BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Jalannya Penelitian
perawatan dengan tipe Kelas-D dengan luas tanah lebih kurang 7500 meter
dengan daya 33 KVA. Sedangkan Air bersih menggunakan sumur Bor 4 x 500
liter dengan daya 2000 liter. Sedangkan Luas bangunan terdiri dari luas lantai
4500 meter persegi meliputi gedung administrasi dan poliklinik, gedung rawat
inap kelas I, kelas, kelas II dan kelas III, gedung perawatan dan persalinan kelas
II, gedung IPSRS, gedung kamar mayat, gedung workshop, gedung apotek dan
KPH, 2011).
melahirkan maupun sesudah melahirkan. Baik yang berasal dari pasien umum
maupun pasien rujukan dari Puskesmas. Jumlah tenaga yang ada di zaal
dokter Umum dan 6 orang tenaga bidan serta 5 orang tenaga perawat.
27
28
dengan cara mengurus izin penelitian dari STIKES Dehasen Bengkulu yang
proposal yang sudah diuji, setelah itu diteruskan ke Rumah Sakit Umum Daerah
2. Analisa Penelitian
menggunakan uji statistik Chi Square Test maka disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
a. Analisis Univariat
1) Asfiksia
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Asfiksia
Pada Neonatal di RSUD Kepahiang Tahun 2011
2) Induksi Persalinan
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Induksi Persalinan
Pada Neonatal di RSUD Kepahiang Tahun 2011
Jumlah 64 100
b. Analisis Bivariat
Tabel 4.5
Hubungan Induksi Persalinan dengan Kejadian Asfiksia
Pada Neonatal di RSUD Kepahiang Tahun 2012
Asfiksia
Jumlah OR (95%
Induksi Persalinan
Asfiksia Berat Tidak Asfiksia 2 p
(Kasus) Berat (Kontrol CI)
n % n % n %
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 32 orang responden yang
asfiksia berat ternyata sebagian besar yaitu 62,5% diberi induksi. Sedangkan 32
orang responden yang tidak asfiksia berat sebagian besar yaitu 71,9% tidak diberi
induksi.
Asfiksia Pada Neonatal di RSUD Kepahiang Tahun 2012 digunakan uji Chi
Square, diperoleh nilai P = 0,012. Karena nilai P < α (0,05) maka secara statistik
induksi mempunyai resiko 4,25 kali bayi mengalami asfiksia berat, dibandingkan
B. Pembahasan
dari kelompok kontrol diperoleh bahwa sebagian besar yaitu 54,7% ibu
penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar ibu-ibu hamil yang akan
melahirkan sebagian besar bisa melahirkan secara normal atau spontan tanpa
Asfiksia pada neonatal adalah suatu kondisi bayi baru lahir yang tidak
segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan (Mochtar, 2000).
kerusakan otak atau kematian pada bayi baru lahir serta akan mempengaruhi
diketahui bahwa dari 32 orang responden yang asfiksia berat ternyata sebagian
besar yaitu 62,5% diberi induksi. Sedangkan 32 orang responden yang tidak
Analisis Chi Square, diperoleh nilai P = 0,012. < α (0,05) artinya terdapat
diberi induksi mempunyai resiko 4,25 kali, melahirkan bayi dengan asfiksia
berat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Evi
Desfauzi (2007) yang menyatakan bahwa asfiksia pada bayi baru lahir salah
kondisi ini sangat berbahaya bagi janin hingga mengalami asfiksia ketika bayi
baru lahir.
BAB V
A. Kesimpulan
Induksi Persalinan dengan Kejadian Asfiksia Pada Neonatal dan hasil penelitian
B. Saran
Bagi peneliti lain disarankan untuk meneliti tentang faktor lain yang
34
35
2. Bagi Akademik
3. Bagi Pasien
kepada ibu hamil agar selalu memeriksakan kehamilannya secara rutin pada
ABSTRAK
Salah satu penyebab utama kematian bayi adalah terjadi karena asfiksia. Angka
kematian bayi di Indonesia setiap tahunnya rata-rata sebesar 34 per 1.000 kelahiran
hidup. Pelayanan dalam bersalin yang baik dan memenuhi standar dapat
menyumbangkan poin untuk dapat menurunkan AKI dan AKB. Tidak semua
persalinan dilakukan secara normal tetapi ada juga persalinan yang tidak normal
seperti persalinan macet, kala II lama, kehamilan lewat bulan sehingga harus dirujuk
dan dilakukan induksi persalinan, dalam memberikan induksi harus benar-benar
diperhatikan karena dapat mengakibatkan kelahiran dengan asfiksia bahkan bisa
berakibat sangat fatal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara induksi persalinan dengan kejadian asfiksia pada neonatal di RSUD Kepahiang
tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan metode Case Control dengan jumlah sampel 64
orang, 32 orang dari kelompok kasus dan 32 orang dari kelompok kontrol. Teknik
pengambilan sampel kasus secara Total Sampling (32 kasus asfiksia berat) dan
sampel kontrol diambil dengan metode 1 : 1 secara acak sistematis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 orang responden yang asfiksia
berat ternyata sebagian besar yaitu 62,5% diberi induksi. Sedangkan 32 orang
responden yang tidak asfiksia berat sebagian besar yaitu 71,9% tidak diberi induksi
Analisis Bivariat diperoleh nilai p = 0,012 < α (0,05) artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara Induksi Persalinan dengan Kejadian Asfiksia Pada Neonatal di
RSUD Kepahiang Tahun 2012.
Disarankan kepada ibu hamil agar selalu memeriksakan kehamilannya secara
rutin pada bidan maupun petugas kesehatan lainnya sehingga asfiksia pada bayi dapat
dicegah sedini mungkin.