Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KULIAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI

TENTANG ETIKA AKUNTAN PROFESIONAL DALAM PRAKTIK PUBLIK

NAMA : REINALDUS UNTUNG

NPK : 15023000127
ETIKA PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

1. PENGERTIAN ETIKA

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) Etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat
istiadat atau kebiasaan yang baik. Perkembangan etika yaitu studi tentang kebiasaan manusia
berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai
manusia dalam kehidupan pada umumnya.
Sedangkan etika profesi dapat diartikan sebagai adalah aturan-aturan atau norma-norma yang dijadikan
dasar atau pedoman bagi seorang professional dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari.

Fungsi Etika
1. Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas yang
membingungkan
2. Menampilkan keterampilan intelektual yaitu kemampuan untuk berargumen secara rasional dan
kritis

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggaran etika


1. Kebutuhan individu
2. Tidak ada pedoman
3. Perilaku dan kebiasaan individu yang terakumulasi dan tak dikoreksi
4. Lingkungan yang tidak etis
5. Perilaku dari komunitas

2. PRINSIP ETIKA PROFESI IKATAN AKUNTAN INDONESIA

1. Tanggung Jawab Profesi


Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

i. anggota harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan
tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri.

2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik,
menghormati kepercayaan publik dan menunjukkan komitmen atau profesionalisme.

i. Profesi akuntan memegang peranan penting dalam masyarakat, dimana publik dari profesi
akuntan bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya
fungsi bisnis secara tertib.
ii. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa paham bahwa jasa
akuntan dilakukan dengan prestasi tinggi dan sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan
untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.
iii. Dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya, anggota harus bertindak dengan penuh
integritas.
iv. Anggota diiharapkan untuk memberikan jasa berkualitas, mengenakan imbalan jasa yang
pantas,
serta menawarkan berbagai jasa yang dilakukan dengan profesionalisme yang konsisten dengan
prinsip etika profesi.
v. Semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik.
vi. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang akuntan harus mengikuti standar profesi yang
menitikberatkan pada kepentingan publik.

3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung
jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

i. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi
anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.
ii. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa.
iii. Integritas mengharuskan anggota untuk menaati baik bentuk maupun jiwa standar teknis dan
etika.
iv. Integritas mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip objektivitas dan kehati-hatian
profesional.

4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan
kewajiban profesionalnya.

i. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual,
tidak berprasangka, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada dibawah pengaruh pihak
lain.
ii. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas
mereka di berbagai situasi.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional


Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan
ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan
profesional.
i. Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan.
ii. Dalam semua penugasan dan tanggung jawabnya, setiap anggota harus melakukan upaya untuk
mencapai tingkatan kompetensi yang menyakinkan bahwa kualitas jasa yang diberikan
memenuhi tingkatan profesionalisme tinggi.
iii. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkatan
pemahaman
dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan
kemudahan dan kecerdikan.
iv. Aggota harus tekun dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada penerima jasa dan publik.

6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapakan informasi tersebut tanpa persetujuan,
kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkan.

i. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaa informasi tentang klien


atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.
ii. Kerahasiaan harus dijaga oleh anggota kecuali jika persetujuan khusu telah diberikan atau
terdapat kewajiban legal atau profesional untuk mengungkapkan informasi.
iii. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf dibawah pengawasannya dan
orang-orang yang diminta nasihat dan bantuannya menghormati prinsip kerahasiaan.
iv. Kerahasiaan tidak semata-mata masalah pengungkapan informasi. Anggota diharuskan
memperolah informasi selama melakukan jasa profesioonal tidak menggunakan atau terlibat
menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau keuntungan pihak ketiga.
v. Anggota yang mempunyai akses terhadap informasi rahasia tentang penerima jasa tidak boleh
mengungkapkannya ke publik.
vi. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan
kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat dan luas kewajiban
kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan dimana informasi yang diperoleh selam
melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.

