Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

GAMBARAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN INSTALASI


GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT UNIVERSITAS
MUHAMAMMADIYAH MALANG (UMM)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan dalam Keperawatan


S2 Keperawatan Peminatan Gawat Darurat

Dosen Pengajar : Ns.

Oleh :
KELOMPOK

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


PEMINATAN GAWAT DARURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya
untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam
mencapai suatu tujuan. Pemimpin memiliki kemampuan memberi inspirasi kepada orang lain
untuk bekerjasama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu tujuan. Pemimpin
mempengaruhi lingkungan dan orang lain untuk tujuan yang diinginkan (Guntara, 2014).
Fenomena kepemimpinan di Indonesia menjadi sebuah masalah menarik dan berpengaruh
besar dalam kehidupan politik dan bernegara. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan
gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan mulia yang mengatakan
bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, ini
merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi sebagai
posisi yang terpenting (Amalia, 2017).
Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin
dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Seorang pemimpin memiliki karakteristik tertentu,
memahami ciri-ciri kepemimpinan seseorang harus dipahami bahwa kepemimpinan
mempunyai tiga komponen yaitu pemimpin, pengikut, dan situasi seseorang yang dikatakan
sebagai pemimpin yang baik dalam satu situasi dan dengan pengikut tertentu, belum tentu
sebaik itu dalam situasi dan pengikut yang lain. Berdasarkan teori kepemimpinan klasik
bahwa gaya kepemimpinan terbagi atas tiga bagian besar yaitu gaya kepemimpinan otokratis
yaitu kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang dilakukan diputuskan oleh
pimpinan sematamata, gaya kepemimpinan demokratis yaitu kemampuan mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan
sedangkan gaya kepemimpinan laizzes-faire (laizzes-faire leadership) berpandangan bahwa
individu-individu tetap perlu dimotivasi oleh kekuatan dan dorongan internal dan individu-
individu cenderung untuk diberi kesempatan mengambil keputusan sendiri tentang bagaimana
melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya (Rahim, Junaid;, & Afa, 2016).
Salah satu konsep pemikiran yang penting tentang keselamatan pasien yaitu pemikiran
leadership (kepemimpinan), merupakan langkah untuk mengoptimalkan gerakan keselamatan
pasien di rumah sakit, dilakukan dengan cara membentuk kerjasama antara seluruh pembuat
kebijakan di Rumah Sakit. Kepemimpinan menghasilkan budaya keselamatan pasien,
sehingga seorang pemimpin harus senantiasa melakukan upaya secara terus-menerus untuk
mencegah terjadinya cedera pada pasien maupun karyawannya(Kartika, Sudiro;, & Wulan,
2015).Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat penting bahkan
dapat dikatakan salah satu faktor penentu dalam pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan.
Rumah sakit adalah salah satu organisasi yang melalui tenaga medis professional, yang
terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen, menyelenggarakan pelayanan
kedokteran dan asuhan keperawatan yang berkesinambungan dan memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan masyarakat yang dibina(Amalia, 2017).
Pimpinan keperawatan harus mampu memimpin, meminta, meyakinkan dan
membujuk stafnya untuk melakukan sesuatu pada kapan klien dan rekan kerja memerlukan
bantuan mereka, tidak berdasarkan atas kesukaan mereka tetapi pada apa yang seharusnya
dilakukan demi tercapainyatujuan asugan keperawatan (Guntara, 2014). Sebuah Rumah Sakit
harus dipimpin oleh seorang Kepala tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian
di bidang perumahsakitan (UU No. 44Tahun 2009 : Pasal 34). Tidak hanya itu setiap
pimpinan penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat harus memiliki
kompetensi manajemen kesehatan masyarakat yang dibutuhkan (UU No. 36 Tahun : Pasal
33). Kompetensi yang dimaksud dalam undang-undang ini pada hakekatnya tidak saja
kompetensi manajerial, melainkan juga termasuk kemampuan untuk memimpin organisasi
rumah sakit, yang kompleks dan kompetitif. Secara structural, pimpinan rumah sakit adalah
penentu kebijakan tertinggi dalam operasional suatu rumah sakit. Dalam pelaksanaan
tugasnya tersebut, pimpinan rumah sakit dibantu oleh kepala-kepala bagian atau bidang yang
ada dalam rumah sakit. Kepala-kepala bidanglah yang secara langsung berhubungan dengan
staf-staf rumah sakit dalam memberikan pelayanan yaitu para dokter, staf dan
perawat(Amalia, 2017).
Terciptanya pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat tentu saja membutuhkan
sumber daya manusia yang kompeten, dalam hal ini yaitu dokter, perawat sampai pada staf-
staf yang mengurusi segala aktifvitas di rumah sakit. Oleh karena itu dibutuhkan pimpinan
yang bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar menjadi lebih kompeten,
mengingat mereka adalah motor penggerak utama lajunya organisasi sehingga dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Fenomena sekarang ini adalah banyaknya pemimpin yang
kurang memainkan perannya dalam organisasi, baik itu di kantor-kantor pemerintah sampai
pada rumah sakit milik pemerintah, masalah yang paling sering dijumpai adalah pemimpin
kurang memberikan perhatian terhadap lingkungan sekitarnya (bawahannya). Pemimpin
sekarang ini harus bisa memotivasi dan menginspirasi bawahannya sehingga mereka bisa
bertumbuh dan berkembang secara optimal. Pemimpin juga harus bisa memberdayakan dan
mengendalikan seluruh bawahannya agar bisa bekerja sama mencapai tujuan yang
diharapkan. Melihat betapa pentingnya peran seorang pemipin dalam hal menghadapi
bawahan serta kendala-kendala yang terjadi dalam organisasi maka faktor kepemimpinan
mempunyai pengaruh besar dan Gaya Kepemimpinan merupakan faktor pendukung yang
menunjang keberhasilan seorang pemimpin, maka seorang pemimpin harus berkembang
dalam hal Gaya Kepemimpinannya agar dapat memimpin bawahannya dengan baik seingga
dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Amalia, 2017).
Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku
bawahan, dimana agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan
organisasi (Hasibuan, 2008). Gaya kepemimpinan yang terdapat dalam setiap organisasi
dipandang sebagai suatu proses kunci bagi keberhasilan organisasi yang bersangkutan. Hal
tersebut merupakan perilaku pimpinan terhadap pengikutnya, atau cara yang dipergunakan
pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Sedangkan Hersey mengatakan bahwa
gaya kepemimpinan adalah pola-pola perilaku konsisten yang diterapkan dalam bekerja
(Nursalam, 2011).
Ruangan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM) dikepalai oleh seorang perawat, selain itu memilik tenaga kerja perawat sebanyak xxx
orang perawat dengan pendidikan D3 keperawatan dan beberapa lulusan S1 Ners serta
didukung xxx orang dokter spesialis dan xxx orang dokter umum.
Hasil wawancara....
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk memberikan gambaran terkait
pelaksanaan dan penerapan gaya kepemimpinan kepala ruangan Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
“Bagaimana gambaran gaya kepemimpinan kepala ruangan Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)?”

