Anda di halaman 1dari 70

Kumpulan Ringkasan Bahan Pelajaran Geografi Kelas X,XI,XII

SMA/MA Sederajat
RINGKASAN MATERI KELAS X (SEPULUH)

I. ATMOSFER

Lapisan udara yang menyelimuti permukaan bumi, yang terdiri dari :

- Oksigen (21%)

- Nitrogen (78%)

- Karbon dioksida (0,3%)

- Argon (1%)

- Helium, dll (1%)

A. Susunan Atmosfer

I. Troposfer (0 – 12 km)

Lapisan tempat terjadinya gejala cuaca dan iklim.

II. Stratosfer (12 – 80 km)

- Lapisan terdapatnya Ozon (O3)

- Pesawat bermesin zet terbang.

III.Ionosfer/Mesosfer (80 – 800 km)

- Terjadi proses refleksi (pemantulan gelombang radio) oleh ion-ion.

- Terdiri dari :

1. Lap. D

Gelombang panjang dan gelombang menengah

2. Lap. E

Memantulkan gelombang-gelombang pendek dan frekwensi rendah.

3. Lap. F

Memantulkan gelombang pendek dan frekwensi tinggi.

IV. Thermosfer/Disisfer (> 800 km)

Terjadi inversi suhu.


B. Unsur-unsur Cuaca/Iklim

Cuaca adalah keadaan rata-rata udara dalam waktu singkat meliputi wilayah yang sempit.

Iklim adalah keadaan rata-rata udara dalam waktu lama meliputi wilayah luas.

1. Suhu udara

Alat ukur Thermometer

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

- Sudut datang sinar matahari

- Lamanya penyinaran

- Pengaruh laut dan darat

- Jenis tanah dan vegetasi

- Derajat keawanan

(Proses refleksi, absorbsi, difusi, transmisi).

- Ketinggian tempat

Ingat! semakin tinggi dari permukaan bumi, suhu semakin . (Gradien adiabatis)

Gradien Adiabatis

- A. Basah

Apabila 100 m, suhu  1oC.

- A. Kering

Apabila 100m, suhu  0,5 atau 0,6oC.

2. Tekanan udara

Alat ukur ® Barometer

Perbedaan tekanan udara antara dua daerah disebut gradien barometris

3. Kelembaban Udara

Alat ukur ® Higrometer

Pengukuran kelembaban udara

a. Kel. Relatif (Nisbi)

b. a. Kel. Mutlak (Absolut)

4. Curah hujan

Alat ukur ® Fluviometer

Jenis-jenis hujan :

1. H. Zenith ® Akibat pemanasan sinar matahari.

2. H. Orografis ® Udara basah dipaksa naik ke pegunungan.

3. H. Frontal ® Akibat percampuran massa udara basah dengan udara massa panas.
4. H. Drizle/es

5. H. Buatan

5. Angin

o Adalah udara yang bergerak dari tekanan ® tekanan ¯.

o Alat ukur ® Anemometer

o Jenis angin :

a. A. Tetap/permanen

Tertentu arah berhembusnya

mis : A. Timur, A. Barat, A. Passat

b. A. tidak tetap/musiman

Berganti arah pada periode tertentu

mis :

- A. musson

§ M. Barat ® dari Asia ® Australia

M. hujan (OKT – APR)

§ M. Timur ® dari Australia ® Asia

M. kemarau (APR – OKT)

- A. Siklon/Antisiklon

- A. Darat/laut

c. A. lokal

Terjadi pada daerah tertentu

mis :

- A. Fohn ( Angin yang sifatnya jatuh, panas dan kering sehingga dapat merusak tanaman budi daya daerah setempat).

- A. Bahorok ® Deli

- A. Wambraw ® Irian Jaya

- A. Kumbang ® Cirebon

- A. Brubu ® Ujung Pandang

- A. Gending ® Probolinggo

6. Awan

Kumpulan titik-titik air di angkasa

·) Bentuk awan

a. Cirrus ® halus seperti kapas

b. Cumulus ® bergumpal seperti bulu domba

c. Stratus ® tipis berlapis-lapis

·) Ketinggian
- A. Tinggi (6 –12 km)

mis : Cirrus, Cirrostratus,

Cirrocummulus.

- A. Pertengahan (2 – 6 km)

mis : Altocumulus, Altostratus)

- A. Rendah (< 2 km)

mis : Cummulus, Stratus, Cummulonimbus, Nimbostratus, Stratocumulus

Kabut/Fog ® Sangat dekat permukaan bumi.

C. IKLIM

Keadaan rata-rata udara pada daerah yang luas dan dalam waktu yang lama.

Klasifikasi iklim

I. Berdasarkan klages

a. Tropis ® suhu 20oC setahun

b. Sub tropis ® suhu diatas 20oC selama 4-11 bulan

c. Sedang ® suhu 10oC – 20oC

d. Dingin ® 10 – 20oC selama 1 – 4 bulan

e. Kutub ® Suhu rata-rata 1oC

II. Menurut KOPPEN

Berdasarkan suhu dan curah hujan

a. Iklim A (tropis)

- Af (Tropis basah) ® hujan tropis

- Am (Tropis musim) ® hujan musim

- Aw (Tropis kering) ® sabana

b. Iklim B (kering)

- Bs (Steppa)

- Bw (Gurun)

c. Iklim C (sedang)

- Cw (Musim dingin yang kering)

- Cs (Musim panas yang kering)

- Cf (Lembab sepanjang musim)

d. Iklim D (dingin)

- Df (Lembab sepanjang musim)


- Dw (Kering pada musim panas)

e. Iklim E (Kutub)

- Et (tundra)

- Ef (beku/salju)

III. Menurut Yunghuhn

Berdasarkan vegetasi dan ketinggian tempat

a. Iklim panas (0 – 700 m dpl)

b. Iklim sedang (700 – 1500 m dpl)

c. Iklim sejuk (1500 – 2500 dpl)

d. Iklim dingin (> 2500 m dpl)

IV. Menurut Schmidt dan Ferguson

Berdasarkan perbandingan jumlah bulan kering dengan bulan basah (Q)

Tipe Iklim Q (%)

0 – 14,3

14,3 – 33,3
A
33,3 – 60
B
60 – 100
C
D 100 – 167
E
F 167 – 300
G
H 300 – 700

700 – ~

Jenis-jenis Sungai :

C. GEMPA
Istilah-istilah gempa

1. Faktor Iklim
1. Faktor KeadaanTanah (Edafik)
1. Faktor tinggi/rendahnya muka bumi Relief/Topografi
1. Faktor Biotik (Makhluk Hidup) seperti manusia
DI MUKA BUMI
1. UU Perlindungan Alam no 5 thn 1967
1. UU Perlindungan Thdp Hewan Liar & Satwa Langka.

Karl Mark R. Malthus

NATALITAS II. Bdkn. Pembentukannya

II. Bdkn. Cara terbentuknya

Kolam Hutan

1. Peranan AMDAL dalam Pengelolaan Lingkungan


2. Peranan AMDAL bagi Pengambil Keputusan
B. FUNGSI PETA

1. Garis kontur yang rapat menandakan medannya terjal sedangkan yang renggang menandakan medannya
landai.
1. Semua titik dalam garis kontur memiliki ketinggian yang sama.
1. Garis kontur tidak mungkin berpotongan dengan garis kontur yan lainnya
1. Garis kontur tak mungkin bercabang.

2. HIDROSFER
PERAIRAN DARAT

A. AIR TANAH

Air yang terdapat pada pori-pori/celah-celah batuan, yang terdiri dari:

- mata air

- preatis

- artesis : air yang terdapat di diantara 2 lapisan impermeable.

B. SUNGAI

Aliran air tawar yang memiliki DAS.

I.Berdasarkan sumber air

- S. Hujan ® dari hujan


- S. Gletser ® dari gletsyer

- S. Campuran ® campuran air hujan dengan es

Contoh : Sungai Digul dan Sungai Membramo.

II.Berdasarkan debit air

- S. Permanen/perennial (tetap)

- S. Periodik (tidak tetap)/ephimeral : airnya ada apabila hujan turun.

III.Berdasarkan muara (pelepasan air)

- S. Exoreik ® ke laut

- S. Endoreik® ke danau

- S. Areik ® tidak bermuara (habis di tengah jalan).

IV.Berdasarkan arah

1. S. Konsekwen

Arahnya searah kemiringan lereng

2. S. Subsekwen

Sungai yang arahnya tegak lurus s.konsekwen

3. S. Obsekwen

Anak s.subsekwen arahnya berlawanan s.konsekwen

4. S. Resekwen

Anak s.subsekwen arahnya sejajar s.konsekwen

5. S. Insekwen

POLA ALIRAN SUNGAI

· P. Dendritis

Tidak teratur( mirip akar pohon/cabang pohon)

· P. Pinnate

Induk sungai hampir sejajar anak sungai (di daerah miring/bukit)

· P. Rectangular

Membentuk sudut 900 di daerah patahan

· P. Trellis

Teratur (mirip sirip daun/duri ikan)

· P. Annular/Angular

Melingkar/bulat sprt cincin cth : daerah kubah/dome


· P. Radial

- R. Sentripetal/memusat cth: daerah depresi/cekungan.

- R. Sentrifugal/menyebar cth : keluar dr puncak bukit.

C. DANAU

Cekungan permuk. Bumi yang berisi air tawar dalam jumlah yang besar.

I. D. Vulkanik

Akibat letusan gunung berapi

2. D.Tektonik

Akibat pergeseran/dislokasi lap. Kulit bumi.

3. D. Tektovulkanik

Contoh : Danau Toba

4. D. Karst

Akibat pelarutan di daerah kapur

5. D. Buatan

Buatan manusia dengan cara membendung sebuah sungai.

D. RAWA

*R. Tergenang

- Air selalu tergenang

- Asam

- Tidak dapat diminum

- Lap. dasar tanah gambut

*R. Pasang Surut

- Air dipengaruhi dinamika air laut

- Dapat diminum

- Baik untuk pertanian

II. PERAIRAN LAUT


Bagian permukaan bumi yang lebih rendah yang diisi oleh air dalam jumlah sangat besar dan wilayah yang sangat luas

B. JENIS-JENIS LAUT

1. Bdkn. cara terjadi :

a. Laut transgresi

Akibat dataran rendah digenangi air laut (laut-laut dangkal).

mis : D. Sunda, D. Sahul


b. L. Ingresi

Akibat penurunan/pemerosotan dasar laut (laut-laut dalam).

mis : L. Banda, L. Sulawesi, dll

c. L. Regresi

Akibat penyempitan (kebalikan L. transgresi).

mis : Sel. Malaka

2. Bdkn. Letak

a. L. Tepi

Letaknya dipinggir benua

mis : L. Cina Selatan

b. L. Pedalaman

Dikelilingi benua.

mis : L. Jepang, L. Hitam, L. Kaspia

c. L. Pertengahan

Letaknya diantara dua benua

mis : L. Tengah, L. Indonesia

3. Bdkn. kedalamannya

a. Zone Litoral (0 m)

Garis batas pasang naik dengan pasang surut.

b. Z. Neristis (0 – 200 M)

Ciri-cirinya :

- Sinar matahari dapat menembus dasar laut

- Tumbuhan laut berkembang baik

- Banyak plankton

- Daerah penangkapan ikan

c. Z. Bathyal (200 – 2.000 m)

- Gelap total

- Tumbuhan tidak ada

- Binatang terbatas

d. Z. Abysal (>2.000 m)

- Terdapat palung laut.

