Anda di halaman 1dari 1

GANGGUAN MOBILITAS DEFISIT NUTRISI (D.0019) POLA NAPAS TIDAK EFEKTIF NYERI AKUT (D.

0077)
FISIK (D.0054) SIKI : MANAJEMEN NUTRISI (D.0005) SIKI : MANAJEMEN NYERI
SIKI : DUKUNG MOBILISASI 1. Identifikasi status nutrisi SIKI : TERAPI OKSIGEN 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
1. Identifikasi adanya nyeri atau 2. Identifikasi alergi dan intoleransi 1. Monitor kecepatan aliran oksigen durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
keluhan fsik lainnya makanan 2. Monitor efektifitas terapi oksigen nyeri, skala nyeri
2. Identifikasi toleransi fisik 3. Identifikasi makanan yang disukai (mis. oksimetri, analisa gas darah) 2. Identifikasi respons nyeri non verbal
melakukan pergerakan 4. Identifikasi perlunya penggunaan jika perlu 3. Identifikasi faktor yang memperberat
3. Monitor frekuensi jantung dan selang nasogastrik 3. Monitor tanda-tanda hipoventilasi dan memperingan nyeri
tekanan darah sebelum memulai 5. Monitor asupan makanan 4. Monitor tingkat kecemasan akibat 4. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mobilisasi 6. Monitor berat badan terapi oksigen mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
4. Monitor kondisi umum selama 7. Monitor hasil pemeriksaan 5. Monitor integritas mukosa hidung hipnosis, akupresur, terapi musik,
melakukan mobilisasi laboratorium akibat pemasangan oksigen biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
5. Fasilitasi aktivitas mobilisasi 8. Lakukan oral hygiene sebelum 6. Bersihkan sekret pada mulut, teknik imajinasi terbimbing, kompres
dengan alat bantu (mis. pagar makan, jika perlu hidung dan trakea, jika perlu hangat dingin, terapi bermain)
tempat tidur) 9. Berikan makanan tinggi serat untuk 7. Pertahankan kepatenan jalan nafas 5. Kontrol lingkungan yang memperberat
6. Fasilitasi melakukan pergerakan, mencegah konstipasi 8. Siapkan dan atur peralatan rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
jika perlu 10. Berikan suplemen makanan, jika perlu pemberian oksigen pencahayaan, kebisingan)
7. Libatkan keluarga untuk 11. Hentikan pemberian makan melalui 9. Berikan oksigen jika perlu 6. Fasilitasi istirahat dan tidur
membantu pasien dalam selang nasogastrik jika asupan oral 10. Ajarkan pasien dan keluarga cara 7. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
meningkatkan pergerakan dapat ditoleransi menggunakaan oksigen di rumah mengurangi rasa nyeri
8. Jelaskan tujuan dan prosedur 12. Anjurkan posisi duduk, jika mampu 11. Kolaborasi penentuan dosis oksigen 8. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
mobilisasi 13. Anjurkan diet yang diprogramkan 12. Kolaborasi penggunaan oksigen perlu
14. Kolaborasi pemberian medikasi saat aktivitas dan/atau tidur 9.
BERSIHAN JALAN NAPAS sebelum makan (mis. pereda nyeri, PENURUNAN KAPASITAS ADAPTIF
TIDAK EFEKTIF (D.0001) antiemetik), jika perlu GANGGUAN KOMUNIKASI INTRAKRANIAL (D.0006)
SIKI : MANAJEMEN JALAN VERBAL (D.0119) SIKI : MANAJEMEN PENINGKATAN
NAPAS RISIKO JATUH (D.0143) SIKI : PROMOSI KOMUNIKASI : TEKANAN INTRAKRANIAL
1. Monitor pola napas (frekuensi, SIKI : PENCEGAHAN JATUH DEFISIT BICARA 1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK
kedalaman, usaha napas) 1. Identifikasi faktor risiko jatuh 1. Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, (mis. lesi, edema serebral)
2. Monitor bunyi napas tambahan 2. Identifikasi risiko jatuh setidaknya volume, dan diksi bicara 2. Monitor tanda dan gejala peningkatan
3. Monitor sputum (jumlah, warna, sekali setiap shift 2. Identifikasi perilaku emosional dan TIK
aroma) 3. Identifikasi faktor lingkungan yang fisik sebagai bentuk komunikasi 3. Monitor MAP
4. Pertahankan kepatenan jalan meningkatkan risiko jatuh 3. Gunakan metode komunikasi alternatif 4. Monitor status pernapasan
napas 4. Hitung risiko jatuh dengan (mis. menulis, berkedip, isyarat tangan, 5. Monitor intake dan output cairan
5. Posisikan semi fowler atau menggunakan skala (mis, fall morse komputer) 6. Berikan posisi semi fowler
fowler scale), jika perlu 4. Sesuaikan gaya komunikasi dengan 7. Cegah terjadinya kejang
6. Berikan minum hangat 5. Pastikan roda tempat tidur dalam kebutuhan 8. Pertahankan suhu tubuh normal
7. Lakukan fisioterapi dada, jika kondisi terkunci 5. Ulangi apa yang disampaikan pasien 9. Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
perlu 6. Atur tempat tidur mekanis pada posisi 6. Anjurkan berbicara perlahan konvulsan, jika perlu
8. Berikan oksigen, jika perlu terendah
9. Ajarkan teknk batuk efektif 7. Anjurkan memanggil perawat jika
10. Kolaborasi pemberian membutuhkan bantuan untuk
bronkodilator, ekspektoran,
Sumber Referensi
berpindah Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2019). Standar Diagnosa Keperaawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
mukolitik,jika perlu
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2019). Standar Intervensi Keperaawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai