1
February 2017
ABSTRACT
Objective: To analyze the effect of vitamin C, vitamin E, and chromium (Cr3+) on insulin levels Wistar rats
were induced alloxan.Materials and Methods: This study is an experimental laboratory. Using rats type
Wistar strain Rattus novergicus for 6 weeks with a number of 20 head. The independent variables consist of 5
treatment groups namely normal diet, normal diet + 1 g/hr chromium, normal diet + 2 mg/day of vitamin C,
normal diet + 0.5 mg/day of vitamin E, normal diet + 1 g/hr chromium + 2 mg/day of vitamin C + 0.5
mg/day of vitamin E. The dependent variable is the level of insulin. To know the differences of each
treatment used statistical tests One Way ANOVA, followed by Tukey HSD Post Hoc test with
p<0.05.Results: There were significant differences in insulin levels (p<0.05) in the control group, 1, 2, and 4.
But in the control group and the group 3 there are no significant differences in insulin levels (p=0.145).
Conclusion: Delivery of chromium (treatment 1), vitamin C (treatment 2), and a mixture of chromium,
vitamin C, vitamin E (treatment 4) effect on insulin levels, while administration of vitamin E (treatment 3)
alone had no effect on insulin levels
15
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017
menempatkan pada kandang perlakuan sesuai Tabel 1: Rerata dan Standar Deviasi Variabel
dengan rancangan percobaan yang digunakan. Kadar Insulin (ng/dl) Pada Semua Kelompok
Tikus diadaptasikan dalam kondisi sama selama
enam hari dalam kandang beralaskan sekam. Tikus Kelompok Sesudah
jantan dalam satu kandang berisi 4 ekor yang tidak Kelompok Kontrol 8,80 ± 3,67
memerlukan penyekat, karena tidak berkelahi. Kelompok Kromium 20,76 ± 1,452
Pakan yang diberikan berupa pakan normal Kelompok Vitamin C 18,27 ± 3,325
(confeed PARS 69,23% + tepung terigu 30,77% +
Kelompok Vitamin E 15,27 ± 4,562
air secukupnya) sebesar 20 gram/hari dan diberikan
Kelompok Kromium,
minum berupa air kemasan yang diberikan secara 24,25 ± 4,456
Vitamin C, Vitamin E
ad libitum. Setelah dilakukan adaptasi, tikus
tersebut dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan
sehingga tiap kelompok terdiri dari 4 ekor. Masing- Pada Tabel 1 menunjukkan rerata kadar insulin
masing perlakuan dilaksanakan selama 40 hari, pada masing-masing kelompok. Untuk melihat
kemudian pada hari ke 41 tikus diinduksi perubahan rerata kadar insulin tersebut dapat dilihat
menggunakan aloksan dan ditunggu selama 3 hari, pada Gambar 1.
kemudian pada hari ke 43 diperiksa kadar
insulinnya.
30
PEMERIKSAAN KADAR INSULIN 24.25
25
20.76
Pengukuran kadar insulin menggunakan rat 18.27
20
ELISA kit dalam satuan ng/ml, dimana serum tikus 15.27
diambil dari intrakardial (jantung). 15
16
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017
17
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017
Fungsi kromium di dalam tubuh adalah dan kelompok kontrol dengan nilai p<α (p=0,017).
transformasi kromium menjadi bentuk aktif biologis Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian
yang disebut GlucoseTolerance Factor (GTF) yang vitamin C memberikan pengaruh terhadap kadar
merupakan suatu kompleks metalloprotein yang insulin tikus wistar.
terbentuk dari oligopeptida chromodulin, yang
terdiri dari empat residu asam amino, yaitu aspartat, Meningkatnya kadar glukosa darah akibat
sistein, glutamate, dan glisin, terikat dengan empat pemberian aloksandapat disebabkan oleh dua hal
pusat kromium. yaitu terbentuknya radikal bebas dan terganggunya
permeabilitas membran sel yang mengakibatkan
Studi tentang mekanisme kerja kromium terjadinya kerusakan sel beta pankreas penghasil
menunjukkan adanya suatu biomolekul yang insulin. Peran insulin adalah mendorong glukosa
mengandung kromium, yaitu LMWCr (Low masuk ke dalam sel untuk di metabolisme, tetapi
Molecular Weight-Chromium binding substance), karena sel beta rusak maka glukosa tidak dapat
yang disebut kromodulin. Kromodulin tersusun oleh dimetabolisme, melainkan tertumpuk di dalam
oligopeptida dari glisin, sistein, aspartat dan darah (Winarsi, dkk, 2013)
glutamat bersama kromium. Kromodulin berperan
untuk melakukan aktivasi reseptor insulin kinase. Insulin merupakan hormon protein yang
Ikatan kompleks kromodulin berikatan dengan berinteraksi dengan reseptor sel organ target untuk
reseptor insulin dan menjaganya agar tetap dalam meningkatkan permeabilitas membran sel terhadap
kondisi yang aktif sehingga meningkatkan glukosa, sehingga glukosa dapat masuk ke dalam
masuknya glukosa ke dalam sel (Olivia J.P., 2010; sel-sel otot (disimpan sebagai glikogen), dan juga
Unjiati, 2014). Perkiraan mekanisme transport ke dalam sel jaringan lemak (disimpan sebagai
kromium didalam tubuh adalah kromium disimpan trigliserida).
