Anda di halaman 1dari 19

JABATAN PROFESIONAL DAN TANTANGAN GURU DALAM

PEMBELAJARAN

Disusun Oleh :
Hanni Fikriyah (1701035005)
Indah Dwi Rahayu (1701035006)
Medina Lindawati (1701035007)
Deni Septi Wulandari (1701035008)
Hana Hanifah (1701035009)
Sisilia Kamilah (1701035017)
Shofiyah Nurul Annisa (1701035018)
Lina Hanifah (1701035019)
Nurul Aziza (1701035023)
Siti Zahara (1701035025)
Arinal Haq (1701035028)
Khoirunnisa (1701035030)

Dosen Pembimbing:
Dr. Hj. Mugiarsih Chaeri, M.Psi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Jakarta, 27 Oktober 2017


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................... ..........................................................................i


DAFTAR ISI .......................... .. ................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan .................. .................................................................................................... 1
A. Latar belakang .................... .. .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............. .. .................................................................................................... 2
C. Tujuan ................................ .. .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......... .................................................................................................... 3


A. Kegiatan guru dalam pembelajaran .......................................................................................... 3
B. Kondisi pembelajaran yang efektif ........................................................................................... 4
C. Asas dalam pembelajaran ..... .................................................................................................... 8
D. Metode penyajian ................ .................................................................................................. 10
E. Belajar mandiri .................... .................................................................................................. 12

BAB III PENUTUP ................ .. .................................................. .. ............................................. 15


A. Kesimpulan ........................ .. .................................................. ............................................... 15
B. Saran ..................................... .................................................. ............................................... 15
C. Daftar Pustaka ...................... .................................................. ............................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses pendidikan bertujuan untuk mendapatkan mutu sumber daya manusia


sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan. Pendukung utama bagi
pelaksananya sasaran tersebut ialah melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu
dibawah bimbingan dan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional serta
implementasi seluruh komponen manjemen mutu serta terpadu. Keberhasilan peserta
didik sebagai subjek belajar berkaitan dengan proses pribadi ( Individual process )
dalam menginternalisasi pengetahuan, sifat, sikap, dan keterampilan yang ada di
sekitarnya. Sedangkan keberhasilan pengajar sebagai subjek mengajar selain
ditentukan oleh kualitas pengajar secara pribadi ( Individual quality ) juga ditentukan
oleh standar-standar kompetisi yang dimiliki oleh pengajar.

Jabatan guru adalah jabatan profesional yang menghendaki seorang guru harus
berkerja secara profesional. Dengan kata lain seorang guru bekerja dengan keahlian
dan kemampuannya untuk mengelola pembelajaran walaupun terdapat tantangan yang
harus dihadapi agar tercapai tujuan dari pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itulah,
kami mengangkat tentang “ Jabatan Profesional dan Tantangan Guru Dalam
Pembelajaran “.

Jabatan profesional adalah seorang pekerja profesional dituntut menguasai visi


yang mendasari keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan
rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta mengembangkan
mutu karyanya. (T.Raka Joni, 1980)

Tantangan guru dalam pembelajaran seperti profesi lainnya, mengajar


memiliki aspek yang tidak diinginkan dan sulit. Seperti yang dikatakan oleh seorang
guru ilmu sosial SMA : “mengajar itu tidak jelek, menyenangkan. Saya sangat suka.
Tetapi kadang-kadang tidak menyenangkan” (Henry et al.,1995,119). Sebagai guru
prospektif, anda harus mempertimbangkan tantangan seperti juga kepuasan yang akan
anda hadapi. Kesadaran akan realitas dari mengajar akan memungkinkan anda
mengembangkan filosofi pribadi anda mengenai pendidikan, membangun susunan
strategi mengajar, memperkuat kemampuan kepemimpinan anda, dan membutuhkan
dasar ilmu dari riset dan teori untuk membimbing aksi anda.

