Anda di halaman 1dari 11

KONTRAK KONTRAK BISNIS

TEKNIK PENYUSUNA HUKUM

Disusun oleh kelompok IV :

 Fairuz Ambar Azizah 173112330040257


 Afriza Nuraini 173112330040170
 Nurul Agung Prabowo 173112330040010

Fakultas Nasional

Universitas Nasional
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum kontrak merupakan terjemahan dari bahasa inggris, yaitu contract of


law, sedangkan dalam bahasa belanda disebut dengan istilah overeenscom
strecht. Menurut namanya, kontrak dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu kontrak nominaat dan innominaat. Kontrak nominaat merupakan kontrak
yang terdapat dan dikenal dalam KUH perdata.

Kontrak innominaat merupakan perjanjian yang timbul, tumbuh, hidup,


dan berkembang dalam masyarakat. Timbulnya perjanjian jenis ini karena
adanya asas kebebasan berkontrak, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1338
KUH Perdata. Mariam Darus Badrulzaman mengartikan perjanjian inominaat
(perjanjian tidak bernama) yaitu “Perjanjian-perjanjian yang tidak diatur dalam
KUH Perdata, tetapi terdapat di masyarakat. Hal ini adalah berdasar kebebasan
mengadakan perjanjian atau partij autonomiyang berlaku dalam perjanjian.

Pada dasarnya kontrak berawal dari perbedaan atau ketidaksamaan


kepentingan di antara para pihak. Perumusan hubungan kontraktual tersebut
pada umumnya senantiasa di awali dengan proses negosiasi diantara para
pihak.

Melalui negosiasi para pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk


kesepakatan untuk saling mempertemukan sesuatu yang diinginkan
(kepentingan) melalui proses tawar menawar. Pendek kata, pada umumnya
kontrak bisnis justru berawal dari perbedaan kepentingan yang dicoba
dipertemukan melalui kontrak. Melalui kontrak perbedaan tersebut
diakomodasi dan selanjutnya dibingkai dengan perangkat hukum sehingga
mengikat para pihak. Dalam kontrak bisnis pertanyaan mengenai sisi kepastian
dan keadilan justru akan tercapai apabila perbedaan yang ada diantara para
pihak terakomodasi melalui mekanisme hubungan kontraktual yang bekerja
secara proporsional.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian,asas, dalam kontrak-kontrak bisnis
2. Jenis-jenis kontrak bisnis

C. Tujuan
1. Agar lebih memahami kontrak kontrak bisnis yang memiliki kekuatan
hukum
2. Agar suatu kotrak yang sah sesuai dengan kebsahannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kotrak-Kontrak bisnis

Diantara perbedaan antara kerjasama bisnis dengan kerjasama biasa


adalah kerjasama bisnis selalu diawali dengan membuat kontrak sementara
untuk kerjasama biasa belum tentu memerlukan kontrak. Kontrak adalah
kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau
lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum berupa hak
dan kewajiban bagi masing-masing pihak. Dari pengertian diatas jelas bahwa
kontrak wajib disepakati terlebih dahulu oleh masing-masing pihak yang
terlibat sebelum kerjasama dimulai. Maka dari itu lazimnya kontrak harus
dibuat dalam format tertulis dan ditandatangani secara langsung (tandatangan
basah). Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya peluang perselisihan
dikemudian hari.

Aturan tentang kontrak secara detil dijelaskan didalam Buku III Kitab
Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) pada Bab Perikatan. Kontrak
termasuk kedalam bab Perikatan karena kontrak dapat melahirkan sebuah
perikatan antara pihak-pihak yang terlibat didalam kontrak tersebut. Perikatan
ini berwujud hubungan timbal balik antara pihak yang satu dengan pihak yang
lain.

Pada saat memulai kegiatan bisnis akan selalu diawali dengan membuat
kontrak. Kontrak merupakan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan
hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk
menimbulkan akibat hukum berupa hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Dalam konteks yang lebih luas, biasa disebut perjanjian. Format tertulis itu
mutlak diperlukan untuk setiap kesepakatan bisnis, guna mengantisipasi
penuntutan hak apabila di belakang hari terjadi ingkar janji.

Lazimnya, untuk kesepakatan yang dibuat tertulis, pelaku bisnis menyebutnya


dengan istilah kontrak.

Namun, jika sudah menyangkut transaksi benda tidak bergerak seperti


jual beli properti lazim menggunakan perjanjian, yang dibuat oleh dan di
hadapan notaris. Dengan demikian, sebuah kegiatan bisnis akan berputar pada
pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing pihak yang telah tertuang
dalam klausul kontrak.

Kontrak umumnya dilakukan dalam bentuk tertulis. Format tertulis itu


untuk membedakan antara istilah kontrak dengan perjanjian, sebab dalam
masyarakat juga dikenal perjanjian yang tidak berbentuk tertulis. Dengan
demikian, kontrak merupakan bagian dari perjanjian.

