PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
CICIK ISMANIAH
150721600545
Proposal skripsi oleh Cicik Ismaniah ini telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Tabel Kualifikasi Berpikir Analitis .......................................................... 32
3.2 Format Perbandingan Rata-rata nilai Berpikir Analitis Siswa ................. 33
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Nama Siswa Kelas XI IPS 5 .................................................................... 37
2. Nilai Kemampuan Analitis Siswa Pra Siklus ........................................... 38
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................ 39
4. Panduan Kegiatan Siklus I ....................................................................... 46
5. Lembar Penyelidikan Lapangan ............................................................... 48
6. Lembar Hasil Diskusi Kelompok ............................................................. 49
7. Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Analitis ............................................ 51
8. Soal Tes Berpikir Analitis Siklus I........................................................... 59
9. Lembar Keterlaksanaan PBL .................................................................. 61
10. Lembar Catatan Lapangan ...................................................................... 62
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada abad 21 siswa dituntut untuk mampu menghadapi berbagai tantangan
global. Siswa tidak hanya memerlukan pembelajaran yang sederhana saja, tetapi
harus dituntun dan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi (high order thinking skills/HOTS). Sebelum siswa mencapai kemampuan
berpikir tingkat tinggi, salah satu tahapan kemampuan siswa yang harus dicapai
yaitu berpikir analitis. Berpikir analitis merupakan tingkatan berpikir dari berpikir
tingkat tinggi, sesuai yang dikemukakan oleh Bloom, sehingga ketika siswa
menjawab soal ranah kognitif C4 siswa dapat menunjukkan kemampuan berpikir
anaitis (Rasweda, 2013)
Kemampuan berpikir analitis termasuk ke dalam kemampuan kognitif,
siswa menganalisis suatu masalah dan mencari solusi/pemecahan masalah dari
permasalahan tersebut. Kemampuan berpikir analitis khususnya pada mata
pelajaran geografi sangat diperlukan. Kemampuan ini berguna untuk menganalisis
permasalahan yang berkaitan dengan mata pelajaran geografi. Pembelajaran di
sekolah menuntut siswa untuk berpikir analitis, pada kenyataannya sedikit siswa
yang memiiki kemampuan berpikir analitis di mata pelajaran geografi. Siswa masih
cenderung banyak menghafalkan materi bukan memahami sehingga kemampuan
berpikir anaitis mereka kurang terlatih.
Pada pembelajaran geografi untuk melatih dan meningkatkan kemampuan
berpikir analitis masih banyak ditemui kendala, karena penerapan model
pembelajaran yang digunakan tidak sesuai, seperti yang ditemui di kelas XI IPS 5
SMAN 1 TUMPANG. Kelas XI IPS 5 merupakan salah satu kelas di SMAN 1
TUMPANG yang dipilih sebagai subjek penelitian ini. Kelas ini memiliki
karakteristik siswa yang cukup kondusif dan memiiki kemampuan kognitif yang
cukup baik dibandingkan dengan empat kelas XI IPS lainnya. Hal tersebut
dibuktikan dengan perolehan hasil belajar siswa kelas XI IPS 5 dengan kelas XI
IPS yang lain pada materi sumber daya alam . Selain itu jumlah keseluruhan siswa
pada kelas ini yaitu 34 siswa, dari jumlah tersebut merupakan jumlah paling banyak
1
2
Aspek sarana dan prasarana, Sarana dan prasarana dalam proses belajar
mengajar sangat diperlukan untuk keberlangsungan belajar yang nyaman. Sarana
dan prasarana di sekolah sudah terpenuhi dengan baik. Pemenuhan sarana-
prasarana dilihat dari adanya LCD (proyektor) di kelas, kondisi kelas yang bersih
yang mampu menunjang pembelajaran di kelas. Sarana dan prasaran seperti buku
paket geografi revisi K13 di perpustakaan sudah tersedia sebanding dengan jumlah
siswa sehingga masing-masing siswa diberikan buku paket geografi. Aspek sarana
dan prasarana bukan menjadi penyebab rendahnya kemampuan berpikir analitis.
merupakan masalah yang nyata, dengan ini siswa bisa terdorong untuk fokus dan
berpikir analitis.
