Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada kami. Sehingga kami mampu
menyelesaikan Makalah Akhlak tentang “Akhlak Terhadap Lingkungan” ini
sesuai waktu yang kami rencanakan. Makalah ini kami buat untuk memenuhi
salah satu syarat penilaian mata kuliah Akhlak.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai akhlak terhadap lingkungan dan
semoga dapat di implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Kami
mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Demikianlah
makalah ini dibuat,semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian.

Yogyakarta, 5 Mei 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

BAB I ......................................................................................................................3

PENDAHULUAN ..................................................................................................3

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................4

1.3 Tujuan ...............................................................................................................4

BAB II .....................................................................................................................5

PEMBAHASAN .....................................................................................................5

Akhlak Terhadap Lingkungan.................................................................................5

2.1 Pengertian ..........................................................................................................5

2.2 Bentuk-Bentuk Akhlak Terhadap Lingkungan .................................................6

BAB III .................................................................................................................10

KESIMPULAN .....................................................................................................10

3.1 KESIMPULAN ...............................................................................................10

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhlak pada dasarnya merupakan landasan dasar utama bagi setiap


manusia. Dimana akhlak berperan sebagai penentu kapasitas penilaian manusia.
Secara etimologis akhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.1 Allah telah menjadikan manusia

1 Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.A.

3
sebagai khalifah dibumi, sebagaimana yang telah Allah terangkan di dalam
Alquran. Allah berfirman :

ِ ‫َخ ِليفَة أاْل َ أر‬


‫ض فِي َجا ِعل ِإنِي‬

Artinya: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di


muka bumi.”

Kekkhalifan sendiri itu mengarah pada adanya interaksi antara manusia


dengan sang pencipta, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan
lingkungannya. Antara manusia dengan lingkungannya dalam kekhalifan
bermaksud pada konteks pemeliharaan agar manusia dapat menjaga lingkungan
alam dengan baik.

Hakikatnya akhlak yang sesuai terhadap lingkungan yakni dengan menjaga


suasana lingkungan alam agar tetap indah, memelihara agar tetap nyaman
memberikan kesegaran, kedamaian. Jika lingkungan tidak dijaga dengan baik
maka dampak buruk seperti polusi akan berpengaruh buruk terhadap manusiia itu
sendiri.

Allah SWT., menciptakan alam semesta adalah untuk hamba-Nya. Oleh


karena itu, al-qur’an memerintahkan manusia untuk menjaga alam ini dengan
baik, agar manusia dapat mengambil manfaat dalam kehidupan. Serta agar
manusia mampu menambah keyakinan terhadap kekuasaan Allah.

Manusia memiliki tugas dan kewajiban terhadap lingkungan hidup, yaitu


memeliharanya dengan baik. Dan manusia dapat mengambil manfaat dari segala
apa yang ada di bumi untuk kehidupannya. Agama islam dalam
menyempurnakan keimanan manusia sangat erat hubungannya dengan akhlak
setiap hamba dan kaitannya terhadap alam semesta.

Dari uraian tersebut, maka Allah, akhlak, dan manusia merupakan suatu
ikatan yang saling berhubungan. Dengan demikian dapat dilihat bahwa manusia
dalam meningkatkan keimanan dan wujud ketaatan seorang hamba terhadap

4
tuhannya dapat digambarkan melalui akhlak yang ada pada manusia dalam
kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan akhlak terhadap lingkungan

2. Apa saja bentuk akhlak terhadap lingkungan

1.3 Tujuan

Tujuan dari memahami materi ini adalah :

a. Dapat mengetahui bentuk-bentuk akhlak terhadap lingkungan


b. Dapat menerapkan akhlak terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-
hari

BAB II
PEMBAHASAN

Akhlak Terhadap Lingkungan

5
2.1 Pengertian

Akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu jama’ dari kata “khuluq” ( ‫ ) خلوق‬yang
memiliki berarti perangai atau yang mencakup diantaranya: sikap, prilaku, sopan,
tabi’at, etika, karakter, kepribadian, moral dll. Menurut Prof.Dr. Ahmad Amin
akhlak ialah kebiasaan kehendak. Sama artinya bahwa apabila kehendak
dibiasakan akan sesuatu maka kebiasaannya itu yang di sebut akhlak.2
Sedangkan pengertian lingkungan adalah semua hal atau faktor luar yang
memengaruhi suatu organisme; faktor-faktor ini dapat berupa organisme hidup
(biotic factor) atau variabel-variabel yang tidak hidup (abiotic factor).3 Jadi
akhlak terhadap lingkungan yaitu sikap kita terhadap lingkungan. Manusia tidak
dibolehkan memanfaatkan sumber daya alam dengan mengeksploitasi secara
berlebih-lebihan, sehingga timbul ketidakseimbangan alam dan kerusakan bumi.