Manajemen kelas dan kekerasan dalam sekolah yang meningkat.Tidak


mengagetkan, masalah disiplin, kejahatan dan kekerasan yang meningkat diantara
remaja adalahh keprihatinan yang kuat untuk dunia pendidikan. Sebelum guru bisa
mengajar mereka harus mengelola kelas mereka secara efektif. Ditambah lagi, banyak
sekolah memiliki rasio guru-murid yang tinggi, yang membuat manajemen kelas
menjadi lebih sulit.
1
Selama program pendidikan guru anda, anda akan belajar bagaimana
pengembangankan rencana kepentingan, menciptakan lingkungan belajar
yang positif, dan mengembangkan kemampuan komunikasi anda, sehingga anda akan
lebih siap untuk memenuhi tantangan dari manajemen kelas.

Problem sosial yang berdampak kepada para murid. Kehidupan pembelajaran


dari banak murid dan remaja terpengaruh dengan masalah sosial seperti kemiskinan,
kekerasan, kehamilan remaja, tidak memiliki tempat tinggal, kekerasan terhadap anak
dan disia-siakan, kekerasan dan kejahatan, bunuh diri dan masalah kesehatan seperti
HIV / AIDS dan sindrome alkohol yang fatal. Masalahh sosial yang menempatkan
murid beresiko pada kegagalan disekolah tidak selalu mudah untuk dideteksi.
Masalah produktifitas rendah, kesulitn belajar, dan sikap murid membutuhkan
perhatkan guru ; tetapi kadang-kadang guru tidak mengetahui sumber dari kesulitan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas makan pokok permasalahan yang
dibahas adalah memahami bagaimana jabatan profesional dan tantangan guru dalam
pembelajaran

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah profesi
kependidikan dan memeberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang jabatan
profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar
berlangsung dengan baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kegiatan Guru dalam Pembelajaran

Tidak ada landasan yang sederhana dalam merumuskan landasan yang benar-
benar cocok dengan sasaran dalam pembelajaran. Untuk itu kita perlu landasan bagi
pengambilan putusan secara memuaskan tentang metode pengajaran dan kegiatan
belajar yang efektif. Salah satu yang kita bisa lakukan adalah membentuk
pembelajaran yang efektif.

Adapun pola-pola untuk membentuk pembelajaran yang efektif adalah:

1. Penyajian informasi, yaitu guru menyajikan informasi kepada siswa dengan


menggunakan metode ceramah, berbicara dengan formal, menulis di papan tulis,
memperagakan, dan menggunakan bahan pandangan dengar.
2. Belajar mandiri, dalam hal ini siswa belajar sesuai dengan kecepatan belajar,
mengerjakan soal, memecahkan masalah, menulis laporan praktekum, dan
lainnya.
3. Interaksi antara guru dengan siswa, dalam kegiatan yang terjadi yaitu seperti
tanya jawab, diskusi, kegiatan kelompok kecil, laporan dan lainnya.

Ketiga pola tersebut adalah kategori yang mengelompokan sebagian besar metode
pengajaran dan pembelajaran. Namun kita tidak dapat mengunakan ketiga pola ini
dan metode-metode pembelajaran dengan sembarangan ketika merencanakan
program pengajaran. Menurut Uno ada beberapa hal yang menjadi alasannya
yaitu:
1. Dari pengetahauan tentang gaya belajar,baik metode kelompok maupun
metode mandiri harus di gunakan. Ada siswa dapat belajar mandiri, tetapi ada
juga sejumlah siswa lebih senang belajar dalam suasana dalam situasi
pengajaran yang beraturan dan terpimpin.
2. Kondisi dan asas belajar menyebabkan kita tanggap akan perlunya memilih
metode yang memberi peluang untuk peran serta yang aktif dari pihak siswa
dalam segala kegiatan belajar
3. Jika kita siap menggunakan teknologi pengajaran yang baru
(tv,komputer,dll),penakaran biasanya di berikan kepada penyajian kelompok
atau pada kegiatan belajar mandiri. Kedua jenis penyajian ini tidak
memberikan kesempatan interaksi antar guru-siswa secara tatap muka.
4. Ada persoalan dalam keefesienan mengunakan waktu guru dan
siswa,sarana,serta peralatan. Untuk tujuan tertentu mungkin lebih efisien
apabila guru menyajikan informasi kepada seluruh kelas secara serempak
(dengan jumlah siswa berapa saja) daripada menguasai siswa mempelajari
bahan secara mandiri.
3
Menurut Uno secara keseluruhan,metode penyajian kelompok dan belajar
mandiri paling berhasil mencapai sasaran dalam ranah afektif dan psikomotor.
Lebih jauh, iya menjelaskan cara terbaik dan efektif dalam mencapai sasaran
afektif adalah melalui kerja kelompok.