3.lITOSFER

I. Lithosfer
- Lithos = batuan
- spera = lapisan
Terdiri dari :
- sial ( di darat)
- sima ( di laut)

Batuan pembentuk lithosfer


1. Batuan beku
· B.B dalam/plutonik/tubir
cth. Granit, sienit, obisis
· B.B korok/gang/celah
cth : Lakolit,sill
· B.B luar/efusit/amorf
cth. B.apung, B.kaca

2. Batuan sedimen (Pengendapan)


a. Berdasarkan tempat
- di darat : teristis
- di sungai : fluvial
- di danau : limnis
- di laut : marine
- di es : glasial
b. Berdasarkan tenaga
- angin : aeolis/aeris
- air sungai : akuatis
- air laut : marine

3. Batuan metamorf (perubahan)


Akibat suhu dan tekanan naik
- B.M Dinamo
akibat tekanan naik
cth : t.liat : b.sabak
- B.M (kontak)
akibat suhu naik
cth: B.kapur – B.marmer/pualam

- B.M.K Pneumatolotik
Percampuran (+) zat kimia
cth:
pasir kuarsa + borium = B.turmalin
pasir.kuarsa (+) florium = B. Topaz
II. Tenaga Geologi
Tenaga yang merubah bentuk permukaan bumi yang menghasilkan “Relief”.
Terdiri dari :
· Tenaga Endogen : Membangun
· Tenaga Eksogen : Merusak
· Tenaga Eksterestial : Dari luar planet

ž TENAGA ENDOGEN
A. Tektonisme
Terjadinya dislokasi batuan di dalam bumi

· Epirogenesa
- Pengangkatan dan penurunan benua pada wilayah yang luas dan waktu yang lama

Jenis Epirogenesa
- Epi.Negatif
à Darat laut ¯
Cth : Naiknya Pantai Pangandaran

- Epi.Positif
à Darat ¯ Laut
Cth: Penyempitan Pulau Ubi di pantai utara Jawa
· Orogenesa
- Bekerja pada wilayah yang sempit dan waktu yang singkat
- Barisan orogenesa menimbulkan pegunungan
Contohnya: Lipatan, Patahan dan Sesar

B. Vulkanisme
Peristiwa keluarnya magma dari perut bumi ke lapisan batuan di atasnya atau sampai ke permukaan bumi.

Istilah-istilah dalam vulkanisme :


· Intrusi magma
Proses menyusupnya magma ke lapisan batuan di atasnya dan tidak sampai ke permukaan bumi.
· Ekstrusi magma
keluarnya magma sampai ke permukaan bumi

Gejala pasca vulkanik/ post vulkanik


· sumber air panas/ geyser
· mata air makdani/ mineral
· Ekshalasi
- Gas belerang H2S / Solfatar
- Asam arang CO2/Mofet
- Uap air H2O/ Fumarol

ž T. EXOGEN
Tenaga yang berasal dari luar bumi yang merusak bumi
a.Pelapukan / Weathering
Penghancuran massa batuan
Jenis pelapukan:
· P. Mekanik/ fisis
Perubahan suhu secara tiba-tiba
· P. Kimiawi
- Oksidasi = Oksigen/O2
- Hidrasi = Air/ H2O
- Karbonasi = Karbondioksida/CO2
· P.Biologis/Organik
- Mahluk hidup
- P.Chemis digurun pasir

b. Erosi/Pengikisan
Terlepasnya runtuhan batuan oleh tenaga di p.bumi
Jenis erosi :
- Erosi air laut = abrasi
- Erosi es = gletsyer
- Erosi angin = korasi
c. Masswasting
- Tanah longsor
- Tanah amblas
- Tanah mengalir
- Lumpur mengalir
d. Sedimentasi
Massa pengendapan batuan/tanah
· Sedimentasi Fluvial ®air sungai
Hasil:
- delta = muara sungai
- beting/bantaran sungai = tengah-tengah sungai
- dataran alluvial = di kiri kanan sungai
· Sedimentasi aeolis = angin
Hasil : Gundukan pasir/sand dunes
· Sedimentasi marine ® air laut :
- Beach/ pesisir
- Bar/gosong pasir
- Tombolo/endapan pasir penghubung daratan dan pulau kecil.
“Gerakan/getaran akibat putusnya jaringan batuan/tanah”

· Hyposentrum
Pusat gempa di dalam kulit bumi
· Erysentrum
Pusat gempa di permukaan bumi

· Seismograf
Alat pencatat getaran gempa
· Seismologi
Ilmu yang mempelajari tentang gempa

· Seismogram
Hasil pencatatan seismograf
· Homoseista : Garis khayal pada peta yang menunjukkan waktunya sama menerima getaran
· Isoseista
Garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan kerusakan fisik sama
· Pleistoseista
Garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat-tempat kerusakan terparah
· Makroseisme

Getaran gempa terbesar


· Mikroseisme
Getaran gempa kecil

Jenis gempa
· Berdasarkan tenaga yang menimbulkan
1. Gempa tektonik
Dislokasi dalam kulit bumi

2. Gempa vulkanik
Erupsi/letusan gunung berapi
3. Gempa runtuhan/terbal
Runtuhnya dinding gua

· Berdasarkan jarak Hyposentrum


1. G. Dalam 300-700 km
2. G. Intermedier 100-300 km
3. G. Dangkal < 100 km
· Berdasarkan jarak Epysentrum
1. G. Setempat < 10.000 km
2. G. Jauh = 10.000 km

3. G. Sangat Jauh > 10.000 km


· Berdasarkan bentuk Epysentrum
1. G.Linier/garis
Tektonik

2. G.Sentral/titik : Vulkanik
3. G. Areal/wilayah
· Berdasarkan letak Epy/Hypo
1. Darat
2. Laut /Tsunami/Gel.pasang

Cara menentukan pusat gempa


Rumus Laska:
Menentukan jarak episentrum dengan stasiun pencatat gempa.
Rumus:

D = {(s-p)-1’ } x 1000 km
PERHATIAN :
1' = 60'' = 1000 km
30'' = 500 km
10'' X 1000 km = 166,66
60'' = 167 KM

4.PROSES TERJADINYA BUMI


Suhu rata-rata permukaan bumi adalah 140 C. Para ilmuwan yakin bahwa hanya bumilah yang atmosfernya memiliki cukup oksigen untuk
mendukung kehidupanBumi merupakan planet terbesar kelima dengan diameter + 13.000 km (5x diameter Pluto, planet terkecil. 1/11x
diameter Jupiter, planet terbesar). Bumi berada pada jarak kira-kira 150 juta km dari matahari. Jarak ini disebut dengan 1 Satuan Astronomi
(SA). Bumi berputar mengitari matahari dalam waktu 365 hari, 6 jam, 9 menit, 10 detik, dengan jarak tempuh 958 juta km. Waktu yang
diperlukan bumi untuk mengitari matahari ini disebut 1 tahun bumi. Dalam mengorbit matahari, bumi bergerak dengan kelajuan rata-rata
107,2 km/jam

Di samping begerak mengitari matahari, bumi juga berputar pada porosnya. Waktu yang diperlukan untuk 1 kali berputar pada porosnya
adalah 23 jam, 56 menit, dan 4 detik yang disebut juga sebagai 1 hari bumi.
TERJADINYA BUMI

Beberapa teori dari para ahli yang mengemukakan proses terjadinya bumi, antara lain:

1. Hipotesis Kabut Kant-Lapplace

• Immanuel Kant (Jerman, 1775)

Awalnya, ruang angkasa hanya berisi gas-gas. Gas yang bermassa besar menarik gas lain di sekitarnya membentuk matahari.
Bola-bola gas yang saling bertumbukan menimbulkan panas sehingga terjadi putaran kabut. Kabut mengumpul dan menjadi dingin
hingga akhirnya memadat menjadi planet.

• Pierre de Lapplace (Prancis, 1796)

Awalnya kabut dalam ruang angkasa berputar, terjadi gumpalan awan di khatulistiwa. Material dari pusat putaran pindah
ke gumpalan awan membentuk planet yang terus mengitari pusat massa awal.

2. Hipotesis Planetesimal

Thomas C. Chamberlin (1843-1928) dan Forest R. Moulton (1872-1952), keduanya adalah ilmuwan Amerika. Pada tahun 1900
mengemukakan bahwa Matahari sudah ada sejak awal sebelum planet terbentuk. Ada benda langit dekat matahari yang
gravitasinya menarik material matahari. Material matahari yang tertarik menjadi gumpalan (planetesimal) yang terus berkembang
menjadi planet.

Teori ini ditolak karena material matahari sangat panas sehingga ketika menggumpal akan segera meledak dan planet tidak mungkin
terjadi.

3. Hipotesis Pasang surut

Sir James Jeans dan Harold Jaffries, 1917

Teori ini sangat mirip dengan Teori Planetesimal dimana ada 2 matahari dalam sistem tata surya. Gaya gravitasi saling
menyebabkan terjadinya pasang surut di permukaan keduanya. Bagian permukaan yang tertarik berpisah dari keduanya dan
membentuk lidah pijar raksasa. Kemudian lidah pijar itu menggumpal dan mendingin hingga menjadi planet.

4. Hipotesis Proto Planet

Carl Von Wiezsaeker (1940) dan G.P. Kuiper (1950)

Kedua ahli menyatakan bahwa tata surya terbentuk dalam waktu yang bersamaan dari gumpalan awan gas dan debu (hidrogen dan
helium). Awan gas mengalami pemutaran dan pemadatan lalu membentuk seperti cakram. Bagian tengah mempunyai daya tekan
yang besar, terbentuklah matahari. Selanjutnya bagian yang diselimuti kabut, dan pecah menjadi awan yang lebih kecil lagi disebut
Proto Planet.

5. Hipotesis Bintang Kembar

Fred Hoyle, 1956

Dalam tata surya terdapat dua bintang kembar yang salah satunya tidak stabil. Bintang yang tidak stabil kemudian meledak.
Pecahannya lalu mengitari bintang yang satu lagi. Bintang yang dikelilingi pecahan-pecahan itu adalah matahari dan pecahan-
pecahan yang mengelilinginya menjadi planet setelah mendingin

PERKEMBANGAN TEORI PEMBENTUKAN BUMI


Setelah terbentuk, bumi terus bergerak dan berkembang, sehingga terbentuklah bentangan alam.

Terdapat beberapa teori tentang muka bumi, antara lain :

1. Teori Hanyutan Benua (Continental Drift)

2. Teori Laurasia-Gondwana

3. Teori Pemekaran Dasar Samudera

4. Teori Lempeng Tektonik

TEORI HANYUTAN BENUA (CONTINENTAL DRIFT)

Alfred Lothar Wegener (1880-1930) menyatakan bahwa seluruh benua berasal dari 1 daratan, disebut Pangea, dan dikelilingi
lautan Thetys.

180 juta tahun yang lalu Pangea terpecah membentuk daratan baru bernama Gondwana.

135 juta tahun yang lalu Gondwana terpecah membentuk Kutub Selatan, Australia, Afrika, Amerika, Greenland, dan Eropa.

Penyebab pergeseran benua adalah arus konveksi penghasil gaya sentrifugal, mengakibatkan bumi cembung ke arah ekuator

TEORI LEMPENG TEKTONIK

Jason Morgan, Amerika (1987) – menyatakan terdapat lempeng di dalam kerak bumi. Lempeng itu terapung-apung di atas mantel
bumi. Arus konveksi yang kuat dalam Astenosfer menggerakkan lempeng-lempeng itu di permukaan bumi. Pergerakan lempeng-
lempeng itu mengakibatkan pergeseran benua.

Lempeng di dunia terbagi 2:

• Lempeng Samudera (sima): kerak samudera

• Lempeng Benua (sial): kerak benua dan dasarnya

LAPISAN BUMI

Berdasarkan penelitian ahli geofisika, terutama dengan metode seismik, bagian dalam bumi dapat diketahui.

Berdasarkan kecepatan perambatan gelombang P dan S, bumi dibagi atas :

1. Kerak Bumi

2. Mantel

3. Inti

Berdasarkan sifat fisiknya, bumi dibagi atas

1. Lapisan Litosfer

2. Lapisan Astenosfer

3. Lapisan Mesosfer

ATMOSFRE
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Bumi dan lapisan udara yang menyelimutinya sama-sama berotasi terhadap
poros bumi serta berevolusi mengelilingi matahari. Tebal lapisan ini mencapai 10.000 km lebih (diukur dari permukaan laut).
Hampir 97 % dari udara terletak pada lapisan atmosfer paling bawah yang tebalnya mencapai 30 km. Semakin menjauh dari
permukaan bumi kadar udara pada lapisan atmosfer semakin menurun.

KERAK BUMI

Kerak adalah lapisan terluar bumi. Di bawah benua, ketebalan kerak bumi dapat mencapai 70 km. Kerak di bawah benua
disebut sial karena banyak mengandung silikon dan aluminium. Di bawah lautan, ketebalan kerak bumi sekitar 30 km. Di
bawah sial terdapat sima, yaitu lapisan kerak bumi yang banyak mengandung silikon dan magnesium.

MANTEL

Mantel adalah lapisan dalam bumi yang terdiri dari cairan kental panas bersuhu 1.500-3.000 0C dengan massa jenis berkisar antara
4.000-6.000 kg/m3. Tebal mantel adalah sekitar 2.200 km. Lapisan mantel berada hingga jari-jari 5650 km. Sebagian besar lapisan
mantel terdiri dari magnesium dan silikon yang membentuk mineral Olivin (Mg2SiO4).

INTI LUAR

Inti luar adalah lapisan dalam bumi yang berwujud cairan panas dan sangat kental dengan suhu 4.000 0C. Massa jenisnya antara
10.000-11.000 kg/m3. Tebalnya mencapai 2250 km, atau jari-jarinya sepanjang 3450 km.