Dalam kontrak dikenal asas-asas yang berlaku umum.

1. Asas kebebasan berkontrak


2. Asas konsensualisme (kesepakatan)
3. Asas pacta sun servanda (kekuatan mengikat)
4. Asas itikad baik
5. Asas personalitas (kepribadian)

Asas dimaknai sebagai hal-hal mendasar yang menjadi latar belakang lahirnya
suatu norma atau aturan atau kaidah. Sebelum membuat suatu aturan
biasanya ditentukan dahulu asasnya yang bersifat filosofis.

Salah satu asas terpenting dalam kontrak bisnis adalah Asas Kesepakatan. Asas
ini memiliki makna yaitu kesepakatan merupakan pangkal tolak dari mulai
berlakunya suatu kontrak atau mulai mengikatnya suatu kontrak bagi para
pihak. Asas ini tersirat dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata jo. Pasal 1320
ayat (1) KUHPerdata.

Kesepakatan juga merupakan salah satu syarat sahnya kontrak, termasuk


kontrak bisnis. Suatu Kontrak harus memenuhi empat syarat supaya kontrak
sah secara hukum, yang diatur Pasal 1320 KUHPerdata, yakni 1) Adanya
kesepakatan kedua belah pihak; 2) Kecakapan untuk melakukan perbuatan
hukum; 3) Adanya Obyek; dan 4) Adanya kausa yang halal.

Meskipun terdapat kebebasan dalam membuat kontrak, para pihak tetap


dilarang membuat kontrak yang bertentangan dengan undang-undang yang
berlaku. Adanya kesepakatan tidak langsung dapat membuat sah-nya sebuah
kontrak. Syarat keabsahan sebuah kontrak harus memenuhi empat unsur
berikut ini.

 Adanya kesepakatan
 Kecakapan para pihak yang membuat kontrak (dewasa atau tidak gila).
 Memiliki objek tertentu
 Sebab yang halal

Tidak dipenuhinya salah satu syarat di atas mengakibatkan tidak sahnya


kontrak yang Anda buat. Misalnya, seorang anak kecil membuat perjanjian
penjualan rumah dengan pembeli. Transaksi tersebut menjadi tidak sah karena
si anak belum cakap secara hukum. Hal yang perlu dicermati dalam setiap
membuat kontrak atau perjanjian bisnis, selain kesepakatan soal harga, selidiki
apakah pihak mitra kita adalah orang yang cakap dan mempunyai kualitas
untuk membuat serta menandatangani kontraknya. Jika menggunakan kuasa,
cermati dengan seksama kuasa menjual atau kuasa menandatangani kontrak
tersebut, agar jika terjadi sengketa di kemudian hari, Anda bisa meminta
pertanggungjawaban penandatangan kontrak tersebut.

B. Jenis-Jenis Kontrak Bisnis

Jenis-jenis kontrak bisnis dapat dilihat dari hubungan dan kondisi bisnis yang
terjadi pada suatu perusahaan. Terlepas dari bidang usaha yang dijalani,
adapun macam-macam hubungan dan kondisi bisnis tersebut yaitu sebagai
berikut:

a. Hubungan bisnis antara perusahaan dengan kontraktor dan mitra bisnis

Hubungan dengan kontraktor merupakan hubungan pemborongan suatu


proyek, bisa dalam rangka mengadakan suatu bangunan pabrik dan atau
kantor, dimana perusahaan menjadi pemilik (yang memberikan order kerja)
dan kontraktor menjadi pemborong (yang menerima order kerja). Skala dan
kompleksitas proyek dapat sangat beragam. Dari yang proyek kecil hingga yang
proyek besar; dari yang sederhana hingga yang canggih. Konsep perikatan
(perjanjian)-nya pun beragam mengikuti hal-hal tersebut. Dari sekedar
Perjanjian Pemborongan hingga Engineering Procurement Construction
Contract atau EPC Contract.

