Anda di halaman 1dari 3

Permana MY, Harinda F, Yusri A, Rozaliyani A.

Celetukan Beracun: Pendiskreditan Dokter pada Second ISSN 2598-179X (cetak)


Opinion. JEKI. 2019;3(2):53–5. doi: 10.26880/jeki.v3i1.35. ISSN 2598-053X (online)

Celetukan Beracun: Pendiskreditan Dokter


pada Second Opinion
Muhammad Yadi Permana1,2, Fadlika Harinda, Azharul Yusri1, Anna Rozaliyani1,3
1
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia
2
Kelompok Staf Medis (KSM) Bedah RSUP Fatmawati
3
Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Kata Kunci Abstrak Tidak jarang pasien berpindah dokter dalam upaya
Etik, informasi, kesejawatan, pindahmendapat informasi medis mengenai penyakit yang dideritanya.
dokter, rujukan Informasi yang disampaikan secara kurang tepat oleh dokter lainnya
Korespondensi dapat menimbulkan ketidakpercayaan pasien terhadap dokter yang
annaroza1110@gmail.com dikunjungi sebelumnya. Di sisi lain, praktik kedokteran bersifat
Publikasi kompleks dan dalam menghadapi kasus berbagai pendekatan
© 2019 JEKI/ilmiah.id
dapat dilakukan. Perbedaan antar literatur juga memperkaya
DOI
khasanah pendekatan klinis. Dalam menghadapi kasus seperti ini,
10.26880/jeki.v3i2.35
nilai kesejawatan harus dijunjung. Seorang dokter harus menjaga
Tanggal masuk: 10 Agustus 2019 martabat dan keluhuran profesi dengan mengedepankan nilai
Tanggal ditelaah: 12 Oktober 2019 kesejawatan. Apabila dokter merasa janggal terhadap pendekatan
Tanggal diterima: 17 November 2019 medis yang dilakukan oleh teman sejawatnya, tidak boleh langsung
Tanggal publikasi: 30 Desember 2019 mengutarakan kepada pasien yang awam dan berisiko tinggi
untuk salah menginterpretasi informasi tersebut. Dokter perlu
berkomunikasi pribadi dengan teman sejawat yang bersangkutan
untuk mengingatkan teman sejawatnya bila hal yang dilakukan
berpotensi menimbulkan kerugian. Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran (MKEK) dapat berperan sebagai mediator dalam
melakukan pembinaan profesi agar tidak terjadi pelanggaran etik
terkait dengan perilaku kesejawatan.

Abstract It is not uncommon for patients to change doctors in effort to obtain medical information
about their illness. Information delivered incorrectly by previously visited doctors can lead to mistrust
of the patient towards them. On the other hand, the practice of medicine is complex; various approaches
can be made in dealing with single case. Differences between literatures also enrich the repertoire of
clinical approaches. In dealing with such cases, we have to uphold the value of colleagues. A doctor
must maintain the dignity and nobleness of his profession by promoting the value of colleagueship. If a
doctor thinks that the medical approach taken by his colleague is inaccurate, it should not be directly
told to patients who are lay and at high risk for misinterpreting the information. The doctor needs
to communicate privately with the colleague concerned to remind his colleagues if his medical advices
has the potential to cause harm. The Medical Ethics Council of Honor (MKEK) can play a role as
mediator to avoid ethical violations related to peer behavior.

Dalam prinsip etika kedokteran, dikenal lain untuk mendapatkan informasi medis dari
asas otonomi, yaitu adanya kebebasan bagi dokter tersebut. Sayangnya, informasi antara satu
pasien untuk menentukan pelayanan yang dokter dengan dokter lainnya bila disampaikan
dihendaki oleh pasien. Salah satu contoh dari secara kurang tepat berdampak menjatuhkan
asas tersebut adalah kebebasan bagi pasien untuk sehingga timbul rasa ketidakpercayaan dari
memperoleh informasi medis mengenai penyakit pasien terhadap salah satu dokter. Hal ini dapat
yang dideritanya. Hal ini dapat diperoleh dari berujung fatal di mana dokter berisiko untuk
pencarian melalui mesin pencari, seperti google. menghadapi tuntutan hukum bahkan disertai
Selain itu, pasien juga dapat mendatangi dokter dengan tindak terorisme atau kekerasan oleh
Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 3 No. 2 Des 2019 53
Celetukan Beracun: Pendiskreditan Dokter pada Second Opinion

