Anda di halaman 1dari 10

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Jalannya Penelitian

RSUD Kepahiang yang merupakan peningkatan dari puskesmas

perawatan dengan tipe Kelas-D dengan luas tanah lebih kurang 7500 meter

persegi. Listrik bersumber pada perusahaan listrik negara ranting Kepahiang

dengan daya 33 KVA. Sedangkan Air bersih menggunakan sumur Bor 4 x 500

liter dengan daya 2000 liter. Sedangkan Luas bangunan terdiri dari luas lantai

4500 meter persegi meliputi gedung administrasi dan poliklinik, gedung rawat

inap kelas I, kelas, kelas II dan kelas III, gedung perawatan dan persalinan kelas

II, gedung IPSRS, gedung kamar mayat, gedung workshop, gedung apotek dan

kantin, gedung radiology, ruang laboratorium, ruang fisioterapi. (Profil RSUD

KPH, 2011).

Zaal kebidanan merupakan zaal rawat inap yang menangani kasus-kasus

yang berhubungan dengan masalah kebidanan pada ibu baik sebelum

melahirkan maupun sesudah melahirkan. Baik yang berasal dari pasien umum

maupun pasien rujukan dari Puskesmas. Jumlah tenaga yang ada di zaal

kebidanan RSUD Kepahiang yaitu 1 orang dokter spesialis kebidanan, 1 orang

dokter Umum dan 6 orang tenaga bidan serta 5 orang tenaga perawat.

27
28

Izin penelitian diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Kepahiang

dengan cara mengurus izin penelitian dari STIKES Dehasen Bengkulu yang

diteruskan ke Pemda Kepahiang bagian Kesbanglinmas dengan melampirkan

proposal yang sudah diuji, setelah itu diteruskan ke Rumah Sakit Umum Daerah

Kepahiang. Surat masuk ke ruang sekretariat untuk diagendakan, kemudian

dilanjutkan ke ruang Diklat. Setelah selesai dari bidang pendidikan dan

pelatihan surat di teruskan ke ruang Kebidanan RSUD Kepahiang.

2. Analisa Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder sebanyak 64 responden

yang kemudian diolah dengan bantuan komputer dengan analisa data

menggunakan uji statistik Chi Square Test maka disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut :

a. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi

frekuensi variabel (Asfiksia dan Induksi Persalinan) yang diteliti

berdasarkan subjek penelitian.


29

1) Asfiksia

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Asfiksia
Pada Neonatal di RSUD Kepahiang Tahun 2011

No Asfiksia Frekuensi Persentase


1 Asfiksia Berat 32 50,0
2 Tidak Asfiksia Berat 32 50,0
Jumlah 64 100

Pada tabel 4.3 menunjukkan dari total sampel 64 responden, terdiri

dari 32 responden dari kelompok kasus (Asfiksia berat) dan 32

responden lagi dari kelompok kontrol (Tidak Asfiksia Berat).

2) Induksi Persalinan

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Induksi Persalinan
Pada Neonatal di RSUD Kepahiang Tahun 2011

No Induksi Persalinan Frekuensi Persentase

1 Diberi Induksi 29 45,3

2 Tidak diberi Induksi 35 54,7

Jumlah 64 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 64 responden

sebagian besar yaitu 54,7% tidak diberi induksi persalinan.


30

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen

(Induksi Persalinan) dengan variabel dependen (Asfiksia) pada neonatal di RSUD

Kepahiang Tahun 2012, dengan analisis Chi-Square yang diolah menggunakan

sistem komputerisasi. Dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5
Hubungan Induksi Persalinan dengan Kejadian Asfiksia
Pada Neonatal di RSUD Kepahiang Tahun 2012

Asfiksia
Jumlah OR (95%
Induksi Persalinan
Asfiksia Berat Tidak Asfiksia 2 p
(Kasus) Berat (Kontrol CI)
n % n % n %

Diberi Induksi 20 62,5 9 28,1 29 45,3 4,259


6,305 0,012
Tdk Diberi Induksi 12 37,5 23 71,9 35 54,7 (1,29-5,95)

Jumlah 32 100 32 100 64 100

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 32 orang responden yang

asfiksia berat ternyata sebagian besar yaitu 62,5% diberi induksi. Sedangkan 32

orang responden yang tidak asfiksia berat sebagian besar yaitu 71,9% tidak diberi

induksi.

Untuk mengetahui hubungan antara Induksi Persalinan dengan Kejadian

Asfiksia Pada Neonatal di RSUD Kepahiang Tahun 2012 digunakan uji Chi

Square, diperoleh nilai P = 0,012. Karena nilai P < α (0,05) maka secara statistik

Ho ditolak dan Ha diterima, dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara Induksi Persalinan dengan Kejadian Asfiksia Pada Neonatal di


31

RSUD Kepahiang Tahun 2012. Analisis hubungan 2 variabel menunjukan nilai

OR 4,259 (95% CI:1,243-10,367), artinya ibu yang melahirkan dengan diberi

induksi mempunyai resiko 4,25 kali bayi mengalami asfiksia berat, dibandingkan

dengan ibu yang melahirkan dengan tidak diberi induksi persalinan.

B. Pembahasan

1. Gambaran Tentang Induksi Persalinan dan Asfiksia

Berdasarkan hasil penelitian tentang Induksi Persalinan dan Kejadian

Asfiksia Pada Neonatal di RSUD Kepahiang Tahun 2012 diperoleh dari 64

responden yang terdiri dari 32 responden kelompok kasus dan 32 responden

dari kelompok kontrol diperoleh bahwa sebagian besar yaitu 54,7% ibu

melahirkan tidak diberi induksi persalinan.

