Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DIDALAM ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

DENGAN BALANCED SCORECARD

Oleh :

Nama : Dewi Arum Mardiani

NIM : 20170420235

Kelas : H

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Organisasi sektor publik termasuk lembaga yang berada dibawah pemerintah,


yang mempunyai tujuan untuk membantu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Semakin banyak dan berkembangnya organisasi sektor publik itu sangat berpengaruh
didalam kehidupan warga karena organisasi ini mempunyai peran penting didalam
masyarakat, dengan banyaknya lembaga- lembaga pemerintahan yang ada hal tersebut
diharapkan bisa membantu dan berguna bagi masyarakat dan memberikan kepuasan
kepada mereka. Organisasi sektor publik ini berkaitan secara langsung dengan beberapa
penyedia jasa layanan (service) dan juga memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada.
Dalam sektor ini masyarakat menjadi consumer/custumer (pelanggan) yang harus
mendapatkan pelayanan dan dilayani dengan baik untuk mendapatkan kesan yang baik
dari masyarakat. Kepuasan dari masyarakat ini juga membuat sektor publik harus
mempunyai pola pikir yang baik agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kepuasan
dari masyarakat tersebut

Pengukuran kinerja didalam organisasi merupakan suatu sistem yang tujuannya


membantu seorang manajer publik untuk mengukur seberapa berpengaruhnya strategi
tersebut dengan menggunakan financial maupun non-financial. Sistem pengukuran
kinerja didalam organsisasi sektor publik ini bisa dijadikan sebagai salah satu alat
pengendalian yang bisa digunakan.jika ingin melihat seberapa berhasil kinerja tersebut
berjalan maka dapat dilihat dari segi apakah organisasi tersebut berhasil dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, apakah masyarakat yang menjadi pelanggan
dari sektor ini puas dan apakah sudah berhasil dalam memenuhi kebutuhan didalam
masyarakat tersebut.

“Apakah kinerja tersebut bisa berhasil ini bisa dilihat dengan cara yang sangat
luas, dengan beberapa cara yaitu bisa dilihat dengan menggunakan balanced scorecard
dan value money. Tetapi dalam hal ini saya menggunakan analisis pengukuran kinerja
organisasi sektor publik ditinjau “dari balanced scorecard. BSC merupakan pendekatan
yang cukup baru didalam manajemen, dikembangkan oleh Robert K dan David N (tahun
1990). Terdapat beberapa ketidakpastian dan kelemahan dari segi pendekatan
pengukuruan kinerja yang sebelumnya, bsc menyajkan suatuprespektif yang cukup jelas
seperti bagaimana suatu organisasi dan perusahaan mengkur agar tercapai kesungannya
yang seimbang.

“Bsc dapat digunakan guna menilai kinerja perusahaan komerisal, dan juga dapat
di gunakan serta dimanfaatkan oleh semua jenis perusahaan yang ada dan organisasi.
Penggunan bsc dapat dilakukan dengan berbagai hal dari segi pengimplementasiannya,
misalnya pada organisasi sp (sektor publik) yang mendahulukan dan mementingkan
layanan publik, dapat dadaptasikan agar bisa medapatkan hasil yang diinginkan da sesuai
dnegan tujuan masing-masing.

Tujuan Paper

Paper ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis suatu pengukuran kinerja
didalam suatu organisasi sektor publik dengan BSC (Balannced Scorecard), yang ditinjau
dari jurnal-jurnal yang ada sebelumnya yang sudah diteliti oleh para peneliti dari berbagai
sumber yang menggunakan metode bsc.
BAB II

