Oleh :
Adi Kusnadi
Alip Atika Utama
Cecep Hardi Sukmayadi
Gita Nur Pitri
Ibrahim Wiguna
Muhamad Ardi Hidayat
Ridwansyah
Sekar Ayuning Srikandi
KELAS: TI-RP-19B
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang memberikan saran serta kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami pun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengetahuan dan pengalaman kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, kami berharap semoga isi dari makalah kami dapat memberikan manfaat bagi
rekan-rekan semua.
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia (RI). Sebelum disahkan pada tanggal
18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilai Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia. Sejak zaman
dahulu, sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, nilainilai itu telah ada dan melekat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup masyarakat. Nilai-nilai itu diangkat dan
dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat negara
Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara formal dilakukan dalam sidang-sidang
BPUPKI pertama, sidang Panitia “9”, sidang BPUPKI kedua, dan akhirnya disahkan secara yuridis
sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia.
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan, serta Keadilan. Dalam kenyataannya, secara objektif nilai Pancasila telah
dimiliki bangsa Indonesia sejak zaman sebelum mendirikan negara. Terbentuknya negara dan
bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang, yaitu sejak zaman batu
kemudian timbulnya kerajaankerajaan pada abad IV dan abad V. Dasar negara kebangsaan
Indonesia ini mulai tampak pada abad VII, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di bawah wangsa
Syailendra di Palembang. Diteruskan pula pada masa Kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa
Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan
bangsa, antara lain para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian
dicetuskan pada Sumpah Pemuda tahun 1928. Akhirnya, titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa
Indonesia dalam mendirikan negara tercapai dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Para ahli sejarah dan antropologi dapat memperlihatkan bahwa sebelum kebudayaan Hindu
masuk dan berkembang di Indonesia, berbagai suku bangsa Indonesia telah mengenal unsur-
unsur pembentukan Pancasila. Nilai-nilai kehidupan yang dapat disebut sebagai embrio nilai-
nilai Pancasila ternyata memang sudah nampak pada tahap perkembangan ini.
Kalau dimulai dari unsur-unsur yang relevan dengan sila l, pada masa sebelum kebudayaan
Hindu berpengaruh, orang Indonesia telah mengenal pengakuan dan pemujaan kepada sesuatu
kekuatan yang mengatasi manusia dalam segala aspeknya, bukan sekedar animisme. Di
Kalimantan misalnya orang mengenal sebutan Tuh sebagai intisari kepercayaan terhadap
kekuatan yang mengatasi manusia yang kemudian menurun menjadi Tuhan dan kemudian
menjadi Ketuhanan (M.Yamin). Di Jawa, orang mengenal sebutan Hyang Paring Gesang
sedangkan di Tapanuli mengenal sebutan Ompu Debata.
Rasa kemanusiaan ditunjukkan dengan kesediaan bangsa Indonesia untuk bergaul dengan
berbagai orang dari negeri jauh, sehingga tertbuka jalan untuk masuknya kebudayaan luar. Dari
penelitian sejarah dapat diketahui bahwa pada zaman kuno hubungan antar bangsa sudah ada.
Kebudayaan Hindu dapat dengan mudah masuk justru karena adanya sikap terbuka dari orang-
orang Indonesia pada zaman dulu.
Pada awal peradaban di Indonesia, manusia hidup dalam kesatuan-kesatuan keil yang
kemudian disebut suku. Mereka hidup dalan kesatuan atau ikatan suku itu. Karena tanah
masihluas dan cara hidup yang masih sederhana mereka lebih mudah berpindah, mobilitasnnya
tinggi. Ikatan dengan tanah tempat ünggal masih longgar.
Penelitian antropologi menunjukkan bahwa ikatan sukudijiwai oleh semangat
kekeluargaan yang besar, yang dalam bahasa asing disebut komunal. Masyarakat suku
menggunakan cara berunding, berembug atau musyawarah untuk menghadapi suatu persoalan.
Masyarakat Lombok mengenal istilah begundem. Semangatkekeluargaan juga nampak dalam
pembangunan dengan istilah gotong royong atau mapalus (Manado). Dengan ini mereka
melaksanakan kesatuan karya untuk menciptakan kesejahteraan sosial.
Organisasi masyarakat betapapun kecilnya bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan
bagi para warganya. Hak milik atas tanah yang bersifat komunal idak terlepas dari tujuan di
atas. Begitu juga pembuatan rumah-rumah besar untuk keluarga, pasti dengan maksud untuk
mewujudkan kesejahteraan bersama. Hal ini nampak pada masyarakat Mentawai, Dayak,
Toraja maupun Irian. Bahkan rumah-rumah keluarga Jawa dahulu besar-besar juga. Untuk
menyelesaikan pekerjaan ini warga masyarakat bergotong royong.
Uraian di atas menunjukkan unsur-unsur asli yang nanti akan berkembang sejalan dengan
berkembangnya peradaban manusia Indonesia. Unsur ini sebenarnya bersifat universal, semua
bangsa di dunia ini mengalami tahap-tahap yang demikian itu.
b. Unsur Nilai Pancasila pada Zaman Pengaruh Kebudayaan Hindu dan Budha
A. Kesimpulan
Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui proses
yang panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Tetapi bangsa Indonesia
lahir dari sejarah dan kebudayaannya yang tua, melalui gemilangnya kerajaan-kerajaan di
Indonesia, kemudian mengalami masa penjajahan tiga setengah abad, sampai akhirnya bangsa
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejarah
perjuanganbangsa untuk merebut kembali kemerdekaan nasionalnya sama tuanya dengan sejarah
penjajajahan itu sendiri.Berbagai babak sejarah telah dilampaui dan berbagai jalan telah ditempuh
dengan cara yang berbeda-beda, mulai dengan cara yang lunak sampai cara yang keras, mulaidari
gerakan kaum cendikiawan yang terbatas sampai pada gerakan yang menghimpun kekuatan rakyat
banyak, mulai dari bidang pendidikan, kesenian daerah, perdagangansampai pada gerakan-gerakan
politik.
Bangsa Indonesia lahir sesudah melalui perjuangan yang sangat panjang, menurut cara dan
jalan yang ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil antara proses sejarah di masa
lampau,tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di masa datang, yang secara keseluruhan
membentuk kepribadiannya sendiri. Sebab itu bangsa Indonesia lahir dengan kepribadiaannya
sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan negara itu,kepribadian itu ditetapkan sebagai
pandangan hidup dan dasar negara, "Pancasila".
B. Saran
Mengingat besarnya perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan, maka perlu
adanya kesadaran sedalam-dalamnya bahwa Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar
negara Republik Indonesia serta merasakan bahwa Pancasila adalah sumberkejiwaan masyarakat
dan negara Republik Indonesia.
Bangsa Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam
kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan.Oleh karena itu, pengamalannya harus
dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan
berkembang menjadi pengamalan Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah. Dengan demikian Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa dan dasar negara akan mempunyai arti nyata bagi manusia Indonesia dalam
hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Untuk itu, perlu usaha yang
sungguh-sungguh dan terus-menerus serta terpadu demi terlaksananya penghayatan dan
pengamalan nilai Pancasila tersebut.
DAFTAR PUSTAKA