Anda di halaman 1dari 4

1.

Tahun 2020 DIPA PTSL ada pada Kantor Pertanahan Kab/Kota,


sehingga memerlukan perhatian lebih besar dari Kepala Kantor
Pertanahan dalam pelaksanaannya;
2. Realisasi Anggaran harus optimal dan tertib dengan tetap
mengutamakan kualitas (tertib perencanaan, tertib pelaksanaan,
tertib pertanggungjawaban);
3. Pendapatan diterima dimuka/ tunggakan pekerjaan pelayanan
harus diselesaikan sehingga tidak melewati batas waktu;
4. Segera menidaklanjuti rekomendasi audit Inspektorat atau BPK
yang belum ditindaklanjuti termasuk temuan Tuntutan Ganti
Rugi untuk tahun 2019 maupun tahun sebelumnya;
5. Melakukan Analisis Beban Kerja sehingga dapat segera dihitung
kekurangan pegawai dan dicari solusi untuk melaksanakan
semua pekerjaan yang ada di Lingkungan Kanwil BPN Provinsi
Maluku Utara;
6. Monitoring dan evaluasi lebih intensif sehingga permasalahan
yang timbul dapat segera dideteksi dan dicarikan solusinya
bersama-sama;
7. Selalu meningkatkan kemampuan teknis, manajerial pegawai
pada berbagai tingkatan;
8. Perlu dibuat tahapan kegiatan secara rinci yang menjamin hak
dan kewajiban pelaksana kegiatan sehingga dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
9. Roadmap dan rencana aksi perlu dibuat sebelum pelaksanaan
pekerjaan;
10. Penetapan lokasi ditetapkan dengan tujuan mencapai desa /
kelurahan lengkap dan diprioritaskan pada lokasi PTSL tahun
2017 sampai dengan 2019;
11. K4 dikerjakan terlebih dahulu sebelum mengerjakan K1;
12. Perlu sinkronisasi waktu maupun SDM antar program mengingat
terbatasnya Sumber Daya Manusia;
13. Penyuluhan/sosialisasi dengan berbagai metode terhadap
masyarakat menjadi keharusan dengan melibatkan unsur
Kepolisian dan Kejaksaan;
14. Dokumen-dokumen fisik seperti Gambar Ukur wajib dibuat;

1
15. Validasi spasial harus dilakukan sekaligus memperbaiki
gap/overlap antar batas bidang tanah;
16. Monitoring Evaluasi pada berbagai tingkatan untuk dapat
dioptimalkan dengan membuat instrumen yang disepakati;
17. Dalam melaksanakan kegiatan pengukuran dan pemetaan wajib
mengikuti prinsip-prinsip pengukuran dan pemetaan kadastral.
18. Tahun 2020 merupakan tahun kualitas, diharapkan semua
tahapan PTSL dapat terlaksana sesuai prosedur, dilaksanakan
mematuhi Juknis PTSL Bidang Yuridis Tahun 2019 dan Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap untuk menghasilkan output setiap tahapan kegiatan
sesuai yang diharuskan;
19. Diwajibkan bagi Kantor Pertanahan untuk mencetak SPS, STTD
maupun 301A PTSL dan menyusunnya secara berurutan untuk
persiapan digitalisasi warkah;
20. Digitalisasi Warkah PTSL 2020 untuk menjadi prioritas untuk
kemudian dilanjutkan Warkah PTSL 2018 sampai dengan 2019
dan warkah lainnya;
21. Progres validasi Buku Tanah, Surat Ukur dan Bidang Tanah
sampai dengan saat ini sudah cukup baik, diharapkan dapat terus
dilaksanakan sampai dengan tuntas sehingga dapat memenuhi
syarat untuk pelaksanaan layanan elektronik;
22. Untuk dapat berkoordinasi dan bersinergi dengan dengan Dinas
Kelautan dan Perikanan Kab /Kota dalam pelaksanaan Sertipikasi
Nelayan dalam menindak lanjuti PKS Dirjen Hubungan Hukum
Keagrariaan Kementerian ATR/BPN dengan Dirjen Perikanan
Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan No. 29/SKB-
400/IV/2018;
23. Satgas Yuridis diharapkan untuk dapat berkoordinasi dan
bersinergi dengan Satgas Fisik demi suksesnya pelaksanaan
PTSL;
24. Terkait segala permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan
PTSL untuk segera dikomunikasikan kepada Kantor Wilayah
untuk dicarikan solusi;
25. Segera menyelesaikan segala beban tugas yang terkait dengan
kegiatan Penataan Pertanahan, utamanya kegiatan Redistribusi
Tahun 2019 di masing-masing Satker sampai dengan ke tahapan
Penyerahan Sertipikat dan Laporan Dasboard;
26. Untuk pelaksana kegiatan redistribusi, GTRA dan IP4T wajib
membaca JUKNIS kegiatan dan aturan lainnya, agar memahami
setiap tahapan yang harus dilakukan;
27. Melaksanakan setiap tahapan dengan mengacu pada Standar
Kualitas yang telah ditetapkan serta melakukan perencanaan dan
strategi yang lebih matang atas HKM (Hambatan, Kendala dan
Masalah) yang terjadi pada tahun sebelumnya;