Berdasarkan uraian di atas beserta kajian permasalahan dan solusi, peneliti
melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning berbantu Media Video untuk
Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analitis Siswa Kelas XI IPS 5 di SMAN 1
TUMPANG”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
berbantu media video dapat meningkatkan kemampuan berpikir analitis siswa pada
Siswa Kelas XI IPS 5 di SMAN 1 TUMPANG ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikaji maka tujuan yang dicapai dalam
penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir analitis
siswa kelas XI IPS 5 SMAN 1 TUMPANG pada materi Keragaman Budaya sebagai
Identitas Nasional Indonesia dengan menerapkan model Problem Based Learning
berbantu media video
D. Manfaat Peneitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lain yang terkait antara lain
sebagai berikut:
a. Bagi Guru
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan masukan yang berguna untuk
guru sebagai tenaga pengajar, agar guru dapat menerapkan model pembelajaran
yang lebih bervariasi, serta meningkatkan kemampuan profesional guru dalam
mengajar untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis siswa melalui
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning.
b. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dalam usaha peningkatan
kualitas pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning pada semua pelajaran terutama mata pelajaran Geografi.
7
KAJIAN PUSTAKA
Di dalam bab kajian pustaka ini membahas tentang minat belajar,
kemampuan berpikir analitis, model pembelajaran Problem Based Learning,
karakteristik materi kebudayaan, media video, dan kaitan antara model
pembelajaran Problem Based Learning berbantu media video dengan kemampuan
berpikir analitis.
A. Kemampuan Berpikir Analitis
Bagian ini akan menjelaskan tentang pengertian berpikir, kemampuan berpikir
analitis, faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir analitis, dan indikator
kemampuan berpikir analitis.
1. Pengertian Berpikir
Berpikir adalah suatu proses pengoperasian otak manusia untuk
menyelesaikan permasalahan dalam hidupnya serta berpikir melibatkan aktivitas
yang menghasilkan suatu ide-ide menarik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
ahli yang menyatakan bahwa ”berpikir merupakan suatu proses yang melibatkan
suatu pengelolaan operasi mental tertentu yang berlaku dalam pikiran atau sistem
kognitif seseorang yang bertujuan menyelesaikan masalah, mengubah representasi
informasi ke bentuk baru dan berbeda yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan,
memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu” (Latipah, 2012:18). Pendapat
lain dikemukakan oleh Carr (2011:6) yang menyatakan bahwa berpikir adalah
kesadaran dalam memahami, membuat alasan, menilai, dan menyimpan suatu atau
informasi atau pengetahuan yang diperoleh melalui pencarian, penambahan dan
penyimpanan informasi itu sendiri.
9
10
Variabel Indikator
Kemampuan berpikir analitis memberikan alasan mengapa sebuah
jawaban atau pendekatan adalah
masuk akal
memberikan solusi/pemecahan
masalah atas sebuah permasalahan
meramalkan atau menggambarkan
kesimpulan atau putusan dari
informasi yang sesuai
Menggunakan data yang mendukung
untuk menjelaskan mengapa cara
yang digunakan dalam jawaban
adalah benar
Mampu mengenali serta
membedakan faktor penyebab dan
akibat dari semua skenario yang
rumit.
Sumber: Krathwohl (2002) dan Ruseffendi (1988) dalam Yuli (2014)
geografi lebih menekankan pada permasalahan nyata yang harus dipecahkan oleh
siswa, sehingga dengan mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir analitis
dan memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Kekurangan dalam model pembelajaran Problem Based Learning yang
harus diantisipasi oleh guru menurut Sanjaya (2011) adalah sebagai berikut.
1) Jika suatu saat siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka
mereka akan enggan mencoba; 2) keberhasilan model pembelajaran ini
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan; 3) tanpa pemahaman
mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Pada kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning ini diharapkan
guru mampu mengantisipasi dampak yang ditimbulkan. Suatu tujuan pembelajaran
dapat tercapai apabila guru terus memotivasi siswa untuk aktif dalam mengikuti
pelajaran dan memperhatikan sintaks model pembelajaran yang diterapkan.
