Dalam hal ini terhadap barang yang diterima dicatat sebesar harga penilaian, yang
dianggapnya sebagai “Cost” (estimated cost), sedangkan harga yang diterima menurut tawar
menawar dalam perjanjian Trade-In bukan merupakan “Cost” tetapi merupakan harga
pertukarannya.
Perbedaan antara estimated cost dengan harga pertukaran dicatat dalam rekening
“Cadangan Selisih Harga Pertukaran”
Contoh 3 :
Seorang pedagang mobil memiliki sebuah mobil baru dengan harga pokok Rp. 1.000.000
dijual kepada seorang pembeli dengan perjanjian penjualan angsuran seharga Rp. 1.500.000. sebagai
pembayaran pertama (Down payment) di pembeli menyerahkan sebuah mobil bekas dan setuju
dihargai Rp. 400.000. Diperkirakan biaya-biaya yang diperlukan untuk perbaikan mobil bekas
tersebut Rp. 50.000, sedangkan harga penjualan normal setelah diperbaiki adalah Rp. 375.000.
Pedagang mobil tersebut mengharapkan laba normal 25% dari harga penjualan mobil - mobil bekas.
Maka perhitungannya :
Apabila si pembeli gagal untuk memenuhi kewajibannya seperti yang tercantum di dalam
surat perjanjian penjualan angsuran, maka barang-barang yang bersangkutan ditarik dan dimiliki
oleh si penjual.
Dalam hal ini pencatatan, yang harus dilakukan dalam buku-buku si penjual akan menyangkut :
Contoh 4 :
Pada tahun 1982, seorang langganan PT Karya Bhakti pada contoh no.2, telah gagal dan
tidak dapat memenuhi kewajibannya. Langganan tersebut membeli barang-barang pada tahun 1981
seharga Rp 20.000. Dari jumlah harga tersebut telah dibayar oleh langganan yang bersangkutan
sebesar Rp 10.000.
Barang-barang kemudian ditarik dan dimiliki kembali oleh PT Karya Bhakti dan nilainya ditaksir
sebesar Rp 9.000 dengan sudah memperhitungkan cadangan untuk perbaikan-perbaikan dan
keuntungan normal diharapkan apabila dijual lagi.
Pencatatan yang dilakukan dalam buku-buku PT Karya Bhakti Semarang, adalah sebagai berikut :
Persediaan barang dagangan pemilikan kembali Rp 9.000
Laba kotor yang belum direalisasi tahun 1980 Rp 3.500
Laba karena pemilikan kembali Rp 2.500
Piutang penjualan angsuran tahun 1981 Rp 10.000
Maka Perhitungannya :
Contoh 5 :
Misalnya pada tanggal 1 Januari 1980 telah dijual sebuah mesin dengan harga Rp. 1.250.000
atas dasar penjualan angsuran. Uang muka(down payment) Rp. 350.000, sedang sisanya dibayar
dalam waktu 1 tahun dengan 6 kali angsuran (setiap 2 bulan) dan bunga ditetapkan sebesar 12%
setahun. Harga pokok mesin tersebut adalah Rp. 750.000. Pembayaran yang akan dilakuka sesuai
dengan 4 cara seperti diterangkan didepan, akan tertera perhitungan dan pencatatan berikut ini :
Maka perhiungannya :
Harga jual mesin Rp. 1.250.000
Uang Muka (down payment) Rp. 350.000
Dibayar 6 kali angsuran tiap-tiap 2 bulan Rp. 900.000
Besarnya pembayaran setiap kali angsuran Rp. 150.000
1. Bunga Periodik diperhitungkan dari sisa harga kontrak pada setiap awal periode angsuran
2
*) 12% x 12
x Rp 900.000 = Rp 18.000
2
**) 12% x 12
x Rp 150.000 = Rp 3.000
2. Bunga diperhitungkan dari setiap angsuran yang harus dibayar atas dasar jangka waktu
angsuran yang bersangkutan
Bunga dari
tanggal transaksi
sampai dengan
Tanggal tanggal Angsuran atas Jumlah Sisa harga
Pembayaran pembayaran (1% Harga kontrak Pembayaran Kontrak
perbulan
2
*) 12% x 12
x Rp 150.000 = Rp 3.000
12
**) 12% x x Rp 150.000 = Rp 18.000
12
3. Pembayaran angsuran periodik dilakukan dalam jumlah yang sama, di mana di dalamnya
sudah diperhitungkan angsuran pokok dan bunga
Metode ini lebih dikenal dengan nama “metode anuitet”. Disini jumlah pembayaran
angsuran dari periode ke periode jumlahnya tetap sama.
Dalam jumlah tersebut sudah diperhitungkan :
a. Pembayaran bunga atas sisa Harga kontrak, dan
b. Angsuran atas harga kontrak itu sendiri.
Cara menghitung jumlah anuitet ini mempergunakan bantuan rumus matematik dengan
dahulu mencari anuitetnya.
Adapun rumus faktor anuitet tersebut adalah sebagai berikut :
1
𝐴=1−
(1 + 𝑖)𝑛
i
keterangan :
A = Anuitet
i = Tingkat bunga
n = Jangka waktu berlangsungnya kontrak penjualan angsuran
1
(1+𝑖)𝑛
= Nilai tunai (present value)
Apabila sudah dietahui faktor anuitetnya, maka jumlah pembayaran cicilannya dihitung
sebagai berikut :
Sisa Harga Kontrak
Jumlah Pembayaran Angsuran =
Faktor Anuitet
2
*) 12% x 12
x Rp 900.000 = Rp 18.000
2
**) 12% x x Rp 757.327 = Rp 15.146
12