Sedangkan hubungan dengan mitra bisnis, perusahaan mempunyai


kepentingan yang sama dalam suatu proyek atau obyek kerjasama bisnis
tertentu. Dalam hal suatu proyek, maka kedua belah pihak melakukan: (i)
suatu kerjasama operasi (joint operation; seperti: Joint Operation Agreement
atau Production Sharing Agreement), atau (ii) penyertaan modal saham (joint
venture) dengan mendirikan suatu perusahaan usaha patungan (joint venture
company), yang perjanjiannya disebut Joint Venture Agreement.
Sedangkan dalam obyek kerjasama bisnis tertentu dapat mencakup hal-hal
yang sangat luas dan beragam. Pada umumnya: (i) ada struktur transaksi
pembiayaan proyek (seperti: Build Operate & Transfer Agreement atau
disingkat BOT Agreement, atau Build Operate & Own Agreement atau disingkat
BOO Agreement); (ii) proses alih teknologi atau pengetahuan tertentu (seperti:
Technical Assistance Agreement); (iii) kepentingan pengembangan/jaringan
bisnis (seperti: Collaboration Agreement); dan (iv) kepentingan penelitian dan
pengembangan serta rekayasa mengenai obyek tertentu; mungkin tidak ada
pendapatan yang diperoleh tetapi tujuan dari hasil kegiatan tersebut yang
diutamakan (seperti: Research, Development & Engineering Agreement); serta
(v) kepentingan hak milik intelektual (seperti: Licence Agreement).

b. Hubungan bisnis antara perusahaan dengan pemasok

Sederhananya, perjanjian dengan para pemasok barang atau jasa bagi


kepentingan produksi atau operasi bisnis sehari-hari. Biasanya disebut Supply
Agreement.

c. Hubungan bisnis antara perusahaan dengan distributor, retailer/agen


penjualan

Singkatnya, dalam hal perusahaan tidak melakukan penjualan langsung melalui


divisi pemasaran dan penjualannya, maka ia akan menunjuk pihak lain yaitu
distributor atau retailer atau agen penjualan. Biasanya disebut Distribution
Agreement dan Sales Representative Agreement.

d. Hubungan bisnis antara perusahaan dengan konsumen atau debitur

Singkatnya, dalam hal konsumen tidak mampu membayar tunai, maka


perusahaan dapat melakukan pembiayaan sendiri terhadap konsumen yang
bersangkutan dengan melakukan perjanjian jual beli dengan cicilan (Purchase
With Installment) atau sewa beli (Hire Purchase Agreement).

e. Hubungan bisnis antara perusahaan dengan para pemegang saham

Pada umumnya, dalam hal kondisi diluar dari penyertaan modal yang sudah
diatur dalam anggaran dasar, yaitu seperti Perjanjian Hutang Subordinasi atau
bila ada kesepakatan antara pemegang saham lama dengan yang baru, yaitu
Shareholder Agreement.

f. Hubungan bisnis antara perusahaan dengan kreditur yang memberikan


fasilitas kredit atau pinjaman

Pada umumnya dikenal dengan dengan Facility Agreement atau Credit


Agreement. Namun dari segi sifat hutang dan struktur transaksi dapat
merupakan macam ragam hubungan atau transaksi pinjaman, misalnya,
Syndicated Facility Agreement, Convertible Bond Agreement, Put Option
Agreement, Middle Term Note Agreement.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hal ini dianggap penting sebab sekali Anda menandatangani suatu kontrak,
maka Anda akan terlibat dalam hubungan hukum, menanggung segala akibat
hukum dalam kontrak tersebut, dan terikat pada seluruh kewajiban yang
tercantum. Pengacara dibutuhkan saat Anda sebagai seorang pengusaha
menandatangani keputusan bisnis yang memiliki konsekuensi hukum dan
seluruh persoalan hukum seputar bisnis yang Anda jalani. Seberapa sering
dalah keseharian Anda menghadapi transaksi binis, jual beli, hutang-piutang,
sewa-menyewa, seintens itulah Anda akan bersentuhan dengan hukum.

Namun dalam realitas praktiknya, banyak orang awam hukum serta banya juga
para direktur perusahaan membuat kontrak mereka sendiri tanpa konsultasi
hukum dengan seorang pengacara. Hal ini dilakukan dengan berbagai
pertimbangan, misalnya disebabkan para pihak percaya betul pada lawan
bisnisnya sehingga menekankan pada sisi realisasinya saja ketimbang kontrak
yang dijanjikan atau dapat disebabkan karena konsultasi hukum akan
memakan biaya yang cukup mahal. Jika Anda termasuk orang yang dikatakan
demikian, maka tanggung jawab Anda juga untuk melindungi diri dalam
penandatanganan kontrak. Anda perlu berhati-hati menelaah kembali isi
kontrak yang Anda buat dan meninjau kembali hak serta kewajiban Anda di
dalamnya. Ada baiknya Anda meminta saran dan melakukan konsultasi perihal
ini dengan seorang pengacara.Sebagai perumpamaan, bayangkan jika Anda
menyusun kontrak Anda sendiri tanpa bimbingan seorang pengacara.
B. Daftar Pustaka
 http://www.hukum123.com/mengurusi-kontrak-bisnis/
 https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl31/jenisjeni
s-kontrak-bisnis-/
 http://www.hukum123.com/pengertian-asas-dan-syarat-sah-
kontrak/
 http://www.hukum123.com/pentingnya-memahami-kontrak-
bisnis/

Anda mungkin juga menyukai