ISI

Konsep Balanced Scorecard

Pada tahun 2001 Mulyadi mengatakan konsep bsc itu berkembang sejalan denga
perkembangan implementasi pada konsepnya. BSC terdiri dari beberapa sukukata yaitu
balanced memiliki arti berimbang dan scorecarad yang berartu kartu skor, dapat diartikan
kartuskor. Dikatakan demikian karena kartu ini bisa dipakai dan digunakam untuk
mencatat dan merencanakan skor yang akan diwujudkan dimasa datang, dengan ini hasil
kinerja akan digunakan untuk melakukan suatu perbandingan dengan melakukan
pembelajaran (seperti evaluasi) kepada para personel yang ada. Hal ini dugunakan
menyatakan bahwa hal tersebut diukur dengan dilihat dari beberapa aspek seperti:

a) Aspek Financial dan non-financial


b) Aspek Jangka pendek dan Jangka panjang
c) Apek eksternal ataupun Internal

BSC tetap menggunakan dan mempertahankan pengukuran keuangan tradisional.


Pengukuran keuangan tersebut menjelaskan tentang kejadian dimasalalu, suatu laporan
yang digunakan di era industri dalam investasi jangka panjang dan jangka pendek.
Pengukuran keuangan ada yang tidak layak dan bagaimanapun juga bagaimana cara
untuk memandu dan mengevaluasinya harus bisa membuat nilai masa depan dengan
melihat jangka panjangnya melalui investasi yang akan dilakukan. Ada bebrapa investasi
yang bisa dilakukan misalnya invesatsi pemasok, pelanggan, proses, inovasi dan juga
teknologi. Ada beberapa prespektif yang harus dilihat dalam suatu kinerja organisasi
menurut BSC (balanced scorecard) yaitu:
a) The Learning and Growth Perspective
b) The Business Process Perspective
c) The Customer Perspective
d) The Financial Perspective
Pengkuran kinerja menggunakan balanced scorecard ini adalah suatu hal yang
bisa diterapkan supaya bisa melihat kinerja karyawan, mengukur kinerja organisasi dan
perusahaan dari berbagai aspek yang diperlukan sehingga dengan adanya hal hal tersebut
bisa dijadikan oleh perusahaan untuk membuat spi yang harus dilakukan dengan baik dan
benar. Bsc mempunyai beberapa keunggulan yaitu koheren, komperhensif, seimbang dan
terukur. Sebelumnya bsc ini hanya ditujukan untuk memeperluas area pengukuran yang
ada dalam suatu kinerja di organisasi swasta dan dapat mengembangkannya keranah yang
lebih luas, pendektan yang digunakan mengukur knerja dari aspek keuangan dan non-
keuangan (financial dan non-financiala) dan dibagi lagi kedalam empat prespektif yaitu:

 Financial
 Pelanggan
 proses internal
 inovasi & pembelajaran

Pengukuran Kinerja di Organisasi Sektor Publik

Pengkuran knerja dalam sektor publik ini digunakan untuk mewujudkan tujuan
didalam suatu organisasi dalam melayani masyarakat dan lainnya, sehingga mereka
membutuhkan anggaran yang digunakan untuk kebutuhan tersebut, anggaran yang
didapat tidak digunakan dengan sembarangan tetapi harus dianilisis untuk keberhasilan
kinerja sektor publik itu sendiri, pengukuran ini digunakan supaya menilai kelayakan dan
tanggungjawab sektor publik ini dalam melakukan dan tugasnya sesuai dengan baik.

Mardiasmo pada tahun 2009 mengatakan bahwa sistem ini (pengukura kinerja)
adalah rangakain atau tatanan suatu sistem yg memiliki supaya bisa membantu
manajemen publik untuk mengambil sebuah keputusan dengan beberapa cara seperti
dengan menggunakan informasi keuangan dan non-keuangan. Menggunakan sistem
pengukuran kinerja yang digunakan untuk menjadi alat pengendalian suatu organisasi
karena bisa menentapkan suatu sistem penghargaan dan juga hukum yang bisa digunakan.
Dilakukannya dapat dikatakan bahwa pengukuran kinerja didalam SP (sektor publik)
merupakan suatu bentuk perwujudan tanggungjawab suatu organasasi sp kepada
masyarakat dan publik, agar bisa membatu dan menjaga, memperbaiki kinerja pada sektor
publik. Supaya semua menjadi lebih tertata dan tepat sasran.

