Akhlak Lingkungan
Akhlak Lingkungan
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada kami. Sehingga kami mampu
menyelesaikan Makalah Akhlak tentang “Akhlak Terhadap Lingkungan” ini
sesuai waktu yang kami rencanakan. Makalah ini kami buat untuk memenuhi
salah satu syarat penilaian mata kuliah Akhlak.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai akhlak terhadap lingkungan dan
semoga dapat di implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Kami
mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Demikianlah
makalah ini dibuat,semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian.
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................3
PENDAHULUAN ..................................................................................................3
BAB II .....................................................................................................................5
PEMBAHASAN .....................................................................................................5
KESIMPULAN .....................................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
sebagai khalifah dibumi, sebagaimana yang telah Allah terangkan di dalam
Alquran. Allah berfirman :
Dari uraian tersebut, maka Allah, akhlak, dan manusia merupakan suatu
ikatan yang saling berhubungan. Dengan demikian dapat dilihat bahwa manusia
dalam meningkatkan keimanan dan wujud ketaatan seorang hamba terhadap
4
tuhannya dapat digambarkan melalui akhlak yang ada pada manusia dalam
kehidupan sehari-hari.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.1 Pengertian
Akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu jama’ dari kata “khuluq” ( ) خلوقyang
memiliki berarti perangai atau yang mencakup diantaranya: sikap, prilaku, sopan,
tabi’at, etika, karakter, kepribadian, moral dll. Menurut Prof.Dr. Ahmad Amin
akhlak ialah kebiasaan kehendak. Sama artinya bahwa apabila kehendak
dibiasakan akan sesuatu maka kebiasaannya itu yang di sebut akhlak.2
Sedangkan pengertian lingkungan adalah semua hal atau faktor luar yang
memengaruhi suatu organisme; faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup
(biotic factor) atau variabel-variabel yang tidak hidup (abiotic factor).3 Jadi
akhlak terhadap lingkungan yaitu sikap kita terhadap lingkungan. Manusia tidak
dibolehkan memanfaatkan sumber daya alam dengan mengeksploitasi secara
berlebih-lebihan, sehingga timbul ketidakseimbangan alam dan kerusakan bumi.
3 Agoes Soegianto. Ilmu Lingkungan, Sarana Menuju Masyarakat Berkelanjutan. Surabaya: Airlangga
University Press, 2010, hlm. 1
6
Oleh karena itu, orang-orang yang suka melakukan kerusakan di muka
bumi harus diwaspadai, Allah Swt berfirman:
Dan apabila ia (munafik) berpaling (dari kamu), ia berjalan di muka bumi
untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan
binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan (QS 2: 205)
3. Tidak Boleh Buang Air di Jalan, Tempat Bernaung dan Dekat Sumber
Air
7
Terwujudnya lingkungan yang indah, bersih, dan nyaman adalah impian
setiap orang, karena itu perilaku mengotori lingkungan harus di hentikan. Salah
satu bentuk mengotori lingkungan yaitu dengan buang air sembarangan.
Rasulullah Saw melarang siapapun untuk membuang air di jalan, tempat
bernaung maupun dekat sumber air, Rasulullah Saw bersabda:
Takutlah kepada dua hal yang dilaknati. Mereka (sahabat) bertanya:
Apakah dua hal yang dilaknati itu, ya Rasulullah?. Rasulullah Saw menjawab:
Orang yang membuang hajat di jalan umum atau di bawah pohon tempat
orang berteduh (HR. Muslim).
Hal ini selain mengotori lingkungan juga dapat mengganggu orang lain yang
hendak melewati jalan atau ingin berteduh di bawah pohon, sedangkan larangan
buang air di dekat sumber air karena dikhawatirkan sumber air tersebut terkena
percikan atau bahkan sebagian kotoran tsb.
Dalam islam ada istilah ihya al mawaat, yang merupakan istilah untuk
syariat dalam memanfaatkan dan mengolah bumi secara individu ataupun kolektif
untuk kemaslahatan manusia. Pemanfaatan itu dapat berupa merubah lah kosong
menjadi produktif dengan ditanami sayur-mayur ataupun tanaman lainnya
sehingga lahan tersebut menjadi bernilai dan menjadikannya sebagai usaha
sekaligus sebagai upaya konservasi.4
Rosulullah memberikan motivasi dalam hal ini dapat kita lihat dalam
statement Beliau dalam sebuah hadis yang shohih yang artinya:
“Dari sa’id bin Zaid dari Nabi bersabda:Barang siapa mengolah tanah yang
mati ( gersang ) maka ia menjadi miliknya”. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
4Ulin Niam Masruri, “Pelestarian Lingkungan dalam Perspektif Sunnah” Jurnal at-Taqaddum, Vol. 6, No. 2,
2014, Hal. 421.
8
5. Tidak Menggunakan Air Secara Boros.
Hal lain yang tak kalah penting yaitu hemat dalam penggunaan air. Bahkan
untuk wudhu sekalipun Rasulullah mengajarkan untuk menggunakan sedikit
air. Membasuh anggota tubuh di perbolehkan maksimal 3 kali saja. Hal ini
seperti hadis yang artinya :
Datang seorang Badui kepada Nabi Saw, kemudian bertanya kepada beliau
tentang wudhu, maka Nabi Saw memperlihatkan padanya tiga kali, tiga kali,
lalu sabda: “Inilah wudhu, siapa yang lebih berarti telah berbuat keburukan
dan kezaliman (HR. Nasa’I, Ahmad dan Ibnu Majah).
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak
sama rasanya. Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia
berbuah, dan tunaikanlah haknya dari memetik hasilnya (zakat); dan
janganlah kamu berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
yang berlebih-lebihan (QS 6:141).
Dalam islma ada namanya hadd al-kifayah yaitu standar kebutuhan yang
layak. Ini merupakan salah satu konsep mengenai pemanfaatan alam. Manusia
tidak boleh mengambil atau mengeksploitasi lingkungan secara berlebihan
melebihi standar kebutuhan yang layak. Aspek keberlanjutan kehidupan,
9
keseimbangan ekosistem dan kelestarian alam harus dipertimbangkan dalam
memanfaatkan lingkungan sekitar.
10
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Manusia sebagai khalifah di bumi telah diberi oleh Allah kemampuan dan
akal yang harus digunakan untuk salah satunya merawat dan menjaga lingkungan
hidup. Janganlah membuat kerusakan di muka bumi ini , tidak boleh
mengeksploitasi secara besar-besaran hanya untuk kepentingan nafsu serakah.
Contohnya menebang pohon sembarangan dan tidak mau untuk menanamnya
kembali, hal itu akan berakibat buruk dan mendatangkan bencana untuk alam
sekitar.
11