Pengalokasian waktu yang tepat dan pengelolaan kelas yang baik dapat mengatasi
kelemahan pada model pembelajaran Problem Based Learning. Selain itu
mengantisipasi kelemahan pada poin ketiga, guru membantu siswa dalam
memahami ataupun mengerti mengenai permasalahan yang diberikan untuk
memberikan solusi yang tepat.
2. Media Video
Media video merupakan salah satu media pembelajaran yang mengandung materi
instrusional yang dapat didengar dan dilihat. Media video dalam penelitian ini
memiliki posisi sebagai media bantu dalam model pembelajaran Problem Based
Learning yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir analitis. Pada
sub bahasan ini akan dikaji mengenai pengertian media pembelajaran yaitu media
video serta kelebihan dan kekurangannya. Adapun penjelasan lebih lengkap
mengenai media video sebagai berikut.
Kata ”media” berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Jika ditinjau dari arti kata media adalah kata
jamak dari medium yang berarti perantara atau pengantar terjadinya komunikasi.
(Raharjo, dalam Miarso:1984). Menurut Association of Education and
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau yang
disingkat dengan PTK. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir
analitis siswa kelas XI IPS 5 SMAN 1 TUMPANG. PTK direncanakan dilakukan
dengan beberapa siklus, yaitu terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Pemilihan tindakan karena adanya permasalahan yang ada di kelas
yang diteliti adalah rendahnya kemampuan berpikir analitis siswa di dalam kelas
XI IPS 5 SMAN 1 TUMPANG. Langkah-langkah tindakan kelas yang dilakukan
oleh peneliti sebagai berikut.
1) Observasi awal
Kegiatan observasi awal dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang ada pada
kelas yang dilakukan penelitian. observasi dilakukan sebagai bentuk kegiatan pra-
tindakan sebelum peneliti melakukan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan.
Kegiatan ini berupa wawancara kepada guru bidang studi geografi di SMAN 1
TUMPANG yang dilakukan peneliti. Selanjutnya peneliti melakukan pengamatan
saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas XI IPS 5. Dari hasil pengamatan
dan wawancara dapat diketahui permasalahan yang ada di kelas tersebut adalah
lemahnya kemampuan analisis siswa terhadap materi pelajaran geografi.
2) Perencanaan
Kegiatan perencanaan ini merupakan kegiatan awal sebelum kegiatan pelaksanaan.
Kegiatan ini meliputi pembuatan instrumen berupa lembar observasi, RPP, catatan
lapangan, dan tes kemampuan berpikir analitis pada akhir pembelajaran.
3) Pelaksanaan
Pada kegiatan pelaksanaan peneliti melakukan tindakan yang telah direncanakan
sesuai pada tahap perencanaan tindakan. Dalam hal ini peneliti sebagai observer
mulai mengobservasi keadaan kelas selama proses belajar mengajar berlangsung.
Selain itu peneliti juga berperan sebagai guru dan fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran.
25
4) Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti bersama guru mata pelajaran Geografi
SMAN 1 TUMPANG serta dua observer lain untuk mendiskusikan kelemahan dan
kelebihan pembelajaran yang berlangsung. Selain itu juga melakukan analisis
mengenai kekurangan dan kelebihan pelaksanaan tindakan. Tahapan refleksi
meliputi kegiatan memahami, menjelaskan, dan menyimpulkan data.
B. Kehadiran Peneliti di Lapangan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas sehingga, kehadiran
peneliti sangat diperlukan di tempat penelitian sebagai perencana, dimana peneliti
bertindak sebagai pemberi tindakan. Peneliti bertindak sebagai pengajar yang
membuat rancangan pembelajaran selama kegiatan pembelajaran. Selain itu peneliti
juga bertindak sebagai pelaksana, pengumpul data, penganalisis data, pemberian
tindakan dan pembuat laporan hasil penelitian. Sebagai perencana, peneliti sebelum
melakukan tindakan yaitu berdiskusi dengan guru mata pelajaran geografi XI IPS
5 SMAN 1 TUMPANG. Peneliti dibantu oleh guru mata pelajaran Geografi serta
rekan sejawat sebagai observer.