masyarakat. Lantas di mana peran kesejawatan Berdasarkan Undang-Undang dan Pasal


antar profesi dokter bila dihadapkan dengan Kode Etik Kedokteran Indonesia ,pasien
situasi demikian? memiliki hak untuk mendapatkan konsultasi
Awal tahun 2017, dibuka dengan medis dari dokter lain mengenai penyakit yang
berita terjadinya anarkisme oleh masyarakat dideritanya. Seringkali terdapat perbedaan
terhadap sebuah klinik. Dikabarkan tindakan pendapat antara dokter satu dengan dokter yang
tersebut terjadi karena adanya kekecewaan lainnya, yang terkadang dapat menimbulkan
dari masyarakat setempat terhadap pelayanan berbagai persepsi pada pasien. Oleh karena
kesehatan yang dianggap menyebabkan itu perlu dibuat Tinjauan Etik Kesejawatan
terjadinya kematian balita. Menurut MKEK Dokter untuk menjaga kehormatan sejawat
wilayah domisili klinik tersebut, kekecewaan dan kepercayaan pasien terhadap profesi sesuai
masyarakat berawal dari adanya ‘celetukan’ dengan yang telah disebutkan dalam Kode Etik
dari dokter fasilitas pelayanan kesehatan lain Kedokteran Indonesia.
yang memberikan pernyataan bahwa dosis obat
yang diberikan oleh dokter di klinik tersebut Tinjauan etik kesejawatan dokter
melebihi takaran yang seharusnya. Praktik kedokteran merupakan sesuatu
Adanya informasi yang didapat dari pihak yang kompleks dan tidak ada seorang pun yang
lain kemudian menjadi bumerang di mana kompeten atau mampu melayani semua aspek
masyarakat secara serta merta beranggapan kepentingan medis dan kesejahteraan pasien
telah terjadi malapraktik di klinik tersebut. sendirian. Adanya kerjasama multidisiplin
Kekecewaan masyarakat kemudian berujung sangat penting dan diperlukan baik dalam
pada amarah tak tertahankan hingga pengiriman/perujukan maupun koordinasi
menimbulkan kekerasan yang berakibat perawatan. Koordinasi perawatan yang baik dan
hancurnya bangunan klinik. integrasi antara tim medis mampu mengurangi
risiko malapraktik medis.2 Kewajiban saling
Hak pasien dalam pelayanan kesehatan menjaga harkat dan martabat kedokteran
Dalam hubungan dokter dan pasien, menimbulkan kekokohan korsa profesi.3
pasien memiliki hak untuk memilih layanan Seorang dokter seyogyanya tidak memberikan
kesehatan. Hal ini sesuai dengan Undang komentar secara tidak bijak atau berkomentar
Undang no. 44 Tahun 2009 tentang Rumah negatif atas terapi yang diberikan teman
Sakit, bagian empat pasal 32 poin H tentang hak sejawatnya, tanpa mengetahui dasar kebijakan
pasien menyebutkan: „Setiap pasien memiliki atau metodologi yang sesungguhnya.1
hak meminta konsultasi tentang penyakit yang Seorang dokter wajib mengingatkan
dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai teman sejawatnya agar yang bersangkutan
Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun tidak terjebak dalam kekeliruan medik (medical
di luar Rumah Sakit.” error) yang secara sadar atau tidak sadar akan
Dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia berpotensi menimbulkan kerugian bagi
(KODEKI) Tahun 2012 pasal 9 dan 10, pasien, menurunkan martabat profesi, hingga
disebutkan bahwa seorang dokter wajib bersikap menimbulkan pelanggaran hukum yang dapat
jujur terhadap pasien dan sejawatnya. Seorang menyebabkan kehinaan profesi.4 Akan tetapi,
dokter wajib mengingatkan sejawatnya pada untuk menjaga akuntabilitas sejawat di mata
saat menangani pasien bila dia mengetahui sejawat lain sebagai sesama pemberi pelayanan
sejawat tersebut memiliki kekurangan dalam maupun di mata pasien, dalam mengingatkan
karakter/kompetensi, atau melakukan tindak teman sejawat seorang dokter wajib untuk tidak
penipuan/penggelapan. Seorang dokter juga melakukannya di depan pasien sejawat tersebut.
wajib menghormati hak-hak pasien, teman Organisasi profesi kedokteran memiliki
sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya. etika sosial/kesejawatan yang unik. Konteks
Selain itu dokter wajib menjaga kepercayaan kesejawatan dalam hal ini adalah kesetaraan
pasien terhadap profesi.1 hubungan antar sejawat. Sesama dokter sebagai
54 Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 3 No. 2 Des 2019
Permana MY, Harinda F, Yusri A, dan Rozaliyani A