INTI DALAM

Inti dalam merupakan pusat bola bumi dengan jari-jari 1200 km. Inti dalam terdiri dari 80 % kristal besi dan sisanya kristal nikel.
Massa jenisnya 11.000-13.000 kg/m3. Suhunya mencapai 6.000 0C. Inti dalam bumi adalah sumber medan magnet dengan tekanan
2.000.000 atm.

LITOSFER

Litosfer yang artinya lapisan batuan adalah lapisan kerak bumi terluar dengan ketebalan sekitar 100 km. Sebagian besar batuan
pada lapisan ini terdiri dari silikon oksida dan aluminium oksida.

5. RUANG LINGKUP GEOGRAFI

1. Pengertian dan Batasan Geografi

Perkataan geografi berasal dari Bahasa Yunani : Geo (Bumi), dan Graphein (tulisan). Jadi secara harfiah,
geografi berarti tulisan tentang bumi atau sering disebut ilmu bumi. Geografi dapat didefenisikan sebagai ilmu
yang mempelajari/mengkaji bumi dan segala sesuatu yang ada di atasnya.
B. OBJEK STUDI GEOGRAFI
Studi Geografi : Studi keruangan tentang gejala-gejala geografi.

i. Permukaan bumi dan segenap proses berlangsung di atasnya.

ii. Pengorganisasian wilayah dan ruang di muka bumi, baik di daratan perairan, maupun di udara.

iii. Tafsiran tentang alam dan bentang sosial, termasuk budaya, perkotaan dan pedesaan.

iv. Hubungan manusia dengan lingkungan yang berbeda-beda, baik yang merupakan hasil budaya maupun teknologi.
Interaksi manusia dengan proses-proses yang ada di muka bumi, yang pada prinsipnya merupakan pendekatan ekologi.

Secara garis besar, seluruh objek kajian geografi dapat dibedakan atas dua aspek utama, yaitu aspek fisik dan aspek
sosial. Aspek fisik /alamiah meliputi aspek kimiawi, biologis, astronomis dan sebagainya, sedangkan aspek sosial meliputi aspek
antropologis, politis, ekonomis dan sebagainya

C. Ruang Lingkup Geografi

1. kajian terhadap wilayah (region);

2. interaksi antara manusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu bagian dari keanekaragaman wilayah;

3. persebaran dan kaitan antara

penduduk (manusia) dengan aspek-aspek

keruangan dan usaha manusia untuk

memanfaatkannya.

Permukaan bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga lingkungan, yaitu sebagai berikut :

· Lingkungan fisikal (physical enviroment) atau abiotik adalah segala sesuatu disekitar manusia yang berupa mahluk tak hidup,
misalnya : tanah, air, dan sinar matahari.

· Lingkungan biologis (biological environment) atau biotik adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berupa mahkul hidup,
seperti binatang, tumbuh-tumbuhan termasuk manusia.

· Lingkungan sosial (social environment) adalah segala sesuatu disekitar manusia yang berwujud tindakan atau aktivitas manusia
baik dalam hubungannya dengan lingkungan alam maupun hubungan antar manusia.

D. Ilmu Penunjang Geografi

i. Geologi : Ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan kejadian, struktur, komposisi, sejarah dan proses perkembangannya.

ii. Geofisika : Ilmu yang mengkaji sifat bumi bagian dalam dengan metode tehnik fisika, seperti mengukur gempa bumi, gravitasi
dan sebagainya.

iii. Meteorologi : Ilmu yang mempelajari atmosfer, misalnya udara, cuaca, suhu dan sebagainya.

iv. Astronomi : Ilmu yang mempelajari benda-benda langit di luar atmosfer bumi : seperti matahari, bintang, ruang angkasa, dan
sebagainya.

v. Geomorfologi : Studi tentang bentuk-bentuk permukaan bumi dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut.

vi. Oceanografi : Ilmu yang mempelajari lautan ; misalnya sifat air laut, pasang, kedalaman dan lain sebagainya.

vii. Hidrografi : Ilmu yang berhubungan dengan pencatatan, survey, pemetaan laut,danau, sungai, dsb.

viii. Geografi Regional : Cabang geografi yang mempelajari kawasan

tertentu secara khusus.

Cabang ilmu geo lainnya:


Klimatologi
Vulkanologi
Seismologi
Geofisika
Biogeografi

Antropogeografi
Geo politik
Geo regional
Sosiologi

Geo penduduk
Geo ekonomi
Geo pedesaan
Geo kota
ix. Geografi Matematik : Cabang geografi yang mempelajari tentang perkiraan bentuk, ukuran dan gerakan bumi.

x. Biogeografi : Ilmu yang mengkaji persebaran mahluk hidup di permukaan bumi.

xi. Antropogeografi/Etnografi : Ilmu yang mengkaji persebaran kebudayaan manusia di permukaan bumi.

E. KONSEP GEOGRAFI

ADA 2 MACAM

SATU:

a. Penghargaan budayawi terhadap bumi

b. Konsep regional/wilayah

c. Pertalian wilayah

d. Lokalisasi

e. Interaksi keruangan

f. Skala wilayah

g. Konsep perubahan

DUA:

b. 1. Konsep Lokasi

a. Lokasi Absolut

b. Lokasi Relatif

2. Konsep Jarak

3. Konsep Keterjangkauan

4. Konsep Morfologi

5. Konsep Aglomerasi(mengelompok)
6. Konsep Nilai Kegunaan

7. Konsep Pola

8. Konsep Deferensiasi Areal

9.KonsepInteraksi/ Interdependensi

10. Konsep Keterkaitan Keruangan

F. METODE PENDEKATAN GEOGRAFI

Beberapa pendekatan geografi

a. Pendekatan keruangan (spatial approach) :

· Pendekatan topik

misal di daerah tertentu ada kelaparan, maka kelaparan inilah yang menjadi sorotan utama dalam pendekatan topik.

· Pendekatan aktivitas manusia

Pendekatan ini diarahkan kepada aktivitas manusianya (human aktivities) ditinjau dari penyebarannya, dapat dibedakan jenis-jenis
aktivitas sehubungan dengan mata pencaharian penduduk.

· Pendekatan regional

Pendekatan regional berarti mendekati suatu gejala atau suatu masalah dari region tempat gejala tersebut.

b. Pendekatan ekologi (ecological approach) : suatu metodologi untuk mendekati, menelaah dan menganalisis suatu gejala atau
masalah geografi dengan menerapkan konsep dan prinsip ekologi.

c. Pendekatan kronologi (historic approach)

Pendekatan ini dikenal dengan pendekatan historis atau sejarah. Dengan ini peneliti dapat mengkaji perkembangan, prediksi gejala
alam atau masalah yang akan datang.

d. Pendekatan sistem (system approach)

Sistem ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan satu sama lain.

G. PRINSIP-PRINSIP GEOGRAFI

a. Prinsip penyebaran/distribusi

Prinsip penyebaran, yaitu suatu gejala dan fakta yang tersekon tidak merata di permukaan bumi yang meliputi bentang alam,
tumbuhan, hewan dan manusia.

b. Prinsip interelasi/hubungan
Prinsip interelasi, yaitu suatu hubungan saling terkait dalam ruang, antara gejala yang satu dengan gejala yang lain.
c. Prinsip deskripsi/penggambaran

Prinsip deskripsi yaitu penjelasan lebih jauh mengenai gejala-gejala yang diselidiki/ dipelajari.

d. Prinsip korologi/keruangan

Prinsip korologi, yaitu gejala hidup, fakta, ataupun masalah geografi disuatu tempat yang ditinjau sebenarnya, interelasinya,
interaksinya dan integrasinya dalam ruang tertentu.

H. ASPEK-ASPEK GEOGRAFI

a. Aspek Fisik
tanah, air, dan udara dengan segala prosesnya.
b. Aspek Manusia
Geografi manusia adalah cabang dari ilmu geografi yang mempelajari semua aspek gejala di permukaan bumi
yang mengambil manusia sebagai objek utamanya.seperti:
a. Oikumene dan pemukiman

b. persebaran penduduk

c. kepadatan penduduk

d. perubahan penduduk

e. migrasi penduduk

c. Aspek Regional

Langkah-langkah penelitian geografi sebagai berikut :

a. Perumusan masalah dan tujuan penelitian

b. Penyusunan hipotesa penelitian

c. Penentuan populasi dan penarikan sampel

d. Teknik pengumpulan data

e. Analisis dan interpretasi data

F. Penarikan kesimpulan hasil penelitian

RINGKASAN MATERI KELAS XI (SEBELAS)

1. BIOSFER dan LINGKUNGAN HIDUP

Bio : hidup

Sphaira : lapisan / lingkungan


“Kesatuan hidup flora dan fauna yang tersebar di muka bumi”
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA
1.
2.
3.
4.

PERSEBARAN FLORA

— Hutan Hujan Tropis


Karakteristik:
a. Matahari bersinar sepanjang tahun
b. CH tinggi

c. Terdapat kanopi (tudung daun)


— Hutan Musim Tropis
Karakteristik:
a. Tumbuhan membentuk formasi musiman

b. Termasuk tumbuhan tropofit


c. Daun meranggas saat kemarau dan lebat saat
musim hujan
— Hutan Gugur
karakteristik: Tumbuhan menggugurkan daun saat
musim dingin
— Padang rumput
karakteristik:

a. CH rendah
b. posositas dan drainase kurang baik
Padang Rumput Terdapat
stepa : Padang Rumput Yang Luas

savana : Padang Rumput Yang Luas dan di Selingi Semak


Belukur / Pepohonan
Gurun : (padang pasir) di tumbihi kaktus
Taiga : hutan yang memiliki daun seperti jarum atau sisik

Tundra : berupa lumut dan semak kerdil


Mangrove : Hutan bakau di pesisir Pantai (Muara Sungai)
karakteristik:lingkungan mempunyai kadar garam
tinggi, selalu tergenang dan tanah yang,rasa asam
tidak subur untuk pertanian karna kurang oksigen

PERSEBARAN FAUNA DI MUKA BUMI


— Daratan
- Australian : marsupial (berkantung) / kanguru
kiwi dan burung cendrawasih

- Oriental (Asia) : mamalia

- Neartik (Amerika Utara)


: - ayam kalkun, bison, muskox

- Paleartik (Eurasia)
: rusa kutub, kambing marcopolo

- Neotropik (Amerika Selatan)


: trenggiling, kuda, tapir

- Ethiopian (Afrika Selatan)


· Perairan

- Air tawar
1. plankton
2. nekton (organisme berenang)
3. neston (organisme mengapung)
4. bentos (organisme dasar perairan)
5. perifiton (organisme melekat)

- Air Laut (Berdasar Kondisi Fisik Dan Penghuninya)


1. Litoral : daerah pasang surut (berbatasan dengan
darat), contohnya teripang, udang, cacinglaut
2. Neritik : laut dangkal (200 m) dan dapat ditembus
cahaya, contohnya plankton, nekton,

neston, bentos
3. Batial : tidak dapat ditembus cahaya
(200 – 2000m) contohnya nekton
4. Abisal : kedalaman lebih dari 2000 m
Yaitu afotik tidak dapat ditembus
cahaya matahari (> 2000m)

PERSEBARAN FLORA
DI INDONESIA
1. FLORA PAPARAN SUNDA (ASIATIS)
- Sumatra = pohon kamper, bunga raffles
- Jawa Kalimantan = Jati, Tenggaring, Kayu ulin

2. PAPARAN SAHUL (AUSTRALIS)


- kayu besi, cemara, Pometia pinnata

3. FLORA PERALIHAN
- Kayu eboni, kayu rima

PERSEBARAN FAUNA

DI INDONESIA
1. BAGIAN BARAT
gajah, harimau, beruang, orang utan, badak bercula

2. BAGIAN TIMUR
tikus berkantung, cendrawasih, kanguru

3. BAGIAN TENGAH
komodo, burung maleo, kuskus, anoa, Babi Rusa

UPAYA PELESTARIAN ALAM


Konservasi: a. hutan lindung
b. cagar alam
c. suaka margasatwa
d. taman nasonal: wilayah inti,

rimba, pengembangan dan


penyangga
3. Pengembangan daerah konservasi
4. Pelestarian diluar kawasan konservasi
5. UU no 4 tahun 1984 tentang ketentuan-ketentuan
pokok pengelolaan lingkungan hidup

A.LINGKUNGAN HIDUP

Lingkungan hidup manusia adalah segala sesuatu mulai dari udara, hingga benda-benda angkasa yang
berjarak ratusan juta kilometer dari planet bumi yang memengaruhi kehidupan manusia di bumi.