2.2 Bentuk-Bentuk Akhlak Terhadap Lingkungan

1. Keharusan Menjaga Lingkungan Hidup

Manusia diharuskan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Karenanya,


barangsiapa yang merusak alam atau lingkungan dianggap hal yang tidak baik,
bahkan orang munafik sekalipun tidak mau dituduh merusak lingkungan
padahal sebenarnya mereka telah melakukan kerusakan. Sebgaimana terdapat
dalam surah Al-Baqarah ayat 11-12 yang artinya
Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: Sesungguhnya kami orang yang
mengadakan perbaikan. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang
yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari (QS 2: 11-12).

2 Buku Al Islam dan Kemuhammadiyahan 2, hlm. 2

3 Agoes Soegianto. Ilmu Lingkungan, Sarana Menuju Masyarakat Berkelanjutan. Surabaya: Airlangga
University Press, 2010, hlm. 1

6
Oleh karena itu, orang-orang yang suka melakukan kerusakan di muka
bumi harus diwaspadai, Allah Swt berfirman:
Dan apabila ia (munafik) berpaling (dari kamu), ia berjalan di muka bumi
untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan
binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan (QS 2: 205)

2. Anjuran Menanam Pohon


Menanam pohon merupakan hal yang sangat penting saat ini, dikarenakan
semakin hari semakin banyak saja gas-gas beracun dan asap yang bertebaran
dan akhirnya kita hirup bebas di lingkungan sekitar. Agar kehidupan ini
seimbang perlu adanya tambahan pasokan oksigen dari pohon agar kita tetap
bisa hidup dengan sehat.
Selain untuk menambah pasokan oksigen di udara, pohon juga akan
menyerap air ke tanah lebih banyak dan mencegah terjadinya banjir. Pohon
yang besar juga dapat membuat udara menjadi tidak terlalu panas, buah yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan, serta kayunya dapat diolah dikemudian hari.
Anjuran menamam pohon ini terdapat dalam hadist Nabi Saw :
Jika hari kiamat datang dan pada tangan seseorang diantara kamu
terdapat sebuah bibit tanaman, jika ia mampu menanamnya sebelum
datangnya kiamat itu, maka hendaklah ia menanamnya (HR. Imam Ahmad )
Manakala pohon yang ditanam itu menghasilkan buah yang banyak, maka
pahala untuk orang yang menanam pohon itu akan lebih besar lagi, Rasulullah
Saw bersabda:
Tidak seorangpun menanam tanaman, kecuali ditulis baginya pahala
sesuai dengan buah yang dihasilkan oleh tanaman itu (HR. Ahmad).

3. Tidak Boleh Buang Air di Jalan, Tempat Bernaung dan Dekat Sumber
Air

7
Terwujudnya lingkungan yang indah, bersih, dan nyaman adalah impian
setiap orang, karena itu perilaku mengotori lingkungan harus di hentikan. Salah
satu bentuk mengotori lingkungan yaitu dengan buang air sembarangan.
Rasulullah Saw melarang siapapun untuk membuang air di jalan, tempat
bernaung maupun dekat sumber air, Rasulullah Saw bersabda:
Takutlah kepada dua hal yang dilaknati. Mereka (sahabat) bertanya:
Apakah dua hal yang dilaknati itu, ya Rasulullah?. Rasulullah Saw menjawab:
Orang yang membuang hajat di jalan umum atau di bawah pohon tempat
orang berteduh (HR. Muslim).
Hal ini selain mengotori lingkungan juga dapat mengganggu orang lain yang
hendak melewati jalan atau ingin berteduh di bawah pohon, sedangkan larangan
buang air di dekat sumber air karena dikhawatirkan sumber air tersebut terkena
percikan atau bahkan sebagian kotoran tsb.