B. Kondisi Pembelajaran yang Efektif

Guru memiliki peran yyang sangat penting dalam menentukan kualitas dan
kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan
dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar
bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas,
penggunaan metode mengajar, strategi belajar-mengajar, maupun sikap dan
karakteristik guru dalam mengelola proses belajar-mengajar, maupun sikap dan
karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai
pengelola proses belajar-mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha
menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses
belajar-mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dnegan baik, dan meningkatkan
kemampuan siswa untuk menyimak pelakaran dan menguasai tujuan-tujuan
pendidikan yang harus mereka capai.
Untuk memenuhi hal tersebut di atas guru dituntut mampu mengelola proses
belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mampu
belajar karena memang siswalah subjek utama dalam belajar. Dalam menciptakan
kondisi belajar mengajar yang efektif sedikitnya ada lima jenis variabel yang
menentukan keberhasilan belajar siswa, sebagi berikut :

a) Melibatkan siswa secara aktif


Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar.
“Teaching is the guidance of learning activities, teaching is for purpose of aiding
the pupil learn.”demikian menurut William Burton.
Dengan demikian, aktivitas murid sangat diperlukan dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga muridlah yang seharusnya banyak aktif, sebab murid sebagai
subjek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.
Aktivitas belajar murid yang dimaksud di sini. Adalah aktifitas jasmaniah maupun
aktifitas mental. Aktivitas belajar murid dapat digolongkan ke dalam beberapa hal:
1) Aktivitas visual.
Seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen,dan dmonstrasi.
2) Aktivitas Lisan
Seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, menyanyi.
3) Aktivitas mendengarkan
Seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan.
4) Aktivitas gerak
Seperti senam, atletik, menari, melukis.
5) Aktivitas menulis
Seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat.
4
b) Menarik Minat dan Perhatihan Siswa

William James (1890) melihat bahwa minat siswa merupakan faktor utama
yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi, efektif merupakan faktor
yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.
Mengingat pentingnya minat dalam belajar, seorang tokoh pendidikan lain di
Belgia, yakni Ovide Decroly (1871-1932), mendasarkan sistem pendidikannya
pada pusat minat yang pada umumnya dimiliki setiap orang, yaitu minat terhadap
makanan, perlindungan terhadap pengaruh iklim (pakaian dan rumah),
mempertahankan diri terhadap macam-macam bahaya dan musuh, bekerja sama
dalam olah raga. Mursell dalam bukunya Succsessful Teaching, memberikan suatu
klasifikasi yang berguna bagi guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa. Ia
mengemukakan 22 macam minat yang diantaranya ialah bahwa anak memiliki
minat pada terhadap belajar. Dengan demikian, pada hakikatnya setiap anak
berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan
minat anak terhadap belajar.
Perhatian bersifat lebih sementara dan ada hubungannya dengan minat.
Perbedaannya ialah minat sifatnya menetap sedangkan perhatian sifatnya
sementara, adakalanya menghilang.
Apabila kita perhatikan, dalam kegiatan belajar-mengajar akan didapat dua
macam tipe perhatian.