sejawat memiliki golden rule di mana seorang kualitas yang buruk. Dokter cukup mengatakan
dokter memperlakukan teman sejawatnya bahwa ia akan memberikan pengobatan
sebagaimana ia ingin diperlakukan. Setiap dengan cara yang berbeda karena pendekatan
dokter harus mampu menahan diri untuk yang dilakukan berbeda dari sebelumnya
tidak membuat sulit, bingung, kecewa/marah dengan harapan pengobatan yang baru mampu
sejawatnya sehingga terwujud organisasi profesi memberikan respons yang lebih baik untuk
yang tangguh. pasien yang bersangkutan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan Perlu dipertimbangkan agar MKEK
adalah menghindari perbuatan ‘non- dapat berperan sebagai mediator dalam
kolegial’ seperti mengejek teman sejawat dan melakukan pembinaan profesi agar tidak terjadi
mempergunjingkan dengan pasien atau orang pelanggaran etik berulang-ulang terkait dengan
lain tentang perbuatannya yang dianggap perilaku kesejawatan di Indonesia. Adapun
kurang benar. Selain itu seorang dokter harus dalam penanganan kasus sulit, sebaiknya
menghindarkan diri dari mencemarkan nama dibentuk tim dokter multidisiplin sehingga
baik teman sejawat karena hal tersebut secara pasien mendapatkan pelayanan terbaik dan
tidak langsung dapat mencemarkan nama baik risiko timbulnya ‘celetukan beracun’ dapat
sendiri, ibarat seperti peribahasa “menepuk air diminimalisasi.
di dulang terpercik muka sendiri” dengan adanya
keterlibatan aspek hukum di dalamnya. KONFLIK KEPENTINGAN
Seorang dokter harus memahami bahwa
pada umumnya masyarakat belum begitu Tidak ada konflik kepentingan pada
memahami tentang hubungan yang begitu penulis yang terlibat dalam artikel ini.
erat antara dokter dengan dokter, sehingga
mereka kadang-kadang melakukan sesuatu yang REFERENSI
cenderung mengadu domba di mana seorang
pasien mengunjungi dua atau tiga dokter untuk 1. Kode etik kedokteran Indonesia tahun
meminta pendapat terkait penyakitnya dan 2012. Jakarta: 2012
pada akhirnya memilih dokter yang dalam
2. Rodriguez HP, Rodday AMC, Marshall RE,
ucapan dan perbuatannya sesuai dengan selera
et al. Relation of patients’ experience with
dan harapannya. Pada kasus lainnya sering kali
individual physicians risk to malpractice risk.
juga disertai oleh timbulnya tuntutan terhadap
Int J for Qual Health Care 2008; 20(1):5-12.
dokter lainnya.
https://doi.org/10.1093/intqhc/mzm065
Seorang dokter juga jangan sampai
mengomentari sejawatnya yang lain melalui 3. Thirumoorthy T. The professional role of
media termasuk media sosial.5 the doctor as a colleague. SMA news. SMA;
Singapore: 2012.
KESIMPULAN 4. Bryden P, Ginsburg S, et al. Professing
Professionalism: Are we our own worst
Dalam bentuk apapun seorang dokter
enemy? Faculty member’s experiences of
tidak diperbolehkan merendahkan sesama
teaching and evaluating professionalism in
sejawatnya di hadapan pasien. Ketentuan
medical education at one school. Acad Med
ini berlaku bukan hanya pada waktu terjadi
2010; 85:1025-34. https://doi.org/10.1097/
‘kunjungan second opinion’, melainkan pada
ACM.0b013e3181ce64ae
setiap kondisi lainnya pula. Bila seorang dokter
merasa perlu memberikan pengobatan dengan 5. Prawiroharjo P, Libritany N. Tinjauan etika
strategi pengobatan yang berbeda dengan teman penggunaan media sosial oleh dokter. JEKI.
sejawat lain, ia tidak diperbolehkan untuk 2017;1(1):31–4. https://doi.org/10.26880/
mengatakan bahwa pengobatan yang diterima jeki.v1i1.7.
pasien sebelumnya adalah pengobatan dengan
Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 3 No. 2 Des 2019 55

Anda mungkin juga menyukai