2
28. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan baik kepada
Pemerintah Daerah (Bupati/Walikota) untuk mensosialisasikan
kegiatan redistribusi yang akan dilaksanakan. Hal ini sangat
berdampak pada kelancaran pengurusan SK Pembentukan PPL,
Tahapan Penelitian Lapang dan Sidang PPL serta SK Penetapan
Subyek oleh Bupati;
29. Tahapan kegiatan Redistribusi Tanah akan berjalan bersamaan
dengan kegiatan lainnya di awal tahun 2020, maka diperlukan
strategi tim tersendiri dan terpisah dari kegiatan lainnya, jika ABK
satker tidak terpenuhi;
30. Membuat Peta Kerja terkait Peta RTRW, Peta Kawasan Hutan, dll;
31. Identifikasi Subyek Redistribusi Tanah dengan memperhatikan
Ketentuan Tanah Absente. Ketentuan Obyek dan Subyek sesuai
dengan Perpres 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria;
32. Kategori untuk Tanah Negara lainnya dapat menjadi sumber objek
Redist dengan kriteria yang berbeda dengan PTSL. Lokasi sumber
obyek TN lainnya harus dipastikan berada pada kawasan
Pertanian/Perkebunan sesuai peta RTRW dan diutamakan untuk
lokasi yang jauh dari lokasi pemukiman;
33. SK PPL dari Bupati Pada Tahun 2019 dapat digunakan apabila di
SK PPL tersebut apabila tidak tercantum Tahun Anggaran. Namun
apabila membuat SK PPL baru diharapkan Bulan Januari 2020
sudah siap. Susunan PPL harus sesuai Juknis;
34. Pelaksanaan pengukuran bidang tanah menggunakan peralatan
sesuai standar teknis kadastral (dilarang menggunakan alat ukur
GPS Navigasi);
35. Untuk semua kegiatan Penataan Pertanahan di tahun 2020,
diharapkan Kepala Kantor Pertanahan agar lebih fokus
melakukan monitoring, evaluasi dan Pelaporan terhadap kegiatan
Penataan Pertanahan yang dilaksanakan di Kantah;
36. Kantor Pertanahan diharapkan mulai Mengerjakan Sertipikasi
BMN di awal tahun 2020 dan dapat terselesaikan di Bulan Maret
2020;
37. Untuk Kantor Pertanahan yang mendapat target lokasi BMN
untuk segera membuat Surat Usulan Petugas untuk kemudian
diterbitkan Surat Keputusan pada Kantor Wilayah;
38. Diharapkan untuk seluruh Kakantah untuk melakukan
koordinasi dengan Bupati/Walikota dalam rangka sosialisasi
pengadaan tanah;
39. Agar Kantor Pertanahan mencatat tanah terindikasi terlantar,
tanah status quo kedalam buku tanah sesuai dengan Keputusan
Kepala BPN No. 77/KEP-7.1/III/2012 tentang Praksis Reforma;
40. Setiap kasus pertanahan, baik sengketa, konflik maupun perkara
diinput pada aplikasi SKP (skp.atrbpn.go.id);
41. Agar merekap data sengketa konflik perkara pada Program
Nasional Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) Kategori
Dua (K2);

3
42. Pengaduan melalui Ombudsman, Kantor Staf Presidan (KSP) dan
DPR agar ditindaklanjuti dengan analisis yang terukur;
43. Kegiatan gelar perkara dilakukan pada awal perkara (setelah ada
Relaas dari Pengadilan Negeri);
44. Pemantauan Pengendalian HAT/DPAT dilaksanakan dengan
mengacu pada Juknis karena merupakan Program Nasional.

Anda mungkin juga menyukai