1. Perhatian terpusat (terkonsentrasi)


Perhatian terpusat hanya tertuju pada satu objek saja. Misalnya
seorang anak sedang belajar. Dalam kegiatan belajar di kelas, seorang
siswa hendaknya menggunakan perhatian tepusat pada pelajaran
sehingga pelajaran yang diterimanya dapat dipahami dengan baik.
Oleh karena itu, guru berusaha untuk memusatkan perhatian siswa
terhadap apa yang disampaikannya. Hal ini dapat dilakukannya dengan
menggunakan berbagai alat peraga pengajaran dalam penyajian materi
pelajaran kepada anak didiknya.

2. Perhatian terbagi (tidak konsentrasi)


Perhatian tertuju kepada berbagai hal atau objek secara
sekaligus. Misalnya seorang guru yang sedang mengajar
memperhatikan bahan pelajarannya, memperhatikan setiap murid
dihadapinya, dan juga memperhatikan apa yang sedang diucapkannya.
Dengan demikian, guru tidak hanya memperhatikan pelajarannya,
tetapi juga harus memperhatikan segala sesuatu yang terjadi di
sekitarnya.

5
c) Membangkitkan Motivasi Siswa

Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan


belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul
akibat pengaruh dari luar dirinya. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut.

a. Motivasi Instriksik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri
tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.
Misalnya anak mau belajar karena ini memperoleh ilmu pengetahuan dan
ingin menjadi orang berguna bagi nusa, bangsa, dan negara. Oleh karena
itu, ia rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain.

b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan
sesuatu atau belajar. Misalnya mau belajar karena ia disuruh oleh orang
tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya.

d) Prinsip Individualitas

Menurut Bloom (1976), jika guru memahami persyaratan kognitif dan


ciri-ciri sikap yang diperlukan untuk belajar seperti minat dan konsep diri
siswa-siswanya, dapat diharapkan sebagian terbesar siswa akan dapat
mencapai taraf penguasaan sampai 75% dari yang diajarkan. Oleh sebab itu,
hendaknya guru mampu menyesuaikan proses belajar-mengajar dengan
kebutuhan-kebutuhan siswa secara individual tanpa harus mengajar siswa
secara individual.
Mursell dalam bukunya, succsessful Teaching, mengemukakan
perbedaan idividual secara vertikal dan secara kualitatif. Yang dimaksud
dengan perbedaan vertikal adalah intelegasi umum dari siswa itu. Perbedaan
kualitatif terletak pada bakat dan minatnya. Maka wajar bila anak yang suka
mempelajari atau memperdalam IPA, IPS, elektronika, dan sebagainya.
Indonesia hingga sekarang ini belum dapat melaksanakan sistem
pendidikan individualitas secara murni mengingat adanya berbagai
keterbatasan, baik waktu, biaya, peralatan, maupun peralatan-peralatan
lainnya. Bahkan bila guru hanya melayani seorang siswa pun, ia tidak dapat
melaksanakan pengajaran individual tersebut karna ia tidak mungkin mampu
mengenal semua kebutuhan siswanya itu. Dengan kenyataan ini maka kita
masih menggunakan sistem pengajaran klasikal dengan memperhatikan
perbedaan-perbedaan individualitas tersebut.