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan gambaran gaya
kepemimpinan kepala ruangan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM).
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mendiskripsikan gaya kepemimpinan direktif kepala ruangan Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
2. Mendiskripsikan gaya kepemimpinan konsultatif kepala ruangan Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
3. Mendiskripsikan gaya kepemimpinan partisipatif kepala ruangan Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
4. Mendiskripsikan gaya kepemimpinan delegatif kepala ruang kepala ruangan
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

1.4 Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini, yakni :
1. Manfaat Teoritis
Hasil laporan makalah ini dapat dijadikan sebagai pengembangan teori dan konsep
tentang gaya kepemimpinan kepala ruangan, serta menerapkan dalam aplikasi manajemen
kepemimpinan keperawatan.
2. Manfaat Praktis
Melalui makalah ini dapat memberikan gambaran gaya kepemimpinan kepala ruang,
sebagai bahan masukan dan informasi dalam pengembangan dan perbaikan gaya
kepemimpinan di setiap instansi kesehatan.
Referensi :

Amalia, Ariski Wanti. (2017). Gaya kepemimpinan direktur rumah sakit umum daerah (rsud)
sayang rakyat provinsi sulawesi selatan. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Guntara, Yoga Teguh. (2014). Pengalaman kepala perawat dalam penerapan gaya
kepemimpinan islam di Rumah Sakit. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Hasibuan, H. Malayu S.P. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. PT. Bumi
Aksara. Jakarta
Kartika, Yuni;, Sudiro;, & Wulan, Lucia Ratna Kartika. (2015). Analisis Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Direktur terhadap Budaya

Keselamatan Pasien di RS Hermina Pandanaran. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 03,


145-152.
Nursalam. (2011). Proses dan dokumentasi keperawatan, konsep dan praktek. Jakarta :
Salemba Medika
Rahim, Waode Inayan;, Junaid;, & Afa, Jusniar Rusli. (2016). Hubungan gaya kepemimpinan
direktur rumah sakit dengan kinerja pegawai di rumah sakit umum daerah kota baubau
tahun 2016. 1-8.

Anda mungkin juga menyukai