a) Menyeimbangkan tujuan keuangan dan non-keuangan


b) Komunikasi startegi yang lebih baik
c) Meakomodasi kepentingan pemahaman manajamen atas samapai manajemen bawah
dan bawah yang lainnya
d) Pendekatan individual yang lebih rasional
BAB III
PENELITIAN-PENELITIAN PAPER SEBELUMNYA

Ringkasan Penelitian Terdahulu

Metode yang
NO Nama Judul Hasil
Digunakan
1 fFitriyani, Dewi (2014) Tentang BSC Kualitatif Organisasi SP memerlukan
(balanced scorecard)” pendekatan yang bersifat
financial dan non financial.”
2 Rohmatullah Azizah Implementasi Kualitatif Setelah menerapkan BSC
tahun 2009 pngukuran kinerja Deskriptif ternyata sesuai dengan visi dan
sektor publik dengan misi serta strategi yang sudah
sistem BSC pada diterapkn, oleh sebba itu BSC
PDAM kota Madiun dapat digunakan sebagai alat
ukur PDAM di Madiun, karena
terdapat keunggulan didalam
BSC yaiti kinerja akan lebih
terfokus lagi pada empat
prspektif sehingga semua dapat
tertata dan berjalan dengan
baik.

3 Novella Aurora (tahun Penerapan Pada BSC Kuantitatif Ada beberapa hasil dari
2010) Sebagai Tolak Ukur pencapaian yaitu tingkat
Pengukuran Kinerja pertumbuhan dan pembelajaran
dianggap kurang, untuk 3
prespektif lainnya sudah
dianggap cukup bagus dan baik.
Oleh karena itu bsc sangat
cocok diterapkan di RSUD
tersebut, dan bisa memberikan
gambaran yang lebih baik dan
terstruktur dibandingkan sistem
sebelumnya yaitu sistem
tradisional.


4 Diah Mitra Febryanty Analisis Penerapan Kualitatif Penerapan variabl penelitian
(tahun 2012)” BSC sebagai Tolak deskriptif sesuai dengan objek yang
ukur Efesiensi ada, dan lebih
Manajemen Kinerja di mengutamakan tentang
RSUD Dr.R. Sosodro pembahasn manajemen
Djatikoesoemo kinerja, tidak hanya tentang
penelitian kinerja.

5 Sri Wahyuni (tahun Analisis BSC sebagai Kualitattifdan Didalam kinerja prespektif
2011) Alat Pengukuran kuantitatif keungan belum bisa terukur
Kinerja pada PT dengan sempurna hal ini
Semen Bosowa Maros disebabkan peningkatan aset
yang setiap tahunnya masih
relatif kecil.
BAB VI