6
e) Peragaan dalam Pengajaran
Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu akan segera
membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira
belajar atau senang karena merka merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang
diterimanya.
Penggunaan alat peraga pengajaran hendaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:

a. Nilai atau Manfaat Media Pendidikan


Media pendidikan yang disebut audiovisual aids menurut Encyclopedia of
Educational Research memiliki nilai sebagai berikut:
1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir. Oleh karena itu,
mengurangi verbalisme (tahu istilah tetapi tidak tahu arti, tahu nama tetapi
tidak tahu bendanya).
2. Memperbesar perhatian siswa.
3. Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan.
4. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan para siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.
6. Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
Manfaat selain yang tersebut diatas adalah:
1. Sangat menarik minat siswa dalam belajar.
2. Mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi karena ia ingin dengan
banyak perkataan, tetapi dengan memperhatikan suatu gambar, benda yang
sebenarnya, atau alat lain.

b. Pemilihan Alat Peraga

William Burton memberikan petunjuk bahwa dalam memilih alat


peraga yang akan digunakan hendaknya kita memperhatikan hal-hal
berikut.

1. Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan


pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
2. Alat yang dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan.
3. Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu.
4. Penggunaan alat peraga disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi,
analisis, dan evaluasi.
5. Sesuai dengan batas kemampuan biaya.

7
c. Petunjuk Penggunaan Alat Peraga

Kenneth H. Hoover memberikan beberapa prinsip tentang penggunaan alat


audiovisual sebagai berikut.
1. Tidak ada alat yang dapat dianggap paling baik.
2. Alat-alat tertentu lebih tepat daripada yang lain berdasarkan jenis
pengertian atau dalam hubungannya dengan tujuan.
3. Audiovisual dan sumber-sumber yang digunakan merupakan bagian
integral dari pengajaran.
4. Perlu diadakan persiapan yang saksama oleh guru dan sisa mengenai
alat audiovisual.
5. Siswa menyadari tujuan alat audivisual dan merespon data yang
diberikan.
6. Perlu diadakan kegiatan lanjutan.
7. Alat audiovisual dan sumber-sumber yang digunakan untuk menambah
kemampuan komunikasi memungkinkan belajar lebih karena adanya
hubungan-hubungan.

C. Asas Dalam Pembelajaran

Pengajaran yang efektif ditandai berlangsungnya proses belajar ia


menawarkan ada beberapa asas- asas dalam proses belajar yang penting yakni:

1. Asas Motivasi
Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan usaha-usaha yang dapat
menyebabkan seorang murid bergerak untuk melakukan sesuatu keinginan
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya.
2. Asas Aktivitas
Menurut Oemar Hamalik (2001:21) penggunaan asas aktivitas besar
nilainya bagi pembelajaran kepada siswa karena:
a. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalaminya.
b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa
secara integral.
c. Memupuk kerjasama yang harmonis antara siswa.
d. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
e. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi
demokratis.
f. Mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat dan guru dengan
orangtua.
g. Pelajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret, sehingga
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindari
verbalitas.
h. Pembelajaran di sekolah menjadi sebagaimana aktivitas dalam
kehidupan masyarakat.
8
3. Asas Individualitas
Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan.
Adanya kesamaan yang dimiliki anak inilah yang melahirkan konsekuensi
kesamaan hak-hak yang mereka punyai. Aplikasi asas ini adalah guru
dapat mempelajari pribadi setiap anak, terutama tentang kepandaian,
kelebihan, serta kekurangan dan memberi tugas sebatas dengan
kemampuanya.
Seorang tenaga pendidik harus bisa membedakan individu baik fisik,
mental, maupun status sosial. Fungsinya agar proses KBM yang efektif,
lancar, serta inovatif.

4. Asas Peragaan
Asas peragaan berpengaruh dalam mengolah proses pembelajaran yang
berkualitas. Dalam asas ini, guru memberikan variasi dalam cara-cara
mengajar dengan mewujudkan bahan yang diajarkan secara nyata, baik
dalam bentuk aslinya maupun tiruan, sehingga anak didik dapat
mengamati dengan jelas. Fungsinya agar terjadi kelancaran komunikasi
antara guru dan siswa.

