Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ferdi Saputra

No Reg : 4115082065

Jurusan: ISP/PKN Reg 2008

POLITIK HUKUM DI NEGARA-NEGARA SEDANG BERKEMBANG*)

Oleh bintang R. Saragih

Politik Hukum sebagai mata kuliah yang diajarkan pada program


Pascasarjana Bidang Studi Ilmu Hukum di Indonesia masih relatif
baru.Karena itu apa sebenarnya yang menjadi materi dari mata kuliah
“politik hukum”.Tetapi Utrecht sebagaimana di sadur oleh Saleh Jindang
(1983;45 dan seterusnya) setelah mengatakan bahwa:

Perbuatan mencita-citakan hukum,yaitu membayangkan


hukum,adalah suatu perbuatan politik hokum, adalah suatu perbuatan politik
hokum (daad van rechtspolitiek), dan kami meragukan apakah hokum yang
dicita-citakan itu menjadi objek ilmu hokum, menurut pendapat kami hokum
yang dicita-citakan itu adalah proyek ilmu politik.

Dalam hubungan dengan objek dari politik hukum,Utrecht (1983;48)


mengatakan:

Hukum menjadi juga obyek politik,yaitu obyek dari politik


hukum.Politik hukum meneruskan perkembangan hukum dengan berusaha
melenyapkan sebanyaknya ketegangan antara positivitas dan realita social.

Banyak istilah atau penamaan yang diberikan pada Negara-Negara


yang sedang berkembang.seperti Negara miskin dunia ketiga.Dunia ketiga
terdiri atas Negara-negara merdeka di Amerika Tengah dan
Selatan,dll.dikataka oleh Richard Lowethal (1963) Negara berkemang atau
Negara belu berkmbang: di mana pendapatan orang perkapital terhadap
barang- barang tertentu.

Istilah Negara-negara sedang berkembang sebenarnya lebih bersifat


ekonomi yang sebagaimana dikatakan Richard Lowenthal (1963) bahwa
suatu negra dimana pendapatam setiap ornag perkapita terhadap barang-
barang tertentu atau persentasi urbanisasi atau kemampuan membaca dan
menulis masyarakatnya berada dibawah suatu tingkat minimum tertentu.
Namun Dari sudut pandang Hukum tata Negara dan Ilmu politik sebenarnya
lebih cocok penamaanya sebagai Negara dunia ketiga,Karen dekat kaitanya
dengan sistem politik.karena panitia sudah menetapkan Negara yang sedang
berkembang maka uraian lebih lanjut dinamakan sebagai Negara—negara
sedang berkembang.

Di atas telah disebutkan bahwa Negara-negara berkembang adalah


sangat heterogan baik dilihat dari sistem pemerintahan dan sistem
politiknya. Pilihan dari alternatif yang ada dan proses yang terjadi sampai
kebijakannya berupa hukum itu ditetapkan, disebut sebagai politik
hukum.tetapi juga didukug oleh kepercayaa terhadap nilai-nilai dari
demokrasi oleh Heny B. Mayo (1960) yaitu:

(1) Menyelesaikan secara damai. (5) Keanekaragaman

(2) Perobaha secara damai. (6) Keadilan

(3) Penggantian penguasa. (7) kebebasan dalam demokrasi

(4) Membatasi pemakaian kekerasan. (8) Ilmu pengetahuan

Untuk melaksanakan siste politik yang demokratis dan nilai-nilai


demokrasi yang di anut Negara-negara maju didukung oleh:

1. Pemerintah yang bertanggung jawab.

2. Parlemen yang mewakili golongan-golongan dan kepentingan


masyarakat.

3. Hadirnya partike politik.

4. Pers dan media massa.

5. Peradilan yang bebas dan tidak memihak untuk menjamin hak-hak


asasi dan tegakknya keadia.

