elevasi awal melalui alternatif pengerukan dengan dredger adalah1,451m
dan 1,966 m dengan total volume sedimen sebesar 791.161 m³ dan
1.099.685 m³.

c. Kenaikan elevasi dasar sungai terhadap elevasi awal dengan penempatan


kantong sedimen adalah 1,379 m dan 1,922 m dengan total volume
sedimen adalah sebesar 844.386 m³ dan 1.178.745 m³.
d. Kenaikan elevasi dasar sungai terhadap elevasi awal dengan penempatan
bangunan ambang adalah 1,451 m dan 1,965 m dengan total volume
sedimen sebesar 793.562 m³ dan 1.105.915 m³.
3. Simulasi model melalui pengerukan dengan dredger menunjukkan hasil yang
signifikan dalam mengurangi volume endapan sedimen dibanding tanpa
penanganan yaitu sebesar 262.363 m³. Ditinjau dari segi biaya, alternatif
penanganan sedimentasi dengan
3.5 Saran

Beberapa saran yang dapat penulis berikan dalam studi ini diantaranya:

a. Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan analisa yang lebih detail


terhadap sedimentasi di hulu sungai dan upaya pengendaliannya untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik dan investigasi lebih detail terhadap kondisi
sedimentasi di Sungai Banjir Kanal Barat.
b. Detail desain bangunan kantong sedimen dan ambang beserta variasi
penempatan perlu dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya untuk
mendapatkan penanganan sedimen yang lebih optimal.
c. Penanganan sedimensungai Banjir Kanal Barat perlu dilakukan secara
terintegrasi dari hulu sampai ke hilir dan berkelanjutan oleh pihak-pihak yang
terkait dalam pengelolaan sungai Banjir Kanal Barat mengingat besarnya
potensi sedimentasi sungai tersebut.
d. Dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai Banjir Kanal Barat perlu
adanya kerjasama yang berkesinambungan antar pihak-pihak terkait untuk
mempertahankan fungsi dan manfaat sungai Banjir Kanal Barat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 1974. Design of Small Dam. US Departement of The Interior, Bureau


of Reclamation, Oxford & IBH Publishing Co.

2. Anonim. 2010. HECRAS 4.1 Hydraulic Reference Manual.California: U.S.


Army Corps of Engineering.

3. Pusat Studi LPPM. 2013. Analisa Sedimentasi Kaligarang/ Banjir Kanal Barat
Semarang. Semarang : Universitas Diponegoro.

4. Sosrodarsono, S dan Tominaga, M. 1994. Perbaikan dan Pengaturan Sungai.


Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

5. Triatmodjo, Bambang.2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.

6. Prasetyo, Dani.2015. Kajian Penanganan Sedimentasi Sungai Banjir Kanal


Barat Kota Semarang. Malang.

Anda mungkin juga menyukai