C. Kancah Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMAN 1 TUMPANG yang berlokasi
di Jalan Kamboja no. 10 Kelurahan Malangsuko Kecamatan Tumpang Kabupaten
Malang. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada tanggal 25 Februari 2019 sampai
dengan 25 April 2019 semester genap tahun ajaran 2018/2019 dalam bagian materi
Keragaman Budaya sebagai Identitas Nasional
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada pada penelitian ini adalah siswa siswa kelas XI IPS 5 SMAN
1 TUMPANG tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa 34 siswa, yaitu 10
siswa Laki-laki dan 24 Perempuan.
E. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas guru
dan siswa dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan
hasil tes kemampuan berpikir analitis siswa yang dilaksanakan setiap akhir
pemberian tindakan/siklus. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
IPS 5 SMAN 1 TUMPANG untuk memperoleh data mengenai kemampuan berpikir
analitis siswa pada materi Dinamika Kependudukan.
26
F. Pengumpulan Data
Prosedur yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi merupakan tahap awal yang digunakan dalam penelitian ini. Observasi
dilakukan pada saat pra-tindakan dan pelaksanaan tindakan. Observasi pada saat
pra-tindakan dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian. Observasi pra-
tindakan dilakukan peneliti untuk mengetahui kondisi siswa selama mengikuti
pembelajaran Geografi. Observasi pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh
observer yang mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
Observasi bertujuan untuk mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan yang dilakukan oleh peneliti. Hasil observasi berupa minat belajar dan
kemampuan berpikir analitis siswa pada saat proses pembelajaran.
2. Tes
Tes adalah bahan tertulis yang digunakan sebagai alat ukur. Tes ini digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir analitis siswa dalam memahami materi yang telah
disampaikan dan dilakukan setiap akhir siklus. Teknik pengumpulan data melalui
tes ini dimaksudkan untuk mengukur ada peningkatan kemampuan berpikir analitis
siswa ataukah tidak dalam segala aspek yang nantinya menjadi tolak ukur dari hasil
kemampuan berpikir analitis siswa yang bersangkutan. Tes ini berupa tes tulis yaitu
tes objektif. Siswa dikatakan telah tercapai dalam kemampuan berpikir analitis jika
jawabannya sesuai dengan indikator kemampuan berpikir analitis.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksudkan berupa gambar atau foto-foto kegiatan siswa dan
kegiatan guru selama proses kegiatan belajar berlangsung. Hasil dari dokumentasi
tersebut, digunakan untuk melengkapi data dari hasil penelitian tindakan kelas yang
dilakukan. Foto adalah data dari hasil pembelajaran yang ditampilkan secara visual.
Foto dijadikan bukti otentik bahwa proses pembelajaran telah dilakukan
G. Instrumen Penelitian
Berikut ini merupakan instrument yang akan digunakan untuk penelitian.
1. Lembar Soal
Tes dilakukan untuk mengetahui ketercapaian kemampuan berpikir analitis siswa.
Penilaian digunakan untuk memperoleh data, yaitu dengan pemberian tes yang
27
1. Persiapan Penelitian
a. Peneliti melakukan observasi sebelum melakukan tindakan (pra-tindakan)
proses pembelajaran dengan model Problem Based Learning di lokasi
penelitian yaitu SMAN 1 TUMPANG, baik mengenai jumlah siswa dan
permasalahan yang terjadi dengan mengamati kondisi kelas pada waktu
pembelajaran Geografi berlangsung.
b. Peneliti menyusun instrument penelitian berupa lembar observasi, RPP,
Lembar Kegiatan Siswa, catatan lapangan, dan soal tes kemampuan
berpikir analitis pada akhir pembelajaran.
2. Pelaksanaan Penelitian
1) Pelaksanaan Tindakan
29
c Pelaksanaan siklus I
Observasi awal Perencanaan siklus I di kelas XI IPS 5
Refleksi siklus I
Siklus I
Pengamatan siklus I
Pengamatan siklus
II
Siklus selanjutnya
?