Bagi Negara-negara sedang berkembang, demokrasi itu umumnya


belum sampai tingkat nilainya,bahan sebagai sistem politik yang
demokratispun dalam arti pembentukan pemerintah melalui pemilu yang
bebas da rahasia.karena itu dapat dibuat suatu teori politik sebagai berikut
ini:

Politik hukum Negara-negara berkembang tergantung pada factor-


faktor yang terdapat pada Negara-negara berkembang yang mendominasi
sistem politiknya seperti cara memperoleh kekuasaan bagi penguasanya
terutama pimpinan eksekutifnya,dan cara mengagkat pembantu-pembantu
utamanya yang kesemuanya disebut sebagai factor internal.faktor internal
Negara-negara maju yang bertindak sebagai Negara donor dan penanam
modal di negaranya.

A. Faktor Eksternal.

Sudah menjadi tekat semua Negara-negara berkembang untuk


memajukan negaranya mengejar ketinggalan dari Negara-negara
berkembang.

B.Faktor Internal.

Ada dua penamaan umum yang sering diberikan kepada sistem


politik yang berlaku pada umumnya Negara-negara berkembang lepas dari
sistem pemerintaha yang dianut apakah presidensiil atau
parementer,terlepas dari bentuk negaranya apakah kerajaan atau republik
dan terlepas dari bangunan Negara apakah federalis atau unitaris.

1. Cara pimpinan Eksekutif Memperoleh Kekuasaan.

Kebanyakan pimpinan eksekutif pada Negara-negara sedang


berkembang memperoleh kekuasaan pertama kali melalui revolusi
rakyat atau perebutan kekuasaannya (coup d’etat) oleh militer atau
sipil.pemerintah seperti merencanakan suatu program politik baru
untuk menarik dukungan rakyat seperti dilakukan oleh Ayub Khan dari
pakiastan selama 10 tahun kekuasaannya,dengan
memperkenalkannya demokrasi dasar atau basic democray yang
cocok untuk rakyat pakista.

Hanya beberapa Negara berkembang saja yang belum


menyelenggarkkan pemilu karena tradisi dan juga karena baru saja
merebut kekuasaan dari peguasa lama seperti Negara berkembang di
Afrika.Tetapi cap pemilu curanng pada umunya Negara-negara
berkembang sering menjadi hipotesis para pengamat barat.

2. Masa Jabatan Pimpinan Eksekutif.

Adalah manusiawi atau gejala umum bahwa setiap penguasa


cenderung untuk mempertahankan kekuasaannya bahkan kalau
mungkin meningkatkan kekuasaannya itu.Seolah-olah kekuasaan itu
adaah segalanya (degan beberapa pengecualian).
Hanya 27 negara yang mempunyai badan legislative yang merupakan
imbangan efektif dari eksekutiif.lebih lanjut dari survainya pada tahun
1983 itu,ia mengatakan bahwa ada 28 negara berkembang diperintah
tanpa konstitusi atau kanstitusi dibekukan.

Dari uraian di atas maka pada Negara-negara sedang


berkembang maka politik hukumnya ditunjukan untuk
mempertahankan kekuasaan ini mempunyai landasan baru lagi
dengan dalih untuk kepentingan pembangunan.

3. Cara Mengangkat Pembantu-pembantu Utama.

Sejalan dengan kecenderungan penguasa untu


mempertahankan kekuasaannya seperti diuraikann di atas,maka
muncul pula kecenderungann mengangkat Pembantu-pembantu
berdasarkan despotis bahkan nepotis.

Sebagai kesimpulan dari makalah ini dapat di katakana bahwa


politik hukum pada Negara-negara berkembang umumnya ditentukan
oleh penguasa eksekutifnya secara sepihak,dan ada kalanya dibumbui
oleh polesan legisllatif dan dukungan rakyat banyak.Hukum ditetapkan
atau tidak ditetapkan,diubah atau tidak diubah umumnya tergantung
para penguasa tersebut.seperti konstitusi tetapi menurut selera
penguasa adminitrasinya dan adanya pintu belakang yang tebuka
untuk elit-elit tradisionil (1986;182). Dan masalah kunci dalam
mempertahankan lagitimasi di Negara-negara sedang berkembang
adalah bagaimana membedakan antara apa yang sebaiknya
dilanjutkan dan apa yang sebiknya diubah.Ukuran yang dipakai
hendaknya pembangunan yang menyangkut semua aspek
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai