Anda di halaman 1dari 16

Keadaan Glukosuria Akibat Tingginya Kadar Glukosa dalam Tubuh

ABSTRAK

Ginjal merupakan organ eksresi utama pada tubuh manusia. Ginjal merupakan organ
pembentuk urin. Pembentukan urin dilakukan secara bertahap mulai dari penyaringan
(filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi) dan sekresi. Proses tersebut terjadi pada bagian-
bagian ginjal tertentu, misalnya filtrasi terjadi di glomerulus. Ginjal terdiri dari kapsula
ginjal, korteks dan medulla. Jika ginjal dibagi dua dari atas ke bawah, akan terlihat dua
bagian utama yaitu korteks di bagian luar dan medulla di bagian dalam. Ginjal mempunyai
pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler) dan tugas dasarnya adalah “menyaring
atau membersihkan” darah dan membuang produk akhir metabolisme tubuh. Ginjal adalah
organ yang berperan sebagai pusat homeostatis dan memiliki mekanisme sensorik yang
sangat baik. Ginjal bekerja untuk mengatur tekanan darah, natrium, kalium, hemoglobin.
Fungsi utama ginjal tetap untuk mengekskresi produk limbah metabolisme yang berada
didalam urin.
Kata kunci: ginjal, urine, filtrasi, reabsorbsi, sekresi

ABSTRACT

Kidney is the main organ of excretion in the human body. Kidney is an organ of urine. The
formation of urine is carried out gradually from the screening (filtration), re-absorption
(reabsorption) and secretion. The process occurs in certain parts of the kidneys, e.g.
filtration occurs in the glomerulus. If the kidneys are divided two from top to bottom, there
will be two main sections of the cortex on the outside and the inner cord. The kidneys consist
of kidney, cortex and medulla. The kidneys have a lot of blood vessels (very vascular) and the
basic task is to "filter or cleanse" The blood and dispose of the final metabolic product of the
body. Kidney is an organ that serves as a homeostatic center and has an excellent sensory
mechanism. The kidneys work to regulate blood pressure, sodium, potassium, hemoglobin.
The main function of renal remains to excretion of metabolic waste products located in the
urine.

Keywords: kidney, urine, filtration, reabsorption, secretion

PENDAHULUAN
Manusia seperti makhluk hidup lainnya berusaha untuk mempertahankan homeostasis
yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerja sama untuk mengatur suhu
tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa
organisme hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah
eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat

1
menjaga keseimbangan internal. Sistem urinaria atau sistem kemih memainkan peran
ekskretoris dan homeostatik penting. Peran dari sistem urinaria dengan seperti yang
kebanyakan orang tahu adalah bahwa ekskresi; melalui air seni berarti manusia
membebaskan diri dari air tambahan dan bahan kimia dari aliran darah. Aspek penting lain
dari sistem urin adalah kemampuannya untuk membedakan antara senyawa dalam darah yang
bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan senyawa dalam darah yang
beracun dan harus dihilangkan.
Ginjal mengambil peran penting dalam sistem urinaria manusia. Ginjal berperan penting
mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma
terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolism salah
satunya adalah glukosa. Peningkatan kadar glukosa di dalam darah memiliki efek lansung
terhadap organ ginjal. Normalnya, dlukosa tidak ditemukan didalam urine dikarenakan proses
filtrasi ginjal yang memungkinkan glukosa di reabsorbsi kembali ke dalam pembuluh darah.
Ambang batas toleransi ginjal terhadap glukosa yaitu 160mg/dl-180mg/dl. Jika ambang batas
terlampaui maka glukosa akan diekskresikan ke dalam urin karena ginjal tidak mampu
menampung kadar glukosa yg berlebih tersebut sehingga tibul suatu keadaan yang dinamakan
glukosuria. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai struktur ginjal secara makroskopik
maupun mikroskopik, peran ginjal dalam menjalankan fungsinya, reabsorbsi glukosa,
mekanisme diuresis osmotic.1

MAKROSKOPIK GINJAL
Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk
homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur kesetimbangan
cairan dan asam basa dalam tubuh. Ginjal berbentuk seperti kacang merah dan pada orang
dewasa berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3.Terdapat sepasang ginjal
pada manusia, masing-masing di sisi kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak
retroperitoneal (di belakang peritoneum). Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh
tubuh atau kurang leb\ih beratnya antara kacang, dengan lekukan yang menghadap ke
dalam. Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter, sebuah
vesika urinaria (kandung kemih) dan uretra yang membawa urin ke lingkungan luar tubuh.2,3
I. Letak Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium
(retroperitoneal). Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm)
dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati atau hepar yang mendesak ginjal

2
sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan
kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah
ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka)
sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-
batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan
ginjal kiri.2

Gambar 1. Letak Ginjal4


II. Ciri Deskriptif Ginjal
Jika ginjal dibagi dua atas dan bawah, dua daerah utama yang dapat
digambarkan yaitu korteks dibagian luar dan medula dibagian dalam. Medula ginjal
terbagi menjadi beberapa masa jaringan ginjal berbentuk kerucut yang disebut
piramida ginjal. Dasar dari setiap piramida dimulai dari korteks dan medula serta
berakhir dipapilla yang menonjol diruang pelvis ginjal yaitu sambungan dari ujung
ureter bagian atas yang berbentuk corong.5
Morfologi ginjal terdiri dari ekxtremitas superior (polus superior), extremitas
inferior (polus inferior), margo medialis, margo lateralis, facies anterior dan facies
posterior. Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang tampak halus tetapi kuat
yang disebut kapsula fibrosa. Lapisan ini meyelubungi ginjal dengan sangat ketat
tetapi dapat terbuka dengan mudah. Terdapat cortex renalis di bagian luar yang
berwarna coklat gelap dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna coklat
lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut
pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-
lubang kecil disebut papilla renalis.6 Ginjal kanan berbatasan dengan hepar,
duodenum dan colon ascendens. Ginjal kiri berbatasan dengan gaster, lien, pankreas,
jejenum dan colon descendens.

3
Gambar 2. Struktur Ginjal7

III. Vaskularisasi Ginjal


Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteria renalis yang berpasangan kiri dan kanan. Saat arteri renalis masuk
kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan
diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk
arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini
kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus. Glomeruli bersatu
membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem portal
kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah yang
mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan ke dalam jalinan vena selanjutnya
menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk
akhirnya mencapai vena cava inferior.5,8

Gambar 3. Vaskularisasi Ginjal8


IV. Inervasi Ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari fleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan
dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.5

4
MIKROSKOPIK GINJAL
Ginjal terdiri dari kapsula ginjal, korteks dan medulla. Ginjal memiliki sisi konkaf yang
merupakan hilum tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah dan saraf serta tempat
keluarnya uretra. Kapsula ginjal atau kapusal renalis sangat tipis yang terdii dari kolagen dan
fibroblas. Korteks ginjal merupakan bagian ginjal paling luar. Korteks gijal memiliki saluran
yang berkelok-kelok dan didalamnya terdapat bulatan gelap yang disebut korpus
ginjal/renalis/malphigi. Tepi luar korteks ginjal dikelilingi oleh kapsul ginjal dan jaringan
lemak untuk melindungi bangian dalam ginjal. Medula ginjal adalah jaringan ginjal yang
halus dan dalam. Medula ginjal memiliki saluran yang lurus. Medula berisi lengkung henle
serta piramida ginjal, yaitu struktur kecil yang terdapat nefron dan tubulus. Nefron ginjal
dapat digolongkan berdasarkan panjangnya ansa henle. Kortikal nefron yang meluas sampai
ke zona luar medula dan jukstamedulari nefron yang meluas sampai zona dalam medula
bahkan dekat puncak papilla.9

Gambar 4. Korteks dan Medula Ginjal10


Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada tiap
ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari komponen vaskular
(arteriol aferen, glomerulus, arteriol eferen dan kapiler peritubulus) dan komponen tubular
(kapsula bowman, tubulus proksimal, ansa henle, tubulus distal dan duktus koligens).5 Secara
lengkap susunan nefron ginjal terdiri atas:

5
Gambar 5. Nefron Ginjal11
1. Komponen Vaskular Nefron
Bagian dominan komponen vaskular nefron adalah glomerulus, yaitu suatu
gumpalan kapiler berbentuk bola tempat penyaringan sebagian air dan zat terlarut
dalam darah yang lewat. Ketika masuk ke ginjal, arteri renalis bercabang hingga
akhirnya membentuk banyak pembuluh darah kecil yang dikenal sebagai arteriol
aferen. Setiap satu arteriol aferen memperdarahi satu nefron. Arteriol aferen
mengalirkan darah ke glomerulus. Kapiler-kapiler glomerulus kembali menyatu untuk
membentuk arteriol lain, yaitu arteriol eferen. Arteriol eferen adalah satu-satunya
arteriol di tubuh yang mengalir dari kapiler karena biasanya arteriol bercabang-cabang
menjadi kapiler-kapiler yang kemudian menyatu kembali membentuk venula. Arteriol
eferen bercabang-cabang menjadi kumpulan kapiler kedua, yaitu kapiler peritubulus
yang memasok jaringan ginjal dengan darah dan penting dalam pertukaran antara
sistem tubulus dan darah pada saat cairan terfiltrasi dikonversi menjadi urin. Kapiler
ini terjali di sekitar sistem tubulus. Kapiler-kapiler peritubulus menyatu kembali
mengalir ke vena renalis tempat darah meninggalkan ginjal.
Kapiler glomerulus memiliki kapsula yang terdiri atas 2 lapis epitel membran.
Lapisan paling luar membentuk dinding korpuskel luar dan lapisan parietal dalam
melapisi kapiler-kapiler dan lapisan visceral yang terdiri dari podosit. Kapiler
glomerulus memiliki fungsi sebagai ultrafitrasi dimana darah akan masuk melalui
arteriol afferent dan keluar melalui arteriol efferent. Kapiler mengandung pori-pori
sehingga tergolong dalam kapiler fenestrata.

6
Korpuskel renalis memiliki kutub vaskular sebagai tempat keluar masuknya
pembuluh darah dan kutub urinarius untuk masuk ke tubulus kontortus proksimal.
Korpuskel renalis memiliki lamina basal yang tebal yang bekerja sebagai barrier
filtrasi. Sel-sel mesangial melekat ke kapiler dan memiliki fungsi sebagai makrofag
untuk membersihkan lamina basal. Diatas badan malphigi terdapat aparatus atau
kompleks juxtaglomerulus untuk menghasilkan renin, sel-sel mesangial
ekstraglomerular/sel polkisen/sel lacis untuk menghasilkan eritropoetin dan macula
densa sebagai sensor osmolaritas cairan di dalam tubulus distal.

Gambar 5. Kapiler Glomerulus12


2. Komponen Tubulus Nefron
Komponen tubular nefron adalah suatu tabung berongga berisi cairan dan
dibentuk oleh satu lapis sel epitel. Meskipun tubulus adalah saluran kontinu dari
pangkalnya dekat glomerulus hingga ujungnya di pelvis ginjal, tubulus dibagi menjadi
beberapa segmen berdasarkan perbedaan struktur dan fungsinya. Komponen tubulus
dimulai dengan kapsula bowman yang berdinding ganda yang mengembang serta
mengelilingi glomerulus untuk mengumpulkan cairan yang terfiltrasi dari kapiler
glomerulus. Selanjutnya cairan akan mengalir melewati tubulus-tubulus berikut ini:
a. TKP (Tubulus Kontortus Proksimal)
TKP terletak di daerah korteks, memiliki epitel kuboid rendah, memiliki inti yang
bulat, sedikit dan terletak berjauhan, berwarna kemerahan dan lumen tidak jelas
karena mengandung brush border. TKP berfungsi sebagai reabsorbsi
makromolekul dari filtrat yang dihasilakan di glomerulus.
b. Lengkung Ansa Henle
 Tubulus Rektus Proksimal (TRP), saluran lurus yang memiliki ciri-ciri sama
dengan TKP namun memiliki sel yang lebih rendah

7
 Segmen Tipis Ansa Henle, lengkungan berbentuk huruf U yang terdiri atas
epitel selapis gepeng, mirip kapiler dan tidak terdapat darah dilumennya.
- Pars descenden ansa henle menukik dari korteks ke dalam medulla
- Pars ascenden ansa henle kembali ke atas menuju korteks
 Tubulus Rektus Distal (TRD), saluran lurus yang memiliki ciri-ciri sama
dengan TKD namun memiliki sel yang lebih pendek dengan inti yang
menonjol ke lumen
c. TKD (Tubulus Kontortus Distal)
TKD terletak di daerah korteks, memiliki epitel kuboid rendah, memiliki inti sel
dengan jarak yang terletak berdekatan, lumen terlihat jelas karena tidak terdapat
brush border, lumen lebih lebar disbanding TKP, macula densa menempel di TKD
dekat dengan glomerulus. TKD bersifat sebagai basofil.
3. Duktus Koligens
Duktus Koligens terletak di berkas medula dan medula, memiliki epitel kuboid/torak,
sitoplasma berwarna pucar dan batas sel nya jelas. Setiap duktus koligens menukik ke
dalam medulla untuk mengosongkan cairan didalamnya ke dalam pelvis ginjal.13

MEKANISME FUNGSI GINJAL


Ginjal merupakan salah satu organ penting di dalam tubuh manusia yang berfungsi
untuk menyaring (filtrasi) dan mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme (racun) dari darah
menjadi urin. Ginjal mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler) dan
tugas dasarnya adalah “menyaring atau membersihkan” darah dan membuang produk akhir
metabolisme tubuh. Ginjal berperan penting dalam berbagai kostituen plasma, khususnya
elektrolit dan air dengan mengeliminasi semua limbah metabolik (kecuali CO2 yang
dibuang oleh paru-paru).
Gambaran singkat fungsi ginjal adalah mempertahankan keseimbangan air (H2O)
dalam tubuh, mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang sesuai terutama melalui
keseimbangan H2O, meregulasi jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES termasuk
natrium, klorida, bikarbonat, kalium, kalsium, ion hidrogen, fosfat, sulfat dan magnesium.
Selain itu ginjal juga berfungsi mempertahankan volume plasma yang tepat, membantu
mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh yang tepat, ekskresi (pembuangan)

8
produk-produk akhir (limbah) metabolisme, eksresi banyak senyawa asing dan
menghasilkan renin.13,14
Sistem eksresi sendiri terdiri dari dua buah ginjal dan saluran kemih. Ginjal akan
mengambil zat-zat yang berbahaya dalam darah dan membuangnya bersama urin. Urin lalu
akan dikumpulkan dan dialirka ke ureter. Dari ureter, urin akan ditampung dahulu ke
kandung kemih. Bila orang tersebut merasakan ingin micturisi dan keadaan memungkinkan
maka urin yang ditampung dikandung kemih akan dikeluarkan melalui uretra.15 Secara
umum, tiga proses dasar di ginjal yang terlibat dalam pembentukan urin adalah:
1. Filtrasi Glomerulus
Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsula bowman harus melewati
tiga lapis yang menyusun membran glomerulus, yaitu dinding kapiler glomerulus,
membran basalis dan lapisan dalam kapsula bowman. Secara kolektif, lapisan-lapisan
ini erfungsi sebagai saringan halus molecular yang menahan sel darah dan protein
plasma tetapi membiarkan H2O dan zat terlarut dengan ukuran molekul kecil
melewatinya. Sementara darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena
tidak dapat menembus pori-pori glomerulus.

Gambar 6. Lapisan Membran Glomerulus13


Pembentukan urin dimulai dari darah mengalir melalui arteri aferen ginjal, masuk
ke dalam glomerulus yang tersusun atas kapiler-kapiler darah. Saat darah masuk ke
glomerulus, tekanan darah pun menjadi tinggi sehingga mendorong air dan zat-zat
yang memiliki ukuran kecil akan keluar melalui pori-pori kapiler dan menghasilkan
filtrat (cairan hasil penyaringan). Filtrat tersusun atas urobilin, urea, glukosa, air, asam
amino, ion-ion seperti natrium, kalium, kalsium dan klor. Dalam keadaan normal,

9
sekitar 20% plasma yang masuk ke glomerulus terfiltrasi dan menghasilkan 180 L
plasma yang difiltrasi per hari sedangkan 80% sisanya mengalir melalui arteriol
eferen ke dalam kapiler peritubulus. Filtrat selanjutnya disimpan sementara di dalam
kapsula bowman dan disebut urin primer. Tahapan pembentukan urin primer ini
disebut tahap filtrasi.
Dalam proses filtrasi glomerulus, terdapat sebuah gaya yang mendorong sebagian
plasma di glomerulus untuk menembus pori-pori di membran glomerulus. Tekanan
filtrasi ini terdiri dari tiga gaya fisik yang terlibat dalam filtrasi glomerulus, yaitu
tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan osmotik koloid-plasma dan tekanan
hidrostatik kapsula bowman.13,15
 Tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan cairan (hidrostatik) yang
ditimbulkan oleh darah di kapiler glomerulus. Tekanan darah kapiler
glomerulus dengan nilai estimasi 55 mm Hg, lebih tinggi daripada tekanan
darah kapiler ditempat lain karena diameter arteriol aferen lebih besar daripada
diameter arteriol eferen.
 Tekanan osmotik koloid-plasma ditimbulkan oleh distribusi protein plasma
yang tak merata di sepanjang membran glomerulus. Konsentrasi H2O lebih
tnggi di kapsula bowman daripada di kapiler glomerulus. Hal ini
mengkibatkan H2) berpindah dari kapsula bowman ke dalam glomerulus
dengan osmosis melawan filtrasi glomerulus dengan besar gaya perlawanan 30
mm Hg.
 Tekanan hidrostatik kapsula bowman merupakan tekanan yang ditimbulkan
oleh cairan di bagian awal tubulus dengan tekanan sekitar 15 mm Hg. Tekanan
ini mendorong cairan keluar kapsula bowman melawan filtrasi cairan
glomerulus menuju kapsula bowman.
2. Reabsorpsi Tubulus
Urin primer yang terbetuk pada tahap filtrasi masuk mengalir ke tubulus.
Didalamnya terjadi proses penyerapan kembali zat-zat atau bahan-bahan yang masih
bermanfaat bagi tubuh yang dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Glukosa,
asam amino, ion kalium dan zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh juga diangkus
ke dalam sel kemdian ke dalam kapiler darah di dalam ginjal. Bahan-bahan yang
direabsorpsi tidak hilang dari tubuh melalui urin melainkan dibawa oleh kapiler
peritubulus ke sistem vena kemudian ke jantung untuk diedarkan kembali. Dari 180

10
L plasma difiltrasi per hari, rata-rata 178,5 L direabsorpsi. Sisa 1,5 L cairan terfiltrasi
di tubulus dan mengalir ke dalam pelvis ginjal untuk dibuang sebagai urin.
Tubulus biasanya mereabsorpsi 99% air terfiltrasi, 100% gula terfiltrasi dan
99,5% garam terfiltrasi. Produk sisa yang tidak bermanfaat dan bahkan berpotensi
berbahaya bagi tubuh jika dibiarkan menumpuk sama sekali tidak direabsorpsi.
Misalnya, kreatinin, produk sisa yang dihasilkan selama metabolisme otot tidak
direabsorpsi sama sekali, sehingga 100% kreatinin terfiltrasi diekskresi melalui urin.
Sementara H2O dan bahan penting lain direabsorpsi, produk-produk sisa yang
tertinggal di cairan tubulus akan menjadi sangat pekat.13 Reabsorpsi dilakukan
melalui dua cara:
 Reabsorpsi obligat, yaitu reabsorpsi yag mutlak terjadi, yaitu reabsorpsi air
(osmosis) dan glukosa, asam amino, vitamin dan mineral (transpor aktif)
pada TKP (tubulus kontortus proksimal).
 Reabsorpsi fakultatif, yaitu reabsorpsi yang terjadi sesuai kebutuhan
tertentu, yaitu reabsorpsi air di lengkung henle, TKD (tubulus kontortus
distal dan tubulus kolektivus.
Disepanjang perjalanan reabsorpsi, tubulus memiliki ketebalan satu sel dan
terletak dekat dengan kapiler peritubulus yang mengelilinginya. Untuk dapat
direabsorpsi, suatu zat harus mengalami poses yang disebut transpor epitel yaitu
melewati lima sawar terpisah:
 Meninggalkan cairan tubulus dengan melewati membrane luminal sel
tubulus.
 Melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainnya.
 Melewati membrane basolateral sel tubulus untuk masuk ke cairan
interstisium.
 Berdifusi melalui cairan interstisium.
 Menembus dinding kapiler untuk masuk ke plasma.

11
Gambar 7. Tahap-tahap reabsorbsi13
3. Sekresi Tubulus
Sekresi tubulus merupakan proses perpindahan selektif dari darah kapiler
peritubulus ke dalam lumen tubulus. Proses ini adalah rute kedua bagi masuknya
bahan-bahan dari darah ke dalam tubulus ginjal setelah rute pertama dilewati melalui
filtrasi glomerulus. Sekresi tubulus merupakan sebuah mekanisme untuk membuang
dengan lebih cepat zat-zat terpilih dari plasma melalui pengeluaran sejumlah zat
khusus ekstra dari 80% plasma tak-terfiltrasi di kapiler peritubulus dan
menambahkannya ke sejumlah zat yang sudah ada di tubulus sebagai hasil filtrasi. Zat
terpenting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen (penting untuk
keseimbangan asam-basa), ion kalium, serta anion dan kation organik (mempercepat
eliminasi senyawa asing) yang banyak di antaranya adalah senyawa yang asing bagi
tubuh.
4. Ekskresi Urin
Ekskresi urin adalah pembuangan zat-zat dari tubuh dalam urin. Dari 180 L yang
difiltrasi per hari, 1,5 L urin diekskresikan. Semua konstituen plasma yang difiltrasi
atau disekresi, tetapi tidak direabsorpsi akan tetap berada di tubulus untuk mengalir ke
pelvis ginjal untuk diekskresikan sebagai urin dan dibuang dari tubuh.13,16

12
Gambar 8. Tahapan Proses sekresi didalam Ginjal17
REABSORPSI GLUKOSA
Reabsorpsi glukosa ginjal adalah bagian dari fisiologi ginjal yang berhubungan
dengan pengambilan glukosa yang difilter dan mencegahnya menghilang dari tubuh melalui
urin. Jika glukosa tidak diserap kembali oleh ginjal, glukosa akan muncul dalam urin dalam
kondisi yang dikenal sebagai glukosuria yang terkait dengan diabetes mellitus. Adanya
glukosa dalam urin diakibatkan karena kadar glukosa dalam darah meningkan dikarenakan
kekurangan hormon insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa,
sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urin.
Konsentrasi glukosa plasma normal adalah 100 mg glukosa untuk setiap 100 mL
plasma. Karena glukosa bisa bebas difiltrasi di glomerulus, zat ini melewati kapsula bowman
dengan konsentrasinya yang sama dengan konsentrasi di plasma. Karena itu, 100 mg glukosa
terdapat pada seiap 100 mL plasma yang difiltrasi. Dengan 125 mL plasma yang secara
normal difiltrasi setiap menit (GFR rata-rata = 125 mL/menit), 125 mg glukosa melewati
kapsula bowman dengan filtrate ini setiap menit. Tm (tubular maksimum) untuk glukosa
adalah sekitar 375 mg/menit yang berarti bahwa mekanisme pengangkut glukosa mampu
secara aktif mereabsorpsi hingga 375 mg glukosa per menit sebelum mekanisme ini mencapai
kapasitas transpor maksimalnya. Dalam keadaan normal, glukosa tidak ditemukan didalam
urin, sampai Tm tercapai saat beban glukosa yang difiltrasi melebihi 375 mg/menit. Ketika
lebih banyak glukosa difiltrasi per menit dibandingkan dengan yang dapat direabsorpsi
karena Tm sudah terlampaui, jumlah maksimal direabsorpsi sedangkan kelebihan glukosa

13
akan tetap berada dalam filtrat untuk diekskresikan dan glukosa mulai muncul dalam urin.
Ginjal tidak meregulasi glukosa karena ginjal tidak mempertahankan glukosa pada
konsentrasi plasma tertentu melainkan, konsentrasi ini normalnya diregulasi oleh mekanisme
endokrin dan hati, sementara ginjal hanya mempertahankan berapapun konsentrasi glukosa
plasma yang ditetapkan oleh mekanisme lain (kecuali jika kadar plasma sedemikian tinggi
sehingga melampaui kemampuan reabsorpsi ginjal).13,18

MEKANISME DIURESIS
Diuresis merupakan keadaan meningkatnya ekskresi urin. Ekskresi urin yang
meningkat dapat terjadi karena dua hal, yaitu filtrasi yang meningkat atau reabsorpsi air
berkurang. Terdapat 2 macam diuresis:
1) Diuresis Air
Diuresis air terjadi apabila jumlah kormon antidiuretic sedikit. Diuresis air
disebabkan meminum banyak air, sehingga terhambatnya sekresi hormone
antidiuretik. Jumlah air yang diminum tentu akan mempengaruhi konsentrasi air
dalam darah. Jika kita meminum banyak air, konsentrasi air dalam darah menjadi
tinggi dan kosentrasi protein dalam darah menurun sehingga filtrasi menjadi
berkurang. Selain itu, keadaan seperti ini menyebabkan darah lebih encer,
sehingga sekresi ADH akan berkurang. Menurunnya filtrasi dan berkurannya
ADH akan menyebabkan menurunnya penyerapan air sehingga urin yang
dihasilkan akan meningkat dan encer.
2) Diuresis Osmotik
Diuresis osmotik terjadi akibat pengaruh osmosis zat terlarut yang ada di dalam
lumen tubulus renalis. Diuresis osmotik merupakan peningkatan haluaran urin
yang disebabkan oleh substansi seperti manitol, glukosa atau media kontras yang
dikeluarkan dalam urin dan mengurangi reabsorpsi air ginjal. Diuresis osmotik
terjadi pada diabetes mellitus takterkontrol, sebagai contoh, karena adanya
kelebihan glukosa dalam tubulus ginjal. Bila glukosa darah dalam batas normal,
semua glukosa yang difilter oleh ginjal direabsorpsi melalui transport aktif. Gula
yang tak direabsorpsi tetap berada dalam tubulus dan bekerja secara osmotik
untuk menahan air yang jika tidak ditahan akan direabsorpsi. Hasil akhirnya
adalah glukosuria dan poliuria.

14
KESIMPULAN
Ginjal merupakan salah satu organ penting di dalam tubuh manusia yang berfungsi
untuk menyaring (filtrasi) dan mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme (racun) dari darah
menjadi urin. Ginjal mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler) dan
tugas dasarnya adalah “menyaring atau membersihkan” darah dan membuang produk akhir
metabolism tubuh. Ginjal berperan penting dalam berbagai kostituen plasma, khususnya
elektrolit dan air dengan mengeliminasi semua limbah metabolik (kecuali CO2 yang dibuang
oleh paru-paru). Jika ginjal dibagi dua dari atas ke bawah, akan terlihat dua bagian utama
yaitu korteks di bagian luar dan medulla di bagian dalam.1,2

DAFTAR PUSTAKA
1. Loesnihari, R. (2012). Majalah Kedokteran Nusantara. Peran analisa urin pada
penanganan penyakit ginjal dan traktur urinarius, 45(3), pp.167, 169.
2. Netter FH. Atlas Anatomi Manusia. Ed 6. Jakarta : Elsevier; 2016.
3. Rubenstein D, Wayne D, Bradley J. Kedokteran Klinis. Ed 6. Jakarta : Penerbit Erlangga;
2007.
4. Letak Ginjal. Available from: https://www.softilmu.com/2015/01/struktur-dan-fungsi-
ginjal.html
5. Prince A, Sylvia W, M Lorraine. Patofisiologi. Jakarta : EGC; 2006.
6. Gray. The Anatomical Basic of Clinical Practice. Ed 40. Elsevier; 2008.
7. Struktur Ginjal. Available from:
https://sciencedupstegal.blogspot.com/2016/06/ginjal_14.html
8. Nuari NA, Widayati D. Gangguan pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan
Keperawatan. Ed 1. Yogyakarta: Deepublish; 2017.
9. Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Ginjal.
Ed 1. Jakarta : EGC; 2009.
10. Korteks dan Medula Ginjal. Available from: https://www.pintarbiologi.com/225/ginjal-
pengertian-anatomi-struktur-fungsi.html
11. Nefron Ginjal. Available from: https://blog.ruangguru.com/ginjal-struktur-dan-fungsi-
ekskresi-pada-manusia
12. Kapiler Glomerulus. Available from: https://blog.ruangguru.com/ginjal-struktur-dan-
fungsi-ekskresi-pada-manusia
13. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 9. Jakarta : EGC; 2019.

15
14. Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pusaka
Utama; 2006.
15. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed12. Singapura : Elsevier; 2011.
16. Lesmana R, Goenawan H, Abdulah R. Fisiologi Dasar. Ed 1. Yogyakarta : Deepublish;
2017.
17. Tahapan Proses didalam Ginjal. Available from: https://biologimediacentre.com/sistem-
ekskresi-4-sistem-ekskresi-pada-manusia-ginjal-video/
18. Suastika K. Penuaan, Diabetes, dan Insulin. Jakarta : Gramedia; 2018.

16

Anda mungkin juga menyukai