di dalam darah dalam bentuk terikat pada transferin,
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
kompleks kromium-transferin terhubungkan dengan
Wulandari, dkk (2014) menyebutkan adanya
transferin reseptor dan masuk ke dalam sel. Jika
penurunan kadar vitamin C dalam DM tipe 2.
glukosa darah meningkat atau insulin disekresi
Vitamin C secara struktural mirip dengan glukosa,
maka akan meningkatkan kromium ke dalam
dan dapat menggantikan glukosa dalam berbagai
plasma (Linder, 2006).
reaksi kimia, sehingga efektif untuk pencegahan
Mekanisme peran kromium adalah menfasilitasi glikosilasi protein non-enzimatik.
interaksi insulin dengan reseptor ketika glukosa
Asam askorbat (vitamin C), antioksidan non
masuk di permukaan sel. sehingga hal ini dapat
enzimatis, berperan penting dalam melindungi
menurunkan resiko terjadinya penyakit diabetes
kerusakan sel akibat radikal bebas yaitu auto
mellitus.
oksidasi glukosa, glikosilasi protein yang terlibat
Akan tetapi pada penelitian ini menunjukkan dalam pembentukan stress oksidatif dan etiologi
bahwa setelah dilakukan injeksi aloksan tetap terjadinya diabetes mellitus. Vitamin C mengurangi
terjadi penurunan kadar insulin pada masing-masing toksisitas glukosa yang berkontribusi mencegah
tikus wistar, hanya saja pada kelompok kromium penurunan massa sel β dan kadar insulin.
memiliki penurunan kadar insulin yang cukup Berkurangnya kadar glukosa darah karena vitamin
rendah dibandingkan kelompok kontrol. C plasma berperan dalam modulasi kerja insulin
pada penderita diabetes. Peningkatan kerja insulin
PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C yang dimediasi vitamin C terutama disebabkan oleh
TERHADAP KADAR INSULIN peningkatan metabolisme glukosa non-oksidatif.
(Winarsi, dkk, 2013)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
selisih rerata kadar insulin terhadap kelompok Akan tetapi pada penelitian ini tetap
kontrol yaitu sebesar 9,47 ng/dl. Selain itu, menunjukkan bahwa setelah dilakukan injeksi
berdasarkan hasil penelitian menyatakan pula aloksan tetap terjadi penurunan kadar insulin pada
bahwa ada perbedaan antara kelompok vitamin C masing-masing tikus wistar, hanya saja pada
kelompok vitamin C memiliki penurunan kadar
18
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017
insulin yang cukup rendah jika dibandingkan Vitamin E perlu bantuan vitamin C untuk
dengan kontrol. menstabilkan kembali radikal tokoferoksil. Hal ini
sejalan dengan Barasi (2009) bahwa Vitamin E
PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E (sebagai tokoferol) dapat menyumbangkan satu
TERHADAP KADAR INSULIN hidrogen ke radikal lipid peroksil, untuk
menghasilkan lipid hidroperoksida dan radikal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tokoferoksil. Radikal tokoferoksil sukar bereaksi,
selisih rerata kadar insulin terhadap kelompok sehingga membutuhkan vitamin C atau glutation
kontrol yaitu sebesar 6,47 ng/dl. Selain itu, untuk mendaur ulang radikal ini menjadi tokoferol
berdasarkan hasil penelitian menyatakan pula dan dapat berfungsi kembali sebagai antioksidan.
bahwa tidak ada perbedaan antara kelompok
vitamin E dan kelompok kontrol dengan nilai p>α Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini
(p=0,145). Sehingga dapat disimpulkan bahwa vitamin E tidak berbeda nyata atau berpengaruh
pemberian vitamin E tidak memberikan pengaruh terhadap kadar glukosa darah dan insulin tikus
terhadap kadar insulin tikus wistar. wistar. Dalam kerjanya sebagai antioksidan, vitamin
E perlu dikombinasi dengan konsumsi vitamin C
Diabetes pada hewan percobaan yang diinduksi sebagai penstabil radikal yang terbentuk secara
oleh aloksan, terjadi karena gangguan sekresi alami dari vitamin E, sehingga vitamin E dapat
insulin disebabkan oleh kerusakan sel ß pankreas menjalankan fungsinya kembali sebagai antioksidan
oleh akumulasi radikal bebas dari aloksan.
Penghilangan atau pengurangan radikal bebas (efek PENGARUH PEMBERIAN KROMIUM,
antioksidatif) pada sel β kemungkinan dapat VITAMIN C, DAN VITAMIN
menurunkan kerusakan sel β dan memperbaiki ETERHADAP KADAR INSULIN
fungsi insulin sehingga kadar glukosa darah pada
tikus diabetes dapat diturunkan (efek hipoglisemik). Selisih rerata kadar insulin terhadap kelompok
kontrol yaitu sebesar 15,45 ng/dl. Berdasarkan hasil
Vitamin E merupakan antioksidan yang penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan
berperan penting di dalam melindungi susunan antara kelompok kromium, vitamin C, dan vitamin
lipida di dalam sel mitokondria dari kerusakan E dan kelompok kontrol dengan nilai p<α
oksidasi. Proses peroksidasi lipid dapat (p=0,000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
menyebabkan terjadinya kerusakan fungsi sel dan terdapat pengaruh pemberian kromium, vitamin C,
struktur dari membran sel. Membran sel terdiri dari dan vitamin E secara bersama terhadap kadar
asam lemak tidak jenuh ganda yang mudah insulin tikus wistar.
dioksidasi oleh radikal bebas. (Bender, 2010)
Hiperglikemi akan terjadi sesuai dengan derajat
Vitamin E teroksidasi sangat lambat sehingga kerusakan sel beta yang menyebabkan turunnya
memberikan peran yang sangat baik sebagai sekresi insulin. Pelepasan insulin dari sel beta
antioksidan. Dalam kerjanya sebagai antioksidan, pankreas sangat tergantung pada transpor glukosa
vitamin E menonaktifkan radikal bebas yang melewati membran sel dan interaksinya dengan
menyerang jaringan dan mencegah oksidasi dari sensor glukosa yang akan menginduksi peningkatan
asam lemak tidak jenuh. (Schlenker dan Roth, glukokinase. Bila glukosa plasma tinggi maka
2011) sekresi insulin secara normal meningkat dan
glukogenesis hati juga meningkat
Tetapi pada penelitian ini, vitamin E tidak
memiliki pengaruh terhadap kadar glukosa darah Kromium dalam bentuk suplemen maupun
maupun kadar insulin. Hal ini mungkin terjadi makanan paling banyak dalam bentuk trivalen yang
karena vitamin E bekerja sendiri sebagai merupakan bentuk paling stabil. Kromium
antioksidan. Kumalingsih (2007) menyatakan mempunyai fungsi meningkatkan kerja biologis
bahwa kombinasi beberapa jenis antioksidan insulin. Penyerapan kromium berbanding terbalik
memberikan perlindungan yang lebih dengan proporsi kromium yang dikonsumsi karena
baik(sinergisme) terhadap oksidadi dibandingkan penyerapan tubuh terhadap kromium dari makanan
dengan satu jenis antioksidan saja.
19
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017
sangat rendah. Pada penelitian Cefalu dan Hu, 2004 Bender. D. A. 2010. Nutritional Biochemistry of
dalam Unjiati, 2014 menyebutkan bahwa ada The Vitamins. New York. Cambridge
beberapa faktor yang menghambat penyerapan University Press.
kromium yaitu konsumsi itat dan glukosa,
sedangkan penambahan vitamin C, asam amino, British Nutrition Foundation, 2013. Nutrition and
oksalat dapat membantu penyerapan kromium. development: short an long term
consequences for your health. British:
Barasi (2009) menyatakan bahwa Vitamin E blackwell publishing Ltd.
(sebagai tokoferol) dapat menyumbangkan satu
hidrogen ke radikal lipid peroksil, untuk Champe, Pamela C, et al., 2010. Biokimia Ulasan
menghasilkan lipid hidroperoksida dan radikal Bergambar. Jakarta: EGC
tokoferoksil. Radikal tokoferoksil sukar bereaksi,
Desminarti, Susi (dkk). 2012. Efek Bubuk Tempe
sehingga membutuhkan vitamin C atau glutation
Instan Terhadap Kadar Malonaldehid
untuk mendaur ulang radikal ini menjadi tokoferol
(MDA) Serum Tikus Hiperglikemik. Jurnal
dan dapat berfungsi kembali sebagai antioksidan.
Kedokteran Hewan. ISSN: 1978-225X. Vol.
Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 6 No. 2, September 2012
penggunaan secara bersama kromium, vitamin C,
IDF 2013. Diabetic Atlas. Sixth Edition.
dan vitamin E berpengaruh yang paling efektif
www.idf.org/diabetesatlas.
terhadap kadar insulin serum dibandingkan dengan
penggunaan kromium, vitamin C, maupun vitamin Kumalaningsih, Sri. 2007. Antioksidan Alami.
secara terpisah. Surabaya: Penerbit Trubus Agrisarana
Penggunaan secara bersama kromium, vitamin Lingga, Lanny. 2012. Bebas Diabetes Tipe 2 Tanpa
C, dan vitamin E dapat lebih mudah dalam Obat. Jakarta: Agromedia Pustaka
melumpuhkan radikal bebas, sehingga pengurangan
radikal bebas (efek antioksidatif) pada sel β Mutiarani, Anugrah Linda. 2015. Pengaruh
kemungkinan dapat menurunkan kerusakan sel β Pemberian Kromiun (Cr3+), Vitamin C, Dan
dan memperbaiki fungsi insulin sehingga kadar Vitamin E Terhadap Kadar Glukosa Darah
glukosa darah pada tikus diabetes. Dan Insulin Tikus Wistar Jantan (Rattus
Novergicus) Yang Diinduksi Aloksan. Tesis.
KESIMPULAN Universitas Airlangga.
1. Perlakuan yang paling efektif terhadap kadar Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian
insulin tikus wistar adalah dengan pemberian Kesehatan.Jakarta: PT. Rineka Cipta
kromium, vitamin C, vitamin E secara bersama-
sama Perkumpulan Endrokinologi Indonesia (Perkeni).
2011. Konsensus Pengendalian dan
2. Ada perbedaan secara bermakna kadar insulin Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe2 di
tikus wistar antara kelompok kontrol dan Indonesia. Jakarta: PB Perkeni.
kelompok perlakuan, kecuali pada kelompok
perlakuan vitamin E Putri, Desak Ketut (Dkk). 2014. Pengaruh
Pemberian Infusum Daun Salam (Eugenia
SARAN Polyantha) Terhadap Kadar Glukosa Darah
Tikus (Rattus Norwegicus) Yang Diinduksi
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan Alloksan. Veterinaria Medika Vol 7, No. 1,
dosisvitamin C, vitamin E dan kromium yang lebih Pebruari 2014.
tinggi dan jangka waktu yang lebih lama.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Badan
DAFTAR PUSTAKA penelitian dan pengembangan kesehatan
kementrian kesehatan RI.
Barasi, Mary E., 2009. At a Glance Ilmu Gizi.
Jakarta: Penerbit Erlangga
20
Medical and Health Science Journal, Vol. 1, No. 1
February 2017
Schlenker, Eleanor D.; dan Roth, Sara Long. 2011. Winarsi, Hery, dkk. 2013. Ekstrak Daun Kapulaga
Williams’ Essentials of Nutrition and Diet Menurunkan Indeks Atherogenik Dan Kadar
Therapy. USA: Mosby, Elsevier Gula Darah Tikus Diabetes Induksi Alloxan.
Jurnal Agritech. Vol. 33, No. 3, Agustus
Soekatri, M., Kartono, J. 2012. Angka Kecukupan 2013.
Gizi Mineral: Kalsium, Fosfor, Magnesium,
Tembaga, Kromium, Besi, Iodium, Seng, Wulandari, Eshti dan Wirawani, Yekti. 2014.
Selenium, Mangan, Flurida, Natrium dan Pengaruh Pemberian Brokoli Kukus
Kalium (WNPG 2012). Jakarta (Brassica Oleracea) Terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa Wanita Prediabetes.
Suarsana, I. Nyoman, dkk. 2010. Sintesis Glikogen Journal of Nutrition College, Volume 3,
Hati dan Otot pada Tikus Diabetes yang Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 547-553.
Diberi Ekstrak Tempe. Jurnal Veteriner.
ISSN: 1411-8327. Vol 11 No. 3: 190-195 Yuliani Dwi (Dkk). 2011. Pengaruh Pemberian Jus
Brokoli (Brassica Oleracea L. Var. Italica)
Unjiati. 2014. Perbedaan Kadar Kromium dan Zinc Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah
dalam Darah Penderita Diabetes tipe 2 dan Tikus Putih (Rattus Norvegicus Strain
Non Diabetes di Rumah Sakit Umum Haji Wistar) Model Diabetes Mellitus. Jurnal
Surabaya. Tesis. Fakultas Kesehatan Kedokteran Brawijaya.
Masyarakat. Universitas Airlangga
21