5. Asas Ulangan
Asas yang merupakan usaha untuk mengetahui taraf kemajuan atau
keberhasilan belajar anak didik dalam pengetahuan, keterampilan, serta
sikap setelah mengikuti pelajaran sebelumnya, mengingat penguasaan
pengetahuan mudah terlupakan oleh anak didik jika dialami sekali atau
diingat setengah-setengah karena semakin sulit materi maka harus sering
melakukan pengulangan agar murid dapat memahami pelajaran yang telah
diberikan

6. Asas Apersepsi
Guru menghubungkan antara materi yang akan dipelajari dengan
materi yang sudah di pelajari (pengalaman materi yang sebelumnya).
Asas apersepsi bertujuan menghubungkan bahan pelajaran yang kan
diberikan dengan apa yang telah dikenal oleh anak didik.

7. Asas Korelasi
Pada asas ini peristiwa belajar mengajar adalah menyeluruh, mencakup
berbagi dimensi yang kompleks. Asas korelasi akan menimbulkan asosiasi
dan apersepsi dalam kesadaran dan sekaligus membangkitkan motivasi
anak didik terhadap mata pelajaran.

9
8. Asas Evaluasi
Pada asas ini bertujuan untuk melihat proses seberapa tingkat kemajuan
belajar siswa setelah proses belajar mengajar dilakukan. Asas evalusi;
memperhatikan hasil dari penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki
anak didik sebagai feed-back bagi guru dakam memperbaiki cara
mengajar.

D. Metode Penyajian

a. Keunggulan Metode Penyajian

Berikut keunggulan metode penyajian:


1) Ceramah atau format penyajian lainnya yang telah dikenal dan diterima secara
konvesional, baik dari kalangan pengajar maupun siwa. Metode ini merupakan
metode utama dan kebanyakan digunakan oleh pengajar.
2) Pada umumnya diperlukan upaya dan pemikiran, minimal untuk
merencanakan penyajian ceramah, karena pengajar sudah mengenal dan
menggunakan metode penyajian model ini.
3) Ada beberapa pengajar yang merasa bahwa untuk mempertahankan status
mereka atau menambah wibawa dimata siswa, mereka berbicara di depan
kelas.
4) Dari segi tujuan pembelajaran, waktu dapat dihemat karena dalam jarak waktu
tertentu lebih banyak informasi dapat disajikan.
5) Sejumlah besar siswa dapat dilayani dalam waktu yang sama, yang jadi
pembatas hanyalah ukuran ruangan.
6) Jika diperlukan, penyajian dapat diubah dengan penyajian bahan ajar tertentu
atau menambahkan bahan baru sebelum, bahkan ketika pengajar menyajikan
bahan ajar.
7) Cara ini layak diterapkan sebagai metode komunikasi apabila informasi yang
akan disampaikan mengharuskan sering terjadiya perubahan dan
permutakhiran.

b. Kelemahan Metode Penyajian

Adapun kelemahan dari metode penyajian yaitu:


1) Siswa dibatasi keikutsertaannya, mereka hanya menonton, mendengar,
mencatat, dan hanya sedikit atau sama sekali tidak kesempatan bertukar
pendapat dengan pengajar.
2) Adanya keharusan bagi pengajar untuk menyajikan bahan ajarnya dengan cara
yang menarik, bergairah, dan penuh tantangan agar siswanya tetap tertuju pada
penyajian pengajar.
3) Ketika guru memberikan ceramah atau memperagakan sesuatu kepada
siswanya, tingkat pemahaman yang sama dan pada waktu yang sama pula.