30
pamong mata pelajaran terkait kurikulum, penentuan materi, dan bahan ajar
siklus I, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I dan
mempersiapkan instrument soal tes siklus I untuk mengukur kemampuan
berpikir analitis siswa kelas XI IPS 5.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan ini peneliti menerapkan tindakan sesuai
perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan ini
meliputi: 1) Orientasi siswa terhadap masalah, siswa dijelaskan mengenai
tujuan pembeajaran yang hendak dicapai sesuai dengan langkah – langkah
PBL dan mengarahkan fokus siswa kepada masalah yang akan didiskusikan;
2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar, siswa dibentuk kelompok –
kelompok kecil yang beranggotakan tidak lebih dari 4 orang secara
heterogen; 3) Membimbing penyelidikan, guru membimbing
siswakelompoknya, mulai dari menentukan informasi dan sumber informasi
dan sumber informasi yang diperlukan, serta membagi tugas untuk proses
pengumpulan informasi antar anggota dalam kelompoknya 4)
Mengembangkan dan menyajikan hasil, guru membimbing siswa dalam
mengolah informasi yang diperoleh ke dalam bentuk laporan hasil
penyelidikan untuk selanjutnya didiskusikan dengan cara kelompok di
depan kelas; 5) Evaluasi, guru bersama siswa melakukan evaluasi dan
refleksi terhadap keseluruhan proses penyeidikan dari awal hingga akhir.
Tahap pelaksanaan tindakan ini merupakan tahap yang menentukan.
Pada akhir pembelajaran di dalam kelas, peneliti memberikan soal tes yang
digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir analitis berdasarkan
tindakan yang baru saja dilakukan
c. Observasi siklus I
Selama tahap observasi siklus I, peneliti dibantu dengan observer
mengamati keterlaksanaan model Problem Based Learning. Dalam ha ini
observer yaitu gru pamong dan rekan mahasiswa geografi. Selain
keterlaksanaan tindakan, hal lain yang diamati yaitu segala aktivitas siswa
selama pembelajaran dengan mencatatnya dalam lembar keterlaksanaan
32
Data yang telah dihitung menggunakan rumus disajikan ke dalam tabel format
peningkatan kemampuan berpikir analitis siswa sebagai berikut.
Tabel 3.2 Format Perbandingan Rata – rata Nilai Berpikir Analitis Siswa
Siklus I …. - -
Siklus II …. …. ….
Rata –rata nilai kemampuan berpikir analitis juga disajikan dalam bentuk
tabel maupun grafik. Tabel digunakan untuk menyajikan perbandingan rata-rata
nilai kemampuan berpikir analitis siklus I dan siklus II. Sedangkan grafik
digunakan untuk memperjelas terjadinya peningkatan nilai rata-rata setelah
dilakukan tindakan dengan model Problem Based Learning.
DAFTAR RUJUKAN
Amer, Ayman. 2005. Analytical Thingking. Mesir: CAPSU. Dari pathways,
(online),
(http://www.pathways.cu.edu.eg/library/subpages/training_courses/DTM
S-PPP/Analytical-Dr.Ayman.pdf) diakses pada tanggal 20 Juli 2018
Andi, Muhammad. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Kemampuan Berpikir Analitis Siswa Pada
Mata Pelajaran Geografi Kelas X-4 MAN Mojokerto. Skripsi tidak
diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bloom, Benjamin et all. 1979. Taxonomi of Educational Objectives The
Classification of Educational goals Handbook I Cognitive Domain.
London: Longman Inc.
Carr, Karen. 2011. Thingking Skills For Strategic Capability. USA : Cranfield
University. Dari
Researchgate(Online),N(https://www.researchgate.net/profile/Karen_C
arr5/publication/280876197_Thingking_Skills_for_Strategic_Capabiliti
y/links/55c9b13308aeca747d672e67.pdf). Diakses pada tanggal 20 Juli
2018
Djiwandono, P. Istiarto. 2013. Kemampuan Analisis Sebagai Bekal Bernalar
Kritis. Malang: Malang Pos. Elu, Armandus. 2016. Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Hidrosfer
Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 9
Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang. Universitas Negeri Malang.
Fadhilah, Nur. 2016. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Dan Kemampuan Berpikir Analitis Siswa
Kelas XI IPS MA PUTRI NURUL MASYITOH Lumajang. Skripsi tidak
diterbitkan. Malang. Universitas Negeri Malang.
Hakim, Puguh dan Joko. 2015. Pengaruh Model Guided Discovery Learning
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Sma Negeri 8
35