Anda di halaman 1dari 3

ESTETIKA BENTUK 2

HUBUNGAN ESTETIKA DENGAN ARSITEKTUR

Disusun oleh:

Rizki Murwani Utami

5112417027

Teknik Arsitektur

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2018
ESTETIKA DALAM ARSITEKTUR

Arsitektur merupakan salah satu bagian dari seni, maka dalam arsitektur diterapkan
juga teori tentang keindahan. Keindahan yang dimaksud adalah keindahan dari segi teknik,
yaitu membuat suatu hal yang hasilnya indah. Teori tentang keindahan tersebut dinamakan
teori estetika. Estetika sebagai salah satu teori seni Vitruvius: Kegunaan, kekokohan,
keindahan (utilitas, firmitas, venustas).

Kata estetika, menurut Ensiklopedi Indonesia jilid 2 berasal dari bahasa Yunani
aesthetic yang berarti tanggapan, pengamatan. Menurut Webster’s New School and Office
Dictionary:

1. Aesthetic (noun): the study of the theory of beautiful, taste of art (ilmu tentang
teori keindahan, rasa seni).

2. Aesthetic (adjective): pertaining to beauty, artistic (berkaitan dengan kecantikan,


estetik).

Estetika merupakan cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang keindahan.
Estetika juga dipergunakan sebagai istilah pengganti kata indah, bagus, baik, mempesona,
atau menawan.

Estetika dapat dirasakan melalui semua indera manusia yaitu indera pengelihatan,
penciuman, peraba, pendengaran, dan perasa. Estetika dirasakan dalam hati dan pikiran
karena setiap manusia pada dasarnya sudah memiliki rasa estetika dan melakukan tindakan
yang merupakan bentuk dari estetika setiap harinya.

Rasa estetika desain dan arsitektur didasarkan pada perbendaharaan desain dan
elemen pendukung. Perbendaharaan desain terdiri dari titik, garis, bidang, bentuk, tekstur,
pola, warna, cahaya/bayangan, nada, dan proporsi. Elemen pendukung terdiri dari
keseimbangan, harmoni, irama, kesatuan, komposisi, dekorasi, dan bahan.

Dalam arsitektur, estetika diterapkan untuk membuat suatu bentuk desain yang indah.
Bentuk memiliki beberapa definisi, yaitu:

a. Bentuk adalah objek visual yang unsure dasarnya terdiri dari unsur-unsur titik,
garis, bidang, dan ruang.

b. Menurut Hugo Harik, bentuk adalah “Suatu perwujudan dari organisasi ruang
yang merupakan hasil dari sebuah bentuk.”

c. Menurut Mies Vander Rohe, “Bentuk adalah wujud dari penyelesaian akhir dari
konstruksi.”

d. Menurut Benjamin Handler, “Bentuk adalah suatu keseluruhan fungsi yang


bekerja secara bersamaan, hasilnya benda.”

Untuk membuat suatu bentuk, diperlukan objek visual yang unsur dasarnya terdiri
dari:
1. Titik, yaitu pokok dasar dari bentuk, menunjukkan suatu letak dalam ruang.

2. Garis, yaitu sebuah titik yang digeser atau beberapa titik yang digabungkan,
mempunyai ukuran panjang, arah, dan posisi.

3. Bidang, yaitu garis yang diperluas menjadi sesuatu yang memiliki ukuran panjang
dan lebar (dua dimensi), rupa bentuk, permukaan, dan orientasi.

4. Ruang, yaitu kumpulan bidang yang disusun sedemikian rupa menjadi sesuatu
yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi (tiga dimensi).

Terdapat juga ciri-ciri visual dari bentuk, yaitu:

1. Wujud, yaitu karakter pokok yang menunjukkan bentuk, berhubungan dengan


bentuk potongan sisi.

2. Ukuran, yaitu dimensi panjang, lebar, dan tinggi yang menunjukkan proporsi.

3. Warna, yaitu corak, identitas. Pekatnya warna dari suatu permukaan bentuk
menyebabkan bentuk lebih menonjol.

4. Tekstur, yaitu karakter permukaan yang mempengaruhi perasaan sewaktu meraba


maupun intensitas refleksi cahaya yang menimpa permukaan bentuk tersebut.

5. Posisi, yaitu letak atau kedudukan suatu bentuk tersebut.

6. Orientasi, yaitu posisi relative suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah mata
angin.

7. Inersia visual, yaitu tingkat konsetrasi dan stabilitas suatu bentuk.

Semua ciri-ciri visual bentuk tersebut pada kenyataannya dipengaruhi oleh perspektif,
jarak pandang, keadaan cahaya, dan bidang pandangan. Keindahan bentuk juga mempunyai
patokan syarat yaitu:

1. Keterpaduan, merupakan tercapainya suatu susunan dari berbagai unsure menjadi


satu kesatuan yang utuh dan serasi.

2. Keseimbangan, merupakan suatu nilai yang ada pada setiap objek yang daya tarik
visualnya di kedua sisi pusat keseimbangan atau pusat daya tarik adalah seimbang.
Keseimbangan terdiri dari keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris.

3. Proporsi, merupakan keseimbangan perbandingan ukuran antara bagian-bagian


dalam suatu benda atau objek.

4. Skala, terdapat tiga jenis skala yaitu skala heroik, skala normal, dan skala intim.

5. Irama, dalam seni visual ialah ‘pengulangan’ ciri secara sistematis dari unsur-
unsur yang mempunyai hubungan.

6. Karakter, yaitu adalah ekspresi dari fungsi.

Anda mungkin juga menyukai