10
4) Apabila diizinkan bertanya, pengajaran akan berhenti dan beberapa siswa
terpaksa menunggu sampai itu terjawab sebelum dapat mengikuti penyajian
selanjutnya.
5) Pengajar sulit mendapat balikan dari siswa sehubungan kesalahan dan
kesulitan yang dihadapi siswa selama penyajian.
6) Terdapat bukti bahwa bahan penyajian lisan tanpa disertai keikutsertaan siswa
secara terencana, hanya dapat diingat dalam jangka waktu yang pendek.
7) Penyajian bukanlah metode yang dapat diterapkan untuk mengajarkan
keterampilan psikomotor dan sasaran dalam ranah afektif hanta terpengaruh
sedikit sekali.

c. Penerapan

Situasi dan waktu yang cocok untuk penyampaian dengan metode penyajian yaitu:
1) Sebagai pendahuluan, ihtisiar, atau pengaran pokok bahasan baru.
2) Bertujuan untuk memberi semangat atau membangkitkan tujuan untuk
mempelajari pokok bahasan.
3) Untuk menyampaikan informasi penting sebagai latar belakang umum atau
persiapan yang diperlukan.
4) Untuk memperkenalkan perkembangan mutakhir dalam suatu bidang,
terutama apabila waktu persiapan terbatas.
5) Sebagai narasumber.
6) Untuk memberikan kesempatan kepada siswa menyajikan laporan didepan
kelas.
7) Sebagai ikhtisiar atau rangkuman.

d. Rencana Keikutsertaan

Keikutsertaannya dibagi dalam tiga jenis yaitu:


1) Iteraksi aktif dengan pengajar.
2) Kerja ditempat.
3) Kegiatan berpikir lain.

11
E. Belajar Mandiri

Kemandirian, menurut Sutari Imam Barnadip, meliputi perilaku mampu berinisiatif,


mampu mengatasi, mampu mengatasi hambatan/ masalah, mempunyai rasa percaya
diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Pendapat tersebut
juga diperkuat oleh Kartini dan Dali yang mengatakan bahwa kemndirian adalah
hastrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kemandirian mengandung pengertian
suatu keadaan dimana seorang memiliki semangat untuk maju demi kebaikan dirinya,
mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi,
memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugas bertanggung jawab
terhadap apa yang dilakukan.

1) Ciri-ciri
Ciri khusus program belajar mandiri yang bermutu adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan belajar untuk siswa dikembangkan dengan cermat dan rinci.
b. Kegiatan dan sumber belajar dipilih dengan hati-hati dan cermat.
c. Penguasaan siswa terhadap suatu langkah harus diperiksa sebelum ia
melanjutkan ke langkah berikutnya.
d. Apabila muncul kesulitan, siswa perlu mempelajari lagi atau meminta bantuan
pengajaran.

Adapun jenis sasaran pengajaran yang cocok yaitu:


 Mempelajari informasi nyata.
 Menguasai konsep dan asas.
 Menerapkan informasi, konsep, asas.
 Mengembangkan keterampilan dasar memecahkan masalah.
 Mengembangkan keterampilan psikomotorik.

2) Keunggulan
Belajar mandiri memberikan sebuah keunggulan unik sebagai metode pengajaran
yaitu.
 Program belajarnya dirancang dengan cermat akan memanfaatkan lebih
banyak asas belajar.
 Pola ini memberikan kesempatan, baik kepada siswa yang lamban maupun
yang cepat untuk menyelesaikan pelajaran sesuai dengan tingkat
kemampuan.
 Siswa cenderung menyukai metode ini daripada metode tradisional.

12
3) Kelemahan
Kelemahan belajar mandiri yaitu:
 Kurang terjadi interaksi antara pengajar dengan siswa atau sebaliknya.
 Kegiatan belajar ini cepat membosankan.
 Program mandiri tidak cocok untuk ini.
 Kurang disiplin diri, ditambah lagi dengan kemalasan, menyebabkan
kelambatan penyelesaian program oleh beberapa siswa.
 Metode ini sering menuntut kerja sama dan perencanaan tim yang rinci
diantara staf pengajar yang terlibat.

4) Tata Cara
Tata caranya ialah memulai dengan bermacam-macam bahan agar mencapai
sasaran dan kemudian merencanakan lebih dari satu urutan pengajaran untuk
memberikan peluang kepada perbedaan di antara siswa secara perorangan.