Demikian pula dengan manusia itu sendiri. Manusia, baik secara individu maupun kelompok menjadi
lingkungan bagi individu atau kelompok lainnya.
Lingkungan biotik adalah lingkungan yang berupa seluruh makhluk hidup mulai dari yang terkecil seperti
bakteri atau mikroorganisme hingga hewan atau tumbuh-tumbuhan yang paling besar yang ada disekitar kita
dan berpengaruh pada kehidupan kita.

Lingkungan abiotik adalah segala kondisi yang tak hidup atau bukan merupakan organisma hidup yang ada di
sekitar makhluk hidup.

Lingkungan sosial adalah manusia baik secara individu, perorangan maupun kelompok yang ada di luar diri kita.

Lingkungan alam, sosial dan budaya dapat diringkas menjadi dua bagian, yaitu komponen bio-geofisikal
(lingkungan alam) dan
komponen lingkungan sosial budaya (hubungan perilaku manusia dan lingkungan binaan).

2.ANTROPOSFER

ž TEORI PERTUMBUHAN PENDUDUK


I. T. alami

Herbert Spencer
Penduduk (+) akibat (N) dan (M)
Rumus: Pt = L – M

II. T. Sosial

Penduduk (+) akibat interaksi (hub) individu.


Rumus: Pt = (L – M) + (I - E)
Teori Malthus:
Penduduk (+) ® deret ukur: 1,2,4,8 …
Makanan (+) ® deret hitung: 1,2,3,4 …
Cat: (-) berlaku di negara maju karena teknologi.

Faktor penghambat pertambahan penduduk


Ultimate checks (rintangan pokok). Mis: bahaya kelaparan
Immediate checks (rintangan langsung)
Preventive checks
Misalnya:
· Program KB
· Penundaan Usia Kawin
· Batas Usia Kawin
· Batas tunjangan anak bagi Peg. Negeri
Positive checks
Misalnya: - Peperangan
- Wabah penyakit

ž TRANSISI DEMOGRAFI
Pertumbuhan penduduk ~ ke ‚
Terdiri atas 3 fase:
Pra transisi = N dan M, Pt
Transisi = N dan M,¯, Pt
Post transisi = N¯ dan M¯, Pt¯
KOMPOSISI PENDUDUK
Komposisi Penduduk didasarkan atas penggolongan Umur dan Jenis Kelamin
PIRAMIDA PENDUDUK
Jenis :
I. Limas (Kerucut)/Penduduk Muda
Ciri :
* Dimiliki negara berkembang
* N , M, Pt
* Usia Jompo < Usia Muda
* Angka Ketergantungan (DR)

II. Guci Terbalik/Penduduk Tua,


ciri :
* N¯ dan M¯, Pt¯
* Angka ketergantungan (DR)¯
*Usia Jompo > Usia Muda
*Dimiliki negara maju

III. Peluru/ Batu Nisan/Stasioner


Ciri :
* Dimiliki negara maju
* Angka ketergantungan (DR)¯
* N = M, L = P
* ZPG = 0, N¯ dan M¯, Pt¯
ž FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFI
I.
Banyaknya bayi yang lahir per 1000 penduduk/thn.
Kasar = CBR (Crude Birth Rate)
Faktor-faktor yang mempengaruhi natalitas:
v Pro Natalitas - Kawin usia muda
- Besarnya kematian bayi
- Penilaian tinggi terhadap anak.
v Anti Natalitas :
- KB
- UU Perkawinan No. 1/1974
- Penundaan usia kawin
- Peraturan tentang tunjangan anak

II. MORTALITAS
Banyaknya jumlah penduduk yang mati per 1000/thn.
Ø Kasar = CDR (Crude Death Rate)
Faktor yang mempengaruhi mortalitas:
v Pro Mortalitas:
- Fasilitas kesehatan belum memadai
- Tingkat kesehatan rakyat rendah
- Makanan kurang bergizi
- Pencemaran lingkungan
- Peperangan
- Bunuh diri
- Bencana alam/wabah penyakit
v Anti Mortalitas
Fasilitas kesehatan telah sempurna (kebalikan dari pro mortalitas).

III. MIGRASI
M. internasional
- Imigrasi
- Evakuasi
- Emigrasi
- Remigrasi
- Tourisme
M. Nasional
- Urbanisasi - Laratour aux camp
- Transmigrasi - Week end
- Forensen - Ruralisasi

ž SENSUS PENDUDUK
Berasal dari bahasa Italia (Cincera = menghitung/menaksir)
Sensus Penduduk di Indonesia 1930, 1961, 1971, 1980, 1990, 2000.
Jenis:
- De facto ® “WNS + WNA”
- De jure ® “WNI saja”

Metode:
- Canvasser
Petugas mendatangi rumah penduduk dan mencatat jumlah penduduk.
- House Holder
Kepala Keluarga mengisi formulir sensus
3. sumber daya alam (SDA
¤Pengertian SDA

¤Penggolongan SDA

¤Jenis-Jenis Bahan Galian

¤Pengertian SDA

9 Semua kekayaan alam baik benda mati atau benda hidup yang berada di bumi, yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia.

¤Penggolongan SDA

I. Bdkn. bagian atau bentuk yang dapat dimanfaatkan

· SDA Materi

9 Contoh: Besi

9 Dimanfaatkan:

-Untuk kerangka beton

-Untuk bahan kenderaan

-Untuk alat rumah tangga

· SDA Hayati

9 Terdiri:

-Nabati: Tumbuhan
-Hewani: Hewan

· SDA Energi

9 Contoh:

-Bensin -Gas alam

-Solar -Batu bara

-Minyak tanah -Kayu bakar

· SDA Ruang atau Tempat

9 Contoh:

-Tempat tinggal

-Tempat pertanian

-Tempat barmain anak-anak

-Tempat perikanan

-Dll (sebutkan)

· SDA Waktu

9Contoh:

Air sulit didapat pada musim kemarau

· SDA yang dapat diperbaharui

9 SDA yang tidak dapat habis

9 Terjadi dengan dua cara:

1. Reproduksi

9 Dengan cara mengembangbiakkan

9 Contoh:

-Tumbuhan (nabati)

-Hewan (hewani)

2. Siklus

9 Dengan cara membentuk siklus

9 Contoh:

-Air

-Udara

a Jenis SDA yang dapat diperbaharui

1. SDA Hayati (M. Hidup)


9 Meliputi:

-Pertanian

-Perkebunan

-Kehutanan

-Peternakan

-Perikanan

2. SDA Nonhayati (M. Mati)

9 Meliputi:

-Tanah

-Udara

-Matahari

-Air

· SDA yang tidak dapat diperbaharui

9 Pembentukannya kembali memerlukan waktu yang lama (jutaan tahun).

9 Contoh: Bahan galian

¤ Jenis-Jenis Bahan Galian

I. Bdkn. Daya pakai (nilai konsumtif)

· Tidak cepat habis

9 Dimanfaatkan dalam jumlah yang kecil

9 Dipakai berulang-ulang

9 Misalnya:

-Intan

-Batu permata

-Emas

-Perak

· Cepat habis

9 Dimanfaatkan dalam jumlah yang banyak

9 Daur ulang sukar dilakukan

9 Misalnya:

-Bensin
-Solar

-Perak

-Dll (sebutkan)

· Bahan galian magmatik

9 Terjadi dari magma dan bertempat dekat dengan dapur magma.

· Bahan galian pegmatit

9 Terbentuk di dalam diatrema (gang).

· Bahan galian hasil pengayaan sekunder

9 Terjadi karena proses pelarutan pada batuan hasil pelapukan.

· Bahan galian hasil pengendapan

9 Terjadi karena pengendapan di dasar sungai.

· Bahan galian hasil metamosfosis kontak

9 Terjadi karena batuan di sekitar magma bersentuhan dengan magma.

· Bahan galian hidrotermal

9 Terjadi karena peresapan magma yang membeku di celah-celah lapisan bumi.

III. Bdkn. UU. No. 11 Tahun 1976 Tentang Pertambangan

· Bahan galian Golongan A

9 Untuk pertahanan/keamanan negara.

9 Contoh:Batu bara, Minyak bumi, Gas bumi, Nikel, Timah, Besi, Aspal, Aluminium, Mangaan, Tembaga

· Bahan galian Golongan B

9 Untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.

9 Contoh:

Emas, Perak, Seng, Magnesiun, Permata, Mika,Asbes

· Bahan galian Golongan C

9 Tidak memerlukan pemasaran secara internasional.

9Contoh: Batu, Pasir, Tanah liat, Batu kapur, Pasir kuarsa


¤Usaha Melestarikan SDA

01. Penghijauan

02. Reboisasi
03. Pembuatan sengkedan

04. Pengembangan DAS

05. Pengolahan air limbah

06. Penertiban pembuangan sampah

4. LINGKUNGAN HIDUP

LINGKUNGAN HIDUP
UNTUK PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN I
A. Pengertian Lingkungan Hidup

Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa
lingkungan hidup adalah merupakan satu kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan, dan mahluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
mahluk hidup lainnya.

Menurut Otto Sumarwoto (1989) lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan
keadaan, dan mahluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.

Menurut Otto Sumarwoto, sifat lingkungan hidup sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1. Kuantitas dan kualitas unsur-unsur lingkungan hidup

2. Interaksi antar unsur lingkungan hidup

3. Kondisi lingkungan hidup

4. Faktor-faktor nonmaterial, misalnya cahaya, panas, dan kebisingan.

B. Komponen-komponen lingkungan hidup

a) Lingkungan biotik (unsur hayati)

Terdiri atas tumbuhan, hewan, dan manusia. Menurut fungsinya, komponen biotik dapat dibedakan menjadi 3
kelompok utama, sebagai berikut :

1. Kelompok produsen

Kelompok produsen adalah organisme yang mampu menghasilkan makanannya sendiri yang biasa disebut
dengan autotrofik (auto = sendiri, trofik = menghasilkan makanan).
2. Kelompok konsumen

Kelompok konsumen adalah organisme yang hanya memanfaatkan hasil yang disediakan oleh organisme lain
(produsen). Oleh karena itu konsumen disebut dengan heterotrofik. Kelompok ini terdiri atas manusia dan
kelompok hewan herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan). Hewan herbivora selanjutnya dimakan oleh binatang
karnivora (pemakan hewan lainnya) , dan kedua jenis binatang ini dimakan oleh manusia, yang termasuk
kedalam golongan omnivora (pemakan segalanya).
3. Kelompok pengurai (decomposer)

Kelompok pengurai berperan dalam menguraikan sisa-sisa atau mahluk hidup yang telah mati. Termasuk dalam
kelompok pengurai adalah bakteri dan jamur.
b) Lingkungan abiotik (unsur fisik)

Lingkungan abiotik adalah benda-benda mati yang ada di bumi tetapi mempunyai pengaruh pada
kehidupan mahluk hidup yang ada di dalamnya. Berikut yang termasuk kelompok abiotik.
1. Tanah

2. Atmosfer/Lapisan Udara a

3. Air

4. Sinar Matahari

ekosistem disebut dengan ekologi.

Ekosistem dapat dibedakan sebagai berikut :

a)

b) Telaga

c) Rawa ekosistem perairan

d) Sungai

e) Laut

f)

g) Pegunungan

h) Padang rumput ekosistem darat

i) Gurun pasir

C. Kualitas lingkungan hidup

Kualitas lingkungan yang baik adalah suasana membuat setiap orang nyaman hidup dalam lingkungan tersebut.

Kualitas lingkungan juga sangat bersifat holistik, yaitu memandang keseluruhan komponen dalam lingkungan hidup
sebagai satu kesatuan.

Kualitas lingkungan hidup dapat dibedakan berdasarkan biofisik, sosial-ekonomi, dan budaya.

a. Lingkungan biofisik adalah lingkungan abiotik dan biotik secara simbiosis..

b. Lingkungan sosial ekonomi terdiri atas sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kebutuhan lainnya.

c. Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi atau benda maupun nonmateri yang dihasilkan oleh
manusia melalui aktivitas dan kreativitasnya.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan hidup.

Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan hidup antara lain :

1) Jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup.

2) Hubungan atau interaksi antarunsur dalam lingkungan hidup.

3) Kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup.

4) Faktor-faktor nonmaterial, antara lain kondisi suhu, cahaya, dan kebisingan.

5) Keadaan fisik akan berpengaruh terhadap keadaan ekonomi, sedangkan kondisi ekonomi akan berpengaruh terhadap
keadaan sosial dan budaya penduduk.

