Autoimunity
Autoimunity
Editor: Julie
S
istem imun tubuh kita telah berkembang sedemikian rupa sehingga mampu
mengenal setiap antigen asing dan membedakanya dengan struktur antigen diri
(self antigen), tetapi dapat saja timbul gangguan terhadap kemampuan
pengenalan tersebut sehingga terjadi respon imun terhadap antigen diri yang
dianggap asing. Respon imun yang disebut autoimunitas tersebut dapat berupa
respon imun humoral dengan pembentukan autoantibodi, atau respons imun seluler.
Autoimunitas adalah respon imun terhadap antigen jaringan sendiri yang disebabkan
oleh menkanisme normal yang gagal berperan untuk mempertahankan self-tolerance sel
B, sel T atau keduanya.
Penyakit autoimun adalah kerusakan jaringan atau gangguan fungsi fisiologis yang
ditimbulkan oleh respon autoimun.
Mechanisms of autoimmunity
Individual’s immune system reacts to autologous
antigens pathologic tissue injury
“Horror autotoxicus” (P. Ehrlich, 1900s): immunity
against self
Autoreactive lymphocytes:
B cells autoantibodies
Autoreactive T cells
Breakdown/failure for maintaining self tolerance
Kriteria autoimun
a. Autoantibodi atau sel T autoreaktif dengan spesifitas untuk organ yang terkena
ditemukan pada penyakit
b. Autoantibodi dan atau sel T ditemukan dijaringa dengan cedera
c. Ambang autoantibodi atau respon sel T menggambarkan aktifitas penyakit
d. Penurunan respons autoimun memberikan perbaikan penyakit
e. Transfer antibodi atau sel T ke pejamu sekunder menimbulkan penyakit autoimun
pada resipien
f. Imunisasi dengan autoantigen dan kemudian induksi respons autoimun
menimbulkan penyakit.
a. Sequestered antigen
adalah antigen sendiri yang karena letkanya antominya, tidak terpajan dengan sel B
atau sel T dari sistem imun. Pada keadaan normal, sequestered antigen dilindungi dan
tidak ditemukan untuk dikenal sistem imun.
b. Gangguan presentasi
Gangguan dapat terjadi pada presentasi antigen, infeksi yang meningkatkan respons
MHC, kadar sitokin yang rendah (misalnya TGF-β) dan gangguan respons terhadap IL-2.
Eksperesi MHC-II yang tidak pada tempatnya itu yang biasanya hanya diekspresikan
pada APC dapat mensesitasi sel Th terhadap peptida yang berasal dari sel B atau Tc
atau Th1 terhadap sel antigen.
Autoimunitas dapat terjadi oleh karena aktivasi sel B poliklonal oleh virus EBV (epstein
barr virus), LPS (lipopolisakarida) dan parasit malaria yang dapt merangsang sel B
secara langsung yang menimbulkan autoimunitas.
CD4 merupakan efektor utama pada penyakit autoimun. Penyakit dapat juga dicegah
oleh antibodi CD4.
Gangguan mekanismenya menimbulkan upregulasi atau produksi sitokin yang tidak benar
sehingga menimbulkan efek patofisiologik.
SELF TOLERANCE
Regulatory cell
Produk system imun yaitu sitokin untuk menekan reaksi seluler, misalnya IL-10
Cytokine deviation, imunitas dihambat oleh sitokin yg dihasilkan sel TH2.
Clonal deletion, daripada jadi ‘preman’ mending dibunuh lewat apotoksis.
1. Central Tolerance
Negative selection Di atas merupakan
gambar timus. Kortex
merupakan tempat untuk
memasak limfosit menjadi
Limfosit T CD 4 atau CD
8. Diantara kortex dan
medulla terdapat kortiko
medulare junction,
dimana terjadi seleksi
antara boleh hidup untuk
jadi dewasa atau tidak
boleh hidup.
Negative selection
2. Antigen segregasi
4. Sel Regulatory
Supression of
cytokines,
intercellular
signaling
5. Sitokin deviasi
Elimination of B
cells in germinal
centers
KESIMPULAN