7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
i. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh
anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota
yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melakukan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar
profesional yang relevan.
i. Standar teknis dan standar profesional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, International Federation of Accountants, badan
pengatur dan peraturan perundang-udangan yang relevan.

3. ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK

100. Independensi, Integritas dan Objektivitas

101. Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental
independen didalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional
akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI.
102. Integritas dan Objektivitas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas,
harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkanfaktor salah saji material yang
diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya pada pihak lain.

200. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi

201. Standar Umum


Anggota KAP harus mematuhi standar berikut beserta interpretasi yang terkait yang dikeluarkan
oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI:
A. Kompetensi profesional
B. Kecermatan dan keseksamaan profesional
C. Perencanaan dan supervisi
D. Data relevan yang memadai

202. Kepatuhan terhadap Standar


Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa profesional wajib mematuhi standar yang
dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAI.

203. Prinsip Akuntansi


Anggota KAP tidak diperkenankan:
1. Menyatakan pendapat bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
2. Menyatakan bahwa Ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus dilakukan
terhadap laporan agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, apabila laporan memuat
penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan dari prinsip-prinsip akuntansi yang
ditetapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI.

300. Tanggung Jawab Kepada Klien

301. Informasi Klien yang Rahasia


Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan
dari klien.

302. Fee Profesional


A. Besaran Fee
Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat
merusak citra profesi.
B. Fee Kontinjen
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suattu jasa profesional tanpa
adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan dimana jumlah fee tergantung pada
temuan atau hasil tersebut. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontijen
apbila penetapan tersebut dapat mengurangi indenpendensi.
400. Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi

401. Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi


Anggota wajib memelihara citra profesi dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang
dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

402. Komunikasi Antar Akuntan Publik


Anggota wajib berkomunikasitertulis dengan akuntan publik pendahulu bila akan mengadakan
perikatan audit emnggantikan akuntan publik pendahulu.

403. Perikatan Atestasi


Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis atestasi dan
periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien,
kecuali apabila perikatan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undagan.

500. Tanggung Jawab dan Praktik Lain

501. Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan


Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan mengucapkan perkataaan yang
mencemarkan profesi.

502. Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya


Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui
pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang
tidak merendahkan citra profesi.

503. Komisi dan Fee Referal


A. Komisi
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang yang diberikan kepada atau diterima
klien/pihak lain untuk memperoleh perikatan dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidak
diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisi
tersebut dapat mengurangi indenpendensi.
B. Fee Referal(rujukan)
Fee Referal adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari sesama penyedia jasa
profesional akuntan publik. Fee referal hanya diperkenankan bagi sesama profesi.

504. Bentuk Organisasi dan KAP


Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang tidak menyelesaikan dan merendahkan
citra profesi.
CATATAN

Untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, setiap profesi menerapkan standar mutu yang tinggi
terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Sama halnya
dengan profesional lainnya, akuntan publik juga mempunyai kode etik profesi. Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai
akuntan publik Indonesia. Aturan ini bersumber dari prinsip etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia. Kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia pertama kali ditetapkan IAI pada tahun 1973
yang disempurnakan dalam kongres tahun 1981, 1986, 1994 dan 1998.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk
mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.

Kode Etik IAI dibagi menjadi empat:

(1) Prinsip Etika,


(2) Aturan Etika,
(3) Interpretasi Aturan Etika,
(4) Tanya dan jawab.

Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik terdiri dari:

100. Independensi, Integritas dan Objektivitas


200. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
300. Tanggung Jawab kepada Klien
400. Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi
500. Tanggung Jawab dan Praktik Lain

Pada skala internasional dikenal juga kode etik yang ditetapkan oleh AICPA ( American Institute of
Certified Public Accountants).
Ada 6 prinsip kode etik yang ditetapkan AICPA:

1. Tanggung Jawab
2. Kepentingan publik
3. Integritas
4. Objektivitas dan Indenpendensi
5. Due Care
6. Lingkup dan Sifat Jasa

Anda mungkin juga menyukai