4. Memanfaatkan Tanah Tandus

Dalam islam ada istilah ihya al mawaat, yang merupakan istilah untuk
syariat dalam memanfaatkan dan mengolah bumi secara individu ataupun kolektif
untuk kemaslahatan manusia. Pemanfaatan itu dapat berupa merubah lah kosong
menjadi produktif dengan ditanami sayur-mayur ataupun tanaman lainnya
sehingga lahan tersebut menjadi bernilai dan menjadikannya sebagai usaha
sekaligus sebagai upaya konservasi.4
Rosulullah memberikan motivasi dalam hal ini dapat kita lihat dalam
statement Beliau dalam sebuah hadis yang shohih yang artinya:
“Dari sa’id bin Zaid dari Nabi bersabda:Barang siapa mengolah tanah yang
mati ( gersang ) maka ia menjadi miliknya”. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

4Ulin Niam Masruri, “Pelestarian Lingkungan dalam Perspektif Sunnah” Jurnal at-Taqaddum, Vol. 6, No. 2,
2014, Hal. 421.

8
5. Tidak Menggunakan Air Secara Boros.
Hal lain yang tak kalah penting yaitu hemat dalam penggunaan air. Bahkan
untuk wudhu sekalipun Rasulullah mengajarkan untuk menggunakan sedikit
air. Membasuh anggota tubuh di perbolehkan maksimal 3 kali saja. Hal ini
seperti hadis yang artinya :
Datang seorang Badui kepada Nabi Saw, kemudian bertanya kepada beliau
tentang wudhu, maka Nabi Saw memperlihatkan padanya tiga kali, tiga kali,
lalu sabda: “Inilah wudhu, siapa yang lebih berarti telah berbuat keburukan
dan kezaliman (HR. Nasa’I, Ahmad dan Ibnu Majah).

6. Boleh Memakan Buah.


Bagi seorang muslim, disadari bahwa Allah Swt telah menganugerahkan
buah yang begitu banyak macamnya, karenanya boleh saja kita memakannya,
namun jangan sampai berlebih-lebihan, setelah itu jangan sampai lupa
memanjatkkan rasa syukur dengan menunaikan zakatnya pada saat panen,
Allah berfirman yang artinya:

Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak
sama rasanya. Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia
berbuah, dan tunaikanlah haknya dari memetik hasilnya (zakat); dan
janganlah kamu berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
yang berlebih-lebihan (QS 6:141).

7. Menjaga Keseimbangan Alam

Dalam islma ada namanya hadd al-kifayah yaitu standar kebutuhan yang
layak. Ini merupakan salah satu konsep mengenai pemanfaatan alam. Manusia
tidak boleh mengambil atau mengeksploitasi lingkungan secara berlebihan
melebihi standar kebutuhan yang layak. Aspek keberlanjutan kehidupan,

9
keseimbangan ekosistem dan kelestarian alam harus dipertimbangkan dalam
memanfaatkan lingkungan sekitar.

Manusia adalah makhluk Tuhan satu-satunya yang dipercaya sebagai khalifah-


Nya diberikan potensi untuk mengolah dan menata alam ini dengan cara yang
kreatif, produktif, konstruktif, dan humanis. Dalam proses pengelolaan alam
diperlukan tindakan moral yang baik agar tidak terjadi penyimpangan dan justru
perusakan yang menyengsarakan. Sebagai makhluk sosial, manuisa sudah
semestinya bertindak sesuai tatanan moral yang baik. Tanpa adanya tatanan
moral, sudah dapat dibayangkan bagaimana hubungan-hubungan tersebut akan
mengalami kekacauan dan hanya akan memberikan ketidaknyamanan dalam
kehidupan umat manusia.

10
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Manusia sebagai khalifah di bumi telah diberi oleh Allah kemampuan dan
akal yang harus digunakan untuk salah satunya merawat dan menjaga lingkungan
hidup. Janganlah membuat kerusakan di muka bumi ini , tidak boleh
mengeksploitasi secara besar-besaran hanya untuk kepentingan nafsu serakah.
Contohnya menebang pohon sembarangan dan tidak mau untuk menanamnya
kembali, hal itu akan berakibat buruk dan mendatangkan bencana untuk alam
sekitar.

11

Anda mungkin juga menyukai