5) Contoh
Tata cara yang dapat melaksanakan belajar sesuai dengan kecepatan sendiri adalah
dimulai dari penggunaan bahan dipersiapkan sendiri dalam bentuk yang
sederhana, bahan yang diperdagangkan yang perlu peyesuaian sampai pada
program mandiri berskala besar yang direncanakan secara bersistem.

6) Buku Ajaran/ Lembar Kerja


Sejumlah sasaran di kembangkan dari bahan dalam buku ajaran. Sementara itu
lembar kerja mengarah siswa untuk dapat mempelajari bab-bab dalam buku ajar,
dan menyediakan latihan yang harus dikerjakan. Pertanyaan yang harus djawab
dan pertanyaan lainnya.

7) Buku Belajar Mandiri Terprogram atau Pengajaran Berdasarkan Komputer


Dalam pembelajaran ini pada umumnya hasil belajarnya dapat di ketahui. Tata
cara yang menggunakan buku ajar atau mandiri atau pengajaran berdasarkan
komputer ini disebut belajar interaktif.

Sumber belajar yang dikemukakan di atas dapat memenuhi tujuan:


a. Menyiapkan bahan ajar untuk berbagai ajaran khusus dan sebuah mata
pelajaran yang mempersyaratkan penguasaan berbagai istilah dasar dan
beraneka fakta.
b. Mengarahkan penelaahan tentang suatu pokok bahasan.
c. Memberikan penjelasan rinci tentang suatu pokok bahasan.

13
8) Media Pandangan / Lembar petunjuk
Media ini dipakai untuk siswa yang memerlukan pengarahan atau petunjuk untuk
menjalankan suau perlengkapan.

9) Sistem Pengajaran Perseorangan (PSI=Personalized System of Instruction)


Metode PSI dengan belajar mandiri adalah pendekatan yang dapat diterapkan
dalam suatu mata pelajaran yang lengkap. Pendekatan ini berdasarkan pada
sebuah buku ajar dengan satuan pelajaran yang lengkap.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jabatan guru adalah jabatan profesional yang menghendaki seorang guru harus
berkerja secara profesional. Dengan kata lain seorang guru bekerja dengan keahlian
dan kemampuannya untuk mengelola pembelajaran walaupun terdapat tantangan yang
harus dihadapi agar tercapai tujuan dari pelaksanaan pendidikan.
Jabatan profesional adalah seorang pekerja profesional dituntut menguasai visi yang
mendasari keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan
rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta mengembangkan
mutu karyanya. (T.Raka Joni, 1980)
Selama program pendidikan guru anda, anda akan belajar bagaimana
pengembangankan rencana kepentingan, menciptakan lingkungan belajar yang positif,
dan mengembangkan kemampuan komunikasi anda, sehingga anda akan lebih siap
untuk memenuhi tantangan dari manajemen kelas.

B. Saran
Dari uraian dalam hal ini kami mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru dapat menggunakan beberapa metode pembelajaran untuk meingkatkan
motivasi siswa.
2. Guru sebaiknya dapat memiliki keahlian yang diperoleh dengan pendidikan
khusus.

15
DAFTAR PUSTAKA

Usman , Moh. Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung


Parkay, Forest W, dan Standford, Beverly Hardcastle. 2008. Menjadi Seorang Guru.
Jakarta: Indeks.
Yamin, H. Martinis, dan Sanan, Jamilah Sabri. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta: Gaung Persada.
Uno, H. Hamzah B. 2011. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Soetjipto, dan Kosasi, Raflis. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
http://einsteinfisika.blogspot.com/2017/jabatan-profesional-dan-tantngan-guru.html
Putra, Andi Agus Purnama . 2012. Asas-Asas Dalam Proses Pembelajaran.
andiagusputra.blogspot.co.id/2012/10/asas-asas-dalam-proses-pembelajaran-
html?m=1. Diakses 28 Oktober 2017.

16

Anda mungkin juga menyukai