A. Pembangunan Berkelanjutan

(Sustainable Development)

Pada tahun 1987, komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mengenalkan istilah pembangunan
berkelanjutan (suistainable development). Istilah tersebut menunjukkan bahwa negara-negara dapat melanjutkan
pembangunan ekonomi untuk mencapai taraf hidup lebih tinggi tanpa merusak dan membahayakan lingkungan.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan
lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,
kesejahteraanm dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

Yang berisi suatu rencana global untuk pembangunan berkelanjutan yang dapat dijadikan panduan bagi negara-
negara untuk melaksanakan :

1. Pembangunan berkelanjutan dan pembangunan ekonomi.

2. Pemerintah yang demokratis.

3. Pembangunan sosial dan pelestarian lingkungan.

KTT Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2002 di Johannesburg, Afrika Selatan menghasilkan :

1. Deklarasi mengenai pembangunan berkelanjutan.

2. Rencana pelaksanaan.

3. Kesepakatan kerja sama antarpeserta konferensi, khususnya mengenai air, energi. Kesehatan, pertanian, dan
keanekaragaman hayati.

B. Pemanfaatan Lingkungan bagi Pembangunan Berkelanjutan

a) Pembangunan Konvensional dan Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan berkelanjutan harus memperhitungkan perbedaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
dengan yang tidak dapat diperbaharui.

b) Aspek Lingkungan Menentukan Pembangunan Berkelanjutan

Keberlanjutan pembangunan ditentukan oleh lima aspek, yaitu lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, dan politik.

c) Pemanfaatan Lingkungan bagi Pembangunan

1. Reklamasi

Reklamasi lahan dapat dilakukan dengan pengeringan rawa, perbaikan lahan bekas tambang, serta pengeringan laut.

a) Pengeringan rawa

b) Perbaikan Lahan Bekas Tambang

c) Pengeringan Laut

Reklamasi laut yang paling menakjubkan dunia adalah proyek Zwider Zee di Belanda. Yang kemudian dimanfaatkan
untuk lahan pertanian, permukiman, transportasi, dan rekreasi.

2. Peningkatan Lahan Garapan dan Hasil Panen

3. Peningkatan Persediaan Pangan

Usaha peningkatan hasil pertanian dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Intensifikasi pertanian dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas usaha pertanian melalui penggunaan dan
peningkatan teknologi tepat guna.

2. Diversifikasi dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan keanekaragaman usaha tani.

3. Ekstensifikasi pertanian dilakukan dengan menambah luas areal lahan pertanian.

4. Rehabilitasi pertanian merupakan upaya pemulihan kemampuan daya produktivitas sumberdaya pertanian.

5. Mekanisasi pertanian adalah penggunaan teknologi modern

C. Ciri-ciri pembangunan berkelanjutan

a. Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan jalan melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem

b. Memanfaatkan sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak merusak lingkungan.

c. Memberikan kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang bersama-sama disetiap daerah.

d. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk

e. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memerhatikan kelestarian

I. Dampak Pembangunan Terhadap Lingkungan Hidup

A. Dampak Positif Pembangunan


1. Indikator Ekonomi

Keberhasilan pembangunan nasional di bidang ekonomi dapat ditunjukkan oleh indikator sebagai berikut :

a. Produk Nasional Bruto (PNB)

PNB merupakan salah satu indikator dalam penilaian kebrhasilan pembangunan atau kemakmuran negara.

Negara dengan pertumbuhan penduduk cepat memiliki PNB per kapita rendah.

b. Fasilitas Transportasi dan Komunikasi

c. Konsumsi energi

d. Tenaga kereja di Sektor Industri

2. Indikator Kualitas Hidup

a. Melek Huruf

Secara umum, apabila angka melek huruf semakin besar berarti terjadi peningkatan pembangunan. Salah satu cara
untuk mengetahui angka melek huruf adalah dengan menghitung angka buta huruf penduduk dewasa, yaitu jumlah
penduduk >50 tahun yang tidak dapat membaca dan menulis.

b. Kesehatan dan Kesejahteraan

Tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang semakin baik merupakan indikator keberhasilan pembangunan.

B. Dampak Negatif Pembangunan

1. Penggundulan Hutan (Deforestation)

. Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan penggundulan hutan :

a. Pembangunan permukiman

b. Perluasan lahan pertanian

c. Penggunaan bahan bakar kayu

d. Pembalakan

e. Penambangan terbuka/permukaan

2. Penggersangan Lahan (Desertification)

Beberapa penyebab penggersangan lahan sebagai berikut :

a. Proses alamiah

Musim kering secara berkala menimbulkan lahan gersang.

b. Kegiatan pertanian
Praktik-praktik pertanian yang menanami secara terus-menerus tanpa ada jeda Penggunaan teknologi

c. Vegetasi berkurang

Peningkatan jumlah hewan dan manusia memengaruhi penurunan jumlah vegetasi.

3. Pencemaran

a. Pencemaran tanah

b. Pencemaran air

c. Pencemaran Udara

Pelestarian Lingkungan Hidup


Dalam Bab V, pasal 14 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan :

1. Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang melanggar mutu dan
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

2. Ketentuan mengenai baku mutu lingkungan hidup, pencegahan, dan penanggulangan pencemaran serta pemulihan
daya tampungnya diatur dengan peraturan pemerintah.

3. Ketentuan mengenai kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, pencegahan dan penanggulangan kerusakan serta
pemulihan daya dukungnya diatur dengan peraturan pemerintah.

A. Kualitas lingkungan untuk kelangsungan hidup

Kualitas hidup dapat diukur dengan kriteria sebagai berikut :

1. Derajat dipenuhinya kebutuhan untuk hidup sebagai mahluk hayati.

2. Derajat dipenuhinya kebutuhan untuk hidup manusiawi.

3. Derajat kebebasan untuk memiliki.

B. Kerusakan Lingkungan Hidup

Faktor alamiah:

1. Letusan Gunung Api

2. Gempa Bumi

3. Badai Siklon

Ada 3 tipe siklon, yaitu :

a. Siklon tropik biasanya terjadi di permukaan laut

b. Siklon gelombang di daerah lintang sedang dan lintang tinggi


c. Tornado di Amerika Serikat

Kerusakan lingkungan hidup akibat kegiatan manusia antara lain sebagai berikut :

a. Kerusakan hutan

Hutan merupakan paru-paru dunia yang dapat menyeimbangkan oksigen. Berikut ini fungsi hutan :
1) Memproduksi hasil hutan seperti kayu dan rotan.

2) Mengatur keberadaan air di muka bumi.

3) Mengatur kesuburan tanah

4) Mempengaruhi unsur-unsur klimatologis.

5) Menampung hewan dan tumbuhan di bumi.

b. Pencemaran lingkungan

Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen
lain ke dalam lingkungan.
Ada beberapa penyebab pencemaran lingkungan antara lain sebagai berikut :
1) Pencemaran akibat limbah padat

Limbah padat ini biasanya sampah. Seperti sampah rumah tangga. Pasar, pertokoan, jalan, pabrik, rumah sakit,
peternakan, pertanian dan konstruksi.

2) Pencemaran air

Dalam kaitan dengan kualitas air Keputusan Menteri KLH Nomor 20 tahun 1990 menetapkan baku mutu air yang
dijadikan standar sebagai berikut :

- Golongan A : air yang digunakan sebagai air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu.

- Golongan B : digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.

- Golongan C : digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

- Golongan D : digunakan untuk keperluan pertanian dan untuk usaha perkantoran, industri, listrik tenaga air.

3) Pencemaran udara

Pencemaran udara diakibatkan oleh buangan emisi atau bahan pencemar yang diakibatkan oleh proses produksi seperti
buangan pabrik, kendaraan bermotor, dan rumah tangga. Dampak pencemaran udara antara lain terjadinya efek rumah
kaca, kerusakan lapisan ozon, dan hujan asam.

Akibat dari pencemaran udara muncullah pemanasan global (global warming). Pemanasan global adalah gejala
naiknya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan. Secara alamiah sinar matahari masuk kebumi, sebagian akan
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi keangkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh
gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi yang disebut dengan gas rumah kaca sehingga sinar tersebut terperangkap
dalam bumi.

Sinar matahari yang terperangkap itu akan menaikkan suhu sekitarnya. Panas yang dirasakan saat itu adalah
seperti ketika berada dalam rumah kaca, maka dari itu disebut efek rumah kaca.
Dampak efek rumah kaca terhadap kehidupan di muka bumi yaitu terjadi peningkatan suhu udara. Jika suhu
udara bertambah maka akan berakibat sebagai berikut :
- Es di kutub akan mencair sehingga permukaan air laut naik, daerah pantai dan pulau-pulau kecil akan tenggelam.

- Udara yang terlalu panas tidak baik untuk tanaman, sehingga tanaman rusak.

Sekarang ini lapisan ozon sudah mulai menipis. Lapisan ozon merupakan suatu lapisan udara yang memiliki sifat
menyerap sinar ultraviolet yang berasal dari matahari.

Pengaruh lapisan ozon terhadap kehidupan manusia adalah sebagai berikut :

· Ketika sinar ultraviolet mengenai lapisan ozon, maka sebagian besar akan terserap.

· Kalau sinar ultraviolet terlalu banyak jatuh kepermukaan bumi, maka akan membahayakan mahluk hidup bahkan
akan menimbulkan kematian.

· Kalau lapisan ozon tidak ada maka sinar ultraviolet sebagian besar akan sampai kepermukaan bumi akibatnya di
permukaan bumi tidak akan ada kehidupan.

Kalau lapisan ozon menipis, sinar ultraviolet akan menerobos ke permukaan bumi dalam jumlah yang melebihi
ambang batas. Kalau sinar ultraviolet yang berlebihan sampai ke bumi, maka akan mempengaruhi kehidupan sebagai
berikut :

· Dapat menimbulkan penyakit kanker kulit.

· Dapat menimbulkan penyakit katarak

· Dapat mengakibatkan tanaman tidak tumbuh, sehingga petani sulit bercocok tanam.

Terjadinya hujan asam, akibat dari bercampurnya senyawa sulfat, nitrat dan oksida serta air hujan.

Dampak hujan asam terhadap kehidupan manusia antara lain sebagai berikut :

· Pada sungai dan danau akan mempengaruhi kehidupan air tawar seperti ikan, plankton, dan biota lainnya.

Air hujan dengan keasaman rendah dapat merusak tanaman, menyebabkan karat pada logam, merusak
marmer, beton dan arca-arca atau candi-candi.

A. Usaha pelestarian lingkungan hidup

Untuk menjaga kelestariannya, pemerintah telah membuat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam undang-undang ini disebutkan bahwa pengelolaan lingkungan hidup
dilakukan dengan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup.

Sementara itu, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 mengatur tentang konservasi sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya. Sedangkan keanekaragaman hayati diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994.
Usaha manusia dalam memanfaatkan lingkungan banyak menimbulkan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu,
berikut usaha pelestarian lingkungan hidup sebagai berikut:
a) Tanah dan Lahan

Usaha perlindungan untuk kelestarian tanah atau lahan sebagai berikut :

1. Penghutanan kembali (reboisasi) dan penghijauan lahan gundul.

2. Terasering pada lahan miring.

3. Pemupukan dengan pupuk organik (kotoran hewan dan kompos).

4. Bercocok tanam dengan pola berjalur dan bergilir.

b) Air

usaha-usaha sebagai berikut :

1. Menetapkan daerah resapan air di hulu daerah aliran sungai (DAS)

2. Reboisasi dan penghijauan di hulu sungai

3. Pengolahan limbah cair industri

4. Mempertahankan kawasan hutan lindung.

5. Membuat sumur resapan

6. Tidak membuang sampah dan limbah rumah tangga langsung kesungai.

c) Udara

Udara kotor atau tercemar dapat menyebar kesemua wilayah yang luas. Usaha menjaga dan melindungi udara
agar tidak tercemar sebagai berikut :

1. Menggunakan kendaraan bermotor yang gas buangannya aman bagi lingkungan.

2. Menggunakan alat transportasi yang bebas gas buang seperti sepeda dan kendaraan listrik.

3. Mewajibkan pabrik penyaringan asap.

4. Tidak menggunakan peralatan yang mengandung gas pencemar seperti klorofluorokarbon (chlorofluorocarbon/CFC)

5. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang berbahan bakar fosil

6. Reboisasi dan penghijauan.

7. Membuat taman rumah, taman kota, dan menanam pohon disekeliling rumah.

d) Hutan

usaha sebagai berikut :

1. Reboisasi pada lahan hutan yang gundul.

2. Penebangan dengan cara tebang pilih.

3. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya hutan

4. Mempertahankan hutan lindung, taman nasional, dan cagar alam.


5. Melaporkan kejadian perusakan hutan kepada yang berwajib.

e) Pesisir dan Laut

Usaha yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :

1. Tidak membuang sampah ke laut.

2. Melarang pembuangan limbah industri ke laut secara langsung.

3. Tidak menggunakan bahan peledak dan jaring pukat harimau untuk menangkap ikan laut.

4. Mempertahankan hutan mangrove.

5. Mencegah dan mengatasi tumapahan minyak.

f) Flora dan Fauna

Keanekaragaman tumbuhan dan hewan yang dimiliki negara kita perlu dijaga kelestariannya. Pelestarian flora dan
fauna dapat dilakukan dengan usaha sebagai berikut :

1. Mempertahankan cagar alam, suaka margasatwa, dan taman nasional.

2. Mengembangbiakkan flora dan fauna yang langka.

3. Melarang perburuan hewan langka.

4. Memberi perhatian pada dunia flora dan fauna.

A. AMDAL

1. Pengertian

Di permukaan bumi ini banyak sekali masalah lingkungan yang dihadapi, yang sebagian diawali oleh tindakan
manusia. Permasalahn yang terjadi bukan hanya permasalahan pencemaran air atau udara saja tetapi masih banyak
permasalahn yang lain juga.