FUTURE RESEARCH

Dari setiap jurnal yang saya jadikan acuan untuk membuat paper ini, ada
beberapa yang akan saya paparkan future researchnya. Penelitian yang dilakukan oleh
Diah Mitra Febryanty pada tahu 2012, yang menggunakan bsc untuk “Analisis
Penerapan Balanced Scorecard sebagai Tolok Ukur Efisiensi Manajemen Kinerja”
yang menggunakan beberapa variabel dalam metode penilitian yang beliau lakukan,
yaitu: “Perspektif Keuangan: Rasio Keuangan, Pendapatan Fungsional, Cost Recovery,
Sales Growth Rate, Perspektif Pelanggan: Customer Acquisition, Customer Retention,
Customer Satisfaction dan Perspektif Proses Bisnis Internal: jumlah penanganan”
Dalam metode ini beliau menggunakan kulitatif deskriptif dengan melakukan
wawancara dari berbagai sumber dan beliau juga menggunakan analisis time serries
yang menghasilkan “Penggunaan variabel penelitian yang sesuai dengan objek
penelitian. Lebih mengutamakan pembahasan manajemen kinerja, bukan hanya pada
penilaian kinerja.”
Penelitian yang dilakukan oleh “Fitriyani, Dewi (2014), penulis menyimpulkan
bahwa,berdasarkan pembahasan mengenai pengukuran kinerja pada organisasi sektor
publik baik dari teori maupun dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa keberhasilan pengukuran kinerja pada sektor publik dalam melayani
masyarakat tidak hanya diukur dari perspektif keuangan saja tetapi juga dapat diukur
melalui prespektif non keuangan, yang diwujudkan dalam bsc”. Selain hal itu pada
pengkuruan kinerja organsiasi ini bisa digunakan untuk alat pengendali organisasi
dengan cara memberikan rewards ataupun sanksi yang akan diberikan kpada organisasi-
organisaisi tersebut, hal ini diharapakn agar bisa memperbaikai kinerja yang ada agar
lebih baik lagi. Mislanya kinerja pemerntahan diharapkan pengukuran kinerja ini bisa
digunaakn untuk mengambil keputusan yang benar.
Sedangkan hasil dari penelitian oleh “Novella Aurora (2010) pengukuran
kinerja perusahaan dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengukuran kinerja
perspektif keuangan, yaitu ROI, Current Ratio, Profit Margin, Operating Ratio,
diperoleh hasil bahwa kinerja perusahaan bisa dikatakan baik, jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya”. Didalam penelitiannya ROI dan profit margin tahun 2011 terjadi
penurunan, namun didalam tahun selanjutnya perusahaan bisa mengatasi masalah
itu,dibuktikan dnegan adanya peningkatan dari profitmargin dan roi. Dalam hasil
pengukuran kinerja dari segi prespektif pelanggan, persentase pemerolehan pelanggan,
retensi pelanggan, dan profitabilitasnya naik dna menunjukan kinerja yang baik.
Dari hasil pengukuran internal bisnis sepertiinovasi perushaan dan lainnya
secara keeluruhan kinerjanya menunjukan hasil yang bagus, semua dikatakan berjalan
dengan baik dan cukup misalnya dari prespektif pembelajaran dan pertumbuhan tentang
produktivitas karyawan. Pada tingkat kepuasan karywana bisa disimpulkan bahwa dari
beberapa karakteristik yang ada itu menunjukan hasil yang baik. Karakterisitik tersebut
adalah:
1) Motivasi dalam bekerja
2) Kebijakan didalam perusahaan
3) Informasi dan komunkiasi yang baik dan bagus
4) Kondisi perusahaan (kondisi fisik perushaan)
5) Beban pekerjaan dan gaji
BAB V
SIMPULAN

Organisais sektor publik adalah organisasi yang mempunyai karakteristik cukup


berbeda dibandingkan dengan organisasi yang lain, misalnya pada organisais sektor
swasta, hal ini menyebabkan pengukuran kinerja yang terdapat dalam organisasi harus
menyesuaikan dan menyeimbangkan pada sektor tersebut. Balancedscorecard dapat
dijadikan suatu alternatif dalam pengukuran kinerja pada sektor publik ini, karena pada
organisais sektor publik kinerja ini lebih menekankan kinerja keuangan dan dapat
dijadikan sebagai gambaran tanggung jawab seorang manajer dan juga akuntabilitas
yang dimiliki. Berbagai cara dapat digunakan pada pengukuran kinerja sektor publik ini
mislanya seperti yang sudah dibahas sebelumnya, yaitu dengan menggunakan balanced
scorecard. dengan menggunakan balancedscorecard yang mengukur kinerja dari
beberapa prespektif yaitu berimbang dan komperhensif, prespektif pelanggan,
prespektif financial dan lainnya sehingga bsc ini bisa beradaptasi dengan jenis
organisasi, misi dan visi ynag ditetapkan. Sehingga bsc dalam suatu organisasi dan
perusahaan harus bisa beradaptasi dengan jenis organisasi, misi dan visi yang diterapkan
dna harus mengikutinya dengan baik dan benar, supaya bisa digunakan dengan baik.

Dilihat dari beberapa prespektif yang dilihat dari :


 Prespektif pelanggan
 Prespektif finnacial
 Dan prespektif yang lain

Anda mungkin juga menyukai