Induksi persalinan merupakan stimulasi yang dilakukan guna merangsang

uterus untuk memulai terjadinya persalinan (Saifudin, 2002). Ada beberapa

indikasi kenapa induksi harus dilakukan diantaranya adalah hipertensi

kehamilan (preeklamsi dan eklamsi), kehamilan yang sudah lewat waktu,

pertumbuhan janin terhambat, solusio plasenta dan penyakit lain yang

menyertai kehamilan seperti Diabetes Mellitus (Chrisdiono, 2004). Dari hasil

penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar ibu-ibu hamil yang akan

melahirkan sebagian besar bisa melahirkan secara normal atau spontan tanpa

diberikan rangsangan atau stimulus.


32

2. Hubungan Induksi Persalinan dengan Kejadian Asfiksia Pada Neonatal di

RSUD Kepahiang Tahun 2012

Asfiksia pada neonatal adalah suatu kondisi bayi baru lahir yang tidak

segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan (Mochtar, 2000).

Apabila proses ini berlangsung terlalu jauh maka akan mengakibatkan

kerusakan otak atau kematian pada bayi baru lahir serta akan mempengaruhi

organ vital lainnya (Saiffudin, 2001).

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara Induksi Persalinan

dengan Kejadian Asfiksia Pada Neonatal di RSUD Kepahiang Tahun 2012.

diketahui bahwa dari 32 orang responden yang asfiksia berat ternyata sebagian

besar yaitu 62,5% diberi induksi. Sedangkan 32 orang responden yang tidak

asfiksia berat sebagian besar yaitu 71,9% tidak diberi induksi.

Analisis Chi Square, diperoleh nilai P = 0,012. < α (0,05) artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara antara Induksi Persalinan dengan Kejadian

Asfiksia Pada Neonatal di RSUD Kepahiang Tahun 2012. Nilai OR

menunjukkan hubungan kedua variabel, bahwa ibu yang melahirkan dengan

diberi induksi mempunyai resiko 4,25 kali, melahirkan bayi dengan asfiksia

berat.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Evi

Desfauzi (2007) yang menyatakan bahwa asfiksia pada bayi baru lahir salah

satunya disebabkan oleh induksi saat persalinan, olehkarena pemberian

oksitosin berlebihan dapat menyebakna kontraksi uterus secara berlebihan,


33

kondisi ini sangat berbahaya bagi janin hingga mengalami asfiksia ketika bayi

baru lahir.

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Arief (2000) di RSUD serang

menyatakan bahwa ada hubungan antara persalinan lama dengan induksi

terhadap kejadian asfiksia neonatorum.


34

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian mengenai hubungan antara Induksi Persalinan

dengan Kejadian Asfiksia Pada Neonatal di RSUD Kepahiang Tahun 2012.

Maka didapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

Induksi Persalinan dengan Kejadian Asfiksia Pada Neonatal dan hasil penelitian

tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 54,7% ibu

melahirkan tidak diberi induksi persalinan.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara Induksi Persalinan dengan

Kejadian Asfiksia Pada Neonatal di RSUD Kepahiang Tahun 2012.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari kesimpulan maka penulis

memberikan beberapa saran :

1. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain disarankan untuk meneliti tentang faktor lain yang

menyebabkan terjadinya asfiksia pada neonatal.

34
35

2. Bagi Akademik

Diharapkan dapat melengkapi referensi tentang hubungan antara Induksi

Persalinan dengan Kejadian Asfiksia Pada Neonatal di RSUD Kepahiang

Tahun 2012 sehingga dapat menjadi pembanding/referensi peneliti lain.

3. Bagi Pasien

Semoga hasil penelitan ini dapat memberikan informasi pengetahuan

kepada ibu hamil agar selalu memeriksakan kehamilannya secara rutin pada

bidan maupun petugas kesehatan lainnya.


36

ABSTRAK

Salah satu penyebab utama kematian bayi adalah terjadi karena asfiksia. Angka
kematian bayi di Indonesia setiap tahunnya rata-rata sebesar 34 per 1.000 kelahiran
hidup. Pelayanan dalam bersalin yang baik dan memenuhi standar dapat
menyumbangkan poin untuk dapat menurunkan AKI dan AKB. Tidak semua
persalinan dilakukan secara normal tetapi ada juga persalinan yang tidak normal
seperti persalinan macet, kala II lama, kehamilan lewat bulan sehingga harus dirujuk
dan dilakukan induksi persalinan, dalam memberikan induksi harus benar-benar
diperhatikan karena dapat mengakibatkan kelahiran dengan asfiksia bahkan bisa
berakibat sangat fatal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara induksi persalinan dengan kejadian asfiksia pada neonatal di RSUD Kepahiang
tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan metode Case Control dengan jumlah sampel 64
orang, 32 orang dari kelompok kasus dan 32 orang dari kelompok kontrol. Teknik
pengambilan sampel kasus secara Total Sampling (32 kasus asfiksia berat) dan
sampel kontrol diambil dengan metode 1 : 1 secara acak sistematis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 orang responden yang asfiksia
berat ternyata sebagian besar yaitu 62,5% diberi induksi. Sedangkan 32 orang
responden yang tidak asfiksia berat sebagian besar yaitu 71,9% tidak diberi induksi
Analisis Bivariat diperoleh nilai p = 0,012 < α (0,05) artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara Induksi Persalinan dengan Kejadian Asfiksia Pada Neonatal di
RSUD Kepahiang Tahun 2012.
Disarankan kepada ibu hamil agar selalu memeriksakan kehamilannya secara
rutin pada bidan maupun petugas kesehatan lainnya sehingga asfiksia pada bayi dapat
dicegah sedini mungkin.

Kata Kunci : Induksi Persalinan, Asfiksia

Anda mungkin juga menyukai