Meningkatnya permasalahan lingkungan saat ini disebabkan oleh meningkatnya tekanan dari manusia terhadap
lingkungan sehingga keseimbangan lingkungan mengalami gangguan bahkan kerusakan. Pemerintah telah mengatur
tentang aturan yang bertujuan untuk menekan dampak yang ditimbulkan oleh suatu usaha atau kegiatan terhadap
lingkungan. Aturan tersebut adalah kewajiban membuat AMDAL. Peraturan tentang kewajiban membuat AMDAL
diatur dalam peraturan-peraturan sebagai berikut :

1. UU No. 29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 Tentang Analisis Dampak Lingkungan ;

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 1994 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan ;

4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 1996 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah.

AMDAL menurut PP. No 27 Tahun 1999 adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan
keputusan suatu usaha dan /atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang peyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) lahir dengan diundangnya undang-undang tentang lingkungan hidup di Amerika Serikat, yaitu National
Environmental Policy Act (NEPA), pada tahun 1969. AMDAL merupakan suatu reaksi masyarakat Amerika terhadap
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

Analisis dampak lingkungan ini merupakan analisis yang meliputi berbagai faktor yaitu faktor fisik, kimia, biologi,
sosial ekonomi dan sosial budaya yang dilakukan secara integrasi dan menyeluruh sehingga dapat menghasilkan
sebagai berikut :

1. Dapat menunjukkan tempat pembangunan yang layak pada suatu wilayah beserta pengaruhnya ;

2. Dapat digunakan sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih luas bagi perencanaan dan pengambilan
keputusan pembangunan sejak awal ;

3. Dapat digunakan sebagai arahan/pedoman pelaksanaan rencana kegiatan pembangunan termasuk rencana
pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan.

2. Peranan AMDAL

AMDAL dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yang bertujuan untuk kesejahteraan
masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup.

AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari proses AMDAl yang lebih
besar dan lebih penting sehingga AMDAL merupakan bagian dari beberapa hal berikut :
a. Pengelolaan lingkungan

b. Pemantauan proyek

c. Pengelolaan proyek

d. Pengambil keputusan

e. Dokumen yang penting

Keputusan yang diambil dari AMDAL yaitu sebagai berikut :

a. Proyek tidak boleh dibangun

b. Proyek boleh dibangun tetapi dengan saran-saran tertentu yang harus diikuti peilik proyek (dengan persyaratan).

c. Proyek boleh dibangun sesuai dengan usulan (tanpa persyaratan)

Dengan mempelajari AMDAL, pengambil keputusan mencoba melihat :

a. Apakah aka nada dampak pada kualitas hidup yang melampaui toleransi yang sudah ditetapkan.

b. Apakah akan menimbulkan dampak pada proyek lain sehingga dapat menimbulkan pertentangan.

c. Apakah akan timbul dampak negatif yang tidak akan dapat ditoleransi masyarakat serta membahayakan keselamatan
masyarakat.

d. Sejauh mana pengaruhnya pada pengaturan lingkungan yang lebih luas.

3. Manfaat AMDAL
Manfaat AMDAL secara umum adalah menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan agar layak secara
lingkungan. Layak secara lingkungan berarti kegiatan tersebut sesuai dengan peruntukannya sehingga dampak yang
ditimbulkan dapat ditekan.

a. Manfaat AMDAL khususnya bagi pemerintah diantaranya sebagai berikut :

1) Mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

2) Menghindari konflik dengan masyarakat.

3) Menjaga agar pembangunan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

4) Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.

5) Sebagai alat pengambil keputusan pemerintah.

6) Menjamin manfaat yang jelas bagi masyarakat umum.

b. Manfaat AMDAL bagi pemilik proyek, diantarnya sebagai berikut :

c. Manfaat AMDAL bagi pemilik modal.

d. Manfaat AMDAL bagi masyarakat, antara lain sebagai berikut :

e. Manfaat AMDAL bagi peneliti dan ilmuwan.

A. IDENTIFIKASI WILAYAH YANG DIKONSERVASI

1. Pengertian Konservasi

Konservasi yaitu usaha perlindungan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya di permukaan bumi yang bertujuan
untuk mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya, sehingga
dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan dan mutu kehidupan manusia..

Dalam mencapai tujuan tersebut, pembangunan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya mempunyai
tugas sebagai berikut :

c. Perlindungan sistem penyangga kehidupan.

d. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.

e. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

2. Wilayah Yang Dikonservasi

Wilayah-wilayah yang perlu dikonservasi untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup antara lain sebagai berikut :

a. Daerah resapan air

b. Daerah rawan erosi dan longsor

c. Lahan potensial dan subur.

d. Hutan Mangrove dan Bakau

e. Habitat hewan dan tumbuhan langka


f. Air Tanah

a. Pengawetan keanekaragaman jenis hewan dan tumbuhan beserta ekosistemnya.

1. Pengawetan keanekaragaman hewan dan tumbuhan beserta ekosistem.

2. Pengawetan jenis hewan dan tumbuhan. Kegiatan ini dilaksanakan di dalam dan di luar kawasan suaka alam.

a. Cagar alam/suaka alam

Kawasan suaka alam selain mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan
satwa beserta ekosistemnya, juga berfungsi sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan.

Di dalam cagar alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan,
pendidikan, dan kegiatan lainnya yang menunjang budi daya.

Cagar alam adalah suatu suaka untuk melindungi hewan, tumbuhan, tanah, dan keindahan alamnya. Indonesia
memiliki beberapa daerah cagar alam, antara lain sebagai berikut :

1. Ujung Kulon di Banten, untuk melindungi badak, buaya, banteng, rusa, babi hutan, merak, dan tumbuh-tumbuhan.

2. Sibolangit di Sumatera Utara, untuk melindungi tumbuhan asli khas dataran rendah Sumatera Timur antara lain bunga
lebah dan bunga bangkai raksasa.

3. Rafflesia di Bengkulu, untuk melindungi bunga rafflesia sebagai bunga terbesar di dunia.

4. Pulau Dua di Jawa Barat, untuk melindungi hutan dan berbagai jenis burung.

5. Arjuna Lalijiwo di Jawa Timur, untuk melindungi hutan cemara dan hutan alpine.

6. Cibodas di Jawa Barat, untuk melindungi hutan cadangan di daerah basah.

7. Tanjung Panngandaran Jawa Barat, untuk melindungi hutan, rusa, banteng, badak, dan babi hutan.

8. Rimba Panti di Sumatera Barat, untuk melindungi tumbuh-tumbuhan khas Sumatera Barat dan beberapa macam
hewan khas seperti siamang dan tapir.

b. Suaka margasatwa

Beberapa contoh suaka margasatwa adalah sebagai berikut :

1. Komodo, rusa,babi hutan, kerbau liar, ayam hutan, dan burung kakaktua.

2. Gunung Leuser di Nanggroe Aceh Darussalam, untuk melindungi gajah, badak Sumatera, harimau, rusa, kambing
hutan, orang utan, dan berbagai jenis burung.

3. Way Kambas di Sumatera Selatan, untuk melindungi gajah, badak, kerbau liar, tapir, harimau Sumatera, dan rusa.

4. Baluran di Jawa Timur, untuk melindungi badak, banteng, kerbau liar, rusa, babi hutan, lutung, ayam jantan, anjing
hutan, berbagai jenis kera, dan burung.

5. Kutai di Kalimantan, untuk melindungi rusa, babi hutan, dan orang utan.

6. Pulau Moyo di Sumbawa, utnuk melindungi babi hutan, rusa, sapi liar, burung kakatua, dan ayam
hutan

RINGKASAN MATERI KELAS XII (DUA BELAS)

1. PETA DAN PEMETAAN


A. PENGERTIAN PETA
Peta adalah gambaran permukaan bumi yang dituangkan dalam bidang datar dengan skala tertentu melalui sistem
proyeksi.

1. Penunjuk jalan bagi orang-orang yang bepergian ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya.
2. Penunjuk letak suatu tempat di permukaan bumi dalam hubungannya dengan tempat lain.
3. Memperlihatkan ukuran, karena dari peta dapat diukur jarak, luas, ataupun arah sebenarnya di permukaan bumi.
4. Memperlihatkan bentuk seperti bentuk pulau, negara benua, pola aliran sungai, dan sebagainya.
5. Membantu para peneliti sebelum melakukan survei dengan mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
6. Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.

C. JENIS-JENIS PETA
a. Berdasarkan Jumlah data

1. P Umum/ Topografi
Menggambarkan sebagian/seluruh tentang aspek-aspek alamiah dan buatan manusia di permukaan bumi secara
umum.
Mis. Peta Dunia, Peta Benua, Peta Indonesia
2. Peta Khusus/Tematik
Menggambarkan satu atau dua keterangan yang sifatnya lebih khusus.
Mis :
- P. Geologi
- P. Hidrologi
- P. Persebaran Penduduk
- P. Jaringan Transportasi,
- P. Pariwisata
- P. Iklim
- P. Politik,
Dll

b. Berdasarkan skala
1. P. Kadaster= >1 : 5000
2. P.S.Besar= 1: 5000-1:250.000
3. P.S.Sedang= 1:250.000-500.000
4. P.S. Kecil= 1: 500.000-1: 1.000.000
5. P.S.Tinjau/geografis= <1: 1.000.000

D. KOMPONEN-KOMPONEN PETA
1. Judul
2. Garis tepi peta
3. Sumber peta
4. Tahun pembuatan peta
5. Mata angin
6. Gratikul
7. Legenda
Keterangan dari simbol – simbol pada peta.
8. Lettering
Semua tulisan dan angka –angka yang tertera dalam suatu peta.
9. Skala
Perbandingan jarak di peta dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi.
- S.Numerik/angka
Mis: 1: 100.000
- S.Grafis/garis
Mis :

10. Inset
Gambar peta yang menunjukkan letak atau posisi suatu daerah terhadap daerah sekitarnya yang lebih luas.
11. Simbol
- Batang ® Cth : pendapatan perkapita
- titik (·) ® melambangkan ketinggian, tanaman, monument. cth : nama kota
- garis ( ~ ) ® sungai, jalan, batas wilayah
- area (///) à danau, rawa, pemukiman, areal pertanian.
12. Warna
- Biru ® perairan
- Hijau ® dat.rendah
- Kuning ® dat.tinggi
- Putih ® es/salju
- Coklat ® pegunungan

E. MEMPERBESAR DAN MEMPERKECIL PETA


* Memperbesar Peta
Peta diperbesar maka pembanding skala semakin kecil
Cth : Skala 1 : 50.000 diperbesar 2x
Maka skala berubah 1 : 25.000

* Memperkecil Peta
Peta diperkecil maka pembanding skala semakin besar
Cth : Skala 1 : 50.000 diperkecil 2x
Maka skala berubah 1 : 100.000

F. GARIS KONTUR
Garis pada peta yang menghubungkan ketinggian yang sama.
Sifat - sifat garis kontur :

G. PROYEKSI PETA
Sistem yang menghubungkan titik-titik di permukaan bumi dengan di peta.

1. Berdasarkan distorsi/perubahan yang terjadi


- P.Equivalent
Luas sama dengan aslinya
- P.Equidistance
Jarak sama dengan aslinya
- P.Conform
Bentuk sama dengan aslinya

2. Berdasarkan bidang proyeksi

- P. Zenithal à Pada bidang datar


* P.Z. Normal ® daerah kutub
* P.Z.Miring ® bebas/sembarang
* P.Z.Ekuator ® pada garis ekuator
- P. Kerucut à Pada bidang kerucut
- P. Silinder à pada bidang silinder

JPA = SPA X JPB

SPB

JPB = SPA X JPA

SPB

SPB = JPA X SPA

JPB

SPA = JPB X SPB

JPA

KET:

J=JARAK

P=PETA

A=AWAL

B=BARU

S=SKALA

2. INDUSTRI

PENGERTIAN INDUSTRI

Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan jadi atau barang lain yang mempunyai nilai yang
lebih tinggi.

UU. No. 4 tahun 1984 tentang perindustrian.

Catatan:
Ø BAHAN MENTAH

Segala SDA yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan industri.

Ø BAHAN BAKU

Bahan mentah yang diolah, tetapi belum menjadi barang jadi.

Ø BAHAN JADI

Hasil industri yang siap dipakai.

B. JENIS-JENIS INDUSTRI

1. BDKN BAHAN BAKU

§ Industri Ekstraktif=> Dari Alam

§ Industri Non Ekstraktif=> Dari tempat lain

§ Industri Fasilitatif => Jasa

2. BDKN TAHAPAN PRODUKSI

§ Industri hulu => Dari bhn. Mentah – bhn. ½ jadi

§ Industri hilir => Dari bhn. ½ jadi – barang jadi

3. BDKN PRODUKTIVITASNYA

§ Industri Primer (tanpa pengolahan)

§ Industri Sekunder (dengan pengolahan)

§ Industri Tersier (jasa)

4. BDKN LOKASI

§ Industri Orientasi Pasar

§ Industri Orientasi Tenaga Kerja

§ Industri Orientasi Bahan Baku/Mentah

5. BDKN PENGGUNAAN MESIN-MESIN

§ Industri Berat

§ Industri Ringan

Catatan:

¤ Daerah yang berdekatan dengan hutan bambu, cocok didirikan industri kertas.
¤ Industri kehutanan akan menghasilkan barang produk hutan, yaitu rotan, damar, dll.

C. SYARAT MENDIRIKAN INDUSTRI, antara lain:

Ø Lokasi dekat dengan bahan mentah

Ø Adanya pengaturan limbah sesuai dengan UU

Ø (-) pencemaran lingkungan


Ø Jauh dari tempat tinggal

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOKASI INDUSTRI

- Bahan Mentah

- Tenaga Kerja

- Daerah Pemasaran

- Biaya Angkutan

- Sumber Energi

- Iklim

Catatan:

TEORI LOKASI INDUSTRI Menurut A. WEBER

Ongkos (Biaya angkutan) paling minimal.

Lokasi industri, antara lain:

1. Lokasi bahan mentah/baku

Contoh: semen, batubara

2. Lokasi sumber tenaga kerja (konsentrasi penduduk)

Contoh: industri padat karya. Misalnya: garmen, elektronik

3. Lokasi sumber energi

Contoh: industri peleburan baja/besi, alumunium.

4. Lokasi pasar

Contoh: industri perakitan, makanan, pakaian.

E. FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG INDUSTRI

1. FAKTOR PENGHAMBAT

- Industri belum merata

- Kurang sarana komunikasi

- Kurang promosi

- Mutu kalah bersaing

- Kurang modal

- Pasar tidak merata

2. FAKTOR PENDUKUNG

- Kaya bahan mentah

- Letak geografis

- Tenaga kerja banyak


- Sumber energi

- Kerjasama dengan negara lain.

F. DAMPAK DIDIRIKAN INDUSTRI, yaitu :

1. POSITIF

- Tersedia kebutuhan masyarakat

- Kesejahteraan masyarakat meningkat

- Terbukanya lapangan kerja

- Menghemat devisa negara

- Penundaan usia kawin

2. NEGATIF

- Peralihan mata pencaharian

- Urbanisasi

- Pencemaran

- Pemukiman kumuh

G. INDUSTRI PENTING DI INDONESIA

1. Aneka Industri

Contoh: pangan, sandang, kimia dan serat, bahan bangunan.

2. Industri logam dasar

Contoh: mesin, listrik, alat angkutan.

3. Industri kimia dasar

Contoh: semen, kertas, ban

4. Industri kecil

Contoh: industri rumah tangga.

Usaha yang ditempuh:

- KIK - LIK/PIK - KMKP

- Pinjaman tanpa agunan - Sistem bapak angkat

5. Industri pariwisata

H. ISTILAH-ISTILAH INDUSTRI

1. KAWASAN INDUSTRI

Kawasan yang diperuntukkan untuk lokasi industri.

Contoh: KI Medan, KI Pulo Gadung, KI Cilegon (Industri Besi Baja Krakatau Steel).
2. KAWASAN BERIKAT

Kawasan yang diperuntukkan untuk pergudangan eksport dan import (transito).

3. KERJASAMA INDUSTRI

- Teknologi

- Tenaga Kerja

- Modal

- Bahan Baku

- Pemasaran

4. RELOKASI INDUSTRI

Pemindahan industri dari negara maju ke negara berkembang.

Alasan:

- Upah di negara berkembang murah

- Mengurangi polusi

- Tenaga kerja banyak di negara berkembang

- Memperluas usaha industri

- Memperluas pemasaran

Keuntungan :

- Menambah lapangan kerja

- Menambah income

- Alih tekhnologi

- Permodalan dari negara maju

Kerugian:

- Pencemaran

- Mematikan industri dalam negeri

3.PENGINDERAAN JAUH (INDERAJA) DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)

I. PENGINDERAAN JAUH
A. Pengertian Penginderaan Jauh
Metode/ilmu memperoleh data tentang objek, tanpa kontak langsung dengan objek dengan menggunakan alat berupa
sensor.
B. Komponen Penginderaan Jauh
1. Tenaga
Untuk menyinari objek.
- T. Alamiah (sistem pasif)
mis : sinar matahari, sinar bulan
- T. Buatan (sistem aktif)
mis : sinar lampu

2. Objek
Sasaran dalam penginderaan jauh.
mis : Atmosfer, biosfer, hidrosfer, lithosfer dll.

3. Sensor
Alat yang digunakan untuk merekam/memantau objek.
Jenis sensor :
· S. Fotografik
oMenghasilkan Citra Foto.
oPerekaman melalui kamera foto yang terpasang pada wahana penginderaan jauh.
- Pesawat udara ® F. Udara
- Satelit ® F. Satelit
·) Keuntungan:
- Cara sederhana
- Biaya murah
- Resolusi spatial baik
- Integritas geometrik baik
· S. Elektromagnetik
o Menghasilkan citra non foto (peng. jauh).
o Sensor bertenaga elektronik dan pemotretan dengan komputer.
·) Keuntungan:
- Sangat peka terhadap gelombang elektromagnetik.
- Karakteristik objek dapat dibedakan dengan jelas.
- Analisa dan interpretasinya sangat cepat
4. Citra
Gambaran dari objek yang tampak pada kamera foto atau hasil cetakan.
*) Ciri benda pada citra
1. Ciri spasial
Berkaitan dengan ruang.
mis : Bentuk, ukuran, bayangan, pola, Tekstur, situs, asosiasi (ciri-ciri tertentu).
2. Ciri temporal
Ciri yang berkaitan dengan umur benda atau waktu perekaman.
a. Umur
mis : Lereng umur batuan muda dapat dibedakan dengan lereng batuan tua.
b. Waktu
mis : air pada musim kemarau tampak gelap, pada musim hujan tampak cerah.
3. Ciri spektral
Ciri yang berkaitan dengan rona dan warna benda mis :
- Objek yang banyak memantulkan sinar tampak cerah.
- Objek yang teksturnya kasar tampak gelap.

C. Jenis-jenis citra
1. Citra Foto
a. Menurut sistem wahana
- F. Satelit ® satelit
- F. Udara ® pesawat/balon udara
b. Menurut spektrum warna
- F. Ultraviolet
- F. Ortokromatik (hijau, biru)
- F. Pankromatik (me,ji,ku,hi,bi,ni,u)
- F. infra merah
c. Menurut sumbu kamera
- F. Tegak (ortopathograph)
- F. Miring (obliquepantograph)
d. Menurut sudut pandang kamera
- Sudut normal (60o, Fokus 17 – 21 cm)
- Sudut besar (90o, Fokus 10 –15 cm)
- Sudut sangat besar (120o, Fokus 17 – 80 cm)
e. Menurut warna
- F. warna semu
- F. warna asli

2.C. Non foto


Mis : citra satelit, infra merah, infra merah thermal, citra radar, multi spektral scanner.
Catatan :
Citra satelit di Indonesia banyak digunakan Citra LANDSAT mengorbit bumi pada ketinggian 700 – 900 km.

*) Fungsi Citra
- Alat bantu menyusun teori
- Alat menemukan fakta
- Alat penerima/deskripsi
- Sebagai dasar penjelasan
- Sebagai alat prediksi dan pengendalian

*) Keterbatasan citra
- Data yang disadap terbatas
- Hasil interpretasi citra tergantung pada kejelasan wujud objek / gejala .

*) Data satelit
1. Satelit SDA
- Landsat (AS)
- SPOT (Perancis)
- MOS (Jepang)
- Luna (Rusia)
- ERS

2. Satelit Cuaca (Untuk keadaan cuaca)


- Tiros – Goes - Meteosit

II. Interpretasi Foto Udara


*) Langkah mendapat data geografi P. Jauh
1. Perumusan masalah
2. Evaluasi cara kerja
3. Pemulihan cara kerja
4. Tahap persiapan
- Penyiapan data acuan
- Penyiapan data P. Jauh
- Menyusun mojaik
- Orientasi medan
5. Interpretasi data, terdiri:
· - Data Digital
· - Data Visual
6. Laporan uji kemampuan

*) Tahap interpretasi
1. Deteksi
2. Pengenalan
3. Analisis
4. Deduksi

III. Sig
ÄSistim yang bertugas mengumpulkan , mengatur ,mengelola, menyimpan dan menyajikan segala jenis data
(informasi) yang berkaitan dengan geografi.
Terdiri dari 3 sub sistem
1. Input ( Masukan )
2. Proses ( Pengelolahan & Penyimpanan data)
- Data keruangan
- Data deskriptif/atribut
3. Out put ( sub sistem penyajian)
- perangkat lunak
- perangkat keras
- inteligensi manusia

*) Manfaat SIG :
Terutama dalam bidang pembangunan; adalah :

Ø Dapat menyajikan informasi geografi secara lengkap dan akurat


Ø SIG dan penginderaan jauh dapat menunjang perencanaan pembangunan di berbagai bidang, berikut :
- Transmigrasi
- Lingkungan hidup
- Perencanaan dan pemantauan daerah pantai dan laut
- Pemantauan program IDT
- Pertanian dan kehutanan
- Pemetaan sumber daya
- Pemantauan bencana alam

4. POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA


¤DESA

9 Menurut UU. No. 5 Tahun 1979.


Desa adalah unit pemerintahan terendah yang secara langsung berada di bawah kecamatan dengan ciri-ciri:

· Mempunyai wilayah

· Mempunyai masyarakat

· Mempunyai pemerintahan

· Mempunyai kebiasaan2 tertentu

9 Menurut Paul H. Landis


Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.

Ø Ciri-ciri Masyarakat Desa

· Bersifat kekeluargaan (paguyuban)

· Bersifat homogen (menyeragam)

- Mata pencaharian

- Aturan sosial

- Adat-istiadat
rga lebih erat

tama bertani

Ø Jenis-Jenis Desa

· Berdasarkan perkembangan masyarakatnya

01. Desa Tradisional

9 Seluruh kehidupan masyarakatnya tergantung pada alam sekitarnya


02. Desa Swadaya

9 Ciri-ciri:
Penduduk jarang

Pendidikan masyarakat rendah

Produktivitas tanah rendah

Lokasi terpencil

Sebagian penduduk bertani

9 Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

03. Desa Swakarya

9 Ciri-ciri:
- Adat-istiadat sedang mengalami perubahan (transisi)

- Pengaruh luar sudah mulai masuk

- Mata pencaharian sudah mulai beragam

- Lapangan kerja sudah mulai bertambah

- Cara gotong royong sudah efektif

04. Desa Swasembada

9 Ciri-ciri:
- Sebagian besar berlokasi di sekitar ibukota (kecamatan, kabupaten, provinsi)

Mata pencaharian beraneka ragam

Tinkat pendidikan tinggi

- Masyarakat sudah lepas dari adat dan tradisi

- Hubungan dengan kota-kota di sekitarnya lancar

· Berdasarkan kegiatan penduduknya

01. Desa agraris (paling banyak di Indonesia)

02. Desa nelayan

03. Desa industri


Ø Pola Keruangan Desa

01. Pola tersebar

9 Terbentuk pada daerah:


Kesuburan tanah tidak merata

Daerah banjir

Topografi kasar (berbukit-bukit)

02. Pola linier/memanjang

03. Terbentuk pada daerah:

Yang dilalui aliran sungai

Yang dilalui jalan raya/kereta api

Pantai

Belum aman

04. Pola mengelompok/terpusat

9 Terbentuk pada daerah:


Tanah subur

Relief sama

Sumber air banyak

Belum aman
¤KOTA

9 Tempat pemukiman penduduk yang luas dimana penduduknya memiliki beragam kegiatan ekonomi.

Ø Ciri-ciri Masyarakat Kota

· Bersifat individual

· Pembagian kerja jelas

· Sangat menghargai waktu

· Bersifat heterogen (beraneka ragam)

· Cara berpikir dan bertindak bersifat ekonomis

· Lebih mengenal hukum negara

· Upacara2 adat hanya berlaku di lingkungan terbatas

Ø Jenis-Jenis Kota

· Berdasarkan awal perkembangannya

01. Kota yang berawal dari bekas jajahan

Contoh:

- Jakarta - Aceh

- Cirebon - Palembang

- Demak - Makasar

- Yogyakarta - Buleleng

- Kartasura - Klungkung

- Surakarta - Pamekasan

- Kediri - Ambon

- Singosari - Solo

02. Kota yang berawal dari perluasan daerah perkebunan

Contoh:

Pematang Siantar

Jambi

Bengkulu

Lampung

Palembang

Bogor

Subang
03. Kota yang berawal dari perluasan daerah pertambangan

Contoh:

- Plaju - Sawahlunto

- Dumai - Tanjung Enim

- Langkat - Bukit Asam

- Tarakan - Wonokromo

- Kutai - Cepu

- Ombilin

04. Kota yang berawal dari unsur campuran

Contoh: Jakarta, Bandung, Surabaya, Samarinda, Balikpapan, Palangkaraya, Medan, Merauke

· Berdasarkan jumlah penduduknya

01. Kota kecil

9 20.000 – 100.000 jiwa


02. Kota besar/kodya

9 100.000 – 1 juta jiwa


03. Kota metropolitan

9 > 1 juta jiwa


Ø Fungsi Desa (hinterland) Terhadap Kota

01. Daerah penyuplai bahan mentah

02. Daerah penyuplai tenaga kerja

03. Penyedia bahan pangan

04. Tempat peristirahatan masyarakat kota

05.Pusat industri kecil/kerajinan rakyat

¬ DESA
1. Sutardjo Kartohadikusuma: suatu kesatuan hukum dan didalamnya bertempat tinggal sekelompok masyarakat yang berkuasa
mengadakan pemerintahan sendiri.

2. UU No. 22/thn 1948 Pasal 1:

Satu atau lebih dusun yang digabungkan yang memiliki syarat menjadi daerah otonomi yang berhak mengatur rumah tangga
sendiri.

3. Unsur-unsur DESA (R. Bintarto)


- Daerah
- Penduduk
- Tata kehidupan
¨ Ciri-Ciri Desa
I. Menurut Dirjen Bangdes:

1. Perbandingan tanah dan manusia cukup besar (Man Land Ratio).


2. Lapangan kerja dominan pada pertanian.
3. Hubungan antar warga masih akrab
4. Memegang teguh tradisi yang berlaku.

II. Menurut Soekanto:


1. Hubungan kekerabatan antar warga sangat kuat.
2. Corak kehidupan bersifat gemeinschaft (diikat sistem kekeluargaan yang sangat kuat)

3. Penduduk hidup dari sektor pertanian dan perkebunan.


4. Cara bertani yang masih tradiosional

5. Sifat gotong royong yang masih tertanam kuat.


6. Golongan orangtua kampung memegang peranan terpenting.
7. Memegang norma agama secara kuat (Religius Trend)

¨ Jenis Desa

I. Menurut pola persebaran desa

1. Desa linier mengikuti jalur jalan raya atau jalur sungai.

2. Desa linier mengikuti garis pantai.


3. Desa terpusat.

4. Desa mengelilingi fasilitas tertentu.


II. Menurut kemampuan mengem-bangkan potensi
1. Desa swadaya/terbelakang

2. Desa swakarya
3. Desa swasembada/maju

¨ Fungsi Desa Terhadap Kota:


1. Sumber bahan pangan

2. Sumber tenaga kerja

3. Sarana rekreasi
4. Pusat industri kecil dan industri kerajinan rakyat
¬ KOTA
1. R. BINTARTO
Bentang budaya yang dihasilkan unsur alamiah yang cukup besar dan corak kehidupan yang heterogen dan materialistik.

2. NORTHAN (USA)
- Kepadatan penduduk lebih tinggi dibandingkan dengan populasi secara umum.
- Penduduk tidak bergantung dari pertanian dan aktivitas ekonomi primer.

- Pusat kebudayaan, administrasi dan ekonomi.

3. GRUNFELD
Kepadatan penduduk yang lebih padat dibanding kepadatan nasional.

4. BURKHARD HOFMEISTER (JERMAN)

Pemusatan keruangan dari tempat tinggal dan tempat kerja manusia pada sektor sekunder (industri dan perdagangan) dan
tertier (jasa dan pelayanan masyarakat.

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4/1980


a. Wilayah yang memiliki batasan administratif seperti kotamadya dan kota administratif seperti yang diatur dalam UU.
b. Mempunyai ciri non agraris sebagai pusat pertumbuhan dan pemukiman.

¨ Jenis Kota
Berdasarkan keadaan keruangan
1. Inti kota (core of city)

merupakan pusat kegiatan seperti ekonomi, politik dan kebudayaan.

2. Selaput inti kota


merupakan daerah luar dari inti kota

3. Kota Satelit
Memiliki sifat perkotaan dan memberi daya dukung bagi kehidupan kota.

4. Suburban
merupakan daerah pemukiman dan manufaktur.

Klasifikasi non-numerik (kwalitatif)


I. Menurut tahap perkembangan

1. Eopolis Þ Peralihan desa menuju kota


2. Polis
Bercirikan sifat agraris atau berorientasi pada sektor pertanian.
3. Metropolish
Orientasi kehidupan ekonomi mengarah pada industri.
4. Megapolish

Terdiri dari beberapa kota metropolish.


2. Tryanopolish
Dikuasai tirani, kemacetan, kekacauan, kejahatan, kriminalitas.
3. Metropolish

Menuju kematian

II. Menurut fungsi

1. Pusat Produksi

2. Pusat Perdagangan

3. Pusat Pemerintahan

4. Pusat Kebudayaan

¨ Karakteristik Kota

¬ Ciri Fisik

1. Wilayah perkotaan, supermarket, gedung perkantoran, fasilitas hiburan.

2. Gedung pemerintahan

3. Alun-alun

4. Tempat parkir

5. Sarana rekreasi

6. Sarana olahraga

7. Open space

8. Kompleks perumahan penduduk, terdiri dari:

a. Pemukiman kumuh (slum area)

b. Pemukiman masyarakat lemah (RSS dan BTN tipe kecil)

c. Pemukiman ekonomi menengah ke atas (BTN tipe besar, real estate, apartemen mewah (kondominium)

d. Pemukiman elite.

¬ Ciri Masyarakat Kota

1. Heterogenitas sosial
2. Sikap hidup penduduk yang egois dan individualistik.

3. Hubungan sosial bersifat gesselschaft (terbatas pada hubungan tertentu)

4. Adanya segregasi keruangan

5. Norma keagamaan tidak begitu ketat

6. Pandangan hidup masyarakat yang lebih rasional dibanding masyarakat desa.

Zone interaksi (R. Bintarto)

1. City = kota

2. Sub Urban = sub daerah perkotaan

3. Sub Urban Fringe = jalur tepi sub daerah perkotaan

4. Urban Fringe = jalur tepi daerah perkotaan paling luar.

5. Rural Urban Fringe = batas desa-kota

6. Rural = pedesaan

5. WILAYAH DAN PEWILAYAHAN

¤Wilayah

¤Pusat Pertumbuhan

¤WILAYAH

9 Suatu areal yang memiliki karakteristik tertentu.


9 Terdiri 2 fase:
01. Wilayah Formal

9 Wilayah yang statis, seragam dan tidak efektif


Contoh:

Wilayah pinggiran/pedesaan

02. Wilayah Fungsional

9 Wilayah dinamis, aktif dan terbentuk terus menerus oleh dorongan yang mengubahnya.
Contoh:

Wilayah sentral (pusat kota dan sekitarnya)

¤PUSAT PERTUMBUHAN

9 Suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat sehingga dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat
mempengaruhi kawasan lain di sekitarnya.
Ø Fungsi Pusat Pertumbuhan:

- Memudahkan koordinasi

- Melihat perkembangan wilayah

- Meratakan pembangunan diseluruh wilayah

Ø Konsep Dasar Pusat Pertumbuhan

01. Teori Tempat Sentral (Central Place Theory)

9 Disampaikan: Walter Christaller (ahli geografi)

9 Mengemukakan bahwa, jika:

- Kondisi fisik suatu wilayah dan kesuburan tanah seragam

- Tingkat kehidupan penduduknya seragam

9 Maka:

- Akan tumbuh pusat-pusat pelayanan yang berjarak sama

Dituangkan dalam bentuk segi enam (hexagon)

02. Teori Kutub Pengembangan

9 Disampaikan: Faden (ahli ekonomi)

9 Mengemukakan:

- Suatu wilayah tidak dibatasi garis lurus, tetapi garis lengkung

03.Teori Kutub Pertumbuhan ( Growth Poles Theory )

9 Disampaikan: Perroux (ahli ekonomi)

- Pusat pertumbuhan muncul di daerah-daerah tertentu yang disebut kutub pertumbuhan (growth poles)

Ø Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Pusat Pertumbuhan:

a. Faktor alam

- Pegunungan

- Dataran tinggi

- Dataran rendah

- Cuaca

- Iklim

- Rawa-rawa

- Kesuburan tanah

b. Faktor ekonomi

Perbedaan kebutuhan antara tempat yang satu dengan lain.

c. Faktor industri
- Kebutuhan tenaga kerja

- Tempat tinggal.

d. Faktor sosial

- Pendidikan

- Pendapatan

- Kesehatan.

e. Faktor lalu lintas

- Jenis transportasi

- Kondisi jalan

- Fasilitas lalu lintas.

Ø Pusat Pertumbuhan di Indonesia

9 BAPPENAS membagi wilayah di Indonesia menjadi empat pusat pertumbuhan, yaitu:

1.Regional A berpusat di Medan, terdiri :

• Wilayah I, pusatnya di Medan, meliputi

- Aceh

- Sumatera utara

• Wilayah II, pusatnya di Pekan Baru, meliputi :

- Sumatera Barat

- Riau

- Kepulauan Riau

2. Regional B, berpusat di Jakarta, terdiri

• Wilayah III, pusatnya di Palembang

- Jambi

- Sumatera Selatan

- Bengkulu

- Bangka-Belitung

• Wilayah IV, pusatnya di Jakarta, meliputi daerah-daerah :

- Lampung

- Jakarta

- Jawa Barat

- Jawa Tengah

- Banten

- D.I Yogyakarta

• Wilayah V, pusatnya di Pontianak meliputi daerah:


- Kalimantan Barat

3. Regional C, berpusat di Surabaya, terdiri :

• Wilayah VI, pusatnya di Surabaya.

- Jawa Timur

- Bali

• Wilayah VII, pusatnya di Balikpapan dan Samarinda, meliputi daerah-daerah :

- Kalimantan Tengah

- Kalimantan Timur

- Kalimantan Selatan.

4. Regional D, berpusat di Ujung Pandang terdiri:

• Wilayah VIII, pusatnya di Makasar, meliputi daerah-daerah :

- Nusa Tenggara Barat

- Nusa Tenggara Timur

- Sulawesi Selatan

- Sulawesi Tenggara

• Wilayah IX, pusatnya di Menado, meliputi daerah :

- Sulawesi Tengah

- Sulawesi Utara

- Gorontalo

• Wilayah X, pusatnya di Sorong, meliputi daerah :

- Maluku

- Maluku Utara

- Papua (Irian Jaya)

Ø Menentukan Batas Wilayah Pertumbuhan

o Menentukan batas pengaruh suatu pusat pertumbuhan, dengan cara memperkirakan dimana titik balik antara
dua pusat pertumbuhan.
o Adaptasi dari Teori Gravitasi (Reilly):
o Antara dua pusat pertumbuhan memiliki gaya tarik-menarik

Anda mungkin juga menyukai