Anda di halaman 1dari 3

MODUL 6

Sifat Fisis Material

Cara material berinteraksi dan merespon terhadap berbagai bentuk energi


merupakan perhatian utama ilmuwan dan ditinjau dari segi rekayasa, merupakan dasar
untuk desain dan inovasi. Energi yang bekerja pada material dapat berasal dari medan
gays (gravitasi, listrik, magnetik), radiasi elektromagnetik (papas, cahaya, sinar-X),
partikel energi-tinggi, dan sebagainya. Respon material, lazim disebut sebagai sifat
fisika, dikendalikan oleh susunan struktural atom/ion/ molekul dalam material. Pokok
bahasan mengenai hubungan struktur/sifat yang telah dibahas dalam bab sebelumnya
dikembangkan lebih lanjut. Perhatian khusus diberikan pada difusi atom/ion dalam
material karena pentingnya perilaku termal pada proses manufaktur demikian pula
untuk pemakaian. Dalam telaah yang singkat ini, mulai dari kerapatan hingga
superkonduktivitas, akan dibahas sifat fisika material yang paling penting. Sifat fisis
adalah cara material dalam merespon berbagai bentuk energi dari luar seperti medan
gaya (gravitasi, listrik, magnetik), radiasi elektromagnetik (panas, cahaya, sinar-X),
partikel energi tinggi dsb.

6.1 Kerapatan
Kerapatan adalah massa persatuan volume material, bertambah secara teratur
dengan bertambahnya nomor atomik pada setiap sub kelompok. Kebalikan kerapatan
adalah volume spesifik v, sedangkan hasil kali dengan massa atomik relatif disebut
volume atomik.
Pada proses perpaduan, kerapatan logam berubah. Hal ini terjadi karena
massa atom terlarut berbeda dengan massa atom terlarut. Kerapatan logam lebih
tinggi dari keramik, karena keramik mengandung atom ringan seperti O, C, dan N.
Kerapatan jelas bergantung pada massa atom ukuran serta cara penumpukannya.
Logam berwu padat karena terdiri dari atom yang berat dan memlpenumpukan padat;
keramik memiliki kerapatan y-.i lebih rendah dibandingkan logam karena mengandL atom
ringan, balk C, N, atau 0; polimer meml. kerapatan rendah karena terdiri dari untaian
au ringan. Gambar 6.1 memperlihatkan sebaran n. kerapatanberbagai kelompok
material. "Daftar Si Material", yang dikembangkan Ashby, sangat bergs_ - untuk
pemilihan material dalam desain rekayasa.

http://www.mercubuana.ac.id
(digunakan lambang C
P
untuk panas spesifik pada tekanan tetap) mengendalikan kenaikan temperatur, dT,
oleh penambahan sejumlah panas, dQ, pada satu gram material jadi dQ

Cp dT.
Panas spesifik logam berasal dari gerak vibrasi ion. Namun demikian, sebagian kecil
panas spesifik dihasilkan oleh pergerakan elektron bebas; faktor ini menjadi penting
pada temperatur tinggi, khususnya pada logam transisi dengan elektron di kulit-tak-
lengkap.
Teori klasik mengenai panas spesifik mengasumsikan bahwa atom dapat
berosilasi dalam salah satu dari tiga arch. jadi, kristal terdiri dari N atom dapat
bergetar dengan 3N mode normal independen, masing-masing dengan frekuensi
karakteristiknya. Selanjutnya, energi rata-rata setiap mode normal adalah kT,
sehingga energi termal vibrasi total dari logam adalah E = 3Ak T PadaKapasitas panas
menentukan jumlah panas yang diperlukan untuk proses metalurgi seperti pengecoran,
pengelasan dan perlakukan panas.
Panas spesifik logam berasal dari gerak vibrasi ion, namun sebagian kecil panas
spesifik dihasilkan oleh pergerakan elektron bebas; faktor ini menjadi penting pada
temperatur tinggi , khususnya pada logam transisi dengan elektron di kulit tak rangkap.
Dulong dan Petit adalah orang-orang pertama yang menunjukkan bahwa nilai panas
spesifik material umumnya mendekati 3R, apabila diukur pac temperatur yang cukup
tinggi Berta dilakukan korek, untuk volume tetap, di mana R adalah konstan-, gas.
Namun, deviasi dari nilai panas atomik "klasil. terjadi pada temperatur rendah, seperti
terlihat pac Gambar 6.3a. Deviasi ini dapat dijelaskan denga- teori kuantum, karena
energi vibrasi harus dikuantif. kasi menjadi kelipatan hv, di mana h adalah konstan:
Planck dan v adalah frekuensi karakteristik moc vibrasi normal.

6.3 Difusi
Untuk memahami perilaku material, khususnya pada temperatur tinggi
diperlukan pemahaman mengenai
difusi. Beberapa contoh mencakup proses komersial penting adalah anil, perlakuan-
panas, pengerasan aging pada paduan, sinter, pengerasan permukaan, oksidasi, dan
creep. Selain proses difusi khusus, seperti batas-butir dan difusi melalui saluran
dislokasi, seringkali dibedakan antara difusi pada logam murni, paduan homogen dan

http://www.mercubuana.ac.id
Pada paduan, masalah tidak sesederhana itu dan diketahui bahwa energi
difusi-diri lebih kecil dibandingkan logam murni. Pengamatan ini mengacu pada
dugaan bahwa dalam paduan, kekosongan cenderung berasosiasi dengan atom
terlarut; pengikatan kekosongan pada atom pengotor meningkatkan konsentrasi
kekosongan-efektif dekat atom tersebut, sehingga laju lompatan rata-rata atom terlarut
meningkat dengan pesat. Pengikatan ini membantu atom terlarut yang sedang
bergerak dalam kisi, tetapi sebaliknya, kecepatan migrasi kekosongan berkurang
karena diperlambat di sekitar atom terlarut. Gejala pengikatan merupakan dasar
penting bagi semua kajian kinetika karena mobilitas kekosongan dalam kisi ke
sumuran kekosongan dikendalikan oleh kemampuannya untuk melepaskan diri dari
atom pengotor yang mengikatnya.

Faktor yang mempengaruhi difusi


Dua faktor terpenting yang mempengaruhi koefisien difusi D adalah remperatur
dan komposisi. Karena suku aktivasi termal, laju difusi bertambah dengan
meningkatnya temperatur. Karena variasi koefisien difusi dengan konsentrasi,
penelitian menyangkut difusi-diri dilakukan pada logam murni untuk mendapatkan hasil
penelitian yang dapat diandalkan mengenai efek variabel lain.
Difusi adalah sifat peka-struktur, sehingga D bertambah besar dengan
meningkatnya ketidakteraturan kisi. Umumnya, hal ini ditentukan dengan eksperimen.
Pada logam yang dikuens dari temperatur tinggi, konsentrasi kelebihan kekosongan
~109 menyebabkan peningkatan difusi pada temperatur-rendah karena. Batas butir dan
dislokasi juga berperan penting dan menghasilkan peningkatan difusi. Difusi
berlangsung lebih cepat dalam keadaan pengerjaan-dingin dibandingkan dengan
keadaan anil, meskipun rekristalisasi dapat terjadi dan cenderung mengurangi efek ini.
Peningkatan transportasi material melalui saluran dislokasi terjadi pada aluminium
dengan void yang dihubungkan oleh dislokasi dengan permukaan bebas. Aluminium
mengalami anil dengan laju lebih tinggi dibandingkan apabila void terisolasi.
Karena ikatan yang kuat antara atom, tekanan hampir tidak berperan atau tidak
mempunyai efek. Akan tetapi, pada tekanan sangat tinggi, logam lunak (seperti
natrium) mengalami peningkatan energi difusi diri. Laju difusi juga meningkat dengan
berkurangnya kerapatan penumpukan atomik. Sebagai contoh, difusi-diri pada besi
atau talium fcc lebih lambat daripada pada